Karakter minke adalah pribumi yang cerdas dan berani melawan penindasan terhadap
dirinya. Ia diperolok temannya karena kulitnya berbeda dengan temannya keturunan
belanda. Minke sangat mengagungkan eropa dan melupakan budayanya karena merasa
eropa jauh lebih baik dalam segala hal.
Namun seiring berjalannya waktu Tuan Mellema ternyata sangat saying pada Nyai
Ontosoroh. Dari sang suami pula Nyai Ontosoroh belajar tentang perusahaan hingga
benar-benar berpengalaman sampai seluruh perusahaan yang mengendalikan adalah
Nyai Ontosoroh meskipun pada akhirnya .
Suatu hari Minke diminta Nyai Ontosoroh untuk datang kembali ke Wonokromo karena
sejak kepergiannya Annelies sering melamun dan pekerjaannya banyak yang salah.
Minke menjadi tempat curahan hati Annelies ia bercerita tentag keluarganya bahwa
karena suatu hal ayahnya yang dulu baik berubah karena suatu hal. Yaitu saat anak
papanya datang dan memperolok papanya serta menghina mamanya dan menuntut
haknya.
Sejak itu sang papa jarang pulang dan Nyai Ontosoroh yang mengurus seluruh
perusahaan dan perkebunan. Minke semakin dekat dengan keluarga itu. Bahkan Minke
dan Annelies diperbolehkan tidur bersama satu ranjang.
Minke dikejutkan saat suatu pagi ia dijemput agen polisi untuk dibawa ke kantor polisi,
kemudian Minke naik dokar dan ternyata menuju ke gedung bupati kota B. Ternyata
saat itu adalah saat ayah Minke diangkat menjadi bupati.
Ayahhanda Minke sangat marah karena Minke tak pernah membalas surat dari sang
ayah. Selesai berurusan di kota B, Minke kembali ke Surabaya. Namun, karena suatu hal
demi menjaga kebaikan semuanya Minke tidak ke Wonokromo.
Suatu hari Minke mendapat kabar bahwa Annelies sakit keras karena merindukan
Minke. Nyai Ontosoroh memasrahkan Annelies pada Minke. Setelah kedatangan Minke
Annelies sembuh. Berbagai masalah datang dalam kehidupan Minke dan Annelies.
Minke melanjutkan pendidikannya hingga lulus sebagai lulusan terbaik H.B.S ia tak
menyangka seorang pribumi berada diatas eropa. Dan di hari bahagia itu minke dan
annelies mengumumkan pernikahannya. Pesta pernikahan besar-besaran digelar
dengan tata cara islam.
Enam bulan telah terlewati. Keluarga itu lagi-lagi dihantam badai. Annelies dan Nyai
menghadap ke pengadilan putih yang memutuskan semua hak-hak kuasa kekayaan
Tuan Mallema jatuh pada anak kandungnya.
Hal itu membuat keluarga itu sangat terkejut. Juga surat yang menunjukkan bahwa
Mauris Mellema menjadi wali bagi Annelies. Dan pengasuhnya di Nederland. Hal ini
membuat Minke hampir pingsan.
Sejak saat itupun kesehatan Annelies mulai terganggu. Nyai sudah menyepa advokat
untuk membantu. Inilah perkara bangsa kulit putih yang menelan pribumi. Nyai dan
Minke tak ingin menyerah dalam perkara ini.
Sumber: https://gudangbacabuku.blogspot.com/2019/02/bumi-manusia-pramoedya.html