Anda di halaman 1dari 18

I.

Identitas Buku
A. Judul Buku : Jejak Lankah
B. Penulis : Pramoedya Ananta Toer
C. Penerbit : Lentera Dipantara
D. Tahun Terbit : 1985
E. Cetakan : 1985
F. Tempat Terbit : Jakarta Timur
II. Sinopsis
Novel ini merupakan puncak dari kisah seorang Minke.Jadi, jangan anggap Anda mendapatkan keseluruhan inti Tetralogi Pulau Buru bila
belum membaca seri ketiga ini.Pada novel ini, Minke akhirnya benar-benar meninggalkan Nyai Ontosoroh dan sekolah di Batavia.Ia masuk sekolah
dokter yang kala itu dinilai kurang prestige untuk anak seorang bupati. Tapi sebelum berhasil menggapai cita-citanya, ia mengalami suatu kesulitan
karena harus mengurus istri barunya, Mei. Ia sering membolos dan bahkan melanggar aturan yang ditetapkan sekolahnya. Ia akhirnya dikeluarkan
dari sekolahnya. Tujuannya menjadi dokter gagal total.

Kehadiran Mei, istrinya dari Tiongkok, memang mencuri perhatian. Tapi Mei bukan sekedar gadis kurus nan cantik dari China. Mei adalah
pejuang pembebasan untuk negerinya. Kehadirannya di Hindia adalah untuk membantu perjuangan kawan-kawannya di Tiongkok sana. Ia ke
Hindia agar Tionghoa di Indonesia mendukung angkatan muda melawan angkatan tua di China. Dari Mei, Minke dipanas-panasi untuk mendirikan
organisasi pribumi. Mei juga meminta agar suaminya tidak hanya menjadi dokter.Ia ingin suaminya bekerja untuk pembebasan pribumi (Hindia
Belanda) sebagaimana Mei berorganisasi untuk kaumnya sendiri yang juga dicengkeram imperialisme dan feodalisme.

Apa yang diucapkan Mei selaras dengan yang diserukan oleh salah seorang dokter pensiunan Jawa yang meminta agar pribumi membentuk
organisasi. Sebab kala itu, pribumi tak memiliki organisasi sama sekali, sedangkan golongan lain sudah memilikinya. Akibatnya pribumi terlunta-
lunta.Sekolah minim dan ekonomi pun terdesak.Dengan organisasi, pribumi bisa saling membantu, mendirikan sekolah, sekaligus mengkritik
pemerintah kolonial.
Ironisnya, Minke baru mulai mendirikan organisasi setelah istrinya meninggal. Sang istri yang nama aslinya tak diketahui Minke itu meninggal
karena komplikasi setelah letih bekerja untuk organisasinya. Dan karena terlalu lama mengurus sang istri yang sakit, Minke dikeluarkan dari
sekolah. Namun semangatnya tak padam.

Setelah dikeluarkan, ia pertama-tama mendirikan Syarikat Priyayi, sebuah perserikatan dari kalangan kaya dan terpelajar pribumi untuk
kepentingan pribumi secara umum. Perserikatan ini gagal namun mampu menghasilkan mingguan pertama pribumi, Medan Priyayi.Di masa-masa
ini, Minke juga berkenalan dengan seorang putri raja dari Maluku yang dibuang ke Jawa karena dianggap berbahaya oleh Belanda.Putri itu
bernama Princess Kasiruta.Ia akhirnya menikah dengan gadis yang usianya belum dua puluh tahun itu. Pilihan ini ia ambil setelah sebelumnya
dijodohkan oleh Maysaroh oleh Nyai Ontosoroh. May menolak secara halus karena lebih suka hidup di Prancis, bukan di Hindia. Nyai Ontosoroh
sendiri saat itu dikisahkan sudah menikah dengan Jean Marais dan pergi ke Prancis untuk tinggal di sana.

Kembali dalam kehidupan organisasi, Minke menyadari kesalahannya di Medan Priyayi.Ia sadar ia telah salah membentuk organisasi untuk
kaum priyayi. Menurutnya, priyayi tak bisa diandalkan karena sudah begitu nyaman di bawah ketiak Belanda sambil sama-sama menekan pribumi
jelata. Ketika ada organisasi lain melakukan hal serupa (Boedi Oetomo) dan bahkan menggunakan asas satu bangsa (jawa), ia mengungkapkan
keskeptisannya. Sebab selain masalah “priyayi”, ia sadar bahwa Hindia terdiri dari banyak bangsa. Namun ternyata Boedi Oetomo mampu
membangun sekolah-sekolah untuk pribumi.

Selang beberapa waktu kemudian, ada masalah baru di Hinda Belanda terkait persoalan ekonomi.Para borjuis pribumi terdesak oleh borjuis
Eropa, Arab, dan China.Maka Minke mengisyaratkan dibangunnya organisasi baru, Syarikat Dagang Islamiyah.SDI awalnya menerima anggota
Arab.Namun, pada akhirnya ketika kepentingan pedagang Arab membuat pribumi tertekan, diputuskan bahwa SDI adalah organisasi untuk pribumi
dan menomorsatukan pribumi. SDI pada perkembangannya juga pecah ketika ada masalah dengan petani pribumi.Kala itu, petani semakin diperas
oleh Belanda tanpa ada satu pihak pun membantunya.SDI terbagi dua kelompok karena ini, yakni SI dan SDI.Minke dan SI (Sarekat Islam)
memutuskan bahwa kepentingan petani adalah kepentingan SI.Sedangkan SDI menganggap kepentingan petani bukan kepentingannya.

Minke melaju pesat dengan SI dan Medan Priyayi.Istrinya, Princes Kasiruta juga didorong untuk mendirkan pers wanita pertama di Hinda
Belanda.Sang istri juga begitu berapi-api saat membahas kematian Kartini yang begitu dikaguminya.

Meski SI tumbuh pesat, namun dengan suaranya yang demikian keras menyeru para pribumi, akhirnya ia dianggap membahayakan banyak
pihak, termasuk golongan Indo. Indo adalah golongan hasil kawin campur pribumi dan Eropa.Mereka adalah warga kelas 2 (setara dengan Arab
dan China).Kalangan Indo sering memiliki inferiority complex saat berhadapan dengan totok dan superiority complex saat berhadapan dengan
pribumi.Kaum Indo acapkali membela pemerintah Belanda dan membantu penindasan terhadap pribumi.Berbeda dengan kelompok Arab dan
China, kaum ini juga hidup bergantung pada kolonial.Mereka tak berdagang seperti China dan Arab maupun tak bertani seperti pribumi.Mereka
menjadi pejabat-pejabat kolonial yang tugasnya secara langsung menindas pribumi.Kelompok ini bahkan memiliki satu geng khusus yang sering
menyerang SI dan Medan Priyayi.Dan yang membuat Minke kaget, penyerangnya diketuai oleh musuh lamanya, Robert Suurof. (catatan: tak
semua Indo buruk, salah seorang sahabat Minke di Medan Priyayi adalah orang Indo sendiri).

Persoalan dengan Suurof dan kalangan indo memang membuat pening.Minke bahkan pernah dikeroyok oleh gerombolan tersebut menggunakan
cambuk.Tak cukup, Suurof dan kawan-kawan juga membuntuti Minke untuk membunuhnya. Beruntung, Princess berhasil melumpuhkan Suurof
dan kawanannya dengan beberapa kali tembakan.
Minke jelas kaget.Ia kaget dibuntuti Suurof, dan kaget pula mendapati sosok yang ia duga istrinya menjadi pembunuh geng Indo tersebut.
Jalan Minke sendiri akhirnya terhenti meski Suurof tak membuat ulah.Ia dijebak dalam utang yang tak tahu asal usulnya. Perusahaannya disita,
Medan hancur, dan ia dibuang ke wilayah timur meninggalkan istrinya

III. Struktur Novel


Kutipan Struktur Keterangan
Novel ini merupakan puncak dari kisah seorang Minke.
Jadi, jangan anggap Anda mendapatkan keseluruhan
inti Tetralogi Pulau Buru bila belum membaca seri
ketiga ini. Pada novel ini, Minke akhirnya benar-benar
meninggalkan Nyai Ontosoroh dan sekolah di Batavia.
Berisi Penjelasan tentang Minke yang meninggalkan
Ia masuk sekolah dokter yang kala itu dinilai kurang
Orientasi Nyai Ontosoroh dan bersekolah di Batavia namun
prestige untuk anak seorang bupati. Tapi sebelum
tujuannya menjadi dokter gagal total
berhasil menggapai cita-citanya, ia mengalami suatu
kesulitan karena harus mengurus istri barunya, Mei. Ia
sering membolos dan bahkan melanggar aturan yang
ditetapkan sekolahnya. Ia akhirnya dikeluarkan dari
sekolahnya. Tujuannya menjadi dokter gagal total.
Kehadiran Mei, istrinya dari Tiongkok, memang Pada bagian ini menyajikan tentang kehadiran Mei,
Pengungkapan Peristiwa
mencuri perhatian. Tapi Mei bukan sekedar gadis kurus istrinya dari Tiongkok yang memanas-manasi minke
nan cantik dari China. Mei adalah pejuang pembebasan untuk mendirikan organisasi pribumi dan meminta
untuk negerinya. Kehadirannya di Hindia adalah untuk Minke tidak hanya bekerja menjadi dokter.
membantu perjuangan kawan-kawannya di Tiongkok
sana. Ia ke Hindia agar Tionghoa di Indonesia
mendukung angkatan muda melawan angkatan tua di
China. Dari Mei, Minke dipanas-panasi untuk
mendirikan organisasi pribumi. Mei juga meminta agar
suaminya tidak hanya menjadi dokter. Ia ingin
suaminya bekerja untuk pembebasan pribumi (Hindia
Belanda) sebagaimana Mei berorganisasi untuk
kaumnya sendiri yang juga dicengkeram imperialisme
dan feodalisme.

Apa yang diucapkan Mei selaras dengan yang  Salah seorang dokter pensiunan Jawa yang
diserukan oleh salah seorang dokter pensiunan Jawa meminta agar pribumi membentuk organisasi
yang meminta agar pribumi membentuk organisasi.  Minke baru mulai mendirikan organisasi setelah
Sebab kala itu, pribumi tak memiliki organisasi sama Menuju Konflik istrinya meninngal
sekali, sedangkan golongan lain sudah memilikinya.  Minke dikeluarkan dari sekolah akibat terlalu
Akibatnya pribumi terlunta-lunta. Sekolah minim dan lama mengurus sang istri yang sakit
ekonomi pun terdesak. Dengan organisasi, pribumi bisa  Setelah mendirikan Syarikat Priyayi, Minke
saling membantu, mendirikan sekolah, sekaligus menikahi putri raja dari Maluku yang bernama
mengkritik pemerintah kolonial. Princess Kasiruta, sebelum ia dijodohkan dengan
Ironisnya, Minke baru mulai mendirikan organisasi Maysoroh oleh Nyai Ontosoroh
setelah istrinya meninggal. Sang istri yang nama  Minke sadar telah salah membentuk organisasi
aslinya tak diketahui Minke itu meninggal karena untuk kaum priyayi yang tidak bisa diandalkan
komplikasi setelah letih bekerja untuk organisasinya. karena sudah begitu nyaman di bawah ketiak
Dan karena terlalu lama mengurus sang istri yang sakit, Belanda sambil sama-sama menekan pribumi
Minke dikeluarkan dari sekolah. Namun semangatnya jelata
tak padam.
Setelah dikeluarkan, ia pertama-tama mendirikan
Syarikat Priyayi, sebuah perserikatan dari kalangan
kaya dan terpelajar pribumi untuk kepentingan pribumi
secara umum. Perserikatan ini gagal namun mampu
menghasilkan mingguan pertama pribumi, Medan
Priyayi. Di masa-masa ini, Minke juga berkenalan
dengan seorang putri raja dari Maluku yang dibuang ke
Jawa karena dianggap berbahaya oleh Belanda. Putri
itu bernama Princess Kasiruta. Ia akhirnya menikah
dengan gadis yang usianya belum dua puluh tahun itu.
Pilihan ini ia ambil setelah sebelumnya dijodohkan
oleh Maysaroh oleh Nyai Ontosoroh. May menolak
secara halus karena lebih suka hidup di Prancis, bukan
di Hindia. Nyai Ontosoroh sendiri saat itu dikisahkan
sudah menikah dengan Jean Marais dan pergi ke
Prancis untuk tinggal di sana.
Kembali dalam kehidupan organisasi, Minke
menyadari kesalahannya di Medan Priyayi. Ia sadar ia
telah salah membentuk organisasi untuk kaum priyayi.
Menurutnya, priyayi tak bisa diandalkan karena sudah
begitu nyaman di bawah ketiak Belanda sambil sama-
sama menekan pribumi jelata. Ketika ada organisasi
lain melakukan hal serupa (Boedi Oetomo) dan bahkan
menggunakan asas satu bangsa (jawa), ia
mengungkapkan keskeptisannya. Sebab selain masalah
“priyayi”, ia sadar bahwa Hindia terdiri dari banyak
bangsa. Namun ternyata Boedi Oetomo mampu
membangun sekolah-sekolah untuk pribumi.
Selang beberapa waktu kemudian, ada masalah baru di
Hinda Belanda terkait persoalan ekonomi. Para borjuis
pribumi terdesak oleh borjuis Eropa, Arab, dan China.
Maka Minke mengisyaratkan dibangunnya organisasi
baru, Syarikat Dagang Islamiyah. SDI awalnya
menerima anggota Arab. Namun, pada akhirnya ketika
kepentingan pedagang Arab membuat pribumi tertekan,
diputuskan bahwa SDI adalah organisasi untuk pribumi
dan menomorsatukan pribumi. SDI pada
perkembangannya juga pecah ketika ada masalah
dengan petani pribumi. Kala itu, petani semakin
diperas oleh Belanda tanpa ada satu pihak pun
membantunya. SDI terbagi dua kelompok karena ini,
yakni SI dan SDI. Minke dan SI (Sarekat Islam)
memutuskan bahwa kepentingan petani adalah
kepentingan SI. Sedangkan SDI menganggap
kepentingan petani bukan kepentingannya.
Minke melaju pesat dengan SI dan Medan Priyayi.
Istrinya, Princes Kasiruta juga didorong untuk
mendirkan pers wanita pertama di Hinda Belanda. Sang
istri juga begitu berapi-api saat membahas kematian
Kartini yang begitu dikaguminya.
Meski SI tumbuh pesat, namun dengan suaranya yang
demikian keras menyeru para pribumi, akhirnya ia
dianggap membahayakan banyak pihak, termasuk
golongan Indo. Indo adalah golongan hasil kawin
campur pribumi dan Eropa. Mereka adalah warga kelas
2 (setara dengan Arab dan China). Kalangan Indo
sering memiliki inferiority complex saat berhadapan
dengan totok dan superiority complex saat berhadapan
dengan pribumi. Kaum Indo acapkali membela
pemerintah Belanda dan membantu penindasan
Puncak Konflik
terhadap pribumi. Berbeda dengan kelompok Arab dan
China, kaum ini juga hidup bergantung pada kolonial.
Mereka tak berdagang seperti China dan Arab maupun
tak bertani seperti pribumi. Mereka menjadi pejabat-
pejabat kolonial yang tugasnya secara langsung
menindas pribumi. Kelompok ini bahkan memiliki satu
geng khusus yang sering menyerang SI dan Medan
Priyayi. Dan yang membuat Minke kaget,
penyerangnya diketuai oleh musuh lamanya, Robert
Suurof. (catatan: tak semua Indo buruk, salah seorang
sahabat Minke di Medan Priyayi adalah orang Indo
sendiri).
Persoalan dengan Suurof dan kalangan indo memang
membuat pening. Minke bahkan pernah dikeroyok oleh
gerombolan tersebut menggunakan cambuk. Tak
cukup, Suurof dan kawan-kawan juga membuntuti
Minke untuk membunuhnya. Beruntung, Princess Penyelesaian (Resolusi) Penyelesaian permasalahan
berhasil melumpuhkan Suurof dan kawanannya dengan
beberapa kali tembakan. Minke jelas kaget. Ia kaget
dibuntuti Suurof, dan kaget pula mendapati sosok yang
ia duga istrinya menjadi pembunuh geng Indo tersebut
Jalan Minke sendiri akhirnya terhenti meski Suurof tak
membuat ulah. Ia dijebak dalam utang yang tak tahu Pada bagian akhir, Perjalanan Minke terhenti dengan
Koda
asal usulnya. Perusahaannya disita, Medan hancur, dan dijebak utang yang tak tahu asal usulnya.
ia dibuang ke wilayah timur meninggalkan istrinya
IV. Unsur Kebahasaan
No. Kaidah bahasa Kutipan teks
1. Kalimat bermakna lampau  Minke akhirnya benar-benar meninggalkan Nyai Ontosoroh dan
sekolah di Batavia
 Dari Mei, Minke dipanas-panasi untuk mendirikan organisasi
pribumi.
 Ia ingin suaminya bekerja untuk pembebasan pribumi (Hindia
Belanda) sebagaimana Mei berorganisasi untuk kaumnya sendiri
yang juga dicengkeram imperialisme dan feodalisme.
 Apa yang diucapkan Mei selaras dengan yang diserukan oleh
salah seorang dokter pensiunan Jawa yang meminta agar pribumi
membentuk organisasi.
 Sebab kala itu, pribumi tak memiliki organisasi sama sekali,
sedangkan golongan lain sudah memilikinya.
 Akibatnya pribumi terlunta-lunta.
 Dengan organisasi, pribumi bisa saling membantu mendirikan
sekolah, sekaligus mengkritik pemerintah kolonial.
 Setelah dikeluarkan, ia pertama-tama mendirikan Syarikat
Priyayi, sebuah perserikatan dari kalangan kaya dan terpelajar
pribumi untuk kepentingan pribumi secara umum.
 Perserikatan ini gagal namun mampu menghasilkan mingguan
pertama pribumi, Medan Priyayi.
 Pilihan ini ia ambil setelah sebelumnya dijodohkan oleh Maysaroh
oleh Nyai Ontosoroh.
 Nyai Ontosoroh sendiri saat itu dikisahkan sudah menikah dengan
Jean Marais dan pergi ke Perancis dan tinggal disana.
 Kembali dalam kehidupan organisasi, Minke menyadari
kesalahannya di Medan Priyayi.
 Ia sadar ia telah salah membentuk organisasi untuk kaum priyayi.
 Menurutnya, priyayi tak bisa diandalkan karena sudah begitu
nyaman di bawah ketiak Belanda sambil sama-sama menekan
pribumi jelata.
 Ketika ada organisasi lain melakukan hal serupa (Boedi Oetomo)
dan bahkan menggunakan asas satu bangsa (jawa), ia
mengungkapkan keskeptisannya.
 Sebab selain masalah “priyayi”, ia sadar bahwa Hindia terdiri dari
banyak bangsa.
 Namun ternyata Boedi Oetomo mampu membangun sekolah-
sekolah untuk pribumi.
 Para borjuis pribumi terdesak oleh borjuis Eropa, Arab, dan
China.
 Maka Minke mengisyaratkan dibangunnya organisasi baru,
Syarikat Dagang Islamiyah.
 SDI awalnya menerima anggota Arab.
 Namun, pada akhirnya ketika kepentingan pedagang Arab
membuat pribumi tertekan, diputuskan bahwa SDI adalah
organisasi untuk pribumi dan menomorsatukan pribumi.
 SDI pada perkembangannya juga pecah ketika ada masalah
dengan petani pribumi.
 Kala itu, petani semakin diperas oleh Belanda tanpa ada satu
pihak pun membantunya.SDI terbagi dua kelompok karena ini,
yakni SI dan SDI.
 Minke dan SI (Sarekat Islam) memutuskan bahwa kepentingan
petani adalah kepentingan SI Sedangkan SDI menganggap
kepentingan petani bukan kepentingannya.
 Minke melaju pesat dengan SI dan Medan Priyayi.
 Meski SI tumbuh pesat, namun dengan suaranya yang demikian
keras menyeru para pribumi, akhirnya ia dianggap
membahayakan banyak pihak, termasuk golongan Indo.
 Indo adalah golongan hasil kawin campur pribumi dan Eropa.
 Kalangan Indo sering memiliki inferiority complex saat
berhadapan dengan totok dan superiority complex saat
berhadapan dengan pribumi.
 Kaum Indo acapkali membela pemerintah Belanda dan
membantu penindasan terhadap pribumi.
 Berbeda dengan kelompok Arab dan China, kaum ini juga hidup
bergantung pada kolonial.
 Mereka tak berdagang seperti China dan Arab maupun tak bertani
seperti pribumi.
 Mereka menjadi pejabat-pejabat kolonial yang tugasnya secara
langsung menindas pribumi.
 Kelompok ini bahkan memiliki satu geng khusus yang sering
menyerang SI dan Medan Priyayi.
 Persoalan dengan Suurof dan kalangan indo memang membuat
pening.
 Minke jelas kaget.Ia kaget dibuntuti Suurof, dan kaget pula
mendapati sosok yang ia duga istrinya menjadi pembunuh geng
Indo tersebut.
2. Penggunaan konjungsi yang menyatakan urutan waktu  Ironisnya, Minke baru mulai mendirikan organisasi setelah
istrinya meninggal.
 Sang istri yang nama aslinya tak diketahui Minke itu meninggal
karena komplikasi setelah letih bekerja untuk organisasinya.
 Setelah dikeluarkan, ia pertama-tama mendirikan Syarikat
Priyayi, sebuah perserikatan dari kalangan kaya dan terpelajar
pribumi untuk kepentingan pribumi secara umum.
 Pilihan ini ia ambil setelah sebelumnya dijodohkan oleh
Maysaroh oleh Nyai Ontosoroh.
 Selang beberapa waktu kemudian, ada masalah baru di Hinda
Belanda terkait persoalan ekonomi.
 Kala itu, petani semakin diperas oleh Belanda tanpa ada satu
pihak pun membantunya.
3. Penggunaan kata kerja material  Jadi, jangan anggap Anda mendapatkan keseluruhan inti Tetralogi
Pulau Buru bila belum membaca seri ketiga ini
 Minke akhirnya benar-benar meninggalkan Nyai Ontosoroh dan
sekolah di Batavia
 Tapi sebelum berhasil menggapai cita-citanya, ia mengalami suatu
kesulitan karena harus mengurus istri barunya, Mei
 Ia sering membolos dan bahkan melanggar aturan yang ditetapkan
sekolahnya.
 . Kehadirannya di Hindia adalah untuk membantu perjuangan
kawan-kawannya di Tiongkok sana
 Ia ke Hindia agar Tionghoa di Indonesia mendukung angkatan
muda melawan angkatan tua di China
 Kaum Indo acapkali membela pemerintah Belanda dan membantu
penindasan terhadap pribumi
 Mereka tak berdagang seperti China dan Arab maupun tak
bertani seperti pribumi
 Minke bahkan pernah dikeroyok oleh gerombolan tersebut
menggunakan cambuk.Tak cukup, Suurof dan kawan-kawan juga
membuntuti Minke untuk membunuhnya
 Beruntung, Princess berhasil melumpuhkan Suurof dan
kawanannya dengan beberapa kali tembakan.
4. Penggunaan kalimat tidak langsung  Mei juga meminta agar suaminya tidak hanya menjadi dokter.Ia
ingin suaminya bekerja untuk pembebasan pribumi
 Apa yang diucapkan Mei selaras dengan yang diserukan oleh
salah seorang dokter pensiunan Jawa yang meminta agar pribumi
membentuk organisasi
 Ketika ada organisasi lain melakukan hal serupa (Boedi Oetomo)
dan bahkan menggunakan asas satu bangsa (jawa), ia
mengungkapkan keskeptisannya.
5. Penggunaan kata kerja mental
6. Penggunaan dialog
7. Penggunaan kata sifat

Anda mungkin juga menyukai