Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“ PERKEMBANGAN PENYESUAIAN DIRI INDIVIDU DAN

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN INDIVIDU “

DOSEN PENGAMPU : Dr. ZURAIDA LUBIS, M.Pd.,

Kons. / SYAHRIAL, S.Pd.,M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK XII :

1. TRIA.A MANULLANG : 4221111031


2. YEHESKIEL ERWIN TAMBUNAN : 4223111030

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022

1|Page
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunia-
Nya,penulisan Makalah ini dapat terselesaikan. Adapun makalah ini yaitu mengenai
“Perkembangan Penyesuaian Diri Individu dan Perkembangan Kepribadian Individu“.

Makalah ini kami susun dengan maksud sebagai tugas mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman
terhadap materi tersebut. Harapan kami, semoga setelah penyelesaian makalah ini kami
semakin memahami tentang bagaimana penulisan makalah yang baik dan benar. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Dr. Zuraida Lubis, M.Pd., Kons. / Syahrial, S.Pd.,M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah memberikan
tugas ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih sangat jauh dari kata
kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran serta bimbingan
dari dosen pengampu demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang, semoga karya
tulis Makalah ini bermanfaat bagi semuanya.

Medan, 19 Oktober 2022

Penulis

2|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN ....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II .......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN .......................................................................................................................6
2.1 Perkembangan Penyesuaian Diri Individu .......................................................................6
A. Penyesuaian Diri ............................................................................................................6
B. Penyesuaian Diri Menurut Para Ahli .............................................................................6
C. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri Pada Seseorang ........................7
D. Contoh Aspek Penyesuaian Diri ....................................................................................7
2.2 Perkembangan Kepribadian Individu..............................................................................8
A. Pengertian ......................................................................................................................8
B. Aspek Aspek-Aspek Kepribadian..................................................................................9
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepribadian .................................10
D. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Otoriter dengan Perkembangan Kepribadian
Siswa.................................................................................................................................13
E. Macam-Macam Karakteristik Kepribadian..................................................................14
F. Perkembangan kepribadian (posted underuncategorized)............................................15
BAB III....................................................................................................................................17
PENUTUP...............................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................17
3.2 Saran...............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pendidikan semakin berkembang dengan teknologi yang begitu
canggih menjadikan semua aspek di dalam hidup kita semakin berkembang dan
menjadikan pelajar lebih mengerti akan hakekat pendidikan untuk manusia indonesia
seutuhnya.
Penyesuaian diri pada dasarnya merupakan proses individu mampu menghadapi
situasi dan kondisi yang berubah. Seseorang merasa sesuai dengan situasi sosial dan
lingkungannya, sehingga dapat bergaul dan membina persahabatan dengan orang lain.
Penyesuaian diri merupakan tuntutan untuk dapat tetap diterima di masyarakat dan proses
yang melibatkan respon mental serta tingkah laku, untuk memenuhi kebutuhan yang tidak
bertentangan dengan norma masyarakat.

Masalah perkembangan sering kali tidak dapat dilepaskan dari masalah pertumbuhan.
Keduanya memang memiliki kesamaan dan ada hubungannya. Suatu pertumbuhan pada
akhirnya akan “selesai” semua organisme mencapai fisik murni, namun perkembangan
berlangsung terus menerus sepanjang hayat.

Dengan demikian, maka perkembangan adalah merupakan suatu proses terjadinya


perubahan-perubahan psikologis (sifat-sifat khas) secara terus menerus menuju ke suatu arah
yaitu organisasi atau struktur tingkah laku pada tingkat integrasi yang lebih tinggi melalui
proses belajar.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini kami akan menfokuskan pada beberapa masalah di bawah ini:
a. Apa itu penyesuaian diri?
b. Apa saja factor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri seseorang?
c. Apa saja contoh aspek penyesuaian diri?
d. Apa pengertian perkembangan kepribadian?
e. Apa saja aspek-aspek kepribadian?
f. Bagaimana hubungan antara pola asuh orang tua otoriter dengan perkembangan
kepribadian siswa?
4|Page
g. Apa saja macam-macam karakteristik kepribadian?
h. Bagaimana perkembangan kepribadian peserta didik?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu penyesuaian diri
b. Mengetahui factor yang mempengaruhi proses pemyesuain diri seseorang
c. Untuk mengetahui contoh aspek penyesuaian diri
d. Untuk mengetahui apa itu perkembangan kepribadian
e. Untuk mengetahui apa saja aspek-aspek kepribadian
f. Paham akan hubungan antara pola asuh orang tua otoriter dengan perkembangan
kepribadian siswa
g. Mengetahui apa saja macam-macam karakteristik kepribadian
h. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan kepribadian peserta didik

5|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Penyesuaian Diri Individu

A. Penyesuaian Diri
Sangat penting bagi setiap manusia termasuk anak kembar, karena penyesuaian diri
pada dasarnya merupakan proses individu mampu menghadapi situasi dan kondisi yang
berubah. Seseorang merasa sesuai dengan situasi sosial dan lingkungannya, sehingga dapat
bergaul dan membina persahabatan dengan orang lain. Penyesuaian diri merupakan tuntutan
untuk dapat tetap diterima di masyarakat dan proses yang melibatkan respon mental serta
tingkah laku, untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bertentangan dengan norma masyarakat.
Di lingkungan sekolah misalnya, siswa-siswi di sekolah perlu memiliki kemampuan
penyesuaian diri agar mampu berinteraksi secara baik dengan teman-temannya (Wijayanto
dalam Wijaya, 2007).

B. Penyesuaian Diri Menurut Para Ahli


1. Haber dan Runyon (1984)
Menjelaskan bahwa penyesuaian diri merupakan proses dan bukan keadaan yang
statis sehingga efektivitas dari penyesuaian diri itu sendiri ditandai dengan
seberapa baik individu mampu menghadapi situasi serta kondisi yang selalu
berubah, dimana seseorang merasa sesuai dengan lingkungan dan merasa
mendapatkan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhannya.
2. Hurlock (2008)
Penyesuaian adalah seberapa jauh kepribadian individu berfungsi secara efisien dalam
masyarakat.
3. Calhoun & Acocella (Wijaya, 2012)
Menyatakan bahwa penyesuaian diri adalah interaksi individu yang terus-menerus
dengan dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar tempat individu hidup.
4. Kartono (2008)
Menyatakan bahwa penyesuaian diri dapat diartikan sebagai usaha manusia
untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungan, sehingga rasa
permusuhan, dengki, iri hati, pra sangka, depresi, kemarahan dan emosi negatif
yang lain sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis
habis.

6|Page
C. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri Pada Seseorang
Salah satunya adalah lingkungan keluarga (Schneiders, 1964). Intensitas interaksi
antar anggota keluarga akan mempengaruhi penyesuaian diri pada seseorang dimana semakin
sering berinteraksi, semakin sering pula anggota keluarga tersebut berbagi cerita tentang
apa yang dialami. Sebaliknya, semakin jarang atau kurangnya interaksi dalam keluarga,
maka keluarga tersebut akan semakin jarang berbagi cerita. Interaksi anggota keluarga pada
penjelasan di atas adalah interaksi yang dilakukan pada setiap peran pada keluarga seperti
ayah dan ibu, orangtua dan anak, serta kakak dan adik.

Pada umumnya interaksi kakak dan adik akan lebih sering dilakukan karena perbedaan
umur yang tidak jauh, terlebih lagi jika mereka adalah saudara kembar. Terlebih lagi pada
kondisi saudara kembar merupakan dua pribadi yang seolah-olah tidak dapat melakukan
kegiatan sendiri secara terpisah. Dalam berinteraksi peran saudara kembar dapat
saling mengisi, seperti persahabatan, persaingan, loyalitas dan solidaritas. Biasanya, saudara
kembar akan berbagi sejarah dan pengalaman, saudara kembar sering membentuk ikatan
emosional yang terus-menerus, mereka akan menjadi teman bermain, berteman, dan
mengembangkan hubungan timbal balik, termasuk saling percaya (Schwarz, Mustafić, &
Junker 2015).

Hubungan saudara kandung atau hubungan saudara kembar merupakan hal penting dari
perkembangan sosial dan emosional. Hal ini dapat menimbulkan efek yang positif maupun
negatif dalam penyesuaian dirinya.

Berdasarkan hasil wawancara di Yogyakarta pada November 2015 antara peneliti


dengan subjek pasangan kembar laki-laki berusia 23 tahun yang berinisial AA dan AE,
mereka tidak merasakan hal yang kurang ketika berpisah tempat. Meskipun dari kecil
mereka selalu bersama, seperti sekolah, memilih jurusan saat sekolah dan menjalin
hubungan pertemanan dengan teman yang sama. Hanya saja mereka bekerja di kota
yang berbeda, hal tersebut menyebabkan keduanya berpisah. Memiliki kegiatan yang
berbeda, dan bertemu orang-orang baru di 3 lingkungan yang baru.

D. Contoh Aspek Penyesuaian Diri


Di Yogyakarta pada Oktober 2015 yang peneliti lakukan kepada kembar perempuan
HA dan HI berusia 23 tahun, keduanya menghadiri satu sekolah yang sama ketika TK hingga
SMP dan saat SMA mereka berbeda sekolah. Saat mereka menghadiri sekolah yang sama

7|Page
mereka sangat percaya diri, dikenal banyak orang karena mereka kembar, mereka merasa tidak
masalah jika mereka tidak memiliki teman karena mereka memiliki saudara kembar.

Namun, mereka merasakan krisis percaya diri saat menghadiri sekolah yang
berbeda, mereka merasa “kehilangan kaki” untuk menopang sehingga mereka merasa tidak
percaya diri. Saat ini mereka tidak siap jika berpisah, hingga mereka sempat memiliki
pikiran untuk tidak menikah agar tetap bersama-sama selamanya. Mereka berpendapat
bahwa, setiap apapun ditakdirkan berpasangan, dan mereka sudah berpasangan
semenjak lahir, jadi untuk apa mencari pasangan lain. Pasangan kembar AA dan AE
terlihat mereka dapat dengan mudah menyesuaikan diri, sedangkan pada pasangan kembar
HA dan HI mereka terlihat kesulitan dalam menyesuaikan diri setelah mereka dipisahkan.

2.2 Perkembangan Kepribadian Individu

A. Pengertian

Masalah perkembangan sering kali tidak dapat dilepaskan dari masalah pertumbuhan.
Keduanya memang memiliki kesamaan dan ada hubungannya. Suatu pertumbuhan pada
akhirnya akan “selesai” semua organisme mencapai fisik murni, namun perkembangan
berlangsung terus menerus sepanjang hayat.

Dengan demikian, maka perkembangan adalah merupakan suatu proses terjadinya


perubahan-perubahan psikologis (sifat-sifat khas) secara terus menerus menuju ke suatu arah
yaitu organisasi atau struktur tingkah laku pada tingkat integrasi yang lebih tinggi melalui
proses belajar.

Mendefinisikan kepribadian sebenarnya bukan hal yang mudah karena


kepribadian merupakan sesuatu yang abstrak. Disini penulis akan mencoba untuk
mengemukakan beberapa pengertian kepribadian sebagai berikut :

a. G.W. Allport berpendapat “Personality is the dynamic organization within the


individual of those psychophycal sistem, that determines his unique adjusment to his
environment”. Artinya : personaliti itu adalah suatu organisasi psichophysis
yang dinamis dari pada seseorang yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.

8|Page
b. May berpendapat bahwa “kepribadian adalah suatu aktualisasi dari proses hidup dalam
seorang individu yang bebas, terintegrasi dalam masyarakat dan memiliki satu perasaan
cemas dalam batin, yang berhubungan dengan religiusitas.
c. Pengertian kepribadian menurut Withington adalah “Kepribadian adalah
keseluruhan tingkah laku seseorang yang diintegrasikan, sebagaimana yang nampak
pada orang lain. Kepribadian ini bukan hanya yang melekat dalam diri seseorang
tetapi lebih merupakan hasil dari pada suatu pertumbuhan yang lama suatu kulturil.
d. Kepribadian adalah dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam individu yang
turut menentukan cara-caranya yang unik (khas) dalam menyesuaikan dirinya
dengan lingkungannya.

Dari uraian tentang pengertian kepribadian di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian
yaitu suatu organisasi yang unik (khas) pada diri setiap individu yang ditentukan atau
dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan lingkungan, sehingga menjadi penentu atau
pengaruh tingkah laku.

Perkembangan kepribadian seseorang mengalami suatu tahapan-tahapan yang diawali dari


struktur fisik yang tumbuh dan berkembang. Bersamaan dengan itu berkembang pula tingkat
kecerdasan atau kebodohan psikis individu menentukan penyesuaian diri di lingkungan
kepemilikan bakat akan mempengaruhi tendensi bertingkah laku.

B. Aspek-Aspek Kepribadian

Para pakar ilmu jiwa mengatakan bahwa aspek kepribadian manusia ada tiga yaitu
kejasmanian, aspek kejiwaan dan aspek keharmonisan yang luhur.

1. Aspek Kejasmanian

Meliputi tingkah laku luar yang mudah nampak dan ketahuan dari luar :

a. Yang dikerjakan oleh lesan, seperti membaca Al-Qur’an, mempelajari ilmu yang
bermanfaat dan mengerjakannya.
b. Yang dikerjakan oleh anggota tubuh lain, seperti berbakti kepada orang tua, memnuhi
kebutuhan, sholat, puasa, menetapkan suatu berdasarkan musyawarah, memenuhi
peraturan, menghormati orang lain dan sebaginya.

9|Page
2. Aspek kejiwaan

Meliputi aspek-aspek yang tidak dapat dilihat dan tidak ketahuan dari luar. Seperti :
mencintai Allah SWT dan Rosul, mencintai dan memberi karena Allah SWT, ikhlas dalam
beramal, sabar tidak sombong, pemaaf, tidak mendendam, tawadhu’ dan lain-lain.

3. Aspek kerohanian yang luhur

Meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan kepercayaan,
meliputi sistem nilai-nilai yang telah meresap di dalam kepribadian yang mengarah dan
memberi corak sebuah kehidupan individu. Bagi yang beragama aspek inilah yang
menentukan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.Yoesoef Noessyirwan (1978)
menganalisis kepribadian ke dalam empat daerah bagian atau aspek, yaitu :'

a. Vitalitas sebagai konstanta dari semangat hidup pribadi.


b. Temperamen sebagai konstanta dari warna dan corak pengalaman pribadi serta cara
bereaksi dan bergerak.
c. Watak sebagai konstanta dan hasrat, perasaan dan kehendak pribadi mengenai nilai-
nilai.
d. Kecerdasan, bakat, daya nalar sebagai konstanta kemampuan pribadi.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepribadian

Andi Mappiare mengatakan bahwa kepribadoian terbentuk dari tiga faktor yaitu
pembawaan (hereditas), lingkungan dan citra diri (self concept).

1. Pembawaan (hereditas)

Pembawaan ialah segala sesuatu yang telah dibawa oleh anak sejak lahir, baik
yang bersifat kejiwaan maupun yang bersifat keturunan. Anak merupakan warisan dari
sifat-sifat pembawaan orang tuanya yang merupakan potensi tertentu.Beberapa ahli ilmu
pengetahuan menekankan pentingnya faktor keturunan ini bagi pertumbuhan fisik, mental
maupun sifat kepribadian yang diinginkan.

a. Pertumbuhan Fisik

10 | P a g e
Seorang anak yang kuat dan sehat lebih beruntung dibanding dengan anak yang kecil
dan ringkih, ia lebih banyak mengikuti aktivitas-aktivitas sesuai dengan tahap
perkembangannya. Kegiatan-kegiatan tersebut memberikan pengalaman baginya
yang merupakan modal dasar bagi perkembangannya. Sedangkan seorang anak yang
struktur tubuhnya lebih atau kurang dari temannya, misalnya terlalu gemuk,
terlalu tinggi, terlalu pendek, terlalu kurus akan menjadi objek gangguan dan
cemoohan tema-teman, hal tersebut dapat mempengaruhi pembentukan sikap dan
kepribadiannya.
b. Kemampuan mental dan bakat khusus
Seorang anak yang pandai pada umur yang muda sudah dapat mengenal hubungan
antara dirinya dan benda-benda lingkungannya. Sesuai dengan cara bagaimana
seorang anak sejak kecil dianjurkan untuk mengadakan penyesuaian yang pantas,
maka ia juga akan cepat mengerti bentuk penyesuaian yang tepat yang seimbang
dengan masa kematangan dan tuntutan yang dihadapinya.

2. Lingkungan
Faktor lingkungan yang ikut mempengaruhi terbentuknya kepribadian terdiri dari
lingkungan bersifat sosial dan lingkungan fisik. Yang dimaksud lingkungan sosial ialah
lingkungan yang terdiri dari sekelompok individu (group) interaksi antara individu
tersebut menimbulkan proses sosial dan proses ini mempunyai pengaruh yang
penting dalam perkembangan pribadi seseorang dengan pendidikan lingkungan sosial yang
disebut pergaulan erat dengan seseorang berupa tingkah laku, sikap, mode pakaian atau
cara berpakaian dan sebagainya.
Lingkungan fisik (alam) mempunyai pengaruh terhadap perkembangan
pribadi seseorang. Yang dimaksud lingkungan alam disini adalah segala sesuatu yang ada
di sekitar anak selain individu dan benda-benda kebudayaan antara lain keadaan
geografis dan klimatologis. Faktor lingkungan yang paling berperan dalam
perkembangan kepribadian adalah rumah, sekolah dan teman sebaya.

a. Rumah
Rumah adalah lingkungan pertama yang berperan dalam pembentukan kepribadian.
Bebrapa sifat lingkungan rumah yang memungkinkan anak membentuk sifat-sifat
kepribadian adalah kesediaan orang tua menerima anak sebagai anggota keluarga,

11 | P a g e
adanya sikap demokratis, keadaaan ekonomis yang serasi, penyesuaian yang baik
antara ayah dan ibu dalam pernikahan dan penerimaan sosial para tetangga terhadap
keluarga.
b. Sekolah
Sekolah adalah tempat dimana anak dapat belajar dan menimba ilmu.
Lingkungan sekolah yang bersih, rapi akan membantu anak belajar dengan tenang
dan nyaman. Disamping itu hubungan antara siswa dengan guru, dan hubungan antara
siswa dengan lingkungan sekolah lainnya perlu dijaga karena hal tersebut dapat
mempengaruhi perkembangan kepribadian anak.
c. Teman sebaya
Baik di sekolah maupun di luar sekolah kepribadian anak banyak dipengaruhi
oleh teman sebayanya. Dalam lingkungan sekolah anak belajar bermain dengan anak
lain, belajar bekerjasama dengan anak lain. Anak dan remaja berusaha mencapai
realisasi diri melalui keberhasilan, ia harus melebihi hasilnya sendiri untuk dapat maju
dan harus dapat menyayangi orang lain juga. Cara-cara yang memberikan
keberhasilan dalam persaingan dalam hubungan dengan teman sekolah, akan
dipakainya dalam kompetisi selanjutnya. Kebiasaan ini akan berlangsung terus
dalam integrasi kepribadian pada masa dewasa.

Dari kedua faktor di atas, faktor lingkungan dan keturunan sangat berpengaruh bagi
perkembangan kepribadian anak. Faktor keturunan pada umumnya lebih kuat pengaruhnya
pada tingkat bayi, sedang faktor lingkungan lebih besar pengaruhnya apabila insan telah
meningkat dewasa.

3. Citra diri (self concept)


Faktor yang tidak kalah penting dalam memahami perkembangan kepribadian anak
ialah self concept (citra diri) yaitu kehidupan kejiwaan yang terdiri atas perasaan, sikap
pandang, penilaian, dan anggapan yang semuanya akan terpengaruh dalam keputusan tindakan
sehari-hari.
Seseorang dengan citra dirinya menilai dirinya sendiri dan menilai lingkungan sosial.
Moral sebagian standart yang muncul dari agama dan lingkungan sosial, memberi konsep-
konsep yang baik dan buruk, patut dan tidak patut secara mutlak, akan tetapi seseorang tidak
begitu saja menerima melainkan dipertentangkan dengan citra diri yang dimilikinya.

12 | P a g e
Terbentuknya kepribadian seseorang membutuhkan waktu yang panjang, berangsur-
angsur dan kontinue dari bayi hingga mati. Pembentukan sekaligus pembinaan kepribadian
individu haruslah terus menerus dibentuk dan dibina secara baik dan wajar menuju
kepribadian yang ideal. Untuk mencapai kepribadian yang ideal diperlukan lingkungan yang
kondusif dan menuntut adanya kesediaaan, keterbukaan individu terhadap gagasan
pengalaman-pengalaman baru.

D. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Otoriter dengan Perkembangan


Kepribadian Siswa

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak, karena dari
merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari
pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hirschi dan Selvin (1967)
sebagaimana dikutip oleh Dadang Hawari menujukkan bahwa kepribadian orang tua sangat
mempengaruhi perkembangan jiwa anak. bila salah seorang atau kedua oang tua
mempunyai kelainan kepribadian orang tua mempunyai kelainan kepribadian, maka
presentase kenakalan anak akan jauh lebih tinggi daripada kalau kedua orang tua tidak
mempunyai kelainan kepribadian.
Pola tingkah laku pikiran dan sugesti ayah ibu dapat mencetak pola yang hampir sama
pada anak-anak. Oleh karena itu, tradisi, kebiasan sehari-hari, sikap hidup, cara berfikir dan
filsafat hidup keluarga itu sangat besar sekali pengaruhnya dalam proses pembentuk tingkah
laku dan sikap anggota keluarga terutama anak-anak.

Misalnya, temperamen ayah yang agresif meledak-ledak, suka marah-marah,


sewenang-wenang, tidak hanya akan mentransformasikan efek temperamennya saja, akan
tetapi juga menimbulkan iklim yang mendemoralisir secara psikis di tengah keluarga. Jika anak
diperlakukan oleh kedua orang tuanya dengan perlakuan yang kejam, didikan dengan pukulan
yang keras atau sekedar penghinaan dan ejekan, maka yang akan timbul ialah reaksi
negatif yang tampak pada perilaku dan akhlak anak. Mereka yang dibesarkan dengan
disiplin militer yang keras, besar kemungkinan akan tumbuh dengan kepribadian kaku dan
keras.

Perkembangan kepribadian anak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang berasal
dari dalam misalnya: faktor-faktor yang berhubungan dengan konstitusi tubuh, struktur tubuh
dan keadaan fisik, koordinasi motorik, kemampuan mental dan bakat khusus dan

13 | P a g e
emosionalitas. Sedangkan faktor dari luar adalah lingkungan seperti ; rumah, sekolah dan
teman sebaya.

Berdasarkan pemikiran di atas jelaslah bahwa pola asuh orang tua otoriter mempunyai
hubungan dan berpengaruh kuat terhadap perkembangan kepribadian siswa.

E. Macam-Macam Karakteristik Kepribadian

Menurut Eysenck 1964 (dalam Buchori 1982) menyatakan tipe kepribadian dibagi
menjadi tiga, yaitu:

1. Kepribadian Ekstrovert: Dicirikan dengan sifat sosiabilitas, bersahabat,


menikmati kegembiraan, aktif bicara, impulsif, menyenangkan spontan, ramah,
sering ambil bagian dalam aktivitas sosial.
2. Kepribadian Introvert: Dicirikan dengan sifat pemalu, suka menyendiri, mempunyai
kontrol diri yang baik.
3. Neurosis: Dicirikan dengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan kadang-kadang
disertai dengan simptom fisik seperti keringat, pucat, dan gugup.

Pada periode anak sekolah, kepribadian anak belum terbentuk sepenuhnya seperti orang
dewasa. Kepribadian mereka masih dalam proses pengembangan.

Karakteristik atau kepribadian seseorang dapat berkembang secara bertahap. Berikut


ini adalah krakteristik perkembangan pada masa anak samapai masa puber.

a. Karakteristik perkembangan masa anak awal (2-6 tahun)


Masa anak awal berlangsung dari usia 2-6 tahun, yaitu setelah anak meninggalkan masa
bayi dan mulai mengikuti pendidikan formal di SD. Tekanan dan harapan sosial untuk
mengikuti pendidikan sekolah menyebabkan perubahan perilaku, minat, dan nilai
pada diri anak. Pada masa ini, anak sedang dalam proses penegmbangan kepribadian
yang unik dan menuntut kebebasan. Perilaku anak sulit diatur, bandel, keras
kepala, dan sering membantah dan melawan orang tua. Hal ini memang sangat
menyulitkan para pendidik. Dan sikap para pedidik sangat berpengaruh terhadap
perkembangan anak.
b. Karakteristik perkembangan masa anak akhir (6-12 tahun)
Karakteristik atau ciri-ciri periode masa anak akhir, sama halnya dengan ciri-ciri
periode masa anak awal dengan memperhatikan sebutan atau label yang digunakan

14 | P a g e
pendidik. Orang tua atau pendidik menyebut masa anak akhir sebagai masa yang
menyulitkan karena pada masa ini anak lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman
sebaya daripada oleh orang tuanya. Kebanyakan anak pada masa ini juga kurang
memperhatikan dan tidak bertanggung jawab terhadap pakaian dan benda-
benda miliknya. Para pendidik memberi sebutan anak usia sekolah dasar, karena pada
rentang usia ini (6-12 tahun) anak bersekolah di sekolah dasar. Di sekolah
dasar, anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan
yang dianggap penting untuk keberhasilan melanjutkan studi dan
penyesuaian diri dalam kehidupannya kelak.
c. Karakteristik perkembangan masa puber (11/12 – 14/15 tahun)
Masa puber adalah suatu periode tumpang tindih antara masa anak akhir dan
masa remaja awal. Periode ini terbagi atas tiga tahap, yaitu tahap: prapuber, puber, dan
pascapuber. Tahap prapuber bertumpang tindih dengan dua tahun terakhir masa anak
akhir. Tahap puber terjadi pada batas antara periode anak dan remaja, di mana ciri
kematangan seksual emakin jelas (haid dan mimpi basah). Tahap pascapuber
bertumpang tindih dengan dua tahun pertama masa remaja. Waktu masa puber relatif
singkat (2-4 tahun) ini terjadi pertumbuhan dan perubahan yang sangat pesat dan
mencolok dalam proporsi tubuh, sehingga menimbulkan keraguan dan perasaan tidak
aman pada anak puber. Peubahan fisik dan sikap puber ini berakibat pula pada
menurunnya prestasi belajar, permasalahan yang terkait dengan penerimaan konsep
diri, serta persoalan dalam berhubungan dengan orang di sekitarnya.

F. Perkembangan kepribadian (posted underuncategorized)


Teori perkembangan kepribadian yang dikemukakan Erik Erikson merupakan salah
satu teori yang memiliki pengaruh kuat dalam psikologi. Bersama dengan Sigmund Freud,
Erikson mendapat posisi penting dalam psikologi. Hal ini dikarenakan ia menjelaskan tahap
perkembangan manusia mulai dari lahir hingga lanjut usia; satu hal yang tidak dilakukan
oleh Freud. Selain itu karena Freud lebih banyak berbicara dalam wilayah ketidaksadaran
manusia, teori Erikson yang membawa aspek kehidupan sosial dan fungsi budaya
dianggap lebih realistis.
Teori Erikson dikatakan sebagai salah satu teori yang sangat selektif karena
didasarkan pada tiga alasan. Alasan yang pertama, karena teorinya sangat representatif
dikarenakan

15 | P a g e
memiliki kaitan atau hubungan dengan ego yang merupakan salah satu aspek yang mendekati
kepribadian manusia. Kedua, menekankan pada pentingnya perubahan yang terjadi pada setiap
tahap perkembangan dalam lingkaran kehidupan, dan yang ketiga/terakhir
adalah menggambarkan secara eksplisit mengenai usahanya dalam mengabungkan
pengertian klinik dengan sosial dan latar belakang yang dapat memberikan
kekuatan/kemajuan dalam perkembangan kepribadian didalam sebuah lingkungan.
Pusat dari teori Erikson mengenai perkembangan ego ialah sebuah asumpsi
mengenai perkembangan setiap manusia yang merupakan suatu tahap yang telah
ditetapkan secara universal dalam kehidupan setiap manusia. Proses yang terjadi dalam
setiap tahap yang telah disusun sangat berpengaruh terhadap “Epigenetic Principle” yang
sudah dewasa/matang. Dengan kata lain, Erikson mengemukakan persepsinya pada saat
itu bahwa pertumbuhan berjalan berdasarkan prinsip epigenetic. Di mana Erikson dalam
teorinya mengatakan melalui sebuah rangkaian kata yaitu:
1. Pada dasarnya setiap perkembangan dalam kepribadian manusia mengalami
keserasian dari tahap-tahap yang telah ditetapkan sehingga pertumbuhan pada tiap
individu dapat dilihat/dibaca untuk mendorong, mengetahui, dan untuk saling
mempengaruhi, dalam radius soial yang lebih luas.
2. Masyarakat, pada prinsipnya, juga merupakan salah satu unsur untuk memelihara
saat setiap individu yang baru memasuki lingkungan tersebut guna berinteraksi
dan berusaha menjaga serta untuk mendorong secara tepat berdasarkan dari
perpindahan didalam tahap-tahap yang ada.

16 | P a g e
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkembangan psikologis manusia diawali dari sejak lahir hingga umur dewasa, yang
membentuk sifat-sifat yang bersifat menetap. Faktor-faktor di atas itu yang
mempengaruhi setiap individu hingga memiliki karakteristik atau kepribadian yang berbeda-
beda. Secara tidak langsung lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kepribadian itu tersebut yang dimulai dari usia balita, remaja, dewasa bahkan pada usia
lanjut.
Peserta didik merupakan subjek utama dalam penyelenggaran pembelajaran. Tugas
utama peserta didik adalah belajar, yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk
memperoleh perubahan perilaku dari segala aspek, mulai dari apektif, kognitif sampai
psikomotorik.
Selama proses belajar berlangsung, pengembangan kepribadian peserta didik pun
ikut berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah faktor bawaan, termasuk sifat-
sifat yang diturunkan kepada anaknya, pengalaman awal dalam lingkungan keluarga ketika
anak masih kecil pengalaman kehidupan selanjutnya dapat memperkuat konsep diri dan dasar
kepribadian yang sudah ada. Begitu banyak tipe dan karakteristik dari kepribadian dan tiap
individu.

3.2 Saran
Semoga perkembangan kepribadian siswa dapat dipahami agar proses pembelajaran
berjalan dengan lancar.

17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Etika Individual Pola Dasar Filsafat Moral. Karangan Drs. H.Burhanuddin,Mm.Penerbit


Rineka Cipta Isbn : 979-518-761-9

Abin ,Syamsuddin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung. Pt. Remaja Rosda Karya..
.
Prayitno Dan Erman Anti. 1995. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konselin. Jakarta : P2LPTK
Depdikbud.

Prayitno. 2003. Panduan Bimbingan Dan Konselin. Jakarta : Depdikbud Direktorat Pendidikan
Dasar Dan Menengah.

18 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai