OLEH:
DAHLAN. S
02181111
i
2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran pendidikan sangat menentukan dalam upaya mempersiapkan
generasi muda sebagai penerus pembangunan bangsa. Pendidikan menjadi
tolak ukur generasi muda yang akan membawa kemajuan dan perkembangan
bagi bangsa. Menanamkan karakter pada setiap individu untuk sadar
bagaimana pentingnya pendidikan yang menjadi modal untuk kemajuan
bangsa dimana di dalam individu harus sadar arti pentingnya pendidikan.
Untuk itu dalam diri individu harus mempunyai motivasi untuk maju di dunia
pendidikan. Dalam dunia pendidikan guru mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan.
Profesi guru mempunyai tugas sebagai fasilitator dalam mendidik, mengajar
dan melatih anak didiknya. Peran guru sebagai fasilitator harus bisa
dilaksanakan oleh para tenaga pendidik, bagaimana memberikan pelayanan
kepada para siswa untuk memudahkan proses kegiatan pembelajaran. Setiap
guru pasti mempunyai metode dan cara yang berbeda untuk mencapai tujuan
utama mencerdaskan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, guru merupakan
salah satu perangkat terpenting dalam proses kemajuan bangsa Indonesia.1
Guru merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas
pendidikan, dimana guru akan melakukan interaksi langsung dengan peserta
didik dalam pembelajaran di ruang kelas. Melalui proses belajar dan mengajar
inilah berawalnya kualitas pendidikan. Artinya, secara keseluruhan kualitas
pendidikan berawal dari kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di
ruang kelas. Guru merupakan salah satu tenaga kependidikan yang
mempunyai peran sebagai faktor penentu keberhasilan tujuan dan mutu
pendidikan, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta didik,
untuk memberikan bimbingan yang muaranya akan menghasilkan lulusan
yang diharapkan. Peranan guru harus bisa mempengaruhi siswa dan membuat
1
Abu Ahmadi. Psikologi Sosial. Edisi Revisi. (Cet. 2; Jakarta: Rineka Cipta. 2007), h. 12
1
siswa menjadi lebih baik, dalam segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Guru harus mampu mempengaruhi perubahan sikap sosial siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Peran Guru dalam meningkatkan sikap sosial Siswa?
2. Bagaimana Langkah-langkah Guru dalam meningkatkan sikap sosial
Siswa?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Peran Guru dalam meningkatkan sikap sosial Siswa
2. Untuk mengetahui Langkah-langkah Guru dalam meningkatkan sikap
sosial Siswa
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Peranan Guru
Peran guru sangatlah penting dalam kemajuan pendidikan. Guru
merupakan salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai peran sebagai
faktor penentu keberhasilan tujuan dan mutu pendidikan. Tugas yang diemban
seorang guru tidaklah mudah. Oleh karena itu, guru harus mengerti dan paham
tentang hakikat sejati seorang guru. Menurut undang-undang nomor 14 Tahun
2005 tentang guru dan dosen. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur
formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah. 2
peranan (role) merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,
dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan
adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat
dipisahpisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya”.
B. Perubahan
Perubahan merupakan salah satu tahap yang harus dilalui, karena
perubahan adalah bukti kehidupan, karena pada dasarnya perubahan itu bukan
hanya menerapkan teknologi, metode dan sistem-sistem baru, tetapi juga
perubahan cara berpikir dan berperilaku”.
C. Pengertian Sikap
Pada dasarnya sikap bukan merupakan suatu pembawaan, melainkan
hasil interaksi antara individu dengan lingkungan sehingga sikap bersifat
dinamis. Sikap dapat pula dinyatakan sebagai hasil belajar, karenanya sikap
2
E. Mulyasa. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. (Cet. I; Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2008), h. 18
3
dapat mengalami perubahan. Sikap dapat berubah karena kondisi dan
pengaruh yang diberikan. Sebagai hasil dari belajar sikap tidaklah terbentuk
dengan sendirinya karena pembentukan sikap senantiasa akan berlangsung
dalam interaksi manusia berkenaan dengan objek tertentu”. Mengenai definisi
tentang sikap banyak ahli yang mengemukakannya sesuai dengan sudut
pandang masing-masing.
3
Iif K. Ahmadi, S. Amri, dan T. Elisah.. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. (Cet. I;
Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya. 2011)
4
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.
4. Toleransi
Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar
belakang, pandangan, dan keyakinan. e. Gotong Royong Gotong Royong
adalah bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas.
5. Santun atau Sopan
Santun atau Sopan adalah sikap baik dalam pergaulan baik dalam
berbahasa maupun bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif,
artinya yang dianggap baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa
berbeda pada tempat dan waktu yang lain.
6. Percaya Diri
Percaya Diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang yang
memberi keyakinan kuat untuk berbuat atau bertindak.
E. Pengertian Siswa
Siswa atau anak didik adalah setiap orng yang menerima pengaruh dari
seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan”.
5
berpengaruh terhadap fungsi-fungsi psikis lainnya, seperti pengamatan,
tanggapan, pemikiran dan kehendak. Individu akan mampu melaksanakan
pengamatan atau pemikiran yang baik apabila emosi yang baik pula.
Individu juga akan memberikan tanggapan yang positif terhadap suatu
objek manakala disertai emosi yang positif pula.
2. Perkembangan Bahasa
Menurut berbagai literatur perkembangan bahasa adalah kemampuan
individu dalam menggunakan kosa kata, ucapan, gramatikal dan etika
pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembangan
umur kronologisnya. Perbandingan antara umur kronologis dengan
kemampuan berbahasa individu menunjukan perkembangan bahasa
individu yang bersangkutan. Menurut Saifuddin (2012: 123) “Ada aspek
linguistik dasar yang bersifat universal dalam otak manusia yang
memungkinkan untuk menguasai bahasa tertentu.
3. Hubungan Sosial
Hubungan sosial individu berkembang karena adanya dorongan rasa ingin
tahu terhadap segala sesuatu yang ada di dunia sekitarnya. Dalam
perkembangannya setiap individu ingin tahu bagaimanakah cara
melakukan hubungan secara baik dan aman dengan dunia sekitarnya, baik
yang bersifat fisik maupun sosial.
6
BAB III
PEMBAHASAN
4
Saifuddin. Pengelolaan Pembelajaran Teoretis dan Praktis. (Cet. I; Yogyakarta:
Deepublish. 2014), h. 29
7
masalah. Peran guru dalam meningkatkan sikap sosial sebagai administrator,
guru mengelola pembelajaran dengan baik. Dalam memerankan administrator,
guru melengkapi profesinya sebagai guru dengan membuat administrasi
pengajaran tentang perkembangan sikap sosial siswa. Guru juga mencatat
penyimpangan yang dilakukan siswa untuk melakukan tindakan selanjutnya
yang diperlukan dalam meningkatkan sikap sosial. Siswa yang ditemukan
melakukan sikap tidak disiplin, suka berbohong, ataupun sikap-sikap yang
kurang terpuji di lingkungan masyarakat dicatat untuk diberikan pembinaan.
Administrasi guru harus dilakukan pada berbagai tugas administrasi yang
harus dikerjakan di sekolah, sehingga harus memiliki pribadi yang jujur, teliti,
rajin, serta memahami strategi dan manajemen pendidikan. Peran guru dalam
meningkatkan sikap sosial sebagai pengelola pembelajaran. Guru harus
mampu dan menguasai berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi
belajarmengajar di dalam maupun di luar kelas. Guru perlu mempunyai
kepedulian mengantar siswa berhasil dalam menuntut ilmu di sekolah.
Selain peran dan fungsi yang telah disebutkan di atas, peran guru
dalam meningkatkan sikap sosial berkaitan erat dengan tugas dan tanggung
jawab guru, yaitu tugas profesi, tugas manusiawi, dan tugas tugas
kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan
melatih materi pelajaran agama Islam. Mendidik berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada
siswa. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya
sebagai orang tua kedua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola
para siswanya. Adapun yang diberikan atau disampaikan guru hendaklah
dapat memotivasi hidupnya terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku
kurang menarik, maka kegagalan awal akan tertanam dalam diri siswa.
8
B. Langkah-langkah Guru dalam menghadapi perubahan sikap sosial Siswa
Langkah-langkah Guru dalam meningkatkan sikap sosial siswa melalui
strategi metode, pendekatan, sarana dan kegiatan ekstrakurikuler yang
bertujuan:5
1. Meningkatkan perhatian siswa terhadap sikap sosial
2. Merangsang dan meningkatkan sikap sosial
3. Meningkatkan pemahaman dan membina sikap sosial siswa
Kaitannya dengan langkah-langkah Guru dalam meningkatkan sikap
sosial tersebut adalah:
1. Berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan kegiatan
Ekstrakurikuler
Ektrakurikuler membantu siswa dalam pengembangan karakter dan
menambah wawasan tentang keislaman, maka dilaksanakan diluar jam
pelajaran. Karena pentingnya program ekstra ini bagi siswa serta kualitas
madrasah itu sendiri, langkah Guru adalah mengadakan dan melestarikan
ekstrakurikuler.
2. Menyelenggaraan Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam
(Pentas PAI)
Langkah Guru, selain pembiasaaan akhlah mulia, adalah
menyelenggaraan Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam
(Pentas PAI). Penyelenggaraan Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan
Agama Islam (Pentas PAI), merupakan ajang kreasi dan prestasi bagi para
siswa, yang setiap tahun selalu diadakan. Sebagai upaya dalam membina
sikap sosial, hal ini adalah menugaskan guru yang memiliki potensi/
keterampilan yang bukan dalam bidangnya, diberdayagunakan dalam
rangka penguatan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam meningkatkan
sikap sosial siswa.
5
Syaiful Sagala. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. (Cet. I;
Bandung: Alfabeta. 2009), h. 15
9
3. Peningkatan Sikap Sosial Melalui Kompetensi Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Peningkatan Sikap Sosial melalui
kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah usaha
maksimal dalam mengembangkan SK-KD untuk mencapai kecakapan
dalam amaliah dan akhlak mulia, dengan demikian dapat dikatakan bahwa
makna peningkatan sikap sosial melalui kompetensi mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam sesungguhnya adalah pembinaan karakter.
Dalam hal ini langkah-langkah guru melaksanakan dengan menerapkan
kebijakan penambahan jam pelajaran pada waktu sebelum atau sesudah
jam pelajaran (intrakurikuler).
Peningkatan sikap sosial dapat diintegrasikan pada seluruh
kompetensi pembelajaran karena pada dasarnya penguatan Pendidikan
Agama Islam dapat diasumsikan pada wilayah kurikuler yang secara
integral menyatu dengan mata pelajaran. Sebagian lagi berintegrasi pada
muatan lokal yang secara fleksibel disesuaikan dengan ciri khas yang
diperlukan. Sedang pelaksanaannya dapat dilakukan secara kokurikuler
dan ekstrakurikuler.
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran guru dalam meningkatkan sikap sosial sebagai administrator,
guru mengelola pembelajaran dengan baik. Dalam memerankan administrator,
guru melengkapi profesinya sebagai guru dengan membuat administrasi
pengajaran tentang perkembangan sikap sosial siswa. Guru juga mencatat
penyimpangan yang dilakukan siswa untuk melakukan tindakan selanjutnya
yang diperlukan dalam meningkatkan sikap sosial. Siswa yang ditemukan
melakukan sikap tidak disiplin, suka berbohong, ataupun sikap-sikap yang
kurang terpuji di lingkungan masyarakat dicatat untuk diberikan pembinaan.
Administrasi guru harus dilakukan pada berbagai tugas administrasi yang
harus dikerjakan di sekolah, sehingga harus memiliki pribadi yang jujur, teliti,
rajin, serta memahami strategi dan manajemen pendidikan.
Peran guru dalam meningkatkan sikap sosial sebagai pengelola
pembelajaran. Guru harus mampu dan menguasai berbagai metode
pembelajaran dan memahami situasi belajar-mengajar di dalam maupun di
luar kelas. Guru perlu mempunyai kepedulian mengantar siswa berhasil dalam
menuntut ilmu di sekolah.
B. Saran
Kami sebagai penulis tidak luput dari kesalahan, karena kami hanyalah
manusia biasa. Karena itu kami berharap adanya kritik dan saran untuk
memperbaiki tulisan kami agar menjadi lebih baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi. Psikologi Sosial. Edisi Revisi. Cet. 2; Jakarta: Rineka Cipta. 2007
12