Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia –
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Konsep Arsitektur Keuangan Syariah, Fungsi Sektor Keuangan Syariah,
Hubungan Sektor Keuangan dengan Sektor Riil”. Dalam penulisan makalah ini,
kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini juga, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Bone, 27 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR, i
DAFTAR ISI, ii
BAB I PENDAHULUAN, 1
A. Latar Belakang, 1
B. Rumusan Masalah, 2
C. Tujuan Penulisan, 2
BAB II PEMBAHASAN, 3
A. Konsep Arsitektur Keuangan Syariah, 3
B. Fungsi Sektor Keuangan Syariah, 4
C. Hubungan Sektor Keuangan dengan Sektor Riil 5
BAB III PENUTUP, 7
A. Kesimpulan, 7
B. Saran, 7
DAFTAR PUSTAKA, 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang disebabkan oleh barang dan jasa yang diproduksi dalam
masyarakat mengalami kenaikan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi
keinginan dan tujuan bagi setiap negara maupun daerah. Ketika pertumbuhan
ekonomi suatu negara mengalami kenaikan dalam kurun waktu tertentu maka
perekonomian suatu negara tersebut dapat dikatakan mengalami peningkatan
atau bernilai positif. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas
perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu
periode tertentu, karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu
proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output.
Pertumbuhan ekonomi mutlak harus ada, sehingga pendapatan masyarakat akan
bertambah, dengan demikian tingkat kesejahteraan masyarakat diharapkan akan
meningkat. Pertumbuhan ekonomi terus meningkat dan dapat dipertahankan
dalam jangka panjang maka perlu diketahui faktorfaktor apa yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.1
Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor, yaitu
faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Faktor ekonomi yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi suatu negara tergantung pada sumber daya alamnya,
sumber daya manusia, modal usaha, teknologi dan sebagainya. Sementara itu,
pertumbuhan ekonomi juga ditunjang oleh faktor non ekonomi, seperti lembaga
sosial, sikap budaya, nilai moral, kondisi politik dan kelembagaan dari negara
tersebut. Pertumbuhan ekonomi sangatlah dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan
yang diambil oleh Pemerintah dalam menyeimbangkan kondisi perekonomian
suatu negara. Guna mendorong laju pertumbuhan ekonomi, pemerintah
mengeluarkan paket kebijakan yang terkait dengan percepatan pengembangan
sektor riil. Kebijakan sektor riil ini diarahkan untuk mempercepat pertumbuhan

1
Mawaddah, Analisis Pengaruh JUB, Pembiayaan Mudharabah dan Kontribusi Dana ZIS
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 1.

1
ekonomi.2 Sektor riil atau disebut juga real sector, adalah sektor yang
sesungguhnya, yaitu sektor yang bersentuhan langsung dengan kegiatan
ekonomi di masyarakat yang sangat mempengaruhi atau yang keberadaannya
dapat dijadikan tolak ukur untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi. Sektor riil
tersebut meliputi: industri pengolahan, pertanian, pertambangan, perdagangan,
hotel dan restoran (PHR), dan lain sebagainya.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana konsep arsitektur keuangan syariah?
2. Apa fungsi sektor keuangan syariah?
3. Bagaimana hubungan sektor keuangan dengan sektor riil?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang akan sicapai dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui konsep arsitektur keuangan syariah?
2. Untuk mengetahui fungsi sektor keuangan syariah?
3. Untuk mengetahui hubungan sektor keuangan dengan sektor riil?

BAB II
PEMBAHASAN

2
Yunan, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
(Medan: Universitas Sumatera Utara, 2009), h. 4-5.

2
A. Konsep Arsitektur Keuangan Syariah
1. Pengertian Arsitektur Keuangan Syariah
Arsitektur keuangan (financial architecture) perusahaan adalah
kombinasi dari dimensi struktur keuangan yang berbeda, yang terdiri dari
struktur kepemilikan, struktur modal, dan kontrol perusahaan melalui tata
kelola perusahaan dan proses dewan (Myers, 1999). Menurut
Ivanshkovskaya dan Stevanova (2011), kinerja perusahaan tergantung pada
dimensi strukturnya (struktur modal, struktur kepemilikan dan tata kelola
perusahaan) dan untuk itu arsitektur keuangan perusahaan menggambarkan
desain keuangan yang lengkap.3
2. Lanskap industri keuangan syariah dalam Masterplan Keuangan Islam di
Indonesia
Lanskap industri keuangan syariah di Indonesia sangatlah berbeda
dengan negara lain. Indonesia memiliki lebih banyak peraturan yang terkait
dengan keuangan syariah yang terbagi dalam berbagai regulator. Indonesia
mempunyai institusi keuangan syariah (baik formal maupun informal) dan
konsumen keuangan syariah yang tidak diketahui jumlah pastinya karena
keterbatasan data. Adapun diantara keunikan dalam lanskap keuangan
syariah di Indonesia   adalah dalam tata kelola syariah, Sukuk ritel dan
sistem perdagangan efek online syariah atau Shariah Online Trading System
(SOTS) pertama di dunia, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, dan institusi
keuangan mikro syariah informal atau yang disebut BMT (Baitul Maal wat
Tamwil).
Image.
3. Urgensi Masterplan
Masterplan itu berisikan kebijakan dan rencana tindak, mulai dari
pembangunan infrastruktur untuk memberikan kemudahan akses dan
mobilitas sumber daya keuangan yang diperlukan. Masterplan mempunyai
fokus untuk menjadikan keuangan syariah sebagai kekuatan nyata bagi

3
Irfan Syauqi, Ekonomi Pembangunan Syariah (Jakarta: LP3ES, 2001), h. 23.

3
Indonesia dengan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi industri
untuk menyalurkan potensinya dan memainkan peranan penting dalam
membangun ekonomi nasional yang sejalan dengan tujuan dari syariah dan
prioritas Pemerintah Indonesia. Yakni upaya penggerakkan dalam
meningkatkan infrastruktur dan kemampuan sistem keuangan syariah,
mengatasi kesenjangan yang ada, memperbaiki kinerja kelembagaan,
menciptakan peluang baru di pasar domestik dan internasional, dan
memosisikan Indonesia sebagai pemain utama dalam keuangan syariah di
dunia.    

B. Fungsi Sektor Keuangan Syariah


Adapun dalam perbankan syariah, terdapat prinsip syariah yang
mengutamakan hukum Islam sebagai basis di segala lini bank dan sudah
ditetapkan dalam bentu fatwa. Istilah perbankan syariah dalam lembaga
keuangan bank disebut sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Secara fungsi, bank
syariah memiliki tiga fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat,
menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana, dan juga
memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan syariah.4
1. Bank syariah menghimpun dana dari masyarakat.
Terdapat dua bentuk cara bank Syariah menghimpun dana, yaitu
berbentuk titipan menggunakan akad al-Wadiah dan berbentuk investasi
dengan menggunakan akad al-Mudharabah. Akad wadiah adalah akad yang
memungkinkan bank untuk menyimpan dana milik masyarakat, sedangkan
akad mudharabah membuat pihak mudharib (bank) mampu mengelola dana
dari investasi yang diberikan oleh shahibul maal (pemilik dana). Adapun
jenis produk yang ditawarkan antara lain tabungan Wadi’ah, tabungan
Mudharabah, Giro Wadi’ah, deposito Mudharabah dan jenis investasi
Syariah lain.

2. Bank syariah menyalurkan dana kepada masyarakat.

4
Muhammad, Bank Syariah: Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman
(Yogyakarta: Ekonisis, 2020), h. 133.

4
Masyarakat dapat menerima pembiayaan dari bank Syariah selama
dapat memenuhi semua ketentuan yang berlaku. Fungsi ini penting untuk
dilakukan karena terdapat return atas dana yang disalurkan, tergantung
pilihan akadnya. Misal dalam akad jual beli, maka return yang diperoleh
berasal dari margin keuntungan yaitu selisih harga jual dari nasabah dan
harga beli bank.
Tidak hanya soal mendapatkan return saja yang membuat penyaluran
dana itu penting, tetapi juga demi memanfaatkan dana yang idle (idle fund).
Terdapat biaya yang harus dikeluarkan oleh bank dalam jangka waktu
tertentu di setiap dana yang telah dihimpun dari masyarakat. Maka dari itu
bank tidak boleh membiarkan dana masyarakat mengendap dan harus segera
disalurkan agar mendapatkan pendapatan. Karena itu bank syariah
menawarkan pilihan pembiayaan yang ditawarkan, diantaranya
a. Pembiayaan bagi hasil (akad mudharabah dan musyarakah)
b. Pembiayaan sewa menyewa dalam (akad ijarah) atau sewa beli (akad
Ijarah muntahiyah bittamlik)
c. Pembiayaan jual beli dalam bentuk piutang (akad murabahah, salam dan
istishna)
d. Pembiayaan pinjam meminjam dalam bentuk piutang (akad Qardh)
e. Pembiayaan sewa menyewa jasa untuk transaksi multi jasa (akad ijarah)
3. Bank syariah memberikan pelayanan dalam bentuk perbankan syariah.
Hadirnya pelayanan jasa diluar dari menghimpun dan menyalurkan
dana bagi perbankan syariah dapat menjadi alternatif pendapatan bank dalam
bentuk fee atau keuntungan jasa. Layanan jasa yang diberikan berupa jasa
transfer uang, pemindahbukuan, cetak rekening koran, penagihan surat
berharga, kliring, Letter of Credit (L/C), inkaso, garansi bank dan lainnya.

C. Hubungan Sektor Keuangan dengan Sektor Riil


Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya
penggunaan berbagai produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat
merekatkan hubungan antara sektor keuangan dengan sektor riil serta

5
menciptakan harmonisasi di antara kedua sektor tersebut. Semakin meluasnya
penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung kegiatan
keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-transaksi yang
bersifat spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem keuangan secara
keseluruhan, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap pencapaian kestabilan harga jangka menengahpanjang. Perkembangan
perbankan syariah dalam menghadapi berbagai krisis cukup memadai. Hal ini
dibuktikan dengan hampir tidak ditemukan permasalahan dalam penyaluran
pembiayaan pada perbankan syariah dan tidak terjadi negative spread dalam
kegiatan operasionalnya. Hal dimaksud dapat dipahami mengingat tingkat
pengembalian pada bank syariah tidak mengacu pada tingkat suku bunga dan
pada akhirnya dapat menyediakan dana investasi dengan biaya modal yang
relatif lebih rendah kepada warga masyarakat.5
Pertumbuhan dan kinerja positif sektor keuangan akan berkorelasi positif
terhadap kinerja suatu negara. Sektor keuangan bisa menjadi sumber utama
pertumbuhan sektor riil ekonomi. Semakin banyak alokasi dana pihak ketiga
yang dialokasikan pada sektorsektor riil maka akan semakin berkurang tingkat
pengangguran dan kemiskinan dalam sebuah perekonomian.6
Keuangan syariah adalah sistem keuangan yang pelaksanaannya
berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam. Peran utama sistem keuangan adalah
mendorong alokasi efisiensi sumber daya keuangan dan sumber daya riil untuk
berbagai tujuan dan sasaran yang beraneka ragam. Dalam sistem keuangan
Islami, sektor riil itulah yang akan menentukan tingkat pengembalian ke sektor
keuangan, bukan sebaliknya. Karena sistem keuangan Islam menerapkan prinsip
investasi pada sektor riil dan tingkat pengembalian atas pendanaan ditentukan
oleh produktvitas dari sektor riil tersebut. Sistem keuangan yang berfungsi
dengan baik akan menciptakan investasi dengan mengindentifikasi dan
mendanai peluang bisnis yang baik, memobilisasi simpanan, memonitor kinerja
para manajer, memicu perdagangan, menghindari dan mendiversifikasi risiko,

5
Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syari’ah (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 16.
6
Ali Rama, Analisis Kontribusi Perbankan Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia (Malaysia:International islamic University Malaysia, 2010), h. 2.

6
dan memfasilitasi pertukaran barang dan jasa. Fungsi ini pada akhirnya
mengarah kepada alokasi efisiensi sumber daya, akumulasi modal fisik dan
manusia yang cepat, dan perkembangan teknologi yang lebih cepat, yang pada
gilirannya, mendorong pertumbuhan ekonomi.7
Hubungan antara perkembangan sektor keuangan dan pertumbuhan
ekonomi telah menjadi objek penelitian dalam berbagai literatur ekonomi
pembangunan dan keuangan. Issu tentang keuangan dan pertumbuhan
setidaknya telah dikemukakan sejak abad 19 oleh Joseph A. Schumpeter yang
mengemukakan urgensi sistem perbankan dan pertumbuhan tingkat pendapatan
nasional dalam pembangunan ekonomi melalui identifikasi dan pembiayaan
pada sektor investasi yang produktif.

BAB III
PENUTUP

7
Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor, Pengantar Keuangan Islam: Teori dan Praktik (Jakarta:
Kencana, 2008), h. 159.

7
A. Kesimpulan
1. Arsitektur keuangan (financial architecture) perusahaan adalah kombinasi
dari dimensi struktur keuangan yang berbeda, yang terdiri dari struktur
kepemilikan, struktur modal, dan kontrol perusahaan melalui tata kelola
perusahaan
2. Secara fungsi, sektor keuangan syariah memiliki tiga fungsi utama yaitu
menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat
yang membutuhkan dana, dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa
perbankan syariah
3. Pertumbuhan dan kinerja positif sektor keuangan akan berkorelasi positif
terhadap kinerja suatu negara. Sektor keuangan bisa menjadi sumber utama
pertumbuhan sektor riil ekonomi. Semakin banyak alokasi dana pihak ketiga
yang dialokasikan pada sektorsektor riil maka akan semakin berkurang
tingkat pengangguran dan kemiskinan dalam sebuah perekonomian
B. Saran
Sebagai penyusun makalah, kami menyadari bahwa apa yang telah kami
susun masih jauh dari kata sempurna. Masih terdapat banyak kekurangan di
sana-sini. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik konstruktif dan saran dari
rekan sekalian untuk hasil yang lebih baik lagi ke depannya. Semoga makalah
sederhana ini bermanfaat bagi semua.

DAFTAR PUSTAKA

8
Mawaddah, Analisis Pengaruh JUB, Pembiayaan Mudharabah dan Kontribusi
Dana ZIS Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia, Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah, 2011

Yunan, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi


Indonesia, Medan: Universitas Sumatera Utara, 2009

Irfan Syauqi, Ekonomi Pembangunan Syariah, Jakarta: LP3ES, 2001

Muhammad, Bank Syariah: Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman,


Yogyakarta: Ekonisis, 2020

Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syari’ah, Jakarta: Sinar Grafika, 2008

Ali Rama, Analisis Kontribusi Perbankan Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi


Indonesia, Malaysia:International Islamic University Malaysia, 2010

Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor, Pengantar Keuangan Islam: Teori dan Praktik,
Jakarta: Kencana, 2008

Anda mungkin juga menyukai