Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HUKUM PERBANKAN

(PENGERTIAN, PERANAN DAN PERKEMBANGAN

BANK SYARIAH DI INDONESIA)

Disusun untuk memenuhi tugas :

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Ekonomi


Dosen Pengampu : Agus Ahmad Faruk, S.Sos, M.M

Oleh :

Imamul Mutaqin Al Hanif (212201008)


Dilah Saeful Milah (212201003)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

KH SAEPUDDIN ZUHRI

HAURKUNING-TASIKMALAYA

2022
KATA PENGANTAR

Puji serta rasa Syukur ke Hadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat
serta Hidayah-Nya. Sholawat serta Salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, tidak lupa kepada keluarganya, sahabatnya,
hingga kepada kita sebagai umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Agus Ahmad Faruk, S.Sos, M.M.
selaku dosen Mata Kuliah Hukum Perbankan yang telah memberikan tugas ini.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuan dan kesempatannya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “PENGERTIAN, PERANAN DAN
PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA” ini tepat pada
waktunya.

Dengan ditulisnya makalah ini semoga menjadi sarana untuk menambah wawasan
dan pengetahuan bagi kami sebagai penulis dan bagi pembaca.

Kami menyadari makalah ini yang kami tulis jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami harap kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Tasikmalaya, 20 Rabiul Awal 1444H


16 Oktober 2022M

PENULIS

ii
DAFTAR ISI

JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 1

1.3. Tujuan Pembahasan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

2.1. Pengertian Bank Syariah 2

2.2. Peranan Bank Syariah 3

2.3. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia 5

BAB III PENUTUP 7

3.1. Kesimpulan 7

3.2. Saran 7

DAFTAR PUSTAKA 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai makhluk sosial manusia akan saling membutuhkan antara satu
dengan yang lain. Maka dari itu manusia tidak akan lepas dari yang namanya
interaksi. Salah satu interaksi manusia adalah dengan bermuamalah. Secara
etimologi muamalah adalah saling bertindak, saling berbuat dan saling
beramal.
Dalam bermuamalah kita tidak akan asing dengan yang namanya Bank,
tentunya dibutuhkan Ilmu yang mengatur tentang perbankan. Bank sendiri
sudah banyak tersebar di penjuru dunia baik milik pemerintah maupun milik
swasta. Bank di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu Bank konvensional dan
Bank Syariah.
Penduduk Indonesia 86,7% merupakan pemeluk Agama Islam. Oleh karena
itu dibutuhkan edukasi secara merata mengenai Bank Syariah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Bank Syariah?
2. Bagaimana peranan Bank Syariah?
3. Bagaimana Perkembangan Bank Syariah di Indonesia?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian dari Bank Syariah
2. Mengetahui peranan dari Bank Syariah
3. Mengetahui Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dari Bank Syariah


Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang operasional, produk dan
usaha pokoknya berlandaskan pada Al Quran dan Hadits yang mana dalam
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran
serta peredarannya disesuaikan dengan prinsip Syariat Islam. Bank Syariah
juga sering disebut bank tanpa bunga.
Menurut Antonio dan Perwataatmadja pengertian Bank Syariah terbagi
menjadi dua, yaitu (1) Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
Syariat Islam, (2) Bank yang tata cara beroperasinya mengacu pada ketentuan-
ketentuan Al Quran dan Hadits. Bank Syariah sendiri dalam tata cara
bermuamalah itu praktik-praktik yang dikhawatirkan mengandung unsur riba
diisi dengan kegiatan dengan dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan.
Bank Syariah adalah bank yang aktivitasnya menghindari riba. Bunga
merupakan salah satu masalah sekaligus tantangan yang dihadapi oleh umat
Islam dari dulu hingga sekarang. Berangkat dari permasalahan tersebut para
ekonom muslim khususnya di Indonesia telah berupaya penuh dan
memberikan perhatian yang luar biasa guna menemukan cara untuk mengganti
sistem bunga dalam transaksi perbankan dan keuangan yang lebih sesuai
dengan ketentuan dan etika Islam. Dalam upaya ini para ekonom membangun
model teori ekonomi yang bebas bunga dan pengujiannya terhadap
pertumbuhan ekonomi, alokasi dan distribusi pendapatan.
Perbankan Syariah didirikan dengan dasar filosofis maupun praktik.
Secara filosofis perbankan syariah didirikan dengan alasan dilarangnya
pengambilan riba dalam transaksi keuangan maupun non-keuangan.
Dikarenakan sistem perbankan berbasis bunga atau konvensional mengandung
beberapa kelemahan, yaitu :
1. Transaksi berbasis bunga melanggar keadilan atau kewajaran bisnis.
Dalam bisnis, keuntungan perusahaan bersifat tidak pasti. Peminjam sudah
berkewajiban untuk membayar tingkat bunga yang disetujui walaupun
perusahaan mempunyai kemungkinan rugi. Meskipun perusahaan untung,

2
bisa jadi bunga yang harus dibayar melebihi keuntungannya. Jelas hal ini
bertentangan dengan norma keadilan dalam Islam.
2. Tidak fleksibelnya sistem transaksi berbasis bunga menyebabkan
kebangkrutan.
Beban utang menjadi penyebab hilangnya potensi produktif masyarakat
selain pengangguran yang menyebabkan sulitnya upaya pemulihan
ekonomi dan memperparah penderitaan masyarakat.
3. Komitmen bank untuk menjaga keamanan uang deposan berikut
bunganya.
Bank hanya bersedia memberikan pinjaman bagi bisnis yang sudah benar-
benar mapan atau kepada perorangan yang dijamin mampu menjamin
pinjamannya. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan pendapatan dan
kesejahteraan karena masyarakat di kalangan menengah yang memiliki
potensi tidak memiliki kesempatan untuk merealisasikan potensinya.
4. Sistem transaksi berbasis bunga dapat menghalangi munculnya
inovasi oleh pelaku Usaha Kecil dan Menengah.
Badan usaha yang besar dapat mengambil risiko untuk mencoba teknik
dan produk baru dengan memiliki dana cadangan sebagai sandaran jika
teknik dan produk barunya tidak berhasil. Berbeda dengan usaha kecil dan
menengah yang mana ketika ada inovasi baru untuk merealisasikannya
harus mencari modal terlebih dahulu yang tidak jarang dengan mengambil
jalan pinjaman modal dari bank yang berbasis bunga. Dengan demikian
ketika usahanya tidak membuahkan hasil yang terjadi adalah kebangkrutan
karena harus tetap membayar pinjamannya beserta bunganya. Hal ini
menyebabkan memburuknya keseimbangan kesejahteraan.
2.2 Peranan Bank Syariah
Dalam suatu negara pasti mempunyai sistem lembaga keuangan sebagai
aturan yang menyangkut masalah keuangan suatu negara sebagai instrumen
penting dalam pembangunan suatu negara. Maka dituntut adanya sistem baku
yang mengatur dalam bidang perekonomian. Namun kenyataan yang terjadi
sekarang adalah umat manusia telah terbelenggu oleh sistem perekonomian
yang sekuler.

3
De Javasche Bank (DJB) atau yang sekarang menjadi Bank Indonesia pada
tahun 1872, telah menanamkan nilai-nilai sistem perbankan yang sampai
sekarang telah mendarah daging di kalangan masyarakat Indonesia.
Undang-Undang Perbankan Nomor 7 tahun 1992 yang direvisi melalui
Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 dengan tegas mengakui keberadaan
dan berfungsinya Bank Bagi Hasil atau Bank Islam. Dengan demikian hal
tersebut menjadi pijakan kokoh bagi umat Islam dalam bidang perbankan yang
memegang prinsip berdasarkan Syariah Islam.
Bank Islam atau Bank Syariah sendiri memiliki peranan sebagai berikut:
1. Meningkatkan kepercayaan masyarakat dengan memurnikan sistem
perbankan yang berbasis Syariat Islam,
2. Meningkatkan kesadaran umat terhadap Syariat Islam,
3. Menjalin kerja sama dengan para Ulama.

Pada umumnya lembaga keuangan bank maupun non-bank yang bersifat


formal tidak dapat menjangkau lapisan masyarakat dari golongan ekonomi
menengah ke bawah. Dengan alasan penanggungan risiko, biaya operasi,
identifikasi usaha dan pemantauan penggunaan kredit layak usaha. Hal ini
menyebabkan 70% sampai 90% masyarakat di pedesaan menggunakan
lembaga keuangan non-formal, termasuk yang beroperasi adalah rentenir
dengan menggunakan suku bunga yang tinggi. Maka dari itu dibutuhkan
lembaga keuangan yang menjadi jalan keluar dari permasalahan tersebut.
Bank Syariah menjadi salah satu jalan dari permasalahan tersebut dengan,
yaitu dengan menjalankan sistem keuangan dengan prinsip bagi hasil.

Bank Syariah diharapkan menjadi sumber pembiayaan bagi masyarakat dalam


menopang kestabilan ekonomi masyarakat di kalangan menengah ke bawah
yang dengan itu tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat. Karena dengan
Bank Syariah nasabah menjadi mitra bukan sebagai kreditur.

Bank Syariah mempunyai peranan nyata dalam beberapa aspek, di antaranya:

(1) Meningkatkan rasa nasionalisme, dalam artian Bank Syariah mampu


menjadi fasilitator terbentuknya jaringan usaha ekonomi kerakyatan,
(2) Beroperasi secara transparan serta memberdayakan ekonomi umat,

4
(3) Memberikan return (keuntungan) yang lebih baik. Dengan investasi di
Bank Syariah tidak menjaminkan return (keuntungan) secara pasti kepada
investor. Dengan itu nasabah yang diberikan pembiayaan akan
memberikan hasil sesuai dengan keuntungan yang didapatnya dengan asas
bagi hasil,
(4) Menekan spekulasi di pasar keuangan dengan mendorong masyarakat
yang lebih produktif dalam mengelola dananya,
(5) Menciptakan pemerataan pendapatan,
(6) Mengefisienkan mobilitas dana. Dengan Bank Syariah memberdayakan
dana dari investor bank dapat memperoleh komisi atau bagi hasil.
2.3 Perkembangan Bank Sariah
Dalam dunia ekonomi pada dasarnya adalah membahas tentang konsep uang.
Uang sendiri dalam Islam pada dasarnya adalah alat tukar bukan sebagai
komoditi. Peranan uang sendiri adalah bermaksud untuk melenyapkan
ketidakadilan dan kejujuran dalam tukar menukar. Berbicara keadilan dalam
tukar menukar sering disebut sebagai riba al fadhl, yaitu suatu tambahan yang
disyaratkan dalam sistem tukar menukar atau secara sederhana adalah
menukar suatu barang dengan takaran berbeda. Oleh karena itu Islam
melarang riba al fadhl, karena tidak sesuai dengan konsep uang sendiri
menurut Islam yaitu sebagai alat tukar, sehingga uang tidak dapat
menghasilkan suatu keuntungan. Maka berangkat dari sana bunga yang biasa
ada dalam sistem pinjam meminjam.
Bank Syariah sendiri hadir atas dasar problem riba dan bunga yang telah
sekian lama mendarah daging di dunia ekonomi baik nasional maupun
internasional dan juga menjadi ganjalan bagi umat Islam dalam menjalankan
perekonomian.
KH Mas Mansur pada tahun 1937 mengatakan dalam Majalah Tablig Siaran
bahwa bunga bank menjadi masalah yang sangat serius bagi Umat Islam.
Masalah tersebut pada saat itu belum menemukan jawaban dikarenakan belum
adanya regulasi moneter dan keuangan. Tahun 1983 baru adanya deregulasi
moneter dan perbankan yang sedikitnya menekan masalah terhadap bunga dan
riba tersebut. Juga diperkuat dengan Paket Kebijakan Oktober 1988 bahwa
bank dapat memberikan pembiayaan dengan bunga 0%.

5
Pada tahun 2002 Mudrajad dan Suharjono mengatakan bahwa deregulasi
finansial yang sedang terjadi di Indonesia sejalan dengan deregulasi finansial
di Negara Asia lainnya. Terdapat tiga dimensi deregulasi yang terpisah namun
berkaitan erat, yaitu deregulasi harga terutama dalam deregulasi suku bunga,
deregulasi produk dan deregulasi spasial yaitu kelonggaran pembukaan
cabang atau hambatan memasuki pasar.
Deregulasi sendiri sedikitnya telah menunjukkan perubahan terhadap wajah
sektor keuangan Indonesia dengan berkurangnya represi finansial. Deregulasi
finansial juga menjadi penyebab timbulnya iklim persaingan semakin hangat,
termasuk di dalam bidang perbankan syariah di Indonesia.
Deregulasi finansial juga telah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan Bank Syariah di Indonesia. Hal tersebut terbukti pada tahun
1991 telah berdiri dua Bank Syariah, yaitu Bank Syariah Dana Mardhotillah
dan BPR Syariah Berkah Amal Sejahtera yang keduanya berada di Bandung.
Tahun 1992 juga berdiri Bank Muamalat Indonesia diikuti BPR Syariah
Bangun Drajd Warga dan BPR Syariah Marga Rizki Bahagia dan juga pad
Tahun 1992 juga dibentuk UU Perbankan Nomor 7 tahun 1992 yang isinya
tentang bank bagi hasil. Dan pada tahun 1998 UU No.7 tahun 1992 dilakukan
revisi menjadi UU No.10 tahun 1998. Dengan demikian diterbitkannya UU
No.10 tahun 1998 di Indonesia telah berdiri juga satu Bank Umum Syariah
(Bank Muamalat Indonesia) ditambah dengan delapan puluh BPR Syariah.
Perkembangan Bank Syariah di Indonesia memiliki peluang besar, karena
peluang pasarnya yang luas dan sejurus dengan mayoritas penduduk
Indonesia. UU No.,10 tahun 1998 tidak menutup kemungkinan bagi pemilik
bank negara, swasta nasional maupun pihak asing sekalipun untuk membuka
cabang syariah di Indonesia. Dengan terbukanya kesempatan ini jelas akan
memperbesar peluang transaksi keuangan di dunia perbankan Indonesia,
terutama ketika terjalin hubungan kerja sama di antara bank syariah.
Dengan demikian bisa menampung aspirasi dan kebutuhan masyarakat, yang
mana masyarakat diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mendirikan
bank berdasarkan konsep Bank Syariah. Hal ini juga termasuk kesempatan
konversi dari bank umum yang kegiatan usahanya berdasarkan pada pola
konvensional menjadi pola syariah. Selain itu juga diperbolehkan pula bagi

6
pengelola bank umum konvensional untuk membuka kantor cabang khusus
syariah dengan ketentuan melarang percampuran modal dan akuntansinya.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini bisa kita simpulkan bahwa Bank Syariah
merupakan salah satu titik terang bagi kia sebagai Muslim, sebagai acuan
dalam bermuamalah yang berlandaskan pada Syariat Islam. Namun,
dibalik itu hal ini juga merupakan PR besar bagi kita generasi Muslim
untuk mempertahankan dan mengembangkan Ekonomi berbasis Syariat
Islam.
3.2. Saran
Kami sangat menyarankan terhadap rekan-rekan mahasiswa secara khusus
dan terhadap pembaca secara umum untuk memperhatikan sistem
perekonomian di Indonesia, karena diterima ataupun tidak kita sebagai
Umat Islam yang mendominasi populasi penduduk Indonesia, supaya tetap
dalam koridor Islami.

7
DAFTAR PUSTAKA

Antonio Syafe’i, Bank Islam : Teori dan Praktik, Gema Insani Press, Jakarta,
2000

Muhammad, Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, UII Press, Yogyakarta,


2000

Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil di Bank Syariah, UII Press,


Yogyakarta, 2000

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2002

Anda mungkin juga menyukai