Anda di halaman 1dari 15

i

MAKALAH

PERBANKAN SYARIAH

(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bank dan Lembaga


Keuangan)

DOSEN PENGAMPU : KEMALA PUJI, S.E.I.M.E

DISUSUN OLEH :

ACHMADYAN RAYA

2251020177

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2022/2023
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perbankan
Syariah” ini dengan tepat waktu. Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai bahan masukan dan bahan
pertimbangan bagi penulis dalam menyelesaikan tugas-tugas berikutnya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat
Ibu Kemala Puji, S.E.I.M.E selaku dosen pengampu mata kuliah Bank dan Lembaga
Keuangan yang telah memberikan penulis tugas makalah ini. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga para pembaca.

Bandar Lampung, 13 November 2022

Penulis
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1

1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Dasar Hukum Perbankan Syariah ............................................................. 3

2.2 Pengertian Prinsip Syariah ........................................................................ 4

2.3 Perbedaan Bank Komvensional dan Bank Syariah ................................... 5

2.4 Kegiatan Usaha Bank Syariah ................................................................... 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 11

3.2 Saran.......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keberadaan dan peranan perbankan sangat mempengaruhi
kegiatanekonomi suatu negara. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya
perekonomian suatu negara. Apabila keuangan negara aman dan stabil, berarti
keuangan negara tersebut sehat, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu,
keberadaan perbankan dapat dijadikan ukuran kemajuan negara yang
bersangkutan. Semakin maju perekonomian negara, maka semakin banyak
dan penting peranan perbankan dalam negara tersebut.
Bank bagi hasil sering disebut Bank Syariah (Bank Islam) merupakan
lembaga perbankan yang menggunakan sistem dan operasi berdasarkan
prinsip-prinsip hukum atau syariah islam, seperti yang sudah diatur dalam Al-
Qur’an dan Hadits. Usaha pembentukkan sistem ini berangkat dari larangan
islam untuk memungut dan meminjam berdasarkan bunga yangtermasuk
dalam riba dan investasi untuk usaha yang dikategorikan haram, misalnya
makanan, minuman, dan usaha-usaha lain yang tidakislami, yang hal tersebut
tidak diatur dalam bank konvensional.
Adanya perbankan syariah di Indonesia bertujuan untuk mewadahi
penduduk di Negara Indonesia yang hampir seluruh penduduknya beragama
islam. Dengan adanya bank syariah diharapkan tidak adanya kekacauan dalam
proses muamalah bagi para pemeluk agama islam, sehingga mereka terjaga
dari hal-hal yang haram akibat tidak adanya suatutempat yang melayani
dalam bidang muamalah yang bersifat islami

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa dasar hukum Perbankan Syariah?
2. Apa pengertian prinsip syariah??
3. Apa perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah?
4. Apa saja kegiatan usaha dalam bank syariah??
2

1.3. Tujuan
1. Mengetahui dasar hukum perbankan syariah
2. Mengetahui Pengertian prinsip syariah dengan jelas
3. Mengetahui dan memahami perbedaan antara bank konvensional dan bank
syariah?
4. Mengetahui kegiatan usaha dalam bank syariah
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Dasar Hukum Perbankan Syariah


Bank syariah adalah suatu lembaga yang menerapkan system
perbankan (intermediasi/penghimpunan dan penyaluran dana) serta jasa
keuangan berdasarkan prinsip islam. Yaitu operasional yang bebas dari riba
(bunga), masyir (spekulatif/judi), gharar (ketidakjelasan), berprinsip keadilan,
dan membiayai kegiatan usaha yang halal secara zat dan prosesnya.1
Berdirinya Bank syariah di Indonesia tentunya memiliki landasan atau
dasar hukum yang melindungi dan menjadi dasar menjalankan segala
2
aktivitas perekonomian yang meliputi kegiatan perbankan. Dalam
berjalannya segala aktivitas perbankan, bank syariah memiliki dua dasar
hukum berdasarkan peraturan negara dan berdasarkan Al-Qur’an dan hukum
islam yang lainnya.
Landasan atau dasar hukum bank syariah berawal dari UU No 7 tahun
1992 tentang perbankan yang hanya mengatur tentang perbankan secara
konvensional, kemudian Bank Syariah sendiri dalam system operasinya UU
tersebut dijadikan sebagai landasan hukumnya ditambah Peraturan
Pemerintah nomor 72 tahun 1992 tentang Bank berdasarkan Bagi Hasil.
Landasan Hukum Kedua UU No. 10 Tahun 1998, Kegiatan
perekonomian yang kompleks tersebut membuat pemerintah harus membuat
pembaharuan terhadap undang-undang. Khususnya dasar hukum bank
syariah. Sebab, semakin hari semakin banyak peminatnya. Sehingga, undang-
undang sebelumnya disempurnakan lagi menjadi UU No. 10 Tahun 1998.
Pada landasan hukum ini, penjelasan tentang pengertian, serta prinsip lebih
terelaborasi.
Dasar hukum bank syariah berikutnya yang masih digunakan saat ini
adalah UU No. 21 Tahun 2008. Peraturan dalam perundang-undangan satu ini
jauh lebih detail dan mendalam membahas mengenai perbankan satu ini.

1
Wery Gusmansyah, Hukum Perbankan Syariah: Prosedur dan Pola Penyelesaian sengketa
perbankan syariah, (Bengkulu: Penerbit Vanda, 2016), hlm. 24
2
Noer, M. A. (2022). Gambaran Umum Perbankan Syariah Di Indonesia. hlm. 2
4

Beberapa aspek yang menjadi poin utama dalam undang-undang satu


ini adalah jenis usaha, penyaluran dana, kelayakan dalam berusaha, hingga
hal yang harus dihindari. Semuanya di bahas secara lebih jelas. Terdapat
dasar hukum bank syariah lainnya yaitu Peraturan Bank Indonesia
10/16/PBI/2008
Tahun 2008. Dasar hukum ini cukup kuat dan digunakan secara menyeluruh
oleh perbankan yang mengusung prinsip islam.3
Sedangkan dalam al-quran dasar hukum utama yang menjadi landasan
berdirinya bank syariah adalah: Pertama, QS. An-Nisa ayat 29 yang memiliki
arti “hai orang-orang beriman! janganlah kalian saling memakan
(mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan sukarela diantara kalian.” Dalam artian ini
bisa ditafsirkan bahwasannya bank syariah dalam melaksanakan tugasnya
tidak boleh menyeleweng dari ajaran islam (batil) namun harus selalu tolong
menolong demi menciptakan suatu kesejahteraan.
Kedua, ayat selanjutnya yang menjadi landasan hukum Bank syariah
terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 283, yang memiliki arti “Maka, jika
sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain maka hendaknya yang kamu
percayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah bertaqwa kepada Allah
SWT.” Dari ayat ini bisa diambil salah satu poin penting yakni
menyampaikan amanat. Dalam bank syariah baik pihak Bank maupun
nasabah harus menjaga amanah yang telah disepakati dalam akad
sebelumnya hal ini bertujuan untuk menjaga kepercayaan dan tetap
berkegiatan ekonomi tanpa kecurangan atau kebohongan sedikitpun.
Ketiga, QS Al-Maidah ayat 1-2. Dalam ayat ini memiliki arti “ Hai
orang-orang beriman ! penuhilah akad-akad itu.” Untuk ayat 1 sedangkan
arti ayat ke dua “ dan tolong menolonglah kamu dalam hal kebajikan.” Dari
dua ayat ini bisa diartikan bahwasannya Bank syariah hadir untuk
melaksanakan dan menjaga akad-akad yang telah disepakati diantara dua
pihak tidak bnoleh terjadi sebuah penyelewengan namun harus tetap baik dan
benar sesuai dengan
ajaran islam serta kesepakatan yang ada.4

3
Rachmadi Usman, S. H. (2022). Aspek hukum perbankan syariah di Indonesia. Sinar Grafika.
hlm. 34-44.
4
Noer, M. A. (2022). Gambaran Umum Perbankan Syariah Di Indonesia. hlm. 4
5

2.2 Pengertian Prinsip Syariah


Prinsip syariah lebih terang dijelaskan pada pasal 1 butir 13 UU
menyebutkan bahwa “Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan
hukum islam antara Bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau
pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai
dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi
hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan penyertaan
modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan
prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah)atau dengan adanya pilihan
pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihal bank oleh pihal
lain (ijarah wa iqtina)”. 5

Adapun prinsip dasar dalam perbankan syariah tersebut antara lain :

1. Larangan terhadap transaksi yang mengandung barang atau jasa yang di


haramkan.
2. Larangan terhadap transaksi yang di haramkan system dan prosedur
perolehan keuntungannya. (riba, masyir, gharar)6

2.3 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah


Masih banyak di kalangan pengguna jasa perbankan mengalami
kesulitan untuk membedakan antara bank syariah dan bank konvensional.
Pada prinsipnya, bank syariah tidak benarbenar berbeda dengan bank
konvensional. Bahkan, ada beberapa persamaan yang terutama dilihat dari
manajemen perbankan. Akan tetapi, terdapat sedikit perbedaan yang
merupakan substansi dari hakikat kesyariahan dari lembaga keuangan
perbankan7

5
Dzuluqy, S. (2016). Penyelesaian sengketa ekonomi syariah secara litigasi. Jurnal Studi Kasus
Perkara. hlm. 9.
6
Andrianto. M Anang Firmansyah, Manajemen Bank Syariah: Implemetasi Teori dan Praktek,
(CV. Penertbit Qiara Media, 2019), hlm. 31
7
Danupranata, G. (2013). Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah. hlm. 37.
6

1. Investasi
Bank Syariah dalam menyalurkan dananya kepada pihak pengguna
dana, sangat selektif dan hanya boleh menyalurkan dananya dalam
investasi halal. Sedangkan bank konvensional, tidak mempertimbangkan
jenis investasinya, akan tetap penyaluran dananya dilakukan untuk
perusahaan yang menguntungkanm meskipun menurut syariah islam
termasuk produk yang tidak halal.
2. Return/Keuntungan
Return yang diberikan oleh bank syarah kepada investor, dihitung
dengan sistem bagi hasil, sehingga adil bagi kedua pihak. Dari sisi
penghimpunan dana pihak ketiga, bila bank syariah memperoleh
pendapatan besar, maka nasabah investor juga akan menerima bagi hasil
yang besar, dan sebaliknya bila hasil bank syariah kecil, maka bagi hasil
yang dibagikan kepada nasabah investor juga akan menurun. Sebaliknya,
dalam bank konvensonal, Return yang diberikan maupun yang diterima
dihitung berdasarkan bunga. Bunga dihitung dengan mengalikan antara
persentase bunga dengan pokok pnjaman atau pokok penempatan dana,
sehingga hasilnya akan tetap.
3. Perjanjian/akad
Perjanjan menggunakan akad sesuai dengan sistem syariah.
Sebaliknya, perjanjian yang dilaksanakan antara bank konvensonal dan
nasabah adalah menggunakan dasar hukum positif.
4. Orientasi
Orientasi bank syariah dalam memberikan pembiyaannya dalah
falah dan profit oriented. Bank syariah memberikan pembiayaan semata-
mata memperoleh keuntungsn tetapi mempertimbangkan masyarakat.
Sedangkan bank konvensional akan memberikan kredit kepada nasabah
bila usaha nasabah menguntungkan
5. Hubungan bank dan nasabah
Kedua pihak memiliki kedudukan yang sama. Sehingga hasil usaha
hasil kerjasama yang dilakukan oleh nasabah, akan dibagihasilkan dengan
7

bank syariah dengan nisbah yang telah disepakati bersama dan tertuang
dalam akad.
6. Dewan Pengawas
Dewan pengawas bank syariah meliputi beberapa pihak antara lan:
Komisaris, Bank Indonesia, Bapepam (untuk bank syariah yang go public)
dan dewan pengawas syariah. Semua dewan pengawas memiliki fungsi
masing-masing.
7. Penyelesainan sengketa.
Permasalahan yang muncul di bank syariah akan diselesaikan
dengan musyawarah. Namun apabila musyawarah tidak menyelesaikan
masalah akan diselesaikan oleh pengadilan dalam lingkunga peradilan
agama. Bank konvensional akan menyelesaikan sengketa melalui
negosiasi. Bila negosiasi tidak dapat dilaksanakan, maka penyelesaiannya
melalui pengadilan negeri setempat.8

2.4 Kegiatan Usaha Bank Syariah


Secara sederhana, bank syariah memiliki kegiatan usaha yang sama
dengan bank pada umumnya (konvensional). Yaitu penghimpunan,
pembiayaan/penyaluran atau perkreditan jika dalam konvensional, dan jasa
keuangan.

1. Penghimpunan Dana

Dalam penghimpunan dana, bank syariah melakukan mobilisasi dan


investasi tabungan untuk pembangunan perekonomian dengan cara yang
adil sehingga keuntungan yang adil dapat dijamin bagi semua pihak.
Dalam hal ini, bank syariah melakukannya tidak dengan prinsip bunga
(riba), melainkan dengan prinsip-prinsip yang sesuai dengan syariat
Islam,
terutama mudharabah (bagi hasil) dan wadi’ah (titipan).9

8
Ismail, M. B. A. (2017). Perbankan Syariah. Kencana. hlm 34-38.
9
Yumanita, D. (2005). Bank Syariah: Gambaran Umum. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi
Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia. hlm. 15.
8

Sumber dana bank yariah secara singkat sebagai berikut:

a. Modal disetor
Modal merupakan dana yang diserahkan oleh para pemilik
(owner) sebagai bagian keikutsertaannya dalam usaha bank syariah.
Sebagai buktinya, pemilik akan menerima sejumlah saham sesuai
dengan porsi keikutsertaannya.
b. Titipan masyarakat (Al-Wadiah)
Salah satu prinsip yang di gunakan bank syariah dalam
penghimpunan dana adalah dengan menggunakan prinsip titipan.
Akadnya adalah Al-Wadiah, yaitu dimana dapat di ambil oleh
pemiliknya sewaktu-waktu. Contoh aplikasi pada bank syariah adalah
rekening giro, dan rekening tabungan.
c. Investasi (mudharabah)
Akad yang sesuai dengan prinsip investasi adalah mudharabbah
yang mempunyai tujuan kerja sama antara pemilik dana (shohibul
maal) dan pengelola dana (mudharib) atau bank. Pemilik dana sebagai
investor murni menanggung aspek sharing risk dan return dari bank.
Yang dalam aplikasi di bank syariah di kenal dengan rekening investasi
umum/tidak terikat, dan rekening investasi khusus/terikat.
d. Dana dari ZIS
Selain menghimpun dana untuk tujuan komersil, bank syariah
juga menghimpun dana untuk tujuan kepentingan social yang bersal
dari dari dana ZIS.10

2. Penyaluran/Pembiayaan

Dalam menyalurkan dana, bank syariah dapat memberikan


berbagai bentuk pembiayaan. Pembiayaan yang diberikan oleh bank
syariah
mempunyai lima bentuk utama, yaitu mudharabah dan musyarakah
(dengan

10
Andrianto, A., & Firmansyah, M. A. (2019). Manajemen Bank Syariah: Implementansi Teori
dan
Praktek. hlm. 103-104.
9

pola bagi hasil), murabahah dan salam (dengan pola jual beli), dan ijarah
(dengan pola sewa operasional maupun finansial).11

Sehingga penulis membagi Penyaluran/pembiayaan bank syaraih


dalam dua bentuk yaitu:

1. Pembiayaan bagi hasil


Ini adalah bentuk pebiayaan yang paling utama dari bank
syariah yang di aplikasi dalam akad mudharabah dan musyarakah. Ciri
utama pembiayaan bagi hasil adalah bahwa keuntungan dan kerugian
ditanggung bersama oleh pemilik dana maupun pengusaha.
2. Pembiayaan non bagi hasil
Bank syariah tidak hanya berfungsi sebagai bank investasi
(investment bank), tetapi juga berfungsi, antara lain: Sebagai
perusahaan dagang (merchant bank) dan leasing company sehingga
bank syariah lebih cocok disebut sebagai bank universal (multi-purpose
bank).

Bentuk-bentuk pembiayaan nonbagi hasil yang utama adalah:

1. Murabahah dan salam (dengan prinsip jual beli),


2. Dan ijarah (dengan prinsip sewa operasional),
3. Serta qardh yang merupakan salah satu bentuk pembiayaan pelengkap
yang berbasis jasa (feebased services).

3. Jasa Keuangan

Selain melakukan penghimpunan dan penyaluran, bank juga


melakukan atau memberikan jasa keuangan kepada nasabahnya. Berikut
beberapa jasa keuangan bank syariah:

a) Jaminan peminjaman dengan prinsip wakalah, musyarkah, atau


mudharabah.
b) Kafalah (jaminan yang diberikan seseorang untuk menjamin
pemenuhan kewajiban pihak kedua)

11
Yumanita, D. (2005). Bank Syariah: Gambaran Umum. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi
Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia. hlm. 20.
10

c) Hiwalah (pengalihan dana/utang dari depositor/debtor ke


penerima/kreditor)
d) Rahn (pinjaman dengan jaminan atau gadai atau mortgage)
e) Sharf (jual beli mata uang).
f) Selain itu ada jasa non-keuangan yaitu: titipan wadiah yad amanah
(safe deposit box).12

12
Danupranata, G. (2013). Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah. hlm. 72.
11

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bank syariah adalah suatu lembaga yang menerapkan system
perbankan (intermediasi/penghimpunan dan penyaluran dana) serta jasa
keuangan berdasarkan prinsip islam. Dalam berjalannya segala aktivitas
perbankan, bank syariah memiliki dua dasar hukum berdasarkan peraturan
negara dan berdasarkan Al-Qur’an dan hukum islam yang lainnya. Prinsip
Syariah adalah dasar yang harus di patuhi, dalam menjalankan kegiatan
syariahnya. Perbedaan bank syariah dan bank konvensional : 1). Investasi, 2).
Return/Keuntungan, 3). Perjanjian/akad, 4). Orientasi, 5). Hubungan bank
dan nasabah, 6). Dewan Pengawas, 7). Penyelesainan sengketa. Dan kegiatan
usahanya terdiri dari penghimpunan, pembiayaan/penyaluran atau perkreditan
jika dalam konvensional, dan jasa keuangan.

3.2 Saran
Sebagai penyusun, penulis menyadari akan adanya kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, mohon kritik dan saran dari
pembaca, agar penulis dapat memperbaiki makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, A., & Firmansyah, M. A. (2019). Manajemen Bank Syariah:


Implementansi Teori dan Praktek.
Danupranata, G. (2013). Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah.
Dzuluqy, S. (2016). Penyelesaian sengketa ekonomi syariah secara litigasi. Jurnal
Studi Kasus Perkara, 1(1), 1-17.
Ismail, M. B. A. (2017). Perbankan Syariah. Kencana.
Noer, M. A. (2022). Gambaran Umum Perbankan Syariah Di Indonesia.
Rachmadi Usman, S. H. (2022). Aspek hukum perbankan syariah di Indonesia.
Sinar Grafika.
Wery Gusmansyah, Hukum Perbankan Syariah: Prosedur dan Pola Penyelesaian
sengketa perbankan syariah, (Bengkulu: Penerbit Vanda, 2016)
Yumanita, D. (2005). Bank Syariah: Gambaran Umum. Jakarta: Pusat Pendidikan
dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai