Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASPEK HUKUM BANK SYARIAH

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi

Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi Perbankan Syariah

Dosen Pengampu : Rendi Dwipa, SE., M.Ak

Disusun oleh :

Kelompok 4:
Devi Latifa Hanum (2019.161.111)

Khairul Anwar (2019.151 3439)

Rifaldi kurniawan (2019.161.125)

Siti Maulina (2019.161.130)

PRODI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM – NUSANTARA BATANGHARI

2021
DAFTAR ISI

BAB I.................................................................................................................................3

PENDAHULUAN...............................................................................................................3

A. Latar belakang.........................................................................................................3

B. Rumusan masalah...................................................................................................5

1. Apa saja sistem pelayanan bank syariah.............................................................5

2. Apa kualitas dan kepercayaan sistem perbankan syarah...................................5

C. Tujuan masalah.......................................................................................................5

1. Untuk memhami apa itu sistem pelayanan ?..........................................................5

2. Untuk mengetahui kualitas perbankan syariah dan tingkat kepercayaan?............5

BAB II................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.................................................................................................................6

A. Sistem pelayanan Bank Syariah..............................................................................6

1. Pelayanan dengan sistem antrian..........................................................................6

2. Pelayanan Online Dalam Perbankan......................................................................7

B. Kualitas Perbankan syariah dan tingkat kepercayaan............................................9

1. Kualitas layanan bank syariah................................................................................9

2. Tingkat kepercayaan.............................................................................................10

BAB III.............................................................................................................................12

PENUTUP........................................................................................................................12

A. Kesimpulan............................................................................................................12

B. Saran.....................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perbankan memiliki peran penting dalam pembangunan khususnya dalam


menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Hukum perbankan adalah hukum positif
yang mengatur segala sesuatu yang menyangkut tentang bank. Bank adalah salah
satu lembaga pembiayaan yang menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan
kembali pada masyarakat.1 Sesuai dengan Pasal 1 UU No. 7 Tahun 1992 jo UU
No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan (selanjutnya disebut UU Perbankan)
menyatakan bahwa: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau dalam bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup orang banyak.2

Sistem perbankan mengalami perubahan yang cukup prinsipil terutama


setelah diundangkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Perbankan,3

Pada saat ini lembaga perbankan sangat berperan penting dalam


pembangunan ekonomi dan mengalami perkembangan yang sangat pesat.Salah
satu tonggak perkembangan perbankan Islam adalah didirikannya Islamic
Development Bank (IDB) pada tahun 1975 yang beranggotakan 22 negara Islam
pendiri. Berdirinya IDB ini kemudian memicu berdirinya bank-bank Islam di seluruh
dunia, termasuk di Indonesia.

Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya


berdasarkan prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank Umum Syariah
dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Pada dasarnya, aktivitas bank syariah tidak
jauh berbeda dengan aktivitas bank-bank konvensional yang telah ada, yang

1
Rachmadi Usman, 2001, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, Hal 2.
2
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Pasal 1
3
Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, 2010, Hukum Perbankan, Jakarta: Sinar Grafika, Hal 44.
menjadi kritik system perbankan syariah terhadap perbankan konvensional bukan
dalam hal fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan (Financial
Intermediary Institution), akan tetapi karena didalam operasionalnya terdapat unsur-
unsur yang dilarang berupa unsur perjudian (maisir), unsur ketidakpastian/keraguan
(Gharar), unsur bunga (Interest/riba) dan unsur kebathilan. 4

Di Indonesia eksistensi Perbankan Syariah secara yuridis sebenarnya telah


dimulai dengan dikeluarkanya Paket Kebijakan Desember 1983 (Pakdes 83)
tentang penghapusan pagu kredit dan menyebutkan bahwa bank bebas
menentukan suku bunga kredit, tabungan dan deposito. Kemudian dikeluarkan
Paket Kebijakan Oktober 1988 (Pakto 88) tentang izin pendirian usaha bank baru.
Kemudian secara kelembagaan dimulai dengan berdirinya Bank Islam pertama
adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang baru bisa didirikan pada tahun 1991
dengan akte pendirian tanggal 1 November 1991 dan beroperasi pada tanggal 1
Mei 1992.5

Perbankan Syariah semakin berkembang setelah dikeluarkannya Undang-


Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan membagi bank menjadi Bank Umum
dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). UU ini secara eksplisit juga memperbolehkan
bank menjalankan usahanya berdasarkan prinsip bagi hasil. Hal tersebut kemudian
dipertegas dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992
tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Secara substansi, UU ini merupakan
peraturan perbankan nasional yang muatannya lebih banyak mengatur bank
konvesional dibandingkan bank syariah. Tidak banyak pasal yang mengatur tentang
bank syariah dalam UU ini. Kata ‘bank syariah’ juga tidak disebutkan secara
eksplisit. UU ini hanya menyatakan bahwa bank boleh beroperasi berdasarkan
prinsip pembagian hasil keuntungan atau prinsip bagi hasil (profit sharing) (lihat
Pasal 1 butir 12 & Pasal 6 huruf m dan Pasal 13 huruf c). Tidak disebutkannya kata
‘syariah’ atau ‘Islam’ secara eksplisit dalam UU ini disebabkan masih tidak
kondusifnya situasi politik pada saat itu. Pemerintah masih ‘alergi’ dengan
penggunaan kata ‘syariah’ atau ‘Islam’.
4
Abdul Ghofur Anshory, 2009, Hukum Perbankan Syariah, PT Rafika Aditama: Bandung, Hal 2
5
Muhammad Syafi’I Antonio, 2007, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Gema Insani: Jakarta, Hal 25.
Meskipun Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 mengizinkan bank beroperasi
berdasarkan prinsip bagi hasil, tidak ada petunjuk lebih lanjut bagaimana bank
tersebut mesti dijalankan. Oleh karena itu, untuk memberikan pemahaman dan
petunjuk yang jelas, maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP)
No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Menurut Pasal 1
butir 1 PP No. 72, yang dimaksud dengan bank berdasarkan prinsip bagi hasil
adalah Bank Umum atau Bank Prekreditan Rakyat yang melakukan kegiatan usaha
semata-mata berdasarkan prinsip bagi hasil. Adapun yang dimaksud dengan
prinsip bagi hasil sebagaimana yang dimaksud Pasal 1 ayat (1) adalah prinsip bagi
hasil yang berdasarkan Syari’at. Berdasarkan pasal-pasal ini dapat dipahami bahwa
ungkapan bank bagi hasil secara prinsip merupakan terminologi yang digunakan
untuk bank Islam atau bank Syariah. Artinya yang dimaksud dengan prinsip bagi
hasil adalah prinsip muamalah yang berdasarkan pada syariah. Kata syariah secara
jelas merujuk pada hukum Islam.

Dapat dicatat bahwa sejak diberlakukanya UU No. 7 Tahun 1992 tentang


Perbankan dan Peraturan Pemerintahnya, maka bank syariah di Indonesia telah
menjadi kenyataan. Hal ini dianggap sebagai front gate beroperasinya bank syariah
di Indonesia. Namun, peraturan-peraturan tersebut masih dianggap belum
memadai untuk mendorong perkembangan bank syariah, karena sekedar mengatur
bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, namun tidak secara definitif
dan komprehensif mengatur akitifitas bank berdasarkan prinsip syariah.

B. Rumusan masalah

1. Apa saja sistem pelayanan bank syariah


2. Apa kualitas dan kepercayaan sistem perbankan syarah

C. Tujuan masalah

1. Untuk memhami apa itu sistem pelayanan ?


2. Untuk mengetahui kualitas perbankan syariah dan tingkat kepercayaan?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem pelayanan Bank Syariah

Pelayanan diartikan sebagai kemudahan yang diberikan sehubungan


dengan jual beli barang atau jasa.6 Pelayanan karyawan adalah pekerjaan berupa
melakukan sesuatu bagi pelanggan tetapi tidak menghasilkan barang. Pekerjaan-
pekerjaan seperti itu meliputi jasa finansial, perbankan dan asuransi. 7 Pada
dasarnya sistem pelayanan dibagi menjadi dua, yaitu dengan sistem pelayanan
antrian dan system pelayanan online.

1. Pelayanan dengan sistem antrian

Secara umum suatu antrian terjadi apabila jumlah nasabah yang datang
melebihi tingkat pelayanan yang ada. Jika jumlah nasabah yang perlu dilayani
lebih kecil dibandingkan waktu atau kecepatan pelayanan maka antrian tidak
akan terbentuk.8
Komponen proses antrian pada dasarnya terdiri dari kedatangan,
pelayanan dan antri. Dan proses dari antrian dapat dikelompokkan kedalam
empat struktur dasar menurut sifat-sifat fasilitas pelayanan yaitu: 9
a. Satu saluran satu tahap
Model antrian ini dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah antrian,
apabila memiliki karakteristik sebagai berikut :
1). Nasabah yang masuk atau menunggu dalam antrian tunggal ini jumlahnya
tidak dibatasi.
2). Populasi jumlah nasabah tidak terbatas
3). Disiplin antrian adalah “pertama datang pertama dilayani”.
6
Depertemen pendidikan nasional, 2002
7
Tjiptono, 2005
8
Muslich, 1993
9
Eliyani, 2007
b. Banyak saluran satu tahap
Pada model antrian ini memiliki karakteristik:
1). Bila nasabah menunggu dalam antrian tunggal jumlah yang masuk atau
menunggu dalam antrian tersebut jumlahnya tidak dibatasi.
2). Populasi jumlah nasabah tidak terbatas
3). Disiplin antrian adalah “pertama datang pertama dilayani”
4). Bila terdapat beberapa pelayanan, nasabah berikutnya dalam antrian akan
memperoleh pelayanan segera setelah pelayanan yang tidak diperlukan
5). Seluruh pelayanan mempunyai tingkat kemampuan pelayanan yang sama.

c. Satu saluran banyak tahap


Model antrian akan berguna bila terpenuhi kondisi-kondisi berikut:
1). Disiplin antrian pertama datang pertama dilayani
2). Pemanggilan populasi tidak terbatas
3). Hanya ada satu saluran
4). Tingkat rata-rata kedatangan lebih kecil daripada rata-rata tingkat
pelayanan.
5). Ruang tunggu yang tersedia untuk pelanggan dalam antrian tidak terbatas.

2. Pelayanan Online Dalam Perbankan

Dizaman perkembangan teknologi ini kemajuan dalam pelayanan


perbankan juga sangat berkembang pesat, tanpa perlu untuk kekantor
cabangnya, kita dapat bertransaksi, seperti menarik uang tunai dapat
menggunakan ATM, kita ingin mentransfer uang dapat dengan mudah yaitu
dapat melalui ATM dan melalui SMS banking. Dengan kemodernan dalam
pelayanan inilah dapat memudahkan nasabah untuk tidak perlu bersusah payah
mendatangi kantor cabang dan mengantri berjam-jam yang menguras waktu
yang cukup lama, cukup dengan handphone ataupun mesin-mesin ATM yang
tersebar luas dan dapat juga melalui internet banking pada Handpone. nasabah
bisa melalukakan transaksi dimanapun berada. Dibawah ini diuraikan pelayanan
online yang dapat dinikmati oleh nasabah diantaranya adalah:
a. Kartu ATM (Authometic Teller Machine)
yaitu fasilitas layanan nasabah untuk melakukan transaksi perbankan
dengan perangkat mesin ATM yang dimiliki atau ditunjuk oleh suatu bank.
Sarana memudahkan nasabah untuk melakukan cek informasi saldo,
penarikan tunai, pemindahan bukuan direkening suatu bank, fund transfer di
bank jaringan, dan membayar tagihan (listrik, pam, telepon, handphone, kartu
kredit dan pembelian voucher seluler).
b. SMS Banking
yaitu fasilitas layanan kepada nasabah untuk melakukan transaksi
perbankan dengan berbasis teknologi seluler melalui SMS banking ini nasabah
mendapat pelayanan informasi saldo, pembayaran tagihan (telepon seluler, kartu
kredit), pembayaran ZIS dan lain-lain.
c. Internet Banking
yaitu fasilitas layanan kepada nasabah untuk melakukan transaksi
perbankan melalui internet dan aplikasi.
d. Phone Banking
yaitu fasilitas kepada nasabah untuk melakukan transaksi perbankan
dengan perangkat telepon, melalui fasilitas ini nasabah mendapat pelayanan
informasi bagihasil pada bank syariah.

Dengan berbagai layanan online yang memudahkan segala jenis transaksi bagi
nasabah, akan menjadi kemudahan yang merupakan menjadi daya jual yang
tinggi dalam kualitas pelayanan dalam suatu pelayanan perbankan.10

B. Kualitas Perbankan syariah dan tingkat kepercayaan

10
file:///D:/datac/Downloads/1189-Article%20Text-2051-1-10-20200326%20(1).pdf
1. Kualitas layanan bank syariah

a. Definisi Layanan Syariah Bank (LSB)

Layanan Syariah Bank (LSB) adalah bentuk kerjasama yang dilakukan


oleh Bank Mandiri dan Bank Mandiri Syariah terkait dengan layanan terbatas
pembukaan Tabungan Mabrur Mandiri Syariah yang dapat dilakukan di
beberapa cabang Bank Mandiri.

b. Jenis Layanan di LSB

Layanan yang diberikan Bank Mandiri terkait LSB adalah:

 Pembukaan Rekening Tabungan Mabrur


 Transaksi setoran tunai
 Pendaftaran Haji
 Pelunasan Haji

c. Definisi Tabungan Mabrur

Tabungan Mabrur adalah tabungan dalam mata uang rupiah untuk


membantu pelaksanaan ibadah haji dan umroh.

d. Fitur Tabungan Mabrur

 Tabungan ini adalah jenis tabungan yang berdasarkan prinsip Mudharabah


Mutlaqah.
 Mudharabah Mutlaqah adalah perjanjian yang mengikat nasabah dan Bank
dimana Nasabah sebagai pemilik Dana memberikan kekuasaan penuh
kepada Bank sebagai pengelola Dana, untuk menempatkan dana tersebut
dalam usaha yang berbasis syariah dan menguntungkan. Keuntungan
tersebut kemudian akan dibagikan sesuai prinsip bagi hasil.
 Bagi hasil Tabungan Mabrur adalah 8% dan bebas biaya administrasi.
 Setoran awal Tabungan Mabrur adalah Rp 100.000,00., dengan saldo
minimum adalah Rp 100.000,00.
 Saldo minimal untuk didaftarkan haji adalah Rp 25.100.000,00 sesuai
dengan peraturan Kementrian Agama.

e. Syarat Pembukaan Rekening Tabungan Mabrur di LSB

 Syarat pembukaan rekening mabrur di jaringan Bank Mandiri adalah


perorangan usia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
 Identitas diri calon nasabah yaitu KTP dan NPWP.
 Mengisi form pembukaan rekening secara lengkap.

f. Manfaat Pembukaan Rekening Tabungan Mabrur di LSB

Manfaat pembukaan rekening Tabungan Mabrur di Layanan Syariah Bank:

 Memenuhi kebutuhan nasabah untuk mengakomodir kepastian menjalankan


ibadah haji.
 Melayani nasabah Bank Mandiri untuk dapat melakukan perencanaan dan
pendaftaran haji di jaringan Bank Mandiri. 11

2. Tingkat kepercayaan

Kepercayaan adalah kesediaan seseorang untuk menggantungkan dirinya


pada pihak lain yang terlibat dalam pertukaran karena ia mempunyai keyakinan
(confidence) kepada pihak lain tersebut Kepercayaan nasabah terhadap bank
merupakan faktor penting yang mempengaruhi loyalitas nasabah karena pada
dunia perbankan kepercayaan adalah faktor yang sangat penting. Melalui
kepercayaan nasabah yang tinggi terhadap bank maka bank dapat menghimpun
dana sebanyak mungkin dari nasabah dan nasabah akan selalu meliliki sifat
yang loyal terhadap bank tersebut.
Kepercayaan nasabah perbankan syariah ini mencakup juga adanya
keyakinan akan bagi hasil dimana kedua belah pihak akan berbagi keuntungan
11
https://www.bankmandiri.co.id/layanan-syariah-bank
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dimana bagi hasil mensyaratkan
kerjasama pemilik modal dengan usaha/kerja untuk kepentingan yang saling
menguntungkan kedua belah pihak, sekaligus untuk masyarakat. Selain itu
adanya ketaatan terhadap perintah agama dan pemahaman terhadap prinsip-
prinsip syariah Islam dengan baik, menunjukkan bahwa nasabah berorientasi
kepada kebahagiaan yang bersifat ukhrawi (akhirat). 12
Asas kepercayaan yang dianut oleh Undang-Undang Perbankan, yaitu
hubungan antara bank dan nasabah penyimpan dana adalah suatu hubungan
kepercayaan. Bank dalam melaksanakan tugasnya harus amanah, jujur serta
menjaga kepercayaan dari masyarakat
Bank syariah akan berhasil memperoleh nasabah dalam jumlah yang
banyak apabila dinilai dapat memberikan kepercayaan bagi nasabah.
Terciptanya kepercayaan nasabah dapat memberikan manfaat, di antaranya
memberikan kesan yang baik bagi nasabah dan membentuk suatu rekomendasi
dari nasabah satu ke nasabah lain yang dapat menguntungkan perusahaan dan
terciptanya loyalitas nasabah. kepercayaan nasabah yaitu Mendidik masyarakat
untuk selalu memikirkan masa depan dan tidak hanya menguntungkan kepada
nasib, namun lebih menekankan kepada usaha.
Untuk menciptakan kualitas pelayanan yang baik dimata nasabah, maka
setiap pihak bank harus mampu bekerjasama dengan para nasabah. Dengan
kualitas pelayanan yang diharapkan oleh nasabah, maka akan menimbulkan
pembelian ulang dari diri nasabah itu sendiri atau nasabah akan merasa
percaya.13

12
Endang Tri Wahyuni, “Pengaruh Kepercayaan Dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah Perbankan
Syariah”, dalam Jurnal Perbankan, (Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta), h. 684-685
13
https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/3458/1/AJENG%20FITRIANI.pdf
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya


berdasarkan prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank Umum Syariah
dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Pada dasarnya, aktivitas bank syariah tidak
jauh berbeda dengan aktivitas bank-bank konvensional yang telah ada, yang
menjadi kritik system perbankan syariah terhadap perbankan konvensional bukan
dalam hal fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan.

Pelayanan karyawan adalah pekerjaan berupa melakukan sesuatu bagi


pelanggan tetapi tidak menghasilkan barang. Pekerjaan-pekerjaan seperti itu
meliputi jasa finansial, perbankan dan asuransi. Pada dasarnya sistem pelayanan
dibagi menjadi dua, yaitu dengan sistem pelayanan antrian dan system pelayanan
online.

Layanan Syariah Bank (LSB) adalah bentuk kerjasama yang dilakukan


oleh Bank Mandiri dan Bank Mandiri Syariah terkait dengan layanan terbatas
pembukaan Tabungan Mabrur Mandiri Syariah yang dapat dilakukan di beberapa
cabang Bank Mandiri.

B. Saran

Kami meyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan. karena itu keritik dan saran yang membangun sangat
kami butuhkan. Semoga dari keritik dan saran pembaca kami bisa menjadi lebih
baik dalam penulisan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai