Anda di halaman 1dari 21

Hukum perbankan syariah di indonesia

Dosen Pengampu:

Udiyo Basuki,S.H,M.Hum

Disusun oleh:

M. ABDUL HALIM SYAHPUTRA

NIM : 22103080004

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA 2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................2

KATA
PENGANTAR............................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. .LATAR BELAKANG MASALAH............................................5


B. RUMUSAN MASALAH..............................................................8
C. TUJUAN PENULISAN................................................................8

BAB II PEMBAHASAN

A. PERBANKAN SYARIAH............................................................9
B. JENIS JENIS BANK SYARIAH................................................13
C. SISTEM PERBANKAN SYARIAH DAN PERBEDAANNYA
DENGAN KONVENSIONAL..................................................,17

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.............................................................................20

B. DAFTAR PUSTAKA...................................................................21

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT

yang telah Memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang

berjudul “Aksiologi Ilmu Pengetahuan” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata

Kuliah Islam Dan Sains pada semester satu dengan dosen

pengampu Bapak udiyo Basuki , S.H., M.Hum Selain itu,

makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang

bagaimana hukum perbankam syariah bagi para pembaca

dan juga bagi kami.

Saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak udiyo Basuki , S.H., M.Hum. selaku dosen

pengampu Mata Kuliah pengantar ilmu hukum .

2. Rekan-rekan yang mengikuti mata perkuliahan pengantar

il,mu hukum

3. Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan

makalah “hukum perbankan syariah di indonesia” yang tidak

dapat disebutkan satu persatu

3
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari

sempurna. Oleh sebab itu, kami memohon untuk para

pembaca bisa memberikan saran dan kritik yang membangun

demi kesempurnaan makalah ini dan pembelajaran kami

selanjutnya. Terima kasih Wassalamu’alaikum wr.wb

Yogyakarta,

Rabu 7 desember 2022

Penyusun

4
BAB I

1. PENDAHULUAN

2. LATAR BELAKANG MASALAH

Pada tahun 98 yang lalu di Indonesia telah terjadi

pemerosotan dari segi ekonomi secara besar besaran yang

telah mengacaukan ekonomi Indonesia secara besar

besaran. Dan tak Cuma terjadi di Indonesia negara di asia

tenggara juga banyak terjadi krisis moneter namun

berdasarkan factual Indonesia lah yang paling lama dalam

proses recovery atau proses pemulihannya. Hal ini

disebabkan oleh maraknya praktik (kkn) seperti korupsi dan

nepotisme yang terjadi di negeri ini sehingga memperlambat

proses recovery perekonomia Indonesia

Adanya krisis ekonomi ini juga menyebabkan ke krisis

lainnya sepert krisis moral, krisis kepercayaan dan krisis

lainnya yang bersifat multidimensional. Ini juga berdampak

kepada perbankan di dindonesia yang juga merasakan krisis

bahkan banyak bank bank yang di bekukan (likuidisasi)

ataupun digabung dengan bank bank lain (merger) hal ini

disebabkan karena bank kurang menerapkan prinsip

5
prudential banking principle dalam mengelola usaha1

Pascakrisis moneter (1997-1998) bank syariah mulai

dikenal orang bahkan dikalangan bank konvensional,

walaupun bank syariah teah berdiri sejak 1992. Krisis

moneter yang menghancurkan beberapa bank

konvensional.membuat para banker mulai berpikir dan

mencari alternatif dengan sistem syariah. Pada tahum 1999,

berdirilah bank syariah mandiri, anak perusahaan bank

mandiri.

Dalam kurun waktu 10 tahun, bank syariah mengalami

perkembangan yang signifikan, meskipu secara nasional

market share bank syariah mash renda disbanding bank

konvensional, persaingan bank syariah semakin ketat baik

persaingan antara bank syariah atau antara bank syariah

dengan bank konvensional hal ini menuntut bank syariah

untuk meningkatkan layanan yang memuaskan kepada

nasabah.. orientasi nasabah memilih bank saat ni tidak lagi

karena jarak aktivitas nasabah dan kantor bank akan tetapi

nasabah menginginkan kemudahan dan kualitas pelayanan

yang diberikan oleh bank


1
Abdul ghoffur al anshori.perbankan syariah di Indonesia. Gadjah mada
university press (2018) H.1

6
Makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan

terhadap pembaca tentang perbankan syariah secara lebih

lanjut agar pembaca dapat mengetahui keunggulan dan

perbedaan perbankan syariah dengan perbankan

konvensional di Indonesia.

7
A. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu perbankan syariah dan pengertian istilah istilah di

dalam nya?

2. Apa saja jenis perbankan syariah?

3. Bagaimana sistem perbankan syariah dan perbedaan

perbankan syariah dengan konvensional?

B. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk Mengetahui apa itu perbankan syariah

2. Untuk mengetahui jenis jjenis perbankan syariah

3. Untuk Mengetahui sistem perbankan syariah dan perbedaan

perbankan syarian dengan konvensional

8
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERBANKAN SYARIAH

Berdasarkan Undang Undang No. 21 tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah, bank syariah merupakan bank yang menjalankan

kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau prinsip hukum islam.

Prinsip syariah Islam yang dimaksud mencakup dengan prinsip keadilan

dan keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah),

universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir, riba,

zalim dan obyek yang haram, sebagaimana yang diatur dalam fatwa

Majelis Ulama Indonesia.

Selain itu, Undang Undang Perbankan Syariah juga memberi

amanah kepada bank syariah untuk selalu menjalankan fungsi sosial

sekaligus menjalankan fungsi seperti lembaga baitul mal. Lembaga

baitul mal yaitu sebuah lembaga yang menerima dana berasal dari

zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan

menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai kehendak

pemberi wakaf (wakif).

dalam pelaksanaan fungsi pengaturan dan pengawasan Otoritas

Jasa Keuangan (OJK) tetap menerapkan tata kelola yang sama dengan

bank konvensional, yaitu dengan menjalankan prinsip kehati-hatian dan

9
juga memastikan tata kelola berjalan dengan baik. Meskipun begitu, tata

kelola dan pengawasan tetap mendapatkan penyesuaian dengan

prinsip-prinsip yang jadi pedoman oleh sistem perbankan syariah.

Secara hakikatnya, bank syariah merupakan lembaga yang

menawarkan produk perbankan sesuai dengan prinsip syariah Islam.

Lembaga perbankan syariah harus mematuhi pada prinsip syariah Islam

yang sudah ditetapkan. Pasalnya, prinsip syariah dalam lembaga

perbankan ini jadi hal yang cukup fundamental, mengingat eksistensi

dari bank syariah sendiri didasari oleh prinsip syariah Islam tersebut.

Tetap teguh dalam menjalankan aktivitas perbankan pada prinsip syariah juga

dipandang sebagai sisi kekuatan dari bank syariah. Untuk

menjaga konsistensi dalam menjalankan aktivitas perbankan

berdasarkan prinsip syariah islam, bank syariah juga diawasi oleh

Dewan Syariah Nasional dari Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

Perihal pengawasan tersebut dijelaskan melalui Undang Undang No. 21

Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Dalam Undang Undang tersebut terdapat pernyataan pemberian

kewenangan kepada MUI melalui DSN-MUI untuk menerbitkan fatwa

kesesuaian syariah terhadap suatu produk perbankan. Ketetapan

tersebut juga didukung oleh Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK)

yang menegaskan bahwa seluruh produk perbankan syariah hanya

10
boleh ditawarkan kepada masyarakat setelah bank mendapat fatwa dari

DSN-MUI dan memperoleh izin dari OJK.

Dalam aktivitas perbankan syariah2, terdapat beberapa kosakata

atau istilah yang berbeda digunakan oleh bank syariah jika

dibandingkan dengan bank konvensional. Agar memahami maksud dan

fungsi bank syariah lebih baik, berikut adalah istilah yang akan sering

Anda temui sebagai seorang nasabah.

1. Pembiayaan

Dalam aktivitas perbankan secara umum, mungkin Anda

mengenal kata kredit. Namun untuk aktivitas bank syariah, hal

tersebut dikenal dengan istilah pembiayaan. Meskipun begitu,

tidak hanya sekadar perbedaan nama saja.

pembiayaan merupakan salah satu program dari bank syariah

yang bertujuan untuk membantu masyarakat dalam penyediaan

dana dan/atau barang serta fasilitas lain.

Dalam hal ini proses pembiayaan juga harus dilakukan sesuai

dengan prinsip syariah. Segala bentuk pembiayaan di bank

syariah harus merujuk pada akad yang telah dikeluarkan

2
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/PBS-dan-
kelembagaan.aspx

11
fatwanya oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

(DSN MUI) atau Pernyataan Kesesuaian Syariah dari DSN MUI.

2. Ujroh

Dalam perjanjian pembiayaan, sebagai nasabah bank syariah

Anda juga perlu memperhatikan kata ujroh. Istilah ini memiliki

makna yang berarti sebuah persetujuan atas nilai atau harga

sewa yang harus dibayarkan oleh penerima manfaat pembiayaan

terkait penggunaan manfaat atas obyek pembiayaan. Ketentuan

besaran nilai yang dibayarkan perlu ditetapkan melalui akad yang

disepakati oleh kedua belah pihak.

1. Akad

Sebagai nasabah bank syariah, Anda akan sering menemukan

istilah akad dalam berbagai fasilitas atau produk perbankan yang

digunakan. Istilah satu ini memiliki arti yang mengacu pada

kesepakatan dalam bentuk perjanjian tertulis antara bank dan

nasabah atau pihak lain. Dalam kesepakatan tersebut dimuat

juga informasi mengenai hak dan kewajiban, standar operasional,

serta persyaratan yang disepakati sesuai dengan prinsip syariah

dan hukum yang berlaku.

12
Mengacu pada OJK3, terdapat 9 akad yang ada dalam setiap

transaksi perbankan syariah. Kesembilan akad tersebut antara

lain adalah

o Wadi’ah

o Mudharabah

o Musyarakah

o Murabahah

o Salam

o Istina’

o Ijarah

o Ijarah muntahiyah bit tamlik

o Qardh

b. JENIS JENIS BANK SYARIAH

Perlu diketahui bahwa secara umum terdapat dua bentuk usaha

dari bank syariah itu sendiri. Pertama adalah bank umum syariah dan

yang kedua adalah bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS). Kedua

jenis usaha bank syariah tersebut memiliki fungsi dasar yang sama

https://www.ojk.go.id/waspada-investasi/id/regulasi/Documents/UU_No_21_Tahun_200
8_Perbankan_Syariah.pdf

13
dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Namun ada

perbedaan dalam sistem operasi yang ditawarkan kepada nasabah4.

Fungsi sosial

Fungsi sosial merupakan aspek pertama yang memperlihatkan

perbedaan antara bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat

syariah secara signifikan. Dalam pelaksanaan aktivitas perbankan

syariah, bank umum syariah dapat menjalankan fungsi sosial sebagai

lembaga baitul mal.

Dalam hal ini adalah penerimaan dana yang bersumber dari

zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya. Dana yang

diterima tersebut nantinya bisa disalurkan kepada organisasi pengelola

zakat untuk keperluan sosial. Sedangkan bank pembiayaan rakyat

syariah tidak memiliki fungsi sosial tersebut.

Penghimpunan dana

Dalam sistem penghimpunan dana, bank umum syariah

diperbolehkan untuk menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf

berbentuk uang. Wakaf uang yang diterima tersebut akan disalurkan

kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi

wakaf (wakif). Sedangkan untuk bank pembiayaan rakyat syariah, bank


4
https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/pengertian-tentang-bank-syariah-
dan-istilah-di-dalamnya

14
hanya bisa melakukan penghimpunan dana nasabah melalui rekening

bank pembiayaan rakyat syariah.

Penyaluran dana

Bank pembiayaan rakyat syariah hanya bisa menyalurkan dana

masyarakat dalam bentuk pembiayaan bagi hasil dan pembiayaan

penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah yang

didasari oleh akad ijarah.

Selain itu pembiayaan yang boleh dilakukan oleh bank pembiayaan

rakyat syariah juga bisa dilakukan dengan cara sewa beli serta

pengambil alihan utang berdasarkan akad hawalah.

Untuk produk perbankan sendiri, bank pembiayaan rakyat

syariah menawarkan simpanan berupa tabungan dan juga investasi

dalam bentuk deposito.

Manfaat yang bisa dirasakan oleh nasabah harus didapatkan

melalui akad wadi'ah dan mudharabah atau akad lain yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah.

15
C. SISTEM PERBANKAN SYARIAH DAN PERBEDAANNYA

DENGAN KONVENSIONAL

Menurut ojk5 Karakteristik sistem perbankan syariah yang

beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem

perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank,

serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang

beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan

dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam

bertransaksi keuangan berikut adalah sistemsistem yang ada di dalam bank

syariah

a. Akad

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa bank syariah

menerapkan prinsip akad. Akad yang dimaksud mengacu pada akad

syariah Islam yang bersumber dari Al-quran dan hadist, serta sudah

difatwakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

b. Sistem imbalan

5
https://ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Bank-Syariah.aspx#:~:text=Karakteristik
%20sistem%20perbankan%20syariah%20yang%20beroperasi%20berdasarkan
%20prinsip,berproduksi%2C%20dan%20menghindari%20kegiatan%20spekulatif%20dalam
%20bertransaksi%20keuangan.

16
Syariah adalah ketentuan dalam Islam yang harus dipatuhi.

Salah satu aturan yang perlu dijalankan adalah sistem bagi hasil, yang

mana dana yang diterima bank akan disalurkan untuk pembiayaan, lalu

keuntungan dari pembiayaan akan dibagi dua yakni untuk nasabah dan

bank sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati.

c. Sasaran kredit

Tak seperti bank konvensional, pembiayaan pada bank syariah

dibatasi. Maksudnya adalah hanya nasabah yang sesuai dengan kriteria

syariah saja yang diterima. Sedangkan perusahaan yang memproduksi

produk non halal, seperti bisnis perjudian atau asusila, serta hal lain

yang tidak sesuai syariah Islam sudah pasti ditolak.

Itulah penjelasan mengenai sistem bank syariah. Jika kamu berencana

merintis bisnis, kamu bisa menjadikan bank syariah sebagai bank utama

bisnis kamu mengingat fungsi bank syariah sama dengan bank

konvensional.

Meski ada beberapa hal yang tidak akan kamu temukan di bank

syariah, jenis bank satu ini mengedepankan sistem bagi hasil yang

pastinya akan menguntungkan kamu sebagai pemilik bisnis.

Tentunya perbankan syariah memiliki perbedaan dengan

perbankan konvensional yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

17
1.Prinsip Dasar

Perbedaan pertama antara bank syariah dan konvensional,

terletak pada prinsip dasarnya yang menjadi landasan dalam

menjalankan berbagai kegiatan perbankan. Untuk bank konvensional,

menerapkan prinsip bebas nilai. Sementara bank syariah menggunakan

prinsip syariah islam, dan menyatakan bahwa tidak terdapat

pembebasan nilai di dalamnya.

Pun pada prinsip mengenai pandangan terhadap uang, kedua

bank ini mempunyai sistem yang berbeda antara satu sama lain. Karena

di dalam bank syariah, uang ini tidak bisa diperjual belikan namun bisa

ditukarkan dengan bentuk lain. Sementara bank

konvensionalmemandang uang sebagai komoditas, yang berarti uang di

sini bisa diperjual belikan.

2. Struktur Pengawas Struktur pengawas

pada bank syariah juga berbeda dengan yang ada pada bank

konvensional. Ketika bank konvensional hanya menggunakan dewan

komisaris, maka di bank syariah strukturnya jauh lebih kompleks. Mulai

dari dewan komisaris, dewan pengawas syariah, dan juga dewan

syariah nasional.

18
3. Risiko Usaha

Pihak bank konvensional, tidak memiliki urusan terhadap risiko

yang bisa saja dihadapi oleh nasabahnya. Sebaliknya, nasabah pun

tidak perlu memikirkan risiko yang dapat terjadi pada bank tempatnya

melakukan transaksi keuangan. Sementara bank syariah menerapkan

konsep, bahwa semua hal terjadi akan ditanggung bersama baik itu

keuntungan maupun kerugian yang dialami.

4. Kegiatan dan Fungsi Bank

Perbedaan bank syariah dan konvensional tentu bisa dilihat pada

fungsi dan kegiatan yang dilakukan. Karena bank syariah ini selain

menjadi intermediasi, juga mempunyai fungsi sebagai manajer

investasi,

investor sosial, serta penyedia layanan keuangan. Sedangkan bank

konvensional berfungsi sebagai intermediasi dan menyediakan jasa

keuangan.

Karena dari fungsi saja berbeda, maka jelas bahwa bank syariah

tidaklah sama dengan bank konvensional. Meski sebenarnya kegiatan

usaha yang dilakukan tidak jauh berbeda, namun mekanisme serta

sistem yang dijelaskan tentu tidak sama. Karena bank syariah ini dalam

prosesnya mengedepankan nilai nilai dari syariah islam.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bank adalah bank yang terlahir berdasarkan pemikiran di

masa krisis ekonomi pada tahun 98 lalu. Bank syariah juga

didasaripada fakta bahwa di dalam islam suatu barang disebut juga

sebagai suatu Amanah

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional dari sisi

hukum selanjutnya akan menghasilkan perbedaan pada sistem

yang digunakan salah satunya adalah dalam hal investasi.

bank syariah berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana

masyarakat. Bank syariah menjalankan fungsi sosial dalam bentuk

lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat,

infak, sedekah, hibah atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya

kepada organisasi pengelola zakat.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Bank-Syariah.aspx#:~:text=Karakteristik

%20sistem%20perbankan%20syariah%20yang%20beroperasi%20berdasarkan

%20prinsip,berproduksi%2C%20dan%20menghindari%20kegiatan%20spekulatif%20dalam

%20bertransaksi%20keuangan

https://www.ojk.go.id/waspadainvestasi/id/regulasi/Documents/

UU_No_21_Tahun_2008_Perbankan_Syariah.pdf

Abdul ghoffur al anshori. (2018) .perbankan syariah di Indonesia. Gadjah mada university press

https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/pengertian-tentang-bank-syariah-dan-

istilah-di-dalamnya

https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/PBS-dan-

kelembagaan.aspx

21

Anda mungkin juga menyukai