Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP PERBANKAN SYARIAH

Disusun Oleh:

1. Apriyani Lestari (21631008)

2. Fajar Ribut Prasetyo(21631025)

DOSEN PENGAMPU:

SINEBA ARLI SILVIA,S,E,I, M,E

LOKAL A

PRODI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)CURUP

TAHUN AJARAN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Hukum Ekonomi Syariah,
dengan judul: “konsep -konsep perbankan Syariah”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya dan pengetahuan yang kamai miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran masukan bahkan kritik yang memangun dari
berbagai paihak. Akhirnya kami berharap kami semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Curup, 6 Desember 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB 1 PENDALUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................1

BAB II PEMBAHSAN .....................................................................................................2

A. Pengertian Perbankan Syariah....................................................................2


B. Landasan Yuridis Hukum Perbankan........................................................4
C. Asas-asas Kelembangaan Perbankan Syariah............................................5
D. Kegiatan Oprasional perbankan Syariah....................................................6
E. Produk-Produk Perbankan Syariah.............................................................7

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bank Islam atau disebut dengan Bank Syariah adalah bank yang beroperasi
dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau Bank tanpa bunga
adalah syariah perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan
berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi yang dimana Bank Syariah dalam
syariah keuangan yang usaha pokoknya unntuk diberikan didalam pembiayaan dan
jasa – jasa lainya dalam proses pembayaran dan peredaran uang yang dioperasikan
sesuai dengan prinsip syariat Islam.
Produk perbankan syariah dengan syaria bagi hasil dapat berhubungan dengan
usaha pengumpulan dana (funding) maupun penyaluran dana atau pembiayaan
(financing). Salah satu produk pembiayaan berbasis syariah yang cukup banyak
diminati adalah produk jual beli dengan akad Murabahah.
Murabahah merupakan akad jual beli komoditas tertentu dengan cara penjual
menjelaskan kepada pembeli tentang harga jual yang terdiri dari harga perolehan
dan keuntungan (margin) yang diambil penjual kemudian pembeli menyetujui
harga jual tersebut. 2 Konsep murabahah secara sederhana merupakan bentuk jual-
beli yang ditambah dengan komisi atau suatu bentuk penjualan barang dengan
harga awal barang ditambahkan dengan keuntungan.
B. Rumusan Masalah?
1. Apa itu perbankan Syariah?
2. Apa landasanYuridis PerbankanSyariah?
3. Bagaimana Asas -Asas kelembagaan Perbankan Syariah?
4. Bagaimana kegiatan operasional tersebut?
5. Produk-produk PerbankanSyariah

1
BAB II

PEMBAHSAN

A. Pengertian Bank Syariah

Pemahaman bank syariah dapat didekati melalui tiga cara untuk mendefinisikan
apa itu bank syariah. Pertama, berdasarkan pada peraturan perundang-undangan
(legal regulation within which the institutional function), kedua, berdasarkan pada
kegiatan bank atau services bank terhadap jasa yang ditawarkan kepada konsumen,
ketiga, berdasarkan fungsi ekonomis (economic fungtions) atas bank seperti yang
ditunjukkan ketika melayani masyarakat

Pertama, berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang


Perbankan Syariah, dan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 jo.UU No.7
Tahun 1992, ketiganya mempunyai pengertian yang sama tentang bank yaitu
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Sedangkan bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank
Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Kedua, pengertian bank
dapat diperjelas berdasarkan produk yang ditawarkan kepada konsumen, bahwa
bank adalah institusi yang menerima simpanan uang dan menyalurkannya kepada
masyarakat, serta menyediakan jasa lainnya. Ketiga, pengertian bank dengan
pendekatan fungsi ekonomi, bahwa bank adalah lembaga yang menerima
simpanan uang dan menyalurkannya kepada usaha kegiatan ekonomi dan juga
melakukan kegiatan jasa lainnya.1

1
DR Sentosa Sembering , S.H., MH, hukum perbankan Syariah(Jakarta:pustaka sinar harapan) hal 11

2
Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut tentang pengertian bank adalah
lembaga jasa keuangan yang melaksanakan usaha menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.

atau pinjaman serta kegiatan ekonomi lainnya dalam bentuk jasa. Bank syariah
yang merupakan salah satu perbankan di Indonesia dapat diartikan sebagai badan
usaha bidang keuangan yang kegiatannya melakukan penghimpunan dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kepadamasyarakat dalam bentuk pembiayaan
atau pinjaman serta melakukan kegiatan ekonomi lainnya dalam bentuk jasa yang
berdasarkan prinsip syariah. Berdasarkan pengertian tersebut, bank syariah
merupakan bank yang memiliki ciri khusus dalam operasionalnya dengan
menerapkan syariah yaitu berbagi keuntungan dan kerugian baik dalam
penghimpunan dana dan pembiayaan maupun dalam produk jasa. ada perbedaan
antara bank berdasarkan prinsip syariah, dibanding dengan bank konvensional,

yaitu bank syariah Iqtishadia, Vol. 6, No. 2, September 2013 263 Analisis
Filosofis, Yuridis dan Sosiologis Terhadap Bank Syariah melakukan usaha
berdasarkan prinsip berbagi keuntungan dan kerugian, sedangkan bank
konvensional melakukan penghimpunan dana dan penyaluran dana dalam bentuk
kredit berbasis bunga. Kedua perbankan tersebut memiliki sistem hukum yang
berbedabeda sesuai dengan basisnya. Produk-Produk Bank Syariah ,Produk
Penghimpunan Dana, Bank Syariah Penghimpunan dana di Bank Syariah
menerapkan prinsip wadi’ah dan prinsip mudarabah. Kedua prinsip tersebut
diimplementasikan oleh bank syariah dalam penghimpunan dana berupa: giro,
tabungan dan deposito Hal itu didasarkan pada Undang-Undang Perbankan
Syariah Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 19 menyatakan bahwa kegiatan usaha Bank
Umum Syariah meliputi:2

2
DR Sentosa Sembering , S.H., MH, hukum perbankan Syariah(Jakarta:pustaka sinar harapan)hal 11-
12

3
1. menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi’ah atau
Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
2. menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan, atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mud} arabah
atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; Pasal tersebut
menunjukkan bahwa Bank Syariah dalam penghimpunan dana menjalankan
produk: simpanan yang terdiri dari giro dan tabungan serta investasi yang
terdiri dari deposito dan tabungan.

B. Landasan Yuridis Perbankan Syariah


Adapun landasan yuridis hukum perbankan di Indonesia diatur dalam berbagai
peraturan perundangan-perundangan, baik yang di atur dalam bentuk undang-
undang,peraturan pemerintah maupun Peraturan Bank Indonesia(PBI),antara lain:

a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992, Lembaran Negara Republik Indonesia


Nomor 21 tahun 1992 Tentang Perbankan yang diubah dengan Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998,Lembaran Nengara Republik Indonesia Nomor
182 Tahun 1998 (UUP).
b. Undang – Undang Republik indoneisa Nomor 23 tahun 1999 teentang Bnak
Indonesia(UUBI tahun 1999). Undang- Undang ini kemudian diubah dengan
Undang -Undang nomor 3 tahun 2004 (UU No.3 tahun2004). Selanjutnya
undang-undang ini pun mengalami perubahan pada tahun 2009 Tentang Bank
Indonesia menjadi undang-undang yakni undang-undang nomor 6 Tahun
2009.selanjutnya disebut UUBI.3
c. Undang-undang Republik Indonesia No24 Tahun 2004 tentang lembanga
penjamin simpanan . undang-undang ini kemudian diubah dengan peranturan

3
DR Sentosa Sembering , S.H., MH, hukum perbankan Syariah(Jakarta:pustaka sinar harapan) hal 12-
27

4
pemerintah penganti Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2008 tanggal 13 Oktober 2008 tentang perubahan atas Undang -Undang
Nomror 24 tahun 2004 tentang lembaga penjaminan simpanan,disahkan
menjadi undang-undang berdasarkan undang – undang Republik Indonesia
nomor 7 tahun 2009 tanggal 13 januari 2009.
d. Undang-undang Republik Indonesia nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan
Syariah (UUPS) tanggal16 juli 2008 LNRI tahun 2008 nomor 94 TLN nomor
4867.
e. Peraturan pemerintah nomor 28 tahun 1999 tentang merger ,konsolidasi dan
akuisisi Bank
f. Peraturan bank Indonesia nomor :8/26PBI/2006, tanggal 8 November 2006,
tentang Bank perkereditan rakyat.
g. Peraturan bank Indonesia nomor ;11/1/PBO/2009 tanggal 27 januari 2009
tentang bank umum.4

C. Asas-Asas Kelembangaan Perbankan Syariah

Dalam penjelasan atas UU Perbankan Syariah, dijelaskan bahwa Kegiatan


usaha yang berasaskan Prinsip Syariah, antara lain, adalah kegiatan usaha yang
tidak mengandung unsur:

1. Riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam
transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan
waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi pinjam-meminjam yang
mempersyaratkan Nasabah Penerima Fasilitas mengembalikan dana yang
diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasi’ah);5

4
DR Sentosa Sembering , S.H., MH, hukum perbankan Syariah(Jakarta:pustaka sinar harapan) hal 27

5
.Fikri & Budiman, Asas-asas kelembaggan perbankan Syariah (Jakarta Pusat,d iterbitkan oleh
Akademi Ilmu Indonesia )hal 25

5
2. Maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak
pasti dan bersifat untung-untungan;

3. Gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak
diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi
dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah;

4. Haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah; atau

5. Zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lainnya. 

Yang dimaksud dengan “demokrasi ekonomi” adalah kegiatan ekonomi


syariah yang mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan
kemanfaatan. Sedang Yang dimaksud dengan “prinsip kehati-hatian” adalah
pedoman pengelolaan Bank yang wajib dianut guna mewujudkan perbankan yang
sehat, kuat, dan efisien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan6

D. Kegiatan Oprasional Perbankan Syariah


Sebagaimana diuraikan diatas prinsip-prinsip dasar sistem ekonomi Islam
akan menjadi dasar beroperasinya bank Islam yaitu yang paling menonjol adalah
tidak mengenal konsep bunga uang dan yang tidak kalah pentingnya adalah untuk
tujuan komersial, Islam idak mengenal peminjaman uang tetapi adalah
kemitraan/Kerjasama (mudharabah Dan musyarakah) dengan prinsip bagi hasil,
sedang peminjaman uang hanya dimungkinkan untuk tujuan sosial tanpa adanya
imbalan apapun.7
Didalam menjalankan operasinya fungsi bank Islam akan terdiri dari :

6
Fikri & Budiman, Asas-asas kelembaggan perbankan Syariah (Jakarta Pusat,diterbitkan oleh
Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia )hal 25
7
Ahmad Supriadi Analisis Filosofis, Yuridis Dan Sosiologi terhadap bank Syariah(medan:2013) hal 264.

6
A. Sebagai penerima amanah untuk melakukan investasi atas dana-dana yang
dipercayakan oleh pemegang rekening investasi / deposan atas dasar
prinsip bagi hasil sesuai dengan kebijakan investasi bank
B. Sebagai pengelola investasi atas dana yang dimiliki oleh pemilik dana/sahibul
mal sesuai dengan arahan investasi yang dikehendaki oleh pemilik dana
(dalam hal ini bank bertindak sebagai manajer investasi)
C. Sebagai penyedia jasa lalu lintas pembayaran dan jasa-jasa lainnya
sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah
D. Sebagai pengelola fungsi sosial seperti pengelolaan dana zakat dan penerimaan
serta penyaluran dana kebajikan ( fungsi optional )

E. Produk-Produk Perbankan Syariah

Produk Penghimpunan Dana Bank Syariah Penghimpunan dana di Bank


Syariah menerapkan prinsip wadi’ah dan prinsip mudarabah. Kedua prinsip
tersebut diimplementasikan oleh bank syariah dalam penghimpunan dana berupa:
giro, tabungan dan deposito

Hal itu didasarkan pada Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun


2008 Pasal 19 menyatakan bahwa kegiatan usaha Bank Umum Syariah meliputi:

1. menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau


bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi’ah
atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;8
2. menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan, atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudarabah
atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; Pasal
tersebut menunjukkan bahwa Bank Syariah dalam penghimpunan dana

8
Ahmad Supriadi Analisis Filosofis, Yuridis Dan Sosiologi terhadap bank Syariah(medan:2013) hal 265.

7
menjalankan produk: simpanan yang terdiri dari giro dan tabungan serta
investasi yang terdiri dari deposito dan tabungan. Bagian berikut ini
dijelaskan tentang penghimpunan dana:

a.)Produk Giro

Giro menurut Pasal 1 UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan


Syariah adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah
pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan.

Menurut M. Syafi’i Antonio (2001) giro di Bank Syariah pada umumnya


menggunakan akad wadi’ah dan mud}arabah. Akad wadi’ah di terapkan
untuk safe deposit box atau titipan murni. Jadi bank tidak boleh
menggunakan dana tersebut. Disini bank akan meminta uang jasa penitipan
murni. Adapun wadi’ah yad d}amanah adalah titipan kepada bank yang
mana bank hanya bertanggung jawab pada nilai uangnya dan bukan fisiknya,
sehingga bank bisa menggunakannya. Menurut fatwa Dewan Syariah
Nasional (DSN) giro wadi’ah harus mengikuti ketentuan sebagai berikut:9

a.Bersifat simpanan
b.Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian
yang bersifat sukarela dari pihak bank.
c.Giro wadi’ah mempunyai karakteristik:
d.harus dikembalikan utuh seperti semula yaitu tidak boleh overdra
e.dapat dikenakan biaya titipan
f.dapat diberikan syarat tertentu untuk keselamatan barang titipan berupa
saldominimum

9
Ahmad Supriadi Analisis Filosofis, Yuridis Dan Sosiologi terhadap bank Syariah(medan:2013) hal 265.

8
g.Penarikan giro wadi’ah diakukan dengan cek dan bilyet giro sesuai
ketentuan yangberlaku.
h.Dana wadi’ah hanya dapat digunakan seizin penitip

b.)Produk Tabungan

Tabungan menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang


Perbankan Syariah adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau investasi
dana berdasarkan akad mud}arabah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,
bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Bahwa dalam tabungan


mudarabah harus memenuhi ketentuan berikut ini:

a) Nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank
bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.10
b) Bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya
mud}arabah dengan pihak lain
c) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan
bukan piutang.11
d) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening

10
Ahmad Supriadi Analisis Filosofis, Yuridis Dan Sosiologi terhadap bank Syariah(medan:2013) hal
265-266..

11
Ahmad Supriadi Analisis Filosofis, Yuridis Dan Sosiologi terhadap bank Syariah(medan:2013) hal
265-266.

9
e) Mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan
nisbah keuntungan yang menjadi haknya
f) Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah
tanpa persetujuan yang bersangkutan.

c.)Produk Deposito

Deposito menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan


Syariah adalah investasi dana berdasarkan akad mud}arabah atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan
Bank Syariah dan atau UUS. Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)
deposito mud}arabah harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :

a. Nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank
bertindak sebagai muhadrib dan pengelolahan
b. Bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya
mud}arabah dengan pihak lain
c. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan
piutang
d. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan
dalam akad pembukaan rekening
e. Mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah
keuntungan yang menjadi haknya.
f. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan.12

12
Ahmad Supriadi Analisis Filosofis, Yuridis Dan Sosiologi terhadap bank Syariah(medan:2013) hal
267.

10
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Perbankan mempunyai peranan yang penting dalam lembaga ekonomi.


Kegiatan utama dari perbankan adalah menyerap dana dari masyarakat untuk
kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat. Dengan demikian, dunia
perbankan dapat menjembatani antara pihak yang kekurangan dana dengan pihak
yang klebihan dana. Perbankan dapat menjalankan fumgsinya tersebut perlu
diterapkan prinsip hati-hati terutama pada saat akan menyalurkan dana kepada
masyarakat, artinya bank mengadakan penilaian kelayakan dan seleksi yang tepat
pada setiap nasabah dan calon pengguna dana bank.

Di Indonesia lembaga perbankan dibedakan menjadi dua yaitu Bank Umum


dan BPR. Bank Umum terdiri dari bank milik sendiri Pemerintah maupun swasta,
dan masih terbagi menjadi bank Konvensional dan Bank berdasarkan Syariah
(Bank Syariah). Adapun yang dimaksud dengan Tabungan Sahabat adalah
tabungan yang bermata uang rupiah dan menggunakan akad mudharabah dengan
bagi hasil bulanan. Dilengkapi dengan fasilitas pembayaran zakat, infaq, bebas
dari biaya administrasi tiap bulan, mendapatkan ATM Share – E Sahabat.

B. Saran

cara pemasaran Bank Syariah yang selama ini masih bermain di friendly
environment, yaitu hanya sebatas dikalangan umat Islam yang memang bisa
menerima konsep Syariah. Jargon-jargon yang digunakan sebatas pada yang enak
didengar oleh umat Muslim namun, membuat merah ditelinga umat lain. Seperti
misalnya pada kalimat ” bunga bank haram, kalau makan bunga masuk neraka”
dan sebagainya. Untuk itu seharusnya Bank Syariah juga masuk ke lingkungan

11
baru. Artinya bila ingin memperluas pasar, maka perbankan Syariah harus mulai
menggarap pasar floating. Ini adalah segmen yang mengharapkan layanan yang
unggul dengan produk yang kompetetif. Pasar ini lebih mengutamakan
aksesabilitas dan kenyamanan bertransaksi disertai dengan keragaman jenis
transaksi. Hal ini seperti yang dikatakan oleh pakar pemasaran ;Hermawan
Kartajaya” bahwa perbankan Syariah harus berani keluar dari jargon-jargon
agama. Ini adalah sistem ekonomi, bukan agama”

Sehingga jika terlalu sarat dengan jargon agama, biasanya susah untuk
membesar. Padahal sistem ekonomi Syariah yang ditawarkan oleh agama Islam
tidak hanya diperuntukkan bagi kaumnya, melainkan berlaku bagi bagi seluruh
umat. Untuk yang nonMuslim, harus dijelaskan bahwa agama Islam adalah
sebagai Rahmatan Lil ’Alamin, yang berarti rahmat untuk seluruh umat manusia.
Juga bahwa perbankan Syariah merupakan sistem perekonomian modern, yang
sebenarnya cocok untuk investasi baru

12
DAFTAR PUSTAKA

Sembering, DR Sentosa , S.H., MH. 2014. hukum perbankan Syariahdan seluk beluk
bank komersial (hlm 11-27)Jakarta pusat

Fikri&Budiman.2018.Asas-asas kelembaggan perbankan Syariah (hlm 25) jakarta


Pusat, diterbitkan oleh Akademi Ilmu Indonesia

Supriadi ahmad,2013 Analisis Filosofis, Yuridis Dan Sosiologi terhadap bank


Syariah(hlm 264-270) medan, 2013

13

Anda mungkin juga menyukai