Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah: Lembaga Keuangan Syariah

Nama Dosen: Hj. Andi Tenri Citra Sari, SE., M.Si

BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

Untuk Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah Lembaga Keuangan Syariah


Oleh:

Kelompok 5

Nurul Ilahi Ramadhani :002.02.01.2021


Nur Halizah Indah :007.02.01.2021
Dela Angraeni :006.02.01.2021

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH

STAI YAPIS TAKALAR

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya lah sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah dari mata

kuliah Lembaga Keuangan Syariah yang berjudul “BANK PEMBIAYAAN

RAKYAT SYARIAH” dalam waktu yang telah ditentukan. Serta salam dan

sholawat kita selalu curahkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad Saw.

Dialah Nabi yang diutus oleh Allah kemuka bumi ini sebagai rahmatan lil alamin.

Dan semoga kita termasuk umatnya yang kelak mendapat syafaat dalam menuntut

ilmu. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu dalam proses penyelesaian makalah ini dengan menyumbangkan

pikiran maupun materinya. Besar harapan kami makalah ini bisa bermanfaat bagi

pembaca dan khususnya bagi penulisnya.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak

kekurangan baik dari susunan serta cara penulisan makalah ini karena

keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, Oleh karena itu, kami

mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca guna untuk kesempurnaan

makalah ini.

Takalar, 29 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

A. Latar belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan masalah.................................................................................................1

C. Tujuan penulisan..................................................................................................1

BAB II...............................................................................................................................2

PEMBAHASAN...............................................................................................................2

A. Pengertian BPRS...................................................................................................2

B. Sejarah berdirinya BPRS......................................................................................5

C. Kendala dan strategi pengembangan BPRS.........................................................6

BAB III.............................................................................................................................7

PENUTUP.........................................................................................................................7

A. Kesimpulan............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kehadiran BPRS diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan umat Islam

terutama masyarakat golongan ekonomi lemah. Hal ini disebabkan yang menjadi

sasaran utama dari BPRS adalah umat Islam yang berada di pedesaan dan tingkat

kecamatan. Masyarakat yang berada di kawasan tersebut pada umumnya termasuk

pada masyarakat golongan ekonomi lemah. Kehadiran BPRS bisa menjadi sumber

permodalan bagi pengembangan usaha-usaha masyarakat golongan ekonomi

lemah, sehingga pada gilirannya bisa meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan.

B. Rumusan masalah

1. Pengertian BPRS?

2. Sejarah berdirinya BPRS?

3. Kendala dan strategi pengembangan BPRS?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian BPRS

2. Untuk pengetahui sejarah BPRS

3. Untuk mengetahui kendala dan strategi pengembangan BPRS

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian BPRS

Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) adalah lembaga keuangan Bank

yang dibawahi oleh dewan kebijakan moneter, yang melakukan kegiatan

ekonominya berdasarkan prinsip Islam atau syariah, tanpa menghalalkan adanya

riba atau suku bunga yang berorientasi pada masyarakat di tingkat desa ataupun

kecamatan.

Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) didirikan berdasarkan UU No 7

tahun 1992 tentang perbankan dan Peraturan pemerintah (PP) no.72 tahun 1992

tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil. Serta berdasarkan pada butir 4 pasal 1

UU. No 10 tahun 1998, pengganti UU no 7 tahun 1992 tentang Perbankan

disebutkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.1

Bentuk Badan Hukum Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Perseroan

Terbatas (PT). Dalam struktur organisasi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) terdapat Dewan Pengawas yang bertugas memberikan nasihat dan saran

kepada serta mengawasi kegiatan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) agar

selalu sesuai dengan prinsip syariah.

1
Ismail, Perbankan Syariah, (Cet; 1, Kencana Pernamedia Group, Jakarta, 2011), hal. 54

2
Pendirian BPRS mempunyai tujuan yaitu:

(1) Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat islam,

(2) Meningkatkan pendapatan perkapita,

(3) Menambah lapangan kerja terutama ditingkat kecematan,

(4) Mengurangi urbanisasi,

(5) Membinah semangat ukhuwah islamiyah melalui kegiatan ekonomi,

(6) Menghindari riba,

(7) Mengamalkan prinsip-prinsip syariah dalam perbankan khususnya bank

tujuan perkreditakan rakyat untuk kemaslahatan.

Kegiatan usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah meliputi:

1)Menghimpun dana dari masyarakat

Simpanan berupa Tabungan atau yang dipersamakan dengan itu

berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip

Syariah; dan Investasi berupa Deposito atau Tabungan atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang

tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.

2)Menyalurkan dana kepada masyarakat

a) Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah atau musyarakah;

b) Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, salam, atau istishna’;

c) Pembiayaan berdasarkan Akad qardh;

3
d) Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada

Nasabah berdasarkan Akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah

muntahiya bittamlik; dan

e) Pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah;

3)Menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan

Akad wadi’ah atau Investasi berdasarkan Akad mudharabah dan/atau Akad

lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.

4)Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan Nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, dan UUS

5)Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah lainnya

yang sesuai dengan Prinsip Syariah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia.

Berikut Jenis Penyaluran Dana Dalam BPR:

4. Mudharabah: Pembagian hasil antara dana pengusaha dan bank untuk tujuan

usaha si pengusaha.

5. Musyarakah: Penggabungan modal antara dana pengusaha dan bank kemudian

keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan awal.

6. Bai bitsaman ajil: Proses jual beli antara bank dan nasabah, bank akan

membayar barang, kemudian nasabah akan membayar kepada bank sesuai

harga dasar barang dan keuntungan yang disepakati.

4
7. Murabahah: Perjanjian antara bank dan nasabah, bank menyediakan modal

atau pembelian bahan baku, kemudian dibayar nasabah sesuai harga jual bank

(harga beli bank plus margin keuntungan).

8. Qardhul Hasan: Perjanjian antara bank dan nasabah bagi yang layak menerima

dana (dianjurkan untuk kepentingan ZIS).

9. Istishna’: Pembiayaan dengan prinsip jual beli, bank membelikan barang lalu

nasabah mengikuti mekanisme pembayaran/pengembalian disesuaikan dengan

kemampuan/keuangan nasabah.

10. Al-Hiwalah: Penggambilalihan hutang nasabah kepada pihak ketiga yang telah

jatuh tempo oleh BPRS berdasarkan kesepakatan awal kedua belah pihak. 

Landasan hukum pendirian BPRS mengacu pada beberapa regulasi berikut

ini:

1. Undang - Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

2. POJK No. 3 /Pojk.03/2016 Tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

3. POJK No. 62/Pojk.03/2016 tentang Transformasi Lembaga Keuangan

Mikro Konvensional Menjadi Bank Perkreditan Rakyat dan Lembaga

Keuangan Mikro Syariah Menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

4. butir 4 pasal 1 UU. No 10 tahun 1998, pengganti UU no 7 tahun 1992

tentang Perbankan disebutkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat Syariah

(BPRS) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan

prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas

pembayaran.2
2
Ismail, Perbankan Syariah, (Cet; 1, Kencana Pernamedia Group, Jakarta, 2011), hal. 54

5
B. Sejarah berdirinya BPRS

BPRS pertama di Indonesia didirikan pada tahun 1991 dijawa barat. Sampai

dengan bulan oktober 2002, jumlah BPRS di Indonesia tercatat sebanyak 83 buah

yang tersebar di 25 wilayah kantor bank Indonesia.

BPR merupakan penjelmaan dari Bank Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai

Lumbung Nagari (LPN), Lembaga Pengkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa

(BKD), Badan Kredit Kacamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK),

Lembaga Pengkreditan Kacamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD)

dll.

Lembaga-lembaga keuangan yang disebutkan merupakan lembaga yang

berpengaruh atas berdirinya BPRS, keberadaan lembaga keuangan tersebut

memunculkan pemikiran untuk mendirikan Bank Muamalah Indonesia (BMI)

yang berdiri pada tahun 1992, namun pada kenyataannya cakupan wilayah untuk

BMI sangat terbatas pada wilayah tertentu seperti kecamatan, kabupaten, dan

desa. Maka dalam hal ini diperlukan BPR untuk menangani masalah keuangan di

wilayah-wilayah yang tidak dijangkau oleh BMI.

Berdirinya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dilatarbelakangi oleh

kondisi ekonomi Indonesia yang tengah mengalami restrukturisasi ekonomi.

Restrukturisasi perekonomian di Indonesia itu terwujud dalam berbagai kebijakan,

baik di bidang keuangan, moneter, termasuk dalam bidang perbankan. Selain itu,

berdirinya BPRS dilatarbelakangi pula oleh adanya peluang bagi pengembangan

6
Bank Islam dalam Undang-undang perbankan, yang membolehkan menggunakan

prinsip bagi hasil.

C. Kendala dan strategi pengembangan BPRS

1. Kendala pengembangan BPRS

Secara garis besar, terdapat banyak permasalahan yang dihadapi dalam

mengembangkan BPRS di Indonesia diantaranya adalah: persaingan

permodalan, keterbatasan modal, kurangnya kuantitas dan kualitas sdm,

manajemen yang buruk, kurangnya pemahaman dan pemakaian teknologi

informasi, dan lain sebagainya.

2. Strategi pengembangan BPRS

a) BPRS tidak bersifat menunggu (pasif) terhadap datangnya permintaan

fasilitas, melainkan brsifat aktif dengan melakukan solisitas/penelitian

kepada usaha-usaha yang berskala kecil yang perlu dibantu tambahan

modal.

b) Memiliki jenis usaha yang waktu perputaran uangnya jangka pendek

dengan mengutamakan usaha berskala kecil menengah.

c) BPRS mengkaji pangsa pasar, tingkat kejenuhan serta tingkat

kompetitifnya produk yang akan diberi pembiayaan.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) adalah lembaga keuangan Bank

yang dibawahi oleh dewan kebijakan moneter, yang melakukan kegiatan

ekonominya berdasarkan prinsip Islam atau syariah, tanpa menghalalkan adanya

riba atau suku bunga yang berorientasi pada masyarakat di tingkat desa ataupun

kecamatan.

Berdirinya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dilatarbelakangi oleh

kondisi ekonomi Indonesia yang tengah mengalami restrukturisasi ekonomi.

Restrukturisasi perekonomian di Indonesia itu terwujud dalam berbagai kebijakan,

baik di bidang keuangan, moneter, termasuk dalam bidang perbankan. Selain itu,

berdirinya BPRS dilatarbelakangi pula oleh adanya peluang bagi pengembangan

Bank Islam dalam Undang-undang perbankan, yang membolehkan menggunakan

prinsip bagi hasil.

terdapat banyak permasalahan yang dihadapi dalam mengembangkan BPRS

di Indonesia diantaranya adalah: persaingan permodalan, keterbatasan modal,

kurangnya kuantitas dan kualitas sdm, manajemen yang buruk, kurangnya

pemahaman dan pemakaian teknologi informasi, dan lain sebagainya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Perbankan Syariah, (Cet; 1, Kencana Pernamedia Group, Jakarta, 2011)

https://universalbpr.co.id/blog/bprs-bpr-pengertian-dan-perbedaannya/

http://digilib.uinsgd.ac.id/2607/4/4_bab1.pdf

https://www.slideshare.net/SupriadiMuslim/makalah-bprs

https://www.syariahpedia.com/2018/12/bank-pembiayaan-rakyat-syariah-
bprs.html

Anda mungkin juga menyukai