Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PRAKTIK KEUANGAN MIKRO SYARIAH DI BPRS


Tugas Mata Kuliah Keuangan Mikro Islam
Dosen Pengampu: Tri Wahyono, M.E.

Disusun Oleh:
Kelompok 3

Rizki Fatika Cahyaningrum 63020210025


Mahali Mujab 63020210035
Eka Yuliana Patriza 63020210051

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA
2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan nikmat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Keuangan Mikro Islam dengan judul pembahasan “Praktik Keuangan Mikro
Syariah di BPRS”. Dalam penyusunan makalah ini kami menggunakan metode
Library Research yakni metode yang dilakukan untuk menyusun makalah dengan
sumber informasi berupa buku, jurnal ilmiah, majalah, koran, maupun dokumen
lainnya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Tri Wahyono, M.E. yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan
kami selaku penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak
terkait yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam kepenulisan makalah ini terdapat banyak
kekurangan, baik dalam kerangka kepenulisan maupun isi kepenulisan. Hal ini
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan ilmu pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran, masukan serta kritik yang
membangun dari berbagai pihak, khusunya bagi para pembaca. Kami juga
berharap semoga dengan adanya penulisan kami dapat memberikan manfaat serta
dampak positif bagi perkembangan di dunia pendidikan utamanya dalam
pendidikan ilmu ekonomi.

Salatiga, 14 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN.................................................................................................. 3
A. Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) ......................... 3
B. Tujuan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) ............................... 3
C. Karakteristik Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) ..................... 4
D. Kegiatan Usaha BPR Syariah ................................................................ 5
E. Peran Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Terhadap UMKM................. 6
F. Kendala Pengembangan BPR Syariah ...................................................... 7
G. Strategi Pengembangan BPRS .............................................................. 8
BAB III .................................................................................................................... 9
PENUTUP ........................................................................................................... 9
A. Kesimpulan............................................................................................ 9
B. Saran ...................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Uang merupakan alat tukar yang sah yang pada praktik
penggunaannya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan ekonomi dalam
masyarakat. Keberadaan uang dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya
membutuhkan lembaga khusus untuk menangani kondisi perekonomian,
maka dari itu dibentuk lembaga perbankan dan lembaga keuangan lainnya
yang menunjang perekonomian dalam suatu negara. Perbankan memiliki
fungsi untuk melayani masyarakat di berbagai daerah, baik di daerah
pedesaan atau pinggiran maupun perkotaan. Adanya perbankan di daerah
pedesaan atau pinggiran diakomodasikan dalam bentuk Bank Perkreditan
Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Lembaga keuangan tersebut
dibutuhkan untuk menyediakan layanan bagi masyarakat yang berada di
pinggiran atau pedesaan yang belum terjangkau oleh bank umum.
Dunia perekonomian utamanya perbankan setelah masa krisis
moneter (1998-1999) terkena dampak, namun tidak dengan ekonomi Islam
yang berupa perbankan syariah menjadi sistem alternatif di Indonesia yang
tidak terpengaruh oleh adanya krisis moneter ini. Maka dari itu, perbankan
syariah dijadikan sebagai alternatif yang diharapkan dapat mendorong
perkembangan suatu negara seperti Indonesia. Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah hingga kini masik aktif dalam penyediaan layanan jasa keuangan bagi
masyarakat tentunya dengan menerapkan prinsip-prinsip agama Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)?
2. Bagaimana tujuan dari adanya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)?
3. Bagaimana karakteristik Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)?
4. Bagaimana kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)?

1
5. Bagaimana peran Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) terhadap
UMKM?
6. Bagaimana kendala yang dihadapi oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS)?
7. Bagaimana strategi yang dilakukan untuk mengembangkan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS)
2. Untuk mengetahui tujuan dari adanya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS)
3. Untuk mengetahui krakteristik Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
4. Untuk mengetahui kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS)
5. Untuk mengetahui peran Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
terhadap UMKM
6. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)
7. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan untuk mengembangkan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan suatu lembaga
keuangan perbankan syariah, yang di mana pola operasionalnya berdasarkan
pada prinsip-prinsip syariah maupun muamalah Islam (Fauziah et al., 2019).
Menurut Undang-Undang N0. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, bank
pembiayaan rakyat syariah (BPRS) adalah bank syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
BPR dan BPR Syariah merupakan lembaga keuangan yang
dibutuhkan oleh masyarakat yang berada di daerah pinggiran atau pedesaan
yang belum terjangkau oleh bank umum, baik dari segi penyimpanan dana
nasabah maupun pembiayaan. Cikal bakal dari adanya bank syariah di
Indonesia pertama kali dirintis dengan adanya tiga BPR Syariah yakni
sebagai berikut:
1. PT BPR Dana Mardhatillah, Kec. Margahayu, Bandung;
2. PT BPR Berkah Amal Sejahtera, Kec. Padalarang, Bandung;
3. PT BPR Amanah Rabbaniyah, Kec. Banjaran, Bandung.
Lalu pada tanggal 8 Oktober 1990, ketiga BPR Syariah tersebut telah
mendapatkan izin prinsip dari Menteri Keuangan RI. Selanjutnya, dengan
bantuan asistensi teknis dari Bank Bukopin cabang Bandung yang
memperlancar penyelenggaraan pelatihan dan pertemuan para pakar
perbankan. Lalu pada tanggal 25 Juli 1991 terdapat tiga BPR Syariah yang
mendapatkan izin usaha dari Menteri Keuangan RI (Arif, 2020). Sejak saat itu
hingga kini, BPR Syariah terus aktif dan berdiri di berbagai daerah.
B. Tujuan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
Terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai atas didirikannya BPR
Syariah dalam perekonomian, yakni sebagai berikut: (Sumitro, 2002)
1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat

3
Dalam hal ini BPR Syariah diprioritaskan untuk masyarakat
dengan golongan ekonomi lemah yang biasanya berada di daerah
pedesaan. Hal ini ditujukan untuk menghindari adanya jebakan rentenir
yang menerapkan bunga yang biasanya dengan jumlah yang relatif besar.
2. Menambah lapangan kerja
Dengan adanya BPR Syariah juga turut andil dalam menyediakan
lapangan kerja bagi masyarakat, khususnya di tingkat kecamatan agar
supaya dapat mengurangi arus urbanisasi.
3. Membina semangat ukhuwah Islamiyah
Dalam hal ini dilakukan melalui kegiatan operasional dari BPR
Syariah sendiri yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan per kapita
menuju kualitas hidup yang lebih baik.
4. Mempercepat perputaran aktivitas perekonomian
Dengan mendapat bantuan berupa modal dapat membantu
masyarakat untuk menjalankan, mengembangkan, maupun merintis usaha
yang mereka miliki, dengan itu maka dapat mempercepat perputaran
ekonomi.
C. Karakteristik Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
Berdasarkan UU No. 21 tahun 2008 BPR Syariah dalam menjalankan
aktivitas operasionalnya dilarang melakukan hal sebagai berikut (Arif, 2020):
1. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah;
2. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran;
3. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran uang
asing dengan izin dari Bank Indonesia;
4. Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen pemasaran
produk asuransi syariah;
5. Melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk untuk
menanggulangi kesulitan likuiditas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah;
6. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha yang telah diatur dalam
undang-undang.

4
Menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998, disebutkan bahwa BPR
adalah lembaga keuangan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Menurut Arif (2020) BPR yang
melaksanakan kegiatan usahanya dengan konvensional yakni Bank
Perkreditan Rakyat (BPR), sedangkan BPR yang melaksanakan kegiatan
usaha dengan prinsip syariah yakni Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
D. Kegiatan Usaha BPR Syariah
Secara umum menurut UU No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syarah, kegiatan usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) meliputi
sebagai berikut (Arif, 2020):
1. Kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat, penghimpunan dana
tersebut dalam bentuk:
a. Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.
b. Investasi berupa deposito atau tabungan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
2. Kegiatan penyaluran dana kepada masyarakat, penyaluran dana tersebut
dalam bentuk:
a. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil berdasarkan akad mudharabah
dan musyarakah.
b. Pembiayaan untuk transaksi jual beli berdasarkan akad murabahah,
salam, istishna.
c. Pinjaman berdasarkan akad qardh.
d. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada
nasabah berdasarkan akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah
muntahiya bit tamlik.
e. Pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah.

5
3. Menempatkan dana pada bank syariah lain dalam bentuk titipan
berdasarkan akad wadiah atau investasi berdasarkan akad mudharabah
dan/atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
4. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, dan Unit
Usaha Syariah.
5. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah lainnya
yang sesuai dengan prinsip syariah berdasarkan persetujuan Bank
Indonesia.
E. Peran Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Terhadap UMKM
Pasal 1 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Ketentuan Umum dikatakan
bahwa pengertian dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. BPRS berperan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
terutama bagi masyarakat ekonomi mikro, kecil, dan menengah dengan
sasaran utamanya adalah masyarakat yang berada di pedesaan. Peran strategis
lembaga keuangan berbasis syariah di era digital dapat memberikan solusi
terkait masalah keuangan, salah satunya adalah pilar dalam membangun
ekonomi sosial dari sisi mikro dan makro. Dari sisi mikro dapat dilihat dari
pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam memajukan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia (’Aisyah et al., 2020).
Dari segi pembiayaan, perbankan syariah lebih bergantung pada
sektor riil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga hal ini
membutuhkan kepercayaan tinggi dari masyarakat. Kemudian, tujuan
pemerintah mendirikan bank syariah tidak hanya untuk memberikan alternatif
perbankan berbasis syariah bagi masyarakat, tetapi juga untuk
mengembangkan sektor riil. Hal ini sejalan dengan penjelasan mengenai bank
syariah yang merupakan lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar
mekanisme pada sektor riil melalui kegiatan usahanya dalam hal ini
pembiayaan mudharabah yang berdasarkan prinsip syariah (Isretno, 2011).

6
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) berperan sebagai lembaga
pemberi modal dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat yang
membutuhkan dana baik untuk memulai ataupun untuk melanjutkan UMKM
yang telah dibangun. Untuk memperoleh pembiayaan yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah, masyarakat tentunya akan melewati prosedur yang
telah ditetapkan oleh pihak bank baik persyaratan yang harus dipenuhi
maupun ketentuan pembiayaan yang kemudian disepakati bersama. Dalam
Kemudian dalam pemberian pembiayaan akan dipertimbangkan terlebih
dahulu oleh pihak bank yaitu dengan dilakukannya analisis 5C. Pertama,
Karakter (character), yaitu sifat atau karakter dari individu dalam hal ini
adalah debitur. Kedua, Kapasitas (capacity), yaitu kemampuan seseorang
untuk menjalankan bisnis. Ketiga, Modal (capital) yaitu kondisi keuangan
pelanggan (pendapatan bersih). Keempat, Kondisi (condition), yaitu kondisi
ekonomi eksternal yang mengendalikan usaha. Kelima, Jaminan (collateral),
yaitu menjanjikan kekayaan untuk keamanan (Mardhotillah, 2019).
F. Kendala Pengembangan BPR Syariah
Menurut (Sudarsono, 2003) dalam praktik operasionalnya, BPRS
mengalami berbagai kendala, sebagai berikut (Arif, 2020):

1. Kiprah BPRS kurang dikenal masyarakat sebagai BPR yang berprinsipkan


syariah. Bahkan masih terdapat sekelompok orang yang menganggap sama
BPR Syariah dan BPR Konvensional. Oleh karena itu, BPRS perlu
menegaskan dan meneguhkan identitasnya sebagai BPR yang
menggunakan prinsip-prinsip syariah.
2. Upaya untuk meningkatkan profesionalitas sering terhalang rendahnya
sumber daya manusia yang dimiliki oleh BPRS, sehingga proses BPRS
dalam melakukan aktivitasnya cenderung lambat dan respons terhadap
permasalahan ekonomi rendah. Untuk itu, upaya untuk meningkatkan
SDM perlu diarahkan di semua posisi, baik di posisi pemegang kebijakan
maupun posisi di lapangan.

7
Selain itu, terdapat kendala pengembangan BPRS di indonesia
dapat pula disebabkan hal berikut:
1. Ekspansi yang dilakukan oleh bank umum, baik syariah maupun
konvensional, ke daerah pinggiran yang selama ini menjadi target pasar
dari BPRS. Hal ini mengakibatkan banyaknya masyarakat yang beralih
dari BPRS ke bank umum, baik syariah maupun konvensional.
2. Margin bagi hasil lebih tinggi yang dikenakan oleh BPRS dibandingkan
dengan bank umum, baik syariah maupun konvensional. Oleh karena itu,
masih banyak masyarakat yang enggan mengajukan pembiayaan ke
BPRSmeskipn persyaratan dan prosedurnya lebih mudah
dibandingkanbank umum.

G. Strategi Pengembangan BPRS


Adapun strategi pengembangan BPRS yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut (Arif, 2020):

1. Mensosialisasikan keberadaan BPRS. Hal ini dapat dilakukan dengan


menggunakan trategi pemasaran yang halal, dan juga dapat dengan
melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan atau non pendidikan
yang memiliki relevansi dengan visi misi BPRS.
2. Usaha untuk meningkatkan kualitas SDM dapat dilakukan melalui
pelatihan-pelatihan mengenai lembaga keuangan syariah dan lingkungan
yeng memengaruhinya. Untuk itu perlu dilakukan kerjasama dengan
lembaga pendidikan untuk membuka pusat pendidikan lembaga keuangan
syariah atau kursus singkat lembaga keuangan syariah.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan suatu
lembaga keuangan perbankan syariah, yang di mana pola operasionalnya
berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah maupun muamalah Islam.
BPRS berperan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
terutama bagi masyarakat ekonomi mikro, kecil, dan menengah dengan
sasaran utamanya adalah masyarakat yang berada di pedesaan. Peran
strategis lembaga keuangan berbasis syariah di era digital dapat
memberikan solusi terkait masalah keuangan. Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS) berperan sebagai lembaga pemberi modal dalam bentuk
pembiayaan kepada masyarakat yang membutuhkan dana baik untuk
memulai ataupun untuk melanjutkan UMKM yang telah dibangun.
B. Saran
Dalam hal ini kami sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak
kekurangan pada makalah yang kami buat. Oleh karena itu, kritik dan
saran sangat kami harapkan demi kebaikan untuk kedepannya dalam
penulisan karya ilmiah dan menjadi pembelajaran untuk kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

’Aisyah, I. N., Dora, L. S., Kholishoh, & Aziz, A. (2020). Peran Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS) Dalam Pengembangan Umkm Di Indonesia. Inklusif:
Jurnal Pengkajian Penelitian Ekonomi Dan Hukum Islam, 5(2), 114–126.
www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/inklusif
Arif, M. N. R. (2020). Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoretis Praktis.
Pustaka Setia.
Fauziah, N. D., Toha, M., & Prahara, R. S. (2019). Bank dan Lembaga Keuangan
Syariah. Literasi Nusantara.
Isretno, E. (2011). Pembiayaan Mudharab Dalam Sistem Perbankan Syariah.
Cintya Pers.
Mardhotillah, I. C. (2019). 5c Factor Analysis Aspects Of The Designation Of
Lending Of Working Capital In Pd. Bpr Bank Regional Lamongan. Jsmb:
Jurnal Studi Manajemen, 6(1), 1–7. http://journal.trunojoyo.ac.id/jsmb
Sudarsono, H. (2003). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Ekonisia.
Sumitro, W. (2002). Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga terkait
(BMUI & Tafakul) dan Pasar Modal Syariah di Indonesia. Rajagrafindo
Persada.

10

Anda mungkin juga menyukai