Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL SKRIPSI

IMPLEMENTASI PRODUK PEMBIAYAAN MUDHARABAH BMT AL-


AMAL DI PASAR PANORAMA KOTA BENGKULU
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Semester IV
Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Disusum oleh :
Aris Wahyuning Tiyas

Dosen Pembimbing :
Moh Nur Husen, S.Hi., M

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SYARI’AH (STIES)
BABUSSALAM
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah


SWT atas limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nyalah penyusun dapat
menyelesaikan Proposal yang berjudul “ Implementasi Produk Pembiayaan
Mudharabah BMT-AL AMAL di Pasar Panorama Kota Bengkulu”.Penulisan
Proposal ini dapat selesai berkat kerja sama, bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak, oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Mohamad Nur Husen, S. Sy., M.H selaku Dosen Pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam menyusun Proposal ini.
2. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Syari’ah dan Perbankan
Syari’ah, yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan , sehingga
penulis mampu menyelesaikan penulisan Proposal ini.
3. Kedua orang tuaku dan kakakku yang tak henti-hentinya memberikan
dorongan, motivasi dan mendo’akan.

Semoga atas bantuan semua tersebut akan mendapatkan limpahan berkah


dari Allah SWT.Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan Proposal ini, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan
demi bertambahnya pengetahuan dan wawasan Penulis.Harapan penulis semoga
Proposal ini berguna bagi para pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Kalibening, 27 Juni 2022

Aris Wahyuning Tiyas

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................... 1
PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
BAB II .............................................................................................................. 5
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 5
A. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 5
B. Kerangka Teori ....................................................................................... 7
BAB III............................................................................................................. 14
METODE PENELITIAN ................................................................................. 14
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................................. 14
B. Waktu Penelitian dan Lokasi Penelitian ................................................. 15
C. Sumber Data ........................................................................................... 15
D. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 15
E. Metode Pengolahan Data ........................................................................ 16

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Baitul Mal Wa Tamwil adalah lembaga ekonomi atau keuangan syariah
nonperbankan yang sifatnya informal karena lembaga ini didirikan oleh
Sekelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang berbeda dengan lembaga
keuangan perbankan dan lembaga keuangan formal lainnya. Menurut Andri
Soemitra memberikan pengertian BMT dalam bukunya sebagai berikut:
Baitul Mal Wa Tamil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang
isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan
usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan
ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong
kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.
BMT juga berfungsi sebagai lembaga intermediasi yakni menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dalam bentuk
fasilitas pembiayaan dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. pembiayaan
yang sering digunakan dalam BMT diantaranya menggunakan sistem pembiayaan
mudharabah yakni guna memperlancar roda perekonomian umat dalam setiap
transaksi perdagangan dan keuangan yang sejalan dengan ajaran syariat islam.
Badan hukum BMT Al-Amal terdapat pada Al-Quran sebagai berikut
2

Artinya: wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada allah


dan tinggalkanlah sisa-sisa riba (yang belum dipunggut) jika kamu orang-orang
yang beriman. (Q.S. Al-Baqarah [2] : 278)2
Pembiayaan mudharabah secara tidak langsung adalah sebuah bentuk
penolakan terhadap sistem bunga yang diterapkan oleh bank konvensional dalam
mencari keuntungan, karena itu pelangaran bunga ditinjau dari Al- Quran, sebab
larangan riba tersebut bukanlah meringankan beban orang yang dibantu yang
dalam hal ini adalah nasabah, melainkan merupakan tindakan yang dapat
memperalat dan memakan harta orang lain.
Dalam operasionalnya, pembiayaaan mudharabah merupakan salah satu
akad pembiayaan yang diberikan kepada nasabahnya. Sistem dari pembiayaan
mudharabah ini merupakan akad kerja sama antar pihak dimana pihak pertama
sebagai shahibul maal yang menyediakan seluruh modalnya, sedangkan pihak
kedua sebagai mudharib (pengelola). Sedangkan keuntungan di bagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Dalam akad mudharabah untuk
produk pembiayaan, juga mengunakan profit sharing.
Sejak awal pendirian BMT dirancang sebagai suatu lembaga ekonomi
rakyat yang secara konsepsi dan secara nya memang lebih fokus kepada
masyarakat bawah. Agenda kegiatanya yang utama adalah mengembangkan
usaha-usaha melalui bantuan permodalan. Untuk memperlancar usaha
pembiayaan tersebut, maka BMT berupaya menghimpun dana, yang
terutama sekali berasal dari masyarakat lokal di sekitarnya. Dengan kata lain
BMT pada prinsipnya berupaya mengorganisasi usaha saling tolong menolong
antar warga masyarakat suatu wilayah dalam masalah ekonomi dan meningkatkan
kesejahteraan anggota dan umatnya seperti pedagang dll.
BMT Al-Amal Kota Bengkulu ini merupakan salah satu lembaga
keuangan alternatif yang bernafaskan islam yang sesuai dengan misinya
menerapkan prinsip syariah membina kepedulian aghniya kepada dhuafa secara
terpola berkesinambungan menuju peningkatan kualitas kehidupan umat.
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di BMT Al-Amal,
seperti halnya lembaga keuangan yang lain, BMT Al-Amal dalam memberikan
pembiayaan tidak semuanya dalam kondisi lancar, ada juga diantaranya yang
3

mengalami kemacetan meskipun presentasinya kecil. Ada banyak penyebab


timbulnya pembiayaan bermasalah, salah satunya yaitu Ibu Kalsum, jumlah
pembiayaan yang diberikan BMT kepada Ibu Kalsum yaitu sebesar 2 juta dengan
tempo 12 bulan dengan kesepakatan bagi hasil 70% dan 30% dimana 70%
diberikan pengelola sedangkan 30% diberikan pada pihak BMT dengan berbagai
pertimbangan. Pembiayaann tersebut digunakan untuk modal usaha dagang kaki
lima di pasar Panorama Kota Bengkulu. Keuntungan yang diperoleh sebesar 1 juta
jadi Ibu Kalsum membayar kepada pihak BMT 500 ribu per bulan Namun beliau
tidak membayar angsuran, di karenakan mengalami kemacetan dalam usahanya.
Sehingga ibu kalsum mengalami penurunan pendapatan dan tidak bisa membayar
angsuran tersebut. Persoalan pokok pada pembiayaan bermasalah ini adalah
ketidakstabilan atau ketidaksanggupan anggota memperoleh pendapatan untuk
melunasi pembayaran angsuran seperti yang telah disepakati.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “IMPLEMENTASI PRODUK PEMBIAYAAN
MUDHARABAH BMT AL-AMAL DI PASAR PANORAMA KOTA
BENGKULU”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan di atas dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana proses penetapan nasabah yang dilakukan BMT sebelum
melakukan pembiayaan ?
2. Kendala apa yang dihadapi dalam pengimplementasiaan pembiayaan
mudharabah di Pasar Panorama Kota Bengkulu?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian yang penulis lakukan di
BMT AL-Amal Kota Bengkulu adalah:
1. Untuk mengetahui Bagaimana proses penetapan nasabah yang dilakukan
BMT sebelum melakukan pembiayaan.
2. Untuk mengetahui apa saja kendala dalam pengimplementasiaan
pembiayaan mudharabah di Pasar Panorama Kota Bengkulu.
4

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis
Penelitian ini akan memberikan tambahan informasi tentang bagaimana
proses penetapan nasabah, kendala dsalam penimplementasian.
2. Manfaat secara praktis
Hasil yang diperoleh diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak
yang berkepentingan khususnya bagi penyusun, umumnya bagi instansi
yang bersangkutan.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung pembahasan yang lebih mendalam mengenai

pembahasan di atas, maka penulis berusaha melakukan kajian pustaka ataupun

karya-karya yang mempunyai hubungan dengan permasalahan yang akan dikaji

adapun penelitian yang terkait ini adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Hanifa Afriani dalam skripsi yang berjudul

“Pelaksanaan Rescheduling (Penjadwalaan Kembali) Pembiayaan Murabahah

Bermasalah Di BMT L-Risma Kota Bengkulu”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaa

rescheduling (penjadwalan kembali) pembiayaan murabahah bermasalah di

BMT L-Risma Kota Bengkulu dan apakah pelaksanaa rescheduling

(penjadwalan kembali) di BMT L-Risma Kota Bengkulu sudah sesuai dengan

Fatwa DSN MUI. Untuk mengetahui bagaimana pengungkapan masalah

tersebut secara mendalam dan menyeluruh. Penelitian ini mengunakan


6

pendekatan deskriftif kualitatif dengan sumber data primer dan data sekunder

dengan teknik pengumpulan data secara observasi, wawancara dan

kepustakawaan. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tidak ada ketentuan

atau SOP dari kantor pusat BMT L-Risma lampung yang mengatakan bahwa

dalam pelaksanaan rescheduling untuk pembiayaan mudharabah yang

bermasalah ini menurut prakteknya telah sesuai dengan Fatwa DSN MUI

yang tidak menambah jumlah angsuran yang tersisa atatu tidak mengunakan

tambahan margin dalam pelaksanaannya.

2. Jurnal Nasional yang ditulis Lukyawati Anggraeni dan Salahuddin El-

Ayubbi, yang berjudul “Akses UMKM Terhadap Pembiayaan Mikro Syariah

dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Usaha : Kasus BMT Tadbiratul

Ummah, Kabupaten Bogor,Usaha Mikro, Kecil dan Menengah”.

(UMKM) memiliki andil besar terhadap produk domestik bruto dan

lapangan kerja. Sebagian besar UMKM menghadapi kendala modal dan

terbatasnya akses terhadap lembaga keuangan formal. Baitul Maal Wat

Tanwil (BMT), yang merupakan salah satu lembaga keuangan mikro syariah,

bisa menjadi solusi bagi kendala modal yang dihadapi UMKM. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis akses UMKM untuk mendapatkan pembiayaan

dan dampak BMT terhadap pengembagan usaha mereka. Data primer

diperoleh 40 responden, yaitu 30 responden yang mendapatkan dana dari

BMT dan 15 responden terkontrol yang tidak mendapatkan dana di Bogor.

Akses UMKM ke pembiayaan BMT islam dianalisis dengan model logistic

regression logit sedangkan metode yang digunakan adalah regresi linier

berganda Iordinary Least Square (OLS) untuk menganalisis dampak BMT


7

terhadap pengembangan bisnis. Hasil regresi logit menunjukan bahwa tipe

usaha ini, umur omzet bisnis dan simpanan, adalah faktor yang

meempengaruhi akses UMKM terhadap pembiayaan BMT.

B. Kerangka Teori

A. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan secara luas financing atau pembelanjaan, yaitu

pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan baik dilakukan sendiri maupun dijalankan orang lain.

Menurut Mulyadi Nitisusastro memberikan pengertian pembiayaan dalam

bukunya sebagai berikut“pembiayaan adalah penyediaan dana oleh

pemerintah,pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat melalui bank,

koperasi, dan lembaga keuangan bukan bank, untuk mengembankan dan

memperkuat permodalan usaha mikro, kecil, dan menegah.”

2. Tujun dan Fungsi Pembiayaan

Dalam membahas tujuan pembiayaan, mencakup lingkup yang

luas. Pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari

pembiayaan. Menurur Veithzal Rivai memberikan tujuan pembiayaan

dalam bukunya islamic financial mangement sebagai berikut :

a. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan

berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari

usaha yang dikelola bersama nasabah. Oleh karena itu, bank hanya

menyalurkan pembiayaan kepada usaha-usaha nasabah yang

diyakini mampu dan mau mengembalikan pembiayaan yang telah


8

diterimanya. Dalam faktor kemampuan dan kemauan itu tersimpul

unsur keamanan (safety)dan sekaligus juga unsur keuntungan

(profitability)dari suatu pembiayaan sehingga kedua unsur tersebut

saling berkaitan. Dengan demikian, keuntungan merupakan tujuan

dari pemberi pembiayaan yang terjelma dalam bentuk hasil yang

diterima.

b. Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus

benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-

benar tercapai tanpa hambatan yang berarti. Oleh karena itu,

dengan keamanan ini dimaksudkan agar prestasi yang diberikan

dalam bentuk modal, barang atau jasa itu betul-betul terjamin

pengembaliannya sehingga keuntungan (profitability) yang

diharapkan dapat menjadi kenyataan.

Dari tujuan pembiayaan di atas terdapat juga fungsi pembiayaan yang

diselenggarakan oleh bank syariah, dalam buku manajemen pembiayaan

bank syariah fungsi pembiayaan sebagai berikut:

a. Meningkatkan daya guna uang

Para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, tabungan

dan deposito. Uang tersebut dalam presentase tertentuditingkatkan

kegunaannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan produktivitas.

b. Meningkatkan daya guna barang

Produsen dengan bantuan pembiayaan bank dapat mengubah bahan

mentah menjadi bahan jadi sehingga utility bahan tersebut meningkat.


9

Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memindahkan barang dari

suatu tempat yang kegunaannya kurang ke tempat yang lebih bermanfaat.

c. Meningkatkan peredaran uang

Pembiayaan yang disalurkan melalui rekening-rekening koran pengusaha

menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya. Melalui

pembiayaan, peredaran uang kartal maupun giral lebih berkembang,

karena pembiayaan menciptakan suatu kegairahan berusaha sehingga

penggunaan uang akan bertambah, baik secara kualitatif maupun

kuantitatif.

d. kegairahan berusaha

Pembiayaan yang diterima pengusaha dari bank kemudian digunakan

memperbesar volume usaha dan produktivitasnya

3. Prinsip-Prinsp Pembiayaan

Dalam menentukan seseorang layak atau tidak dalam memperoleh

kredit tentu dengan analisis pembiayaan yang dilakukan secara mendalam.

Dan hal tersebut ditentukan sebagai berikut :

a. Character

Pengertian karakter adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini

calon debitur. Tujuanya adalah memberikan keyakinan kepada Bank

bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit

benar-benar dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar

belakang si nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan

maupun bersifat pribadi.

b. Capacity
10

untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit

yang dihubungkan dengan kemampuanya mengelolah bisnis serta

kemampuanya mencari laba.

c. Capital

Biasanya bank tidak akan bersedia membiayaai suatu usaha 100%.

Capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang

dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh pihak Bank.

B. Mudharabah

1. Pengertian mudharabah

Mudharabah adalah suatu perjanjian uasaha antara pemilik modal

dengan pengusaha, dimana koprasi atau BMT Sebagai Pemilik Modal

menyediakan seluruh dana yang diperlukan anggota, calon anggota atau

calon anggota sebagai pengusaha (mudharib).Hasil usaha bersama ini

dibagi sesuai dengan kesepakatan (nisbah) dan apabila ada kerugian

ditanggung oleh pemilik modal sepanjang bukan merupakan merupakan

kelalaian penerima pembiayaan.

2. Unsur-unsur Mudharabah

Mudharabah sebagai sebuah kegiatan kerjasama ekonomi antara dua pihak

mempunyai beberapa ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam

rangka mengikat jalinan kerjasama. Adapun unsur- unsur mudharabah,

antara lain:

a. Ijab dan qabul, peryataan kesedian antara kedua belah pihak. Secara

lebih luas ijab dan qabul tidak saja terjadi dalam soal kesedian kedua
11

belah pihak untuk jadi pemodal dan pengusaha tetapi juga kesediaan

untuk menerima kesepakatan lain yang muncul lebih terinci.

b. Adanya dua belah pihak yaitu pihak yangmenyediakan dana (shahibul

maal) dan pengusaha (mudharib.

c. Adanya modal, menurut pendapat mayoritas ulama modal harus

berupa uang dan tidak boleh barang karena mudharabah dengan

barang dapat menimbulkan kesamaran.

d. Dana usaha (al-maal), dalam hal ini usaha yang diperoleh usaha yang

menguntungkan tetapi harus sesuai dengan syariat sehingga

merupakan usaha yang halal.

e. Adanya keuntungan yang tidak boleh dihitung berdasarkan presentase

dari jumlah modal yang di investasikan, melainkan hanya keuntungan

saja setelah dipoting besarnya modal

3. Jenis-jenis Mudharabah

Berdasarkan pengertian di atas, jenis-jenis mudharabah menurut

Oni Sahroni dalam bukunya maqasid bisnis dan keuangan islam terdapat 2

jenis sebagai berikut:

1. Mudharabah mutlaqah

Mudharabah mutlaqah adalah bentuk krja sama antar pemilik

modal (sahibul maal) dan pengelola (mudharib) yang cakupanya

sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan

daerah bisnis. Dengan kata lain, pemilik dana memberikan

kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya.

2. Mudharabah muqayyadah
12

Mudharabah muqayyadah adalah kebalikan darri mudharabah

mutlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu

dan tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan

kecendrunagn umum si sahibul maal dalam memasuki jenis dunia

usaha.

4. Tujuan mudharabah

Pada dasarnya tujuan mudharabah adalah membantu masyarakat yang

kekurangan dana untuk suatu usaha dan dengan adanya mudharabah ini

diharapkan kemampuan/skiil yang dimiliki sesorang untuk melakukan

usaha itu dapat terealisasi dengan kerja sama yang dijalin antara shabibul

mal dan mudharib.

5. Rukun dan Syarat Mudharabah

a. Rukun Mudharabah

Menurut Adiwarman A. Karim rukun Mudharabah terbagi menjadi

sebagai berikut:30

1) Pemodal (shahibul maal)

2) Pengelola (mudharib)

3) Modal

4) Pekerjaan

5) Nisbah (Keuntungan)

6) Ijab dan Qabul

b. Syarat Mudharabah

1) Berakal
13

2) Modal

3) Keuntungan presentase dan periode pembagian keuntungan harus

dinyatakan secara jelas berdasarkan kesepakatan bersam


14

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (Field

Research), yaitu dengan meneliti langsung pada objek yang diteliti yaitu

yang menjadi objek penelitianya. menurut Djama’an Satori dan Aan

Komariah memberikan pengertian penelitian kualitatif dalam bukunya

sebagai berikut:

Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang mengungkap situasi

sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan yang benar, dibentuk

oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang

relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah

Pendekatan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dalam
15

bentuk tindakan kebijakan. Peneliti memilih jenis penelitian ini karena

peneliti ingin berusaha mendeskrifsikan tentang implementasi produk BMT

Al-Amal di Pasar Panorama Kota Bengkulu.

2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BMT Al-Amal JL. Dempo Raya nomor 42 Kota

Bengkulu fax 0736349285 dengan studi kasus di Pasar Panorama. Waktu

penelitian mulai dari bulan Mei sampai dengan Juni 2019.

3. Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Sumber primer dalam penelitian ini adalah sumber data yang

didapatkan secara langsung dari responden yaitu: Custumer Service,

Teller Devisi Funding BMT Al-AMAL dan pedagang Pasar Panorama

Kota Bengkulu.

2) Sumber Data Sekunder

Sumber sekunder dalam penelitian ini adalah sumber yang tidak

langsung seperti dokumen, jurnal, skripsi dan lainnya.

4. Metode Pengumpulan Data

1) Observasi

Dengan melakukan observasi partisipan peneliti dapat lebih

memahami lebih dalam tentang fenomena (perilaku/peristiwa) yang

terjadi di lapangan.

2) Wawancara
16

Pengertian wawancara dalam buku Djam’an Satori dan Aan

Komariah menyatakan bahwa:

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk

mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui

percakapan atau tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif

sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara

holistic dan jelas dari informan.

Teknik wawancara dalam penelitian ini menelalui keterangan-

keterangan baik itu lisan atau percakapan yang dilakukan oleh pihak

BMT, pedagang dan penyusun.

5. Metode Pengolahan Data

Sesuai dengan pendekatan yang digunakan maka analisis data dilakukan

dengan 4 teknik sebagai berikut:

a) Pengumpulan Data

Pada tahapan ini terlebih dahulu peneliti akan melakukan

pengumpulan data yang didapat dari hasil observasi, wawancara dan

dokumentasi yang ada sebelumnya. Tehapan ini sangat penting untuk

bisa ketahapan berikutnya sebagai modal data yang akan digunakan.

b) Reduksi Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya peneliti aka membuat reduksi

data dengan merangkum dan memilih data yang relevan dan bermakna,

memilih hal-hal pokok, mefokuskan data yang mengarah untuk

memecahkan masalah yang ada. Kemudian peneliti akan

menyederhanakan dan menyusun data secara sistematis dan menjabarkan


17

hal-hal penting tentang hasil temuan yang didapat. Pada reduksi data ini

peneliti hanya akan mereduksi data-data yang berkenaan dengan

permasalahan penelitian, dan membuang data-data yang tidak berkaitan

dengan penelitian. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan dapat mempermudah

peneliti dalam menarik kesimpulan.

c) Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data

kualitatif. Penyajian data adalah adalah kegiatan ketika sekumpulan

informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan. Dalam penelitian in penyajian data yang peneliti gunakan

adalah teks naratif. Hal ini peneliti lakukan agar mudah dalam

penguasaan data dan informasi yang ada. Selanjutnya peneliti akan lebih

mudah dalam pengambilan kesimpulan yang sesuai dengan data dan

informasi yang ada.

d) Penarikan Kesimpulan

Setelah melalui tahapan-tahapan di atas, maka selanjutnya peneliti

akan menarik kesimpulan sesuai dengan data dan informasi yang didapat

selama dalam proses penelitian, mulai dari awal penelitian hingga akhir

penelitian. Hal ini dilakukan agar kesimpulan yang diambil benar-benar

bisa dipertanggung jawabkan sesuai dengan bukti-bukti yang valid

konsisten sesuai dari hasil penelitian lapangan

Anda mungkin juga menyukai