Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BAITUL MAAL
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Ekonomi Syariah
Dosen Pengampu Bambang Sugiharto, S.E.,M.Si.

Disusun Oleh:

FAZRI IMAM M 03111200046


KURNIA 03111200041
PUTRI AYU 03111200053

KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


STIE SUTAATMADJA (STIESA)
SUBANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul
“Baitul Maal” yang diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Syariah.
Kami secara langsung atau tidak langsung telah mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikanterima kasih kepada
Bapak Bambang Sugiharto,S.E.,M.Si. Selaku dosen pengajar mata kuliah Ekonomi
Syariah.
Kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah in masih banyak
kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran parapembaca akan
penulis terima dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini di masa yang akan
datang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang sudah berkenan membaca
makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan ataupengetahuan bagi
para pembaca.

Subang, 20 November 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Baitul Maal.................................................................................................. 3
2.2 Prosedur Pendirian Baitul Maal.................................................................................. 4
2.3 Perbedaan BMT dan Bank Syariah ........................................................................... 10
2.4 Produk Penghimpunan Dana...................................................................................... 11
BAB III.................................................................................................................................... 15
PENUTUP ............................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 15
3.2 Saran......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan penduduk terbesar yang beragamakan Isam di dunia. Dengan
terbesarnya penduduk terbesar yang beragama Islam di dunia maka negara Indonesia
memanfaatkan kondisi tersebut dan dapat menjadi peluang untuk mengembangkan Ekonomi
Syariah di Indonesia. Dengan adanya Ekonomi Syariah dapat memberikan kegiatan
perekonomian secara Islami dan menganut prinsip-prinsip Isam yaitu A-Qur’an dan ASSunnah
Hadis.
Ekonomi Syariah merupakan pengetahuan yang dapat menganalisis, memandang dan
menyelesaikan suatu permasalahan tentang ekonomi yang berlandaskan dengan cara
berdasarkan pada prinsip-prinsip Islam yaitu Al-Qur’an dan AS-Sunnah Hadist.
Saat ini, sudah banyak lembaga keuangan yang sudah memulai untuk menggunakan
prinsip-prinsip syariah. Seperti sektor Bank Lembaga Keuangan Syariah (BLKS). Akan tetapi
dalam penerapan ekonomi syariah di sektor BLKS tidak begitu berkembang terlau pesat
dibandingkan dengan Bank Lembaga Keuangan Non Syariah lantaran hal itu terjadi karena
masih banyak penduduk Indonesia yang beranggapan sama tentang lembaga keuangan baik
yang syariah maupun yang tidak syariah. Oleh karena itu pemerintah dapat mengajak stakhoder
sebanyak-banyaknya untuk mengembangkan Ekonomi Syariah bukan hanya dalam perbankan
saja, tetapi juga di sektor lainnya agar perkembangan Ekonomi Syariah lebih dikena lagi oleh
seluruh masyarakat dan lebih merata. (Wardani and Tho’in, 2013).
Maka muncul lah sebuah usaha untuk mendirikan Lembaga Keuangan Mikro Syariah
seperti Baitul Maal Mattamwil (BMT), yang bertujuan untuk dapat mengatasi
hambatanhambatan operasionalisasi untuk kalangan masyarakat yang kurang. Maka dari itu
Baitul Maal Mattamwil (BMT) juga ikut berperan penting dalam mengembangkan Ekonomi
Syariah di Indonesia. Karena BMT ini yang nantinya juga dapat membantu dalam
meningkatkan usaha pereknomian di masyarakat untuk kalangan menengah kebawah, bantuan
tersebut juga dapat dalam bentuk tambahan modal atau pembiayaan untuk dapat meningkatkan
sebuah usaha.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan baitul maal?
2. Apa saja prosedur pendirian baitul maal?
3. Apa perbedaan baitul maal dan Bank Syariah?
4. Apa saja produk-produk baitul maal?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan baitul maal.
2. Untuk mengetahui apa saja prosedur pendirian baitul maal.
3. Untuk mengetahui apa perbedaan baitul maal dan Bank Syariah.
4. Untuk mengetahui apa saja produk-produk baitul maal.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Baitul Maal
Pengertian BMT menurut Para Ahli yaitu sebagi berikut :
A. Menurut Karnaen A. Perwataatmadja, Baitul Mal wal Tamwil merupakan
pengembangan ekonomi berbasis masjid sebagai sarana untuk memakmurkan masjid.
B. Menurut Abdul Aziz dan Mariyah Ulfah Baitul Mal wa Tamwil (BMT) adalah lembaga
keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan
bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta
membela kepentingan kaum fakir miskin.
C. Menurut Azyumardi AzraBaitu Mal Wal Tamwil adalah lembaga keuangan nonbank
yang beroperasi berdasarkan syariah dengan prinsip bagi hasil, yang didirikan oleh dan
untuk masyarakat di suatu tempat atau daerah.
Jadi, Baitul Mal wa Tamwil adalah balai usaha mandiri terpandu yang isinya berintikan bayt
al-mal wa altamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi
dalam meningkatkan kualitas kegiatan eonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara
lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.
Baitul Mal wa Tamwil merupakan lembaga ekonomi atau keuangan Syari’ah non
perbankan yang sifatnya informal. Lembaga yang didirikan oleh Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) yang berbeda dengan lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan
formal lainnya sehingga BMT disebut bersifat informal. Selain berfungsi sebagai lembaga
keuangan, BMT juga berfungsi sebagai lembaga ekonomi (BT). Selain BMT bertugas
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat.BMT berhak
melakukan kegiatan ekonomi, seperti perdagangan,industry dan pertanian.
BMT memiliki dua bidang kerja yaitu sebagai Lembaga Mal ( Baitul Mal ) dan sebagai
lembaga Tamwil ( Baitul Tamwil). Baitul Mal yang dimaksud adalah untuk menghimpun zakat
dan infak maupun sedekah dan menyalurkan kepada pihak-pihak yang berhak dalam bentuk
pemberian tunai maupun pinjaman modal tanpa bagi hasil, yang mana Baitul Mal bersifat
nirlaba (sosial).
Sedangkan Baitut Mal artinya menghimpun dana masyarakat yang mampu dalam bentuk
saham, simpanan atau deposito dan menyalurkannya sebagai modal usaha dengan ketentuan
bagi hasil antara pemodal dan peminjam dan BMT. Prinsip utama BMT yaitu :

3
1. Keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT
2. Keterpaduaan antara etika dan moral dalam nilai spiritual
3. Kekeluargaan
4. Kebesamaan
5. Kemandirian
6. Profesionalisme
7. Istikamah.

2.2 Prosedur Pendirian Baitul Maal


BMT mengembangkan usaha- usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas
kegiatan ekonomi pengusaha makro dan mikro dengan antara lain mendorong kegiatan
menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. BMT menggunakan badan
hukum koperasi dan sering disebut dengan koperasi jasa keuangan syariah ( KJKS). Brikut ini
adalah Visi, Misi dan Tujuan dibentuknya BMT :
1. Visi BMT adalah mewujudkan kualitas masyarakat di sekitar BMT yang
selamat,damai, dan sejahtera dengan mengembangkan lembaga dan usaha BMT dan
POKUSMA ( Kelompok Usaha Muamalah ) yang maju berkembang, terpecaya, aman,
nyaman, transparan dan berkehati - hatian.
2. Misi BMT adalah mengembangkan POKUSMA dan BMT yang maju dan berkembang,
terpercaya, aman, nyaman, transparan, dan berkehati - hatian sehingga terwujudkan
kualitas masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai, dan sejahtera.
3. Tujuan BMT adalah untuk mewujudkan kehidupan keluarga dan masyarakat di sekitar
BMT yang selamat, damai, dan sejahtera.

BMT bersifat terbuka, independen, berorientasi pada pengembangan tabungan dan pembiayaan
untuk mendukung bisnis ekonomi yang produktif bagi anggota dan kesejahteraan sosial
masyarakat sekitar terutama usaha mikro dan fakir miskin. Peran BMT dimasyarakat adalah
sebagai berikut :
1. Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi nonsyariah. Aktif melakukan sosialisasi
di tengah masyarakat tentang arti pentingnya sistem ekonomi islam. Hal ini bisa
dilakukan dengan pelatihan-pelatihan mengenai cara-cara transaksi yang islami,
misalnya bukti transaksi,dilarang mencurangi timbangan, jujur terhadap konsumen.

4
2. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT harus bersikap aktif
menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro,misalnya dengan jalan
pendampingan, pembinaan, penyuluhan, dan pengawasan terhadap usaha-usaha
nasabah atau masyarakat umum.
3. Melepaskan ketergantungan pada rentenir, masyarakat yang masih tergantung rentenir
disebabkan rentenir mampu memenuhi keinginan masyarakat dalam memenuhi dana
dengan segera. Maka BMT harus mampu melayani masyarakat lebih baik, misalnya
tersedia dana setiap saat,birokrasi yang sederhana.
4. Menjaga keadilan ekonomi masyrakat dengan distribusi yang merata. Fungsi BMT
langsung berhadapan dengan masyarakat yang kompleks dituntut harus pandai
bersikap, oleh karena itu langkah-langkah untuk melakukan evaluasi dalam rangka
pemetaan skala prioritas yang harus diperhatikan, misalnya dalam masalah
pembiayaan, BMT harus memperhatikan kelayakan nasabah dalam hal golongan
nasabah dan jenis pembiayaan.

BMT didirikan atas dasar saalam yaitu penuh keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan.
Prinsip BMT sendirian adalah :
1) Ahsan ( Mutu hasil kerja yang terbaik ), thayyiban (terindah), ahsana’amalu
(memuaskan semua pihak), dan sesuai nilai - nilai salaam ( kedamaian, keselamatan
dan kesejahteraan ).
2) Barakah yaitu berdaya guna, berhasil guna, adanya penguatan jaringan, transparan
(keterbukaan), dan bertanggungjawab sepenuhnya kepada masyarakat.
3) Spiritual communication ( penguatan nilai ruhiyah )
4) Demokratis, partisipatif, dan inklusif.
5) Keadilan sosial dan kesetaraan gender, non diskriminatif.
6) Ramah lingkungan, peka dan bijak terhadap pengetahuan dan budaya local, serta
keanekaragaman budaya.
7) Keberlanjutan memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan kemampuan diri dan
lembaga masyarakat lokal.

Dengan adanya kemajuan lembaga keuangan syariah di Indonesia, BMT juga ikut serta
dalam kemajuan Lembaga keuangan syariah. Dengan BMT yang memiliki peran sebagai motor
penggerak perekonomian dan social masyarakat banyak, sebagai ujung tombak pelaksanaan
sistem ekonomi syariah, sebagai penghubung antara kaum kaya dan kaum miskin, sarana
5
pendidikan informal untuk mewujudkan prinsip hidup yang barakah. Di indonesia sudah
banyak sekali BMT - BMT yang berdiri seperti BMT Yaummi Maz Pati, BMT BUS Lasem,
BMT Harum Pati dan sebagainya. Dengan sifat BMT yang terbuka, independen, yang
berorientasi pada pengembangan tabungan dan pembiayaan untuk mendukung bisnis ekonomi
yang produktif bagi anggota dan kesejahteraan sosial masyarakat disekitar, membuat BMT
mampu diterima ditengah masyarakat.

Menurut Kautsar Riza Salman, BMT mempunyai beberapa fungsi diantaranya meliputi :
1. Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengguna, dan pengelola menjadi lebih
professional, salaam, dan amanah sehingga semakin utuh dan tangguh dalam berjuang
dan berusaha menghadapi tantangan gobal.
2. Mengorganisasi dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh masyarakat
dapat memanfaatkan secara optimal di dalam dan luar organisasi untuk kepentingan
rakyat banyak.
3. Mengembangkan kesempatan kerja.
4. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk -produk anggota.
5. Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembagalembaga ekonomi dan sosial rakyat
banyak.
Keunggulan dari BMT yaitu sebagai berikut :
1. BMT Islam memiliki dasar hukum operasional yakni Al Qur’an dan Al Hadist.
Sehingga dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip-prinsip dasar seperti
diperintahkan oleh Allah SWT, juga nilai dasar seperti yang dicontohkan Rasulullah
SAW.
2. BMT Islam mendasarkan semua produk dan operasinya pada prinsip- prinsip efisiensi,
keadilan, dan kebersamaan.
3. Adanya kesamaan ikatan emosional keagamaan yang kuat antara pemegang saham,
pengelola, dan nasabah, sehingga dapat dikembangkan 28 kebersamaan dalam
menghadapi resiko usaha dan membagi keuntungan secara jujur dan adil.
4. Adanya keterikatan secara religi, maka semua pihak yang terlibat dalam BMT Islam
akan berusaha sebaik-baiknya sebagai pengalaman ajaran agamanya sehingga berapa
pun hasil yang diperoleh diyakini membawa berkah.
5. Adanya fasilitas pembiayaan Al Mudharabah dan Al Musyarakah yang tidak
membebani nasabah sejak awal dengan kewajiban membayar biaya secara tetap, hal ini

6
memberikan kelonggaran physichologis yang diperlukan nasabah untuk dapat berusaha
secara tenang dan bersungguh- sungguh.
6. Adanya fasilitas pembiayaan Al Murabahah dan Al Ba’i Bitsaman Ajil yang lebih
mengutamakan kelayakan usaha dari pada jaminan kolateral sehingga siapa pun baik
pengusaha ataupun bukan mempunyai jaminan kesempatan yang luas untuk berusaha.
7. Tersedia pembiayaan Qardu Hasan yang tidak membebani nasabah dengan biaya
apapun, kecuali biaya yang dipergunakan sendiri seperti bea materai, biaya notaris, dan
sebagainya. Dana fasilitas ini diperoleh dari pengumpulan zakat, infak dan sadaqah,
para amil zakat yang masih mengendap.
8. Dengan diterapkannya sistem bagi hasil sebagai pengganti bunga, maka tidak ada
diskriminasi terhadap nasabah yang didasarkan atas 29 kemampuan ekonominya
sehingga akseptabilitas BMT Islam menjadi luas.
9. Dengan adanya sistem bagi hasil, maka untuk kesehatan BMT yang bisa diketahui dari
naik turunnya jumlah bagi hasil yang diterima.
10. Dengan diterapkannya sistem bagi hasil, maka persaingan antar BMT Islam berlaku
wajar yang diperuntukkan oleh keberhasilan dalam membina nasabah dengan
profesionalisme dan pelayanan yang baik.

Menurut M.Nur Rianto Al-Arif kendala yang dihadapi oleh BMT dalam pengembangan
BMT adalah :
a. Akumulasi kebutuhan dana masyarakat belum bisa dipenuhi oleh BMT. Hal ini
menjadikan nilai pembiayaan dan jangka waktu pembayaran kewajiban dari nasabah
cukup cepat. Dan pembiayaan yang diberikan oleh BMT belum tentu memadai untuk
modal usaha masyarakat.
b. Meskipun BMT sudah banyak dikenal di masyarakat, tetapi masyarakat masih
berhubungan dengan rentenir. Arena masyarakat menginginkan pelayanan yang cepat
meskipun mereka harus membayar bungan yang cukup tinggi. Hal itu disebabkan masih
banyak BMT yang seperti rentenir, yang artinya BMT belum mampu memberikan
pelayanan yang memadai dalam jumlah dana dan waktu.
c. Beberapa BMT cenderung menghadapi masalah yang sama, misalnya nasabah yang
bermasalah. Kadang ada satu nasabah yang tidak hanya bermasalah di satu tempat,
tetapi di tempat lain juga bermasalah. Oleh karena itu, perlu upaya dari masing-masing
BMT untuk melakukan koordinasi dalam rangka mempersempit gerak nasabah yang
bermasalah.
7
d. BMT cenderung menghadap BMT lain sebagai pesaing yang harus dikalahkan, bukan
sebagai mitra atau patner dalam upaya untuk mengeluarkan masyarakat dari
permasalahan ekonomi yang dihadapi. Sehingga menyebabkan tingkat persaingan yang
tidak islami bahkan akan mempengaruhi pola pengelolaan BMT .
e. BMT lebih mementingkan menjadi baitul tamwil daripada baitul mal. Dimana BMT
lebih banyak menghimpun dana yang digunakan untuk bisnis daripada untuk mengelola
zakat, infak dan sadaqah.

BMT sebagai Baitul Tanwil menjalankan operasi simpan pinjam syariah tanpa bunga yang
menawarkan produk - produk syariah seperti Mudharabah, Musyarakah, Murabahah,
Murabahah, Bal Salam, Wadhiah, Al-Qardh dan sebagainya.
Menurut Abdul Aziz dan Mariyah Ulfah, dalam kegiatan operasionalnya menggunakan 3
prinsip yaitu :
1. Prinsip Bagi Hasil :
a. Mudharabah
b. Musyarakah
c. Muzara’ah
d. Musaqah
2. Jual beli dengan margin ( keuntungan)
a. Murabahah
b. Ba’I As-Salam
c. Ba’I Al-Istisna
3. Sistem profit lainnya :
Kegiatan operasional dalam menghimpun dana dari masyarakat dapat berbentuk
Giro wadiah, Tabungan Mudharabah, Deposito Investasi Mudharabah, Tabungan
Haji, dan Tabungan Qurban. Baitul Mal wa Tamwil suatu lembaga keuangan mikro
syariah yang digerakkan awal tahun Sembilan puluhan oleh para aktivis muslim
yang resah melihat keberpihakan ekonomi Negara yang tidak berpihak kepada
pelaku ekonom kecil dan menengah.

Baitul mal Wal Tamwil merupakan lembaga keuangan syariah nonperbankan yang sifatnya
informal. BMT disebut informal karena lembaga keuangan ini didirikan oleh kelompok
swadaya masyarakat. BMT tidak termasuk lembaga keuangan formal yang dijelaskan dalam
UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang dapat dioperasikan untuk menghimpun dan
8
menyalurkan dana masyarakat. Proses pendirian BMT tidak terlepas dari mengenai lokasi atau
tempat usaha BMT. Tempat pendirian BMT sebaiknya berlokasi di tempat yang banyak
kegiatan-kegiatan ekonomi para anggotanya berlangsung, baik anggota penyimpanan dana
maupun pengembang usaha atau pengguna dana.

BMT dapat didrikan oleh :


1. Sekurang-kurangnya 20 orang sampai 44 orang.
2. Satu pendiri dengan lainnya sebaiknya tidak memiliki hubungan keluarga vertical dan
horizontal satu kali.
3. Sekurang-kurangnya 70% anggota pendiri bertempat tinggal di sekitar daerah kerja
BMT.
4. Pendiri dapat bertambah dalam tahun - tahun kemudian, jika disepakati oleh rapat para
pendiri.
Untuk modal BMT terdiri dari :
1. Simpanan Pokok (SP) yang ditentukan besarnya sama besar untuk semua anggota.
2. Simpanan Pokok Khusus (SPK) yaitu simpanan pokok yang khusus di peruntukan
untuk mendapatkan sejumlah modal awal, sehingga memungkinkan BMT melakukan
persiapan-persiapan pendirian dan memulai operasinya. Jumlahnaya dapat berbeda
antar anggota pendiri.
3. BMT didirikan dengan modal awal sebesar Rp. 20.000.000,- atau lebih. Namun jika
ada kesulitan dalam pengumpulan modal awal, dapat dimulai dengan modal Rp.
10.000.000,- bahkan Rp. 5.000.000,-.

Setelah BMT berdiri maka perlu diperhatikan struktur organisasi BMT yang paling
sederhana harus terdiri dari badan pendiri,badan pengawas,anggota BMT dan badan pengelola.
Para anggota BMT melakukan simpanan pokok,simpanan wajib dan simpanan suka rela untuk
menambah dana BMT. Untuk memberikan keuntungan bagi hasil kepada anggota, khususnya
bagi anggota yang menyimpan uangnya di simpanan sukarela maka BMT harus memiliki
keuntungan pemasukan dari hasil usaha pembiayaan yang di berikan kepada para anggotanya.
BMT harus melakukan jemput bola dalam membina penggunaan dana BMT agar para anggota
akan beruntung cukup besar dan BMT juga akan memperoleh untung yang cukup besar.
Selain kegiatan yang berhubungan dengan keuangan, BMT juga dapat mengembangkan
usahanya melalui sektor rill seperti kios telepon, swalayan, travel dan lain-lain. Usaha di sektor
rill tidak boleh menyaingi usaha anggota, tetapi harus mendukung dan memperlancar
9
pengorganisasian secara bersama-sama keberhasilan usaha anggota dan kelompok anggota
berdasarkan jenis usaha yang sama.

2.3 Perbedaan BMT dan Bank Syariah


Tonggak pergerakan lembaga keuangan modern berdasar landasan islam sudah di mulai
sejak didirikannya sebuah local saving atau bank yang beroperasi tanpa bunga di Mesir pada
tahun 1969 oleh Dr. Abdul Hamid An-Naggar ( Ahmad AnNaggar,1985). Pendirian Bank
Islam di Indonesia di mulai sejak tahun 1988, pada saat pemerintah mengeluarkan Paket
Kebijakan Oktober (PAKTO), yang mengatur tentang deregulasi industry perbankan di
Indonesia. Pada aat itu para ulama berusaha mendirikan bank yang tanpa bunga.
Setelah adanya UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan, dimana perbankan bagi hasil di
rekmendasikan. Bank Muamalat Indonesia didirikan sebagai Bank Umum Islam yang pertama.
yang beroperasi di Indonesia. Pendirian Bank Muamalat di ikuti oleh pendirian bank-bank
pembiayaan rakyat syariah (BPRS). Tetapi lembaga ini masih dirasa kurang mencukupi dan
belum sanggup menjangkau masyarakat Islam lapisan bawah, lembagalembaga simpan pinjam
yang disebut sebagai Baitul Maal Tamwil (BMT) di bentuk.
Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 perbankan syariah adalah bank yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum
Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Pada umumnya BMT dan Bank Syariah
memiliki kesamaan yaitu sama-sama menjunjung asas ekonomi islam baik secara sistem
maupun oprasionalnya. Perbedaan BMT dan Bank Syariah yaitu:
1. Status hukum yang dimiliki oleh Bank Syariah dan BMT. Dimana bank syariah
sudah berbentuk perseroan yang sudah tunduk pada Undang-undang Perbankan
Syariah, sedangkan jika BMT belum mempunyai undang-undang dan status yang
jelas. BMT sekarang bernaung pada perundang-undangan koperasi.
2. Modal BMT tidak sebesar modal Bank Syariah. Salah satu syarat berdirinya bank
syariah harus mencapai modal awal yang telah ditentukan oleh undang-undang
perbankan syariah. Sedangkan jika BMT harus didirikan oleh kelompok swadaya
masyarakat dimana modal BMT terdiri dari Simpanan Pokok dan Simpanan Pokok
Khusus.
3. Pangsa pasar BMT lebih kecil daripada Bank Syariah karena BMT hanya berada di
wilayah kabupaten dan tersebar di kecamatan. BMT lebih ke masyarakat menengah
ke bawah. Sedangkan jika Bank Syariah lebih ke masyarakat menengah ke atas.

10
4. Pada pembagian nisbah, BMT memberikan nisbah yang lebih kecil, ini disebabkan
karena modal BMT sangat kecil dan tidak membebankan biaya administrasi pada
produk tabungan melainkan membebankan biaya saat nasabah tutup rekening.
5. Pada pembiayaan. BMT tidak menentukan nisbah bagi hasil. Presentasi nisbah bagi
hasil tertentu ditentukan oleh kesepakatan antara BMT dan nasabah. Karena BMT
tidak tunduk pada peraturan BI sehingga BMT leluasa menentukan presentasi
Nisbah.
Adapun ciri-ciri umum BMT yaitu :
1. Berorientasi bisnis, mencari laba Bersama, meningkatkan pemanfaatan ekonomi
paling banyak untuk angota dan lingkungannya.
2. Ditumbuhkan dari bawah berlandaskan peran serta masyarakat disekitarnya.
3. Milik Bersama masyarakat kecil dan bawah dari lingkungan BMT itu sendiri, bukan
milik orang seseorang atau orang dari luar masyarakat itu.
4. Bukan Lembaga sosial tetapi dapat dimanfaatkan untuk mengefektifkan penggunaan
zakat, infak, sedekah, wakaf dan dana-dana sosial lainnya bagi kesejahteraan orang
banyak serta dapat menyelenggarakan kegiatan Pendidikan untuk memberdayakan
anggotanya dalam rangka menunjang kegiatan ekonomi.
5. Pola hubungan BMT dan anggotanya diatur dengan system bagi hasil.

2.4 Produk Penghimpunan Dana


Menurut Sunarto Zulkifl, Baaitul Maal Wat Tamwil memiliki dua fungsi utama yakni
funding (penghimpunan) dan financing (pembiayaan). Kedua hal tersebut memiliki keterkaitan
satu sama lain untuk mendorong kegiatan operasional BMT.Fungsi funding yaitu menghimpun
dana dari masyarakat. Dana simpanan merupakan dana pihak ketiga atau masyarakat yang
dititipkan dan akan disimpan oleh bank. Sebagaimana karakter simpanan yang terjadi pada
lembaga keuangan, dana simpanan sedapat mungkin dapat dimanfaaatkan oleh bank untuk
kegiatan operasional. Penghimpunan dana pada lembaga keuangan Syariah harus dilakukan
atas dasar mudharabahatau wadi’ah.
Upaya penghimpunan dana harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menarik minat
masyarakat untuk menjadi anggota di Baitul Maal Wat Tamwil. Prinsip utama dalam
manajemen funding adalah kepercayaan.Artinya kemauan masyarakat untuk menaruh dananya
pada Baitul Maal Wat Tamwil sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap Baitul Maal Wat Tamwil itu sendiri.Karena Baitul Maal Wat Tamwil pada prinsipnya

11
merupakan lembaga amanah, maka setiap insan Baitul Maal Wat Tamwilharus memiliki sifat
amanah tersebut.

Adapun jenis – jenis produk penghimpunan dana yang dimiliki oleh Baitul Maal Wat Tamwil,
antara lain:
1. Tabungan Mudharabah
Tabungan menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syaratsyarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu. Syarat-syarat penarikan tertentu maksudnya adalah sesuai
dengan perjanjian yang telah dibuat antara pihak bank dengan si penabung.Dalam hal
sarana penarikan juga tergantung dengan perjanjian antara keduanya yaitu bank dan
penabung.
Menurut Frianto Pandia, Elly Santi Ompusunggu dan Achmad Abror dalam
bukunya yang berjudul Lembaga Keuangan, tabungan mudharabah merupakan
simpanan yang dapat dipergunakan oleh mudharib (Bank), dengan memperoleh
keuntungan bagi hasil (mudharabah). Keuntungan akan diberikan kepada Shahibul
Maal atau deposan berdasarkan kesepakatan bersama. penarikan dan penyetoran
menggunakan buku tabungan, dapat dilakukan secara tunai maupun pemindah bukuan.
Secara umum, tabungan mudharabah merupakan produk penghimpunan dana oleh
lembaga keuangan Syariah yang menggunakan akad mudharabah mutlaqoh. Bank
Syariah bertindak sebagai mudharib dan nasabah sebagai shahibul maal.Nasabah
menyerahkan pengelolaan dana tabungan
Mudharabah secara mutlak kepada mudharib (Bank Syariah), tidak ada batasan
baik dilihat dari jenis investasi, jangka waktu, maupun sector usaha, selama tidak
bertentangan dengan prinsip Syariah Islam.
Bank Syariah akan membayar bagi hasil kepada nasabah setiap akhir bulan, sebesar
sesuai dengan nisbah yang telah disepakati pada saat pembukaan rekening tabungan
mudharabah. Bagi hasil yang diterima nasabah akan selalu berubah pada setiap akhir
bulan. Perubahan bagi hasil ini disebabkan karena adanya fluktuasi pendapatan bank
Syariah dan fluktuasi tabungan nasabah.
Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No. 02/DSN-MUI/IV/2000, tabungan terdiri
atas dua jenis, yaitu:

12
1) Tabungan yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah yang berupa tabungan
berdasarkan perhitungan bunga.
2) Tabungan yang dibenarkan sacara prinsip syariah, yaitu tabungan yang
berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah.

Pada era sekarang produk tabungan sudah mulai berkembang, yang secara
karateristik merupakan gabungan antara tabungan dan deposito, yaitu produk tabungan
berencana. Karateristiknya adalah jumlah minimal tertentu yang hampir sama dengan
tabungan biasa, tetapi nasabah wajib menyetorkan dananya secara rutin sesuai dengan
kemampuan membayarnya, serta tidak boleh mengambilnya dalam jangka waktu
tertentu. Bagi hasil dalam tabungan berencana ini biasanya lebih besar daripada
tabungan biasa, tetapi lebih kecil dari tabungan berjangka (deposito).Tabungan
berencana digunakan bagi nasabah yang kesulitan untuk mengatur uangnya, tetapi
mereka memilliki keinginan atas sesuatu.Mereka mengambil tabungan berencana
sebagai bagan dari strategi pengaturan keuangan keluarga, atau dapat pula sebagai
tabungan perencanaan pendidikan untuk buah hatinya.
2. Deposito Mudharabah
Deposito mudharabah merupakan dana investasi yanh ditempatkan oleh nasabah
yang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah dan penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu, sesuai denga akad perjanjian yang dilakukan antar bank
dan investor. Deposito, muda diprediksi ketersediaan dananya karena terdapat jangka
waktunya, sehingga pada umumnya balas jasa yang beripa nisbah bagi hasil yang
diberikan oleh bank untuk deposito lebih tinggi dibanding tabungan mudharabah.
Deposito menurut Undang-Undang Perbankan Syariah No.21 tahun 2008 adalah
investasi dana berdasarkan akan mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syaria, yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan akad antara penabung dan pihak bank syariah dan/atau Unit Usaha Syariah
(UUS).
Jangka waktu deposito berjangka ini bervariasi, yaitu: 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12
bulan, dan 24 bulan. Perbedaan jangka waktu deposito merupakan perbedaan masa
penyimpanan, juga akan menimbulkan perbedaan balas jasa berupa besarnya presentase
nisbah bagi hasil. Pada umumnya, semakin lama jangka waktu deposito maka akan
semakin tinggi presentase nisbah bagi hasil yang diberikan oleh Bank Syariah.

13
Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No.03/DSN-MUI/IV/2000, deposito terdiri
atas dua jenis :
1) Deposito yang tidak dibenarkan Syariah, yaitu Deposito yang berdasarkan
perhitungan bunga.
2) Deposito yang dibenarka Syariah, yaitu giro yang berdasarkan prinsip
mudharabah

Deposito adalah bentuk simpanan nasabah yang mempunyai jumlah minimal


tertentu, jangka waktu tertentu, dan bagi hasilnya lebih tinggi daripada tabungan biasa
dan tabungan berencana. Namun saat pencairan dana, nasabah tidak bisa mengambilnya
sebelum jatuh tempo yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Produk
penghimpunan dana ini biasanya dipilih oleh nasabah yang memiliki kelebihan dana
sehingga selain bertujuan menyimpan dananya, bertujuan juga untuk sarana investasi.

3. Giro Wadiah
Giro menurut Undang-Undang Perbankan Syariah No.21 tahun 2008 adalah
simpanan berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan denga
prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
cek, bilyet giro, saran perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindah
bukuan.
Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No. 01/DSN-MUI/VI2000 disebutkan
bahwa Giro adalah simpanan dana yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan penggunaan cek, bilyet giro, saran perintah pembayaran lainnya, atau dengan
perintah pemindah bukuan. Giro ada dua jenis, yaitu:
1) Giro yang tidak dibenarkan Syariah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan
bunga.
2) Giro yang dibenarka Syariah, yaitu giro yang berdasarkan prinsip mudharabah
dan wadiah.
Giro adalah bentuk simpanan nasabah yang tidak diberikan bagi hasil, dan
pengamblan setiap dana menggunakan cek, biasanya digunakan oleh
perusahaan/yayasan, dan bentuk badan hukum lainnya dalam proses keuangan mereka.
Dalam giro meskipun tidak memberikan bagi hasil, pihak bank berhak memberikan
bonus kepada nasabah yang besarannya tidak ditentukan diawal, bergantung pada
kebaikan pihak bank.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Baitulmal berarti rumah untuk mengumpulkan atau menyimpan harta.Baitulmal adalah
suatu lembaga atau pihak (al-jihat) yang mempunyai tugas khusus menangani segala harta
umat, baik berupa pendapatan maupun pengeluaran negara.Baitulmal dapat juga diartikan
secara fisik sebagai tempat (al-makan) untuk menyimpan dan mengelola segala macam
harta yang menjadi pendapatan negara. BMT memiliki prinsip utama BMT yaitu :
1. Keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT
2. Keterpaduaan antara etika dan moral dalam nilai spiritual
3. Kekeluargaan
4. Kebesamaan
5. Kemandirian
6. Profesionalisme
7. Istikamah
Baitul mal ini sangat penting ada di masyarakat untuk mewujudkan kehidupan keluarga
dan masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai, dan sejahtera.
3.2 Saran
Saran mengenai Baitul mal atau BMT di Indonesia ini harus semakin di kembangkan
baik dari pengenalan kepada masyarakat, mekanis nya baik itu penyaluran untuk zakat,
infaq dan sebagai nya ataupun dari penyaluran pihak eksternal ke internal BMT supaya
lebih terstruktur dan terarah serta bisa lebih banyak masyarakat yang tahu dan mengerti.

15
DAFTAR PUSTAKA
https://text-id.123dok.com/document/1y96v13jy-keunggulan-bmt-keunggulan-dan-
kelemahan-bmt.html (diakses pada tanggal 20 November 2021)

Gryand Azhara. 2021. Makalah Baitul Mal wa Tamwil.


https://id.scribd.com/document/428061753/Makalah-Bmt(diakses pada tanggal
20 November 2021)

16

Anda mungkin juga menyukai