DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya
Sebagaimana dalam peribahasa bahwa “tak ada gading yang tak retak” ,
dalam penyusunan makalah ini pun kami menyadari bahwa banyak sekali
kekurangannya, maka dari itu kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
penyusunan di masa yang akan datang sangat kami harapkan.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi di Indonesia, menurut UU tahun 1992, didefinisikan sebagai badan
usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Di Indonesia,
prinsip koperasi telah dicantumkan dalam UU No. 12 Tahun 1967 dan UU No. 25
Tahun 1992. Prinsip koperasi di Indonesia kurang lebih sama dengan prinsip yang
diakui dunia internasional dengan adanya sedikit perbedaan, yaitu adanya
penjelasan mengenai SHU (Sisa Hasil Usaha). Ekonomi Kerakyatan dalam arti
yang lebih luas mencakup kehidupan petani, nelayan, pedagangan asongan, tukang
ojek dan pedagang kaki lima, yang kepentingan kepentingan ekonominya selalu
dapat lebih mudah dibantu atau diperjuangkan melalui koperasi. Kepentingan
kepentingan ekonomi rakyat seperti inilah yang kurang mendapat perhatian oleh
pengambil kebijakan ekonomi.
Sistem ekonomi kerakyatan yang mengandung makna sebuah sistem
ekonomi partisipatif yang memberikan akses sebesar-besarnya secara adil dan
merata bagi seluruh lapisan masyarakat, baik dalam proses produksi, distribusi, dan
konsumsi nasional serta meningkatkan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat,
maupun dalam suatu mekanisme penyelenggaraan yang senantiasa memperhatikan
fungsi sumber daya alam dan lingkungan sebagai pendukung kehidupan guna
mewujudkan kemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia secara
berkelanjutan. Maksud seperti itu juga terkandung dalam pemikiran dasar sistem
ekonomi kerakyatan sebagaimana yang secara inheren termasuk dalam filosofi
dasar negara kita. Perekonomian rakyat itu sendiri hendaknya diartikan sebagai
semua kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh dan untuk kepentingan orang
banyak, baik dalam kedudukannya sebagai produsen, pedagang, maupun
konsumen. Berdasarkan dari uraian latar belakang, maka selanjutnya akan dibahas
lebih lanjut mengenai Koperasi dan UMKM Sebagai Basis Ekonomi Rakyat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu koperasi dan UMKM ?
2. Bagaimana Peran dan Fungsi Koperasi Dalam Membangun Perekonomian ?
3. Bagaimana Koperasi dan UMKM sebagai Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat?
4. Apa Sasaran Pembangunan Koperasi ?
5. Apa alasan menjadi anggota koperasi?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Koperasi dan UMKM
2. Untuk Mengetahui Apa saja Peran dan Fungsi Koperasi Dalam Membangun
Perekonomian
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Koperasi dan UMKM sebagai Basis Kekuatan
Ekonomi Rakyat?
4. Untuk Mengetahui Apa Sasaran dari Pembangunan Koperasi
5. Untuk mengetahui alasan pentingnya menjadi anggota koperasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini.
3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha
Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.
4) Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari
Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta,
usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di
Indonesia.
5) Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha
Besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan berdomisili di
Indonesia.
4
menumbuhkan sinergi, membayar pajak progresif dan dengan kemampuan
pertumbuhannya dapat lebih mampu membiayai proses demokratisasi.
Fungsi Koperasi dalam Bidang Ekonomi adalah :
a) Menumbuhkan motif berusaha yang lebih berperikemanusiaan
b) Mengembangkan metode pembagian sisa hasil usaha yang lebih adil
c) Memerangi monopoli dan bentuk-bentuk konsentrasi modal lainnya
d) Menawarkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah
e) Meningkatkan penghasilan anggota-anggotanya
f) Menyederhanakan dan mengefisienkan sistem niaga, yaitu dengan cara :
Mengurangi mata rantai perdagangan yang perluh.
Melindungi konsumen dari iklan yang membingungkan
Menghilangkan praktik-prakti taat niaga yang tidak benar dan jujur
g) Menumbuhkan sikap jujur dan terbuka dalam pengelolaan perusahaan
h) Menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran atau antara
kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan
i) Melatih masyarakat untuk mengunakan pendapatannya secara efektif,
menumbuhkan kebiasaan yang baik dalam pola konsumsi, membiasakan hidup
hemat, dan mengembangkan jiwa membangun bagi kesejateraan umat
manusia.
5
c. Kemampuan dalam menyumbangkan Produk Domestik Bruto (PDB) yang
cukup besar.
d. Kemampuan dalam menyumbangkan hasil ekspor sekaligus sumber
pemasukan devisa negara.
e. Kemampuan dalam menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan pasar
yang begitu cepat, termasuk dalam hal ini adalah kemampuan dalam
menghadapi krisis ekonomi.
Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan
ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat sendiri berarti sebuah kegiatan ekonomi atau
usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan atau mayoritas yang dengan secara
swadaya mengelola sumber daya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan
dikuasainya. Selanjutnya, kegiatan ini disebut sebagai usaha kecil dan menengah (
UKM ) yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Keberadaan UKM dan Koperasi sebagai bagian terbesar dari seluruh entitas
usaha nasional merupakan wujud nyata kehidupan ekonomi rakyat Indonesia.
Posisi seperti itu seharusnya menempatkan peran UKM dan Koperasi sebagai salah
satu pilar utama dalam mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan, namun hingga
kini perkembangannya masih jauh tertinggal dibandingkan dengan pelaku ekonomi
yang lain. Oleh karena itu pengembangan UKM dan Koperasi harus menjadi salah
satu strategi utama pembangunan nasional yang pelaksanaannya diwujudkan secara
sungguh-sungguh dengan komitmen bersama yang kuat serta didukung oleh upaya-
upaya sistematis dan konseptual secara konsisten dan terus menerus dengan
melibatkan semua pihak yang berkepentingan (baik pemerintah, swasta, maupun
masyarakat ditingkat nasional, regional, maupun lokal). Barang tentu hal ini juga
harus dibarengi dengan strategi pengembangan usaha besar dalam kerangka sistem
ekonomi kerakyatan.
Konsep pengembangan UKM dan Koperasi dalam sistem ekonomi
kerakyatan mempunyai perspektif tentang pentingnya:
a. Peran serta aktif seluruh komponen masyarakat
b. Jiwa dan semangat kewirausahaan yang tinggi
c. Kebebasan berusaha, berkreasi dan berinovasi
d. Kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan, teknologi dan
informasi
e. Sistem ekonomi yang terbuka, transparan dan efisien; dan
f. Mekanisme pasar yang berkeadilan.
Pengembangan UKM dan Koperasi menjadi komponen penting bagi
program pembangunan nasional untuk meletakkan landasan pembangunan sistem
ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan dan berkeadilan. Proses dan cara untuk
mencapai tujuan pembangunan tersebut sangat penting, terutama melalui upaya
penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas. Pendekatan demikian
6
diharapkan lebih menjamin terwujudnya perekonomian yang lebih adil dan merata,
berdaya saing dengan basis efisiensi di berbagai sektor dan keunggulan kompetitif
untuk memenangkan persaingan global, berwawasan pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan hidup yang lestari, dengan partisipasi masyarakat yang lebih
menonjol dan desentralisasi pembangunan untuk meningkatkan kapasitas dan
memaksimalkan potensi daerah, serta bersih dari KKN.
Program penyelamatan dan pemulihan ekonomi nasional hendaknya tidak
hanya dipandang sebagai crash-program yang bersifat sementara, tetapi juga harus
dipandang sekaligus sebagai proses percepatan transformasi struktural dan
pembangunan yang berkelanjutan untuk meletakkan landasan bagi terwujudnya
struktur ekonomi yang kuat dengan peran serta masyarakat dan dunia usaha yang
lebih besar, terutama kontribusi UKM dan Koperasi dalam pembentukan nilai
tambah, kepemilikan aset dan daya saing.
Artinya upaya pengembangan UKM dan Koperasi sekaligus merupakan
pilihan strategis dalam rangka membangun daya saing dan ketahanan ekonomi
nasional serta untuk mewujudkan sistem eknomi kerakyatan. Peningkatan daya
saing usaha nasional dalam persaingan harus dicapai secara bersamaan dengan
pembangunan kemampuan ekonomi masyarakat yang tertinggal. Peran UKM dan
Koperasi cukup berarti di dalam proses pembangunan, karena industri besar
terbukti tidak bisa menjadi pemeran tunggal dalam memecahkan:
a) Pengangguran dan setengah pengangguran dinegara-negara berkembang,
b) ketidak-merataan distribusi pendapatan, dan
c) ketidakseimbangan struktur pembangunan ekonomi sektoral dan regional atau
desa/kota. Perkembangan teknologi yang diikuti dengan cepatnya perubahan
selera konsumen semakin memperpendek daur hidup produk (product life
cycle).
Sementara itu dari segi potensi, usaha kecil dan menengah (UKM)
merupakan skala usaha yang dinamis yang memiliki daya responsif, fleksibilitas
dan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan teknologi dan pasar. Dalam kaitannya
dengan krisis ekonomi yang tengah terjadi saat ini, usaha nasional perlu
diselamatkan, dibangkitkan kembali, dan diperkuat, terutama UKM dan Koperasi
yang terbukti memiliki fleksibilitas lebih tinggi untuk beradaptasi terhadap
perubahan. Dengan demikian dalam krisis ini UKM dan Koperasi diharapkan
mampu lebih berperan dalam mengatasi pengangguran, pemenuhan ketersediaan
kebutuhan masyarakat, dan menggerakkan kembali roda perekonomian nasional.
7
kuat, dan mandiri serta sebagai guru perekonomian nasional yang merupakan
wadah untuk menggalang kemampuan ekonomi rakyat di semua kegiatan
perekonomian nasional sehingga mampu berperan utama dalam meningkatkan
kondisi ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Sasaran pembangunan di bidang ekonomi dalam rencana pembangunan
lima tahun keenam diantaranya adalah tertata dan mantapnya kelembagaan dan
sistem koperasi agar koperasi makin efisien serta berperan utama dalam
perekonomian rakyat dan berakar dalam masyarakat. Sasaran pembangunan
koperasi dalam rencana pembangunan lima tahun keenam secara umum adalah
koperasi yang makin maju, makin mandiri, dan makin berakar dalam masyarakat,
serta menjadi badan usaha yang sehat dan mampu berperan disemua bidang usaha,
terutama dalam kehidupan ekonomi rakyat sesuai dengan sasaran tersebut diatas,
ditetapkan sasaran operasional pembangunan koperasi dalam rencana
pembangunan lima tahun keenam, yaitu : Makin meningkatnya kualitas sumber
daya manusia koperasi yang berdampak pada makin meningkatnya kemampuan
oraganisasi dan manajemen koperasi; makin meningkatnya pemanfaatan,
pengembangan, dan penguasaan teknologi tepat guna; makin kukuhnya struktur
permodalan koperasi; makin kukuhnya jaringan usaha koperasi secara horizontal
dan vertikal; makin berfungsinya dan berperannya lembaga gerakan koperasi.
Dengan demikian, diharapkan daya saing koperasi dan kesejahteraan
anggota koperasi makin meningkat pula. Selain sasaran operasional yang bersifat
umum tersebut ditetapkan sasaran pengembangan koperasi dipedesaan dan
perkotaan. Sasaran pengembangan koperasi dipedesaan adalah:
1. Makin berkembangnya koperasi di pedesaan/Koperasi Unit Desa yang mampu
memeberikan kesempatan dan menumbuhkan prakarsa masyarakat pedesaan
untuk meningkatkan usaha yang sesuai dengan kebutuhan mereka serta
sekaligus mampu memberikan pelayanan yang bermanfaat bagi peningkatan
kesejahteraan mereka;
2. Makin menyebarnya koperasi unit desa mandiri di seluruh pelosok tanah air;
3. Makin meningkatnya kualitas koperasi unit desa mandiri yang ada sehingga
kemandiriannya semakin mantap;
4. Makin meningkatnya kemampuan usaha dan peran koperasi di pedesaan
/koperasi unit desa untuk mendorong berkembangnya agribisnis, agroindustri,
industri pedesaan, jasa keuangan dan jasa lainnya termasuk penyediaan
kebutuhan pokok;
5. Makin berkembangnya koperasi sekunder yang secara khusus menangani
komoditas tertentu terutama yang mempunyai nilai komersial tinggi untuk
pasar dalam dan luar negeri sesuai dengan potensi masyarakat setempat;
8
6. Makin meningkatnya kualitas pelayanan usaha koperasi di pedesaan/KUD
kepada para anggotanya dan masyarakat didaerah tertinggal, terisolasi,
terpencil, diperbatasan dan pemukiman transmigrasi;
7. Serta makin luas dan kukuhnya jaringan kerja sama antar koperasi dan
kemitraan usaha dengan badan usaha lainnya.
Secara kuantitatif yang menjadi sasaran pembangunan di pedesaan adalah:
terwujudnya 2.700 KUD mandiri baru dalam rangka terwujudnya minimal satu
buah KUD mandiri setiap kecamatan.Yang menjadi sasaran pembangunan koperasi
di perkotaan adalah: makin berkembangnya koperasi yang berbasis konsumen yang
mampu melayani kebutuhan pokok anggota dan masyarakat didaerah permukiman
rakyat.
Secara kuantitatif sasaran pembangunan koperasi adalah: tumbuhnya 8.000
koperasi karyawan baru pada perusahaan yang belum memiliki koperasi karyawan.
9
3. Memiliki wadah sebagai tempat berkembang
Disamping sebagai ladang mencari penghasilan, koperasi juga merupakan
wadah pengembangan diri, seperti kegiatan seminar atau perlombaan. Di koperasi
“Kopma UGM” sendiri terdapat wadah bagi para anggotanya untuk
mengembangkan minat, bakat, dan ide-ide dalam bentuk Gugus Komunitas.
Adapun Gugus Komunitas tersebut, diantaranya: Speaking Club, Trainer
Community, Kopma Design Center, Gerakan Cinta Koperasi, Kewirausahaan,
Lembaga Penerbitan, Sport Society, Riset, dan Informatika dan Teknologi Club.
Contohnya di komunitas Kewirausahaan, kita dapat melakukan praktek penjualan
serta melakukan kunjungan ke tempat-tempat kewirausahaan atau UMKM, atau
mengikuti seminar-seminar kewirausahaan. Kita juga bisa menjadi delegasi pada
lomba-lomba yang membawa nama koperasi “Kopma UGM”, yaitu dengan masuk
ke komunitas Gerakan Cinta Koperasi.
4. Mendapat SHU tiap tahun
SHU atau Sisa Hasil Usaha merupakan keuntungan yang diterima anggota
koperasi setiap tahunnya. Berdasarkan undang-undang no 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian, sisa hasil usaha adalah pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam
satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya
termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Di koperasi “Kopma UGM”,
SHU dibagikan tiap akhir periode Kepengurusan. Jumlah SHU setiap anggota
berbeda-beda tergantung besaran poin aktivitas dan belanja. Jika mengikuti
kegiatan-kegiatan seperti kepanitiaan, lomba, pendidikan 3D, ataupun tim kerja,
maka kita akan mendapatkan poin aktivitas. Sedangkan, jika kita melakukan
pembelian atau penggunaan jasa di divisi usaha Kopma UGM, maka akan
mendapatkan poin belanja. Poin belanja ini cukup menguntungkan karena berbagai
diskon dan penawaran menarik dari poin belanja yang kita dapatkan. Sebagai
anggota koperasi “Kopma UGM”, kita berhak mendapatkan keuntungan ini.
Ketentuan pembagian SHU ini diatur sesuai dengan kesepakatan seluruh anggota
melalui rapat anggota.
5. Asas Kekeluargaan Koperasi
Koperasi berdiri atas asas kekeluargaan, dimana anggota dapat saling
membantu satu sama lain. Dengan bergabung menjadi anggota koperasi, tentu saja
akan mendapatkan jaringan relasi yang lebih luas. Kita dapat bertemu dan
berkenalan dengan anggota-anggota lain sehingga membentuk koneksi. Memiliki
relasi yang luas dan koneksi yang baik sangat diperlukan ketika kita mulai berusaha
atau menjadi wirausaha.
6. Belajar berwirausaha
10
Di dalam koperasi, anggota tidak hanya dapat berperan sebagai konsumen,
namun juga sebagai produsen. Koperasi dapat membantu untuk menjual produk
dari usaha kita. Produk anggota dapat dijual melalui koperasi, sehingga pasar yang
terbuka lebih luas. Kita akan mendapatkan customers yang tidak hanya dari
anggota koperasi, tetapi juga dari masyarakat sekitar koperasi atau orang lain yang
berhubungan dengan relasi kita. Kita dapat mengembangkan potensi dan ekonomi
pula dengan kemudahan pinjaman dana usaha dari koperasi.
7. Berkesempatan bergabung menjadi bagian kepengurusan staf yang dapat ditulis
dalam CV sebagai softskill
Tidak semua Unit Kegiatan Mahasiswa menyediakan wadah dimana kita
dapat terjun langsung dan terlibat mengurus seluk beluk koperasi. Pengalaman
menjadi anggota koperasi yang didapatkan bisa setara dengan pengalaman magang
karena kepengurusan staf berkompromi langsung dengan pihak karyawan.
Pengalaman ini dapat kita masukkan sebagai softskills di dalam CV.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan undang – undang No.17 tahun 2012 tentang perkoperasian,
koperasi merupakan badan hukum yang didirkan oleh orang perseorangan atau
badan hukum koperasi dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal
untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di
budang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai prinsip koperasi.
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah aktivitas usaha yang
dilakukan oleh perorangan atau badan usaha milik perorangan. Di Indonesia
definisi UMKM di atur dalam UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008
tentang UMKM.
Peranan koperasi dalam meningkatkan produksi mewujudkan pendapatan
yang adil dan kemakmuran yang merata, keberhasilan koperasi dalam mencapai
tujuannya tergantung dari aktivitas para anggotanya, apakah mereka mampu
melaksanakan kerjasama, memiliki kegairahan kerja dan mentaati segala ketentuan
dan garis kebijakan yang telah ditetapkan Rapat anggota. Konsep pengembangan
UKM dan Koperasi dalam sistem ekonomi Kerakyatan mempunyai perspektif
tentang pentingnya:
a) Peran serta aktif seluruh komponen masyarakat;
b) Jiwa dan semangat kewirausahaan yang tinggi;
c) Kebebasan berusaha, berkreasi dan berinovasi;
d) Kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan, teknologi dan
informasi;
e) Sistem ekonomi yang terbuka, transparan dan efisien; dan
f) Mekanisme pasar yang berkeadilan
B. Saran
Berdasarkan analisis yang telah dikemukakan di atas, disarankan kepada
pemerintah provinsi dan Dinas Koperasi dan UKM dalam pengembangan koperasi
dan UKM agar dapat terus berkembang, lebih banyak melakukan pengawasan dan
memperhatikan perkembangan koperasi dan UKM agar tidak terjadi penurunan
dalam usaha yang dijalani oleh masyarakat serta lebih transparan dalam
memberikan informasi perkerkonomian kepada masyarakat. Pemerintah Daerah
dan Dinas Koperasi dan UMKM juga harus lebih meningkatkan dalam memberikan
informasi, pengarahan, maupun bantuan terkait dengan kemajuan Koperasi dan
UMKM agar usaha yang dilakukan pemerintah tidak sia-sia dan dapat lebih di
manfaatkan masyarakat
12
DAFTAR PUSTAKA
13
HASIL DISKUSI TANYA JAWAB
14
tenaga kerja sangat besar. Persentase UMKM yang bertambah setiap tahunnya
sehingga pengurangan jumlah pengangguran di indonesia juga akan berkurang.
UMKM memiliki peran besar dalam menghadapi resesi global karena
UMKM telah berkontribusi besar terhadap PDB, Penyerapan tenaga kerja
banyak dilakukan oleh UMKM, UMKM merupakan pasar potensial bagi
industri jasa keuangan, UMKM cepat dalam mencari potensi pasar ekspor, serta
UMKM menyerap kredit terbesar. Kesadaran akan pentingnya UMKM ini
harus disertai dengan kebijakan dan regulasi dari pemerintah dalam mengelola
dan meningkatkan peran UMKM agar dapat tumbuh dan berkembang.
Salah satu contoh yang bisa kita lihat yaitu pada saat terjadi krisis moneter
pada tahun 1998 berlangsung, ekonomi Indonesia mengalami penurunan secara
signifikan. Saat itu ekonomi Indonesia terkontraksi hingga minus 13 persen.
Selain itu, laju inflasi juga meningkat tajam hingga mencapai 88 persen.
Kemudian, cadangan devisa Indonesia juga mengalami defisit USD 17 miliar.
Hebatnya, di tengah situasi ekonomi sulit tersebut bisnis UMKM masih dapat
bertahan. Meskipun, banyak usaha besar yang terpaksa gulung tikar.
Saat krisis ekonomi 1998, UMKM berperan sebagai penyelamat ekonomi
nasional, karena di tengah banyaknya industri berjatuhan, ekspor UMKM justru
naik berlipat-lipat dengan keuntungan yang tinggi, sejalan dengan tingginya
kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah pada saat itu.
15