Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERENCANAAN STRATEGIK KOPERASI DAN UMKM

Diajukan memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Perkantoran

Dosen Pengampu ;

Istikomah, S.E.,M.M

Di susun oleh

Mira Anggraeni 20.012.014

Resy Gustiani 20.012.028

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI BANDUNG

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

SEMESTER 5 PAGI A

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas Rahmat dan Hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perencanaan Strategik Koperasi dan
UMKM” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen
Koperasi, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai kepabenan dan bea
cukai dengan studi kasus yang menjadi implementasi dari teori yang didapat.

Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada ibu Istikomah, S.E.,M.M. selaku


dosen pengampu Mata Kuliah Manajemen Koperasi. Serta tak lupa kami ucapkan
terimakasih banyak kepada semua pihak yang terlibat dan terkait yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kampi pun menyadari makalah ini masih jauh dari kata semmpurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

Kelompok 5
DAFTAR ISI

BAB I .............................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4

Latar Belakang ............................................................................................................................ 4

Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 4

Tujuan.......................................................................................................................................... 4

BAB II............................................................................................................................................. 5

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5

Koperasi ...................................................................................................................................... 5

UMKM ........................................................................................................................................ 5

Strategi Koperasi dan UMKM .................................................................................................... 7

Alternatif Pembinaan Koperasi dan UMKM .............................................................................. 7

Tujuan Pengembangan Koperasi dan UMKM ............................................................................ 8

BAB III ......................................................................................................................................... 11

PENUTUP..................................................................................................................................... 11

Kesimpulan................................................................................................................................ 11

Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 12


BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Meskipun sebagian besar UMKM tidak terlibat secara langsung pada kegiatan bisnis global
(ekspor dan impor). Namun, tidak sedikit dari kegiatan hulu bisnis global justru dilakoni oleh
bisnis berskala UMKM. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mempunyai peran yang
besar dalam pembangunan ekonomi nasional dan dapat dipandang sebagai penyelamat dalam
pemulihan ekonomi. Hal ini karena UMKM mampu untuk bertahan dan tumbuh dalam terpaan
krisis sejak tahun 1998. Kegiatan ekspor yang awalnya dikumpulkan atau bersumber dari usaha
UMKM memberi andil yang cukup signifikan terhadap usaha hilir untuk usaha berskala besar,
sebut saja di sektor perikanan dan kelautan, industri kerajinan, dan lain sebagainya. Namun
dikarenakan banyaknya persoalan yang dihadapi UMKM, kegiatan ekspor sebagai sebuah
indikator bisnis global tidak mampu dilakoni UMKM. Dalam banyak hal, UMKM selalu
mengalami berbagai permasalahan dalam mengembangkan skala usahanya, di antaranya
permodalan, pemasaran, dan teknologi. Akibatnya, hal tersebut memengaruhi kualitas dan
kuantitas produksi sebagai prasyarat bisnis global. Tanpa bantuan dan dukungan, UMKM
sesungguhnya tidak mungkin dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
dihadapinya karena permasalahanpermasalahan tersebut semakin kompleks sebagai akibat dari
arus globalisasi sebagaimana pasar bebas yang diisyaratkan WTO.

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana Strategi Koperasi Dan Umkm?
b. Bagaimana Alternatif Pembinaan Koperasi Dan Umkm?
c. Apa Tujuan Pengembangan Koperasi Dan Umkm

1.3. Tujuan
a. Agar mengetahui strategi koperasi dan UMKM
b. Agar mengetahui alternatif pembinaan koperasi dan UMKM
c. Agar mengetahui tujuan pengembangan koperasi dan UMK-M
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Koperasi
a. Pengertian

Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, hal ini berarti bahwa dalam
kegiatannya koperasi turut mengambil bagian bagi tercapainya kehidupan ekonomi yang sejahtera,
baik bagi orang-orang yang menjadi anggota perkumpulan itu sendiri maupun untuk masyarakat
di sekitarnya. Koperasi sebagai perkumpulan untuk kesejahteraan bersama, melakukan usaha dan
kegiatan di bidang pemenuhan kebutuhan bersama dari para anggotannya. Koperasi mempunyai
peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari orang-orang yang mempunyai
kemampuan ekonomi terbatas. Dalam rangka usaha untuk memajukan kedudukan rakyat yang
memiliki kemampuan ekonomi terbatas tersebut, maka Pemerintah Indonesia memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan perkumpulanperkumpulan Koperasi. Pemerintah Indonesia
sangat berkepentingan dengan Koperasi, karena Koperasi di dalam sistem perekonomian
merupakan soko guru. Koperasi di Indonesia belum memiliki kemampuan untuk menjalankan
peranannya secara efektif dan kuat. Hal ini disebabkan Koperasi masih menghadapai hambatan
struktural dalam penguasaan faktor produksi khususnya permodalan. Dengan demikian masih
perlu perhatian yang lebih luas lagi oleh pemerintah agar keberadaan Koperasi yang ada di
Indonesia bisa benar-benar sebagai soko guru perekonomian Indonesia yang merupakan sistem
perekonomian yang yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.

b. Sejarah kilas balik

Dalam kemiskinan dan kemelaratan , muncul kesadaran masyarakat untuk memperbaiki


nasibnya sendiri dengan mendirikan koperasi. Pada tahun 1844 lahirlah koperasi pertama di
Inggris yang terkenal dengan nama Koperasi Rochdale di bawah pimpinan Charles Howart. Di
Jerman, Frederich Willhelm Raiffeisen dan Hermann Schulze memelopori Koperasi Simpan
Pinjam. Di Perancis, muncul tokoh-tokoh kperasi seperti Charles Fourier, Louis Blance, dan
Ferdinand Lassalle. Demikian pula di Denmark. Denmark menjadi Negara yang paling berhasil di
dunia dalam mengembangkan ekonominya melalui koperasi. Kemajuan industri di Eropa akhirnya
meluas ke Negara-negara lain, termasuk Indonesia. Bangsa Eropa mulai mengembangkan sayap
untuk memasarkan hasil industri sekaligus mencari bahan mentah untuk industri mereka. Pada
permulaannya kedatangan mereka murni untuk berdagang. Nafsu serakah kaum kapitalis ini
akhirnya berubah menjadi bentuk penjajahan yang memelaratkan masyarakat. Bangsa Indonesia,
misalnya dijajah oleh Belanda selama 3,5 abad dan setelah itu dijajah Jepang selama 3,5 tahun.
Selama penjajahan, bangsa Indonesia berada dalam kemelaratan dan kesengsaraan. Penjajah
melakukan penindsan terhadap rakyat dan mengeruk hasil yang sebanyak-banyaknya dari
kekayaan alam Indonesia. Penjajahan menjadikan perekonomian Indonesia terbelakang.
Masyarakat diperbodoh sehingga dengan mudah menjadi mangsa penipuan dan pemerasan kaum
lintah darat, tengkulak, dan tukang ijon. Koperasi memang lahir dari penderitaan sebagai mana
terjadi di Eropa pertengahan abad ke-18. Di Indonesia pun koperasi ini lahir sebagai usaha
memperbaiki ekonomi masyarakat yang ditindas oleh penjajah pada masa itu.

c. Studi kasus atau contoh kasus

Saking berkembangnya koperasi saat ini menjadikan banyak perkembangan teklnologi yang
mulai menguasai koperasi salah satu contoh , Koperasi IKITAMA yang merupakan singkatan dari
Koperasi Ikatan Karyawan Indolife Pensiontama adalah sebuah organisasi berbadan hukum yang
tercantum dalam Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia Nomor: 082/BH/KDK.9.1/VII/1999. Koperasi IKITAMA beranggotakan semua
karyawan tetap PT. Indolife Pensiontama yang masih aktif. PT. Indolife Pensiontama adalah
sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa dan dana pensiun, memulai bisnisnya
pada tahun 1991. Dalam pengelolaanya pengurus Koperasi IKITAMA melakukan pembukuan
secara manual menggunakan Excel, jika ada karyawan yang baru masuk ataupun karyawan yang
keluar maka pencatatannya di update secara manual, karena belum terintegrasi dengan sistem
informasi SDM yang ada, dan data yang terdapat di dalam file Excel hanya berupa summary
pinjaman dan simpanan setiap karyawan. Tidak jarang terjadi kesalahan dalam pengelolaan
datanya terutama apabila ada karyawan yang keluar, penambahan simpanan, atau yang melakukan
perubahan skema pinjaman.

Perencanaan pun digadang-gadang menjadi salah satu kegiatan manajemen yang akan sangat
menentukan keberlangsungan bahkan keberhasilan praktik manajemen. Hal itu dikarenakan
perencanaan akan dapat memberkan kejelasan arah dalam proses .
2.2 UMKM
Di Indonesia UMKM memiliki kontribsi maupun peranan yang cukup besar diantaranya yaitu
perluasan kesempatan penyerapan tenaga kerja. UMKM juga merupakan jaring pengaman
terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk menjalani kegiatan ekonomi produktif.
disamping itu usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) merupakan jenis usaha yang memiliki
peran penting dalam peningkatan PDB (Pendapatan Domestik Bruto) suatu negara khususnya di
Indonesia dengan menghadapi Era Industri 4.0.

Sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang


UMKM, Pemberdayaan UMKM memiliki tujuan mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan
dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan.
Sejalan dengan itu, World Bank (2001) memberikan petunjuk tentang prinsip dasar strategi
pengembangan UMKM, yaitu:

(1) menciptakan lapangan usaha

(2) menentukan kebijakan pengeluaran publik dengan memanfaatkan sumber daya publik secara
efektif

(3) mendorong keterlibatan swasta dalam menyediakan layanan keuangan dan layanan lainnya.

2.3 Strategi Koperasi dan UMKM


Salah satu bentuk strategi untuk koperasi dan UMKM dengan pendekatan cluster atau
pengembangan sentra-sentra bisnis dan/atau pendekatan inkubator. Kedua bentuk pendekatan
pengembangan tersebut dapat dijalankan dengan memperkuat strategi dasar, terutama guna
meningkatkan akses pada pasar aset produktif (modal dan bahan baku), akses ke pasar (informasi
pasar), penguatan kewirausahaan dengan membentuk pusatpusat pelatihan, penguatan program
yang lebih aplikatif, serta memperkuat kelembagaan dengan cara memperkuat kelembagaan
koperasi dan menyatukan UMKM sejenis dalam wadah koperasi. Kedua bentuk penguatan
koperasi dan UMKM tersebut dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut.

1) Pendekatan Cluster
Cluster atau sentra bisnis dapat didefinisikan sebagai suatu konsentrasi dari berbagai usaha
sejenis, terutama usaha dalam skala kecil. Pendekatan cluster lebih memfokuskan diri
kepada upaya menumbuhkembangkan industri-industri berskala kecil dengan membentuk
sebuah kekuatan baru dengan menyatukan industri kecil sejenis. Konsep dasar cluster
sesungguhnya sama dengan koperasi, yaitu dengan membuat sebuah kekuatan besar dari
individu atau pengusaha-pengusaha kecil yang bergabung dalam sebuah wadah. Dengan
dibentuknya sentra-sentra bisnis, berbagai kendala seperti pasar, pengadaan bahan baku
yang cepat dan murah, dan harga yang kompetitif dapat diatasi dengan lebih baik. Hal ini
dikarenakan dengan pendekatan cluster, pasar akan tercipta dengan sendirinya dan
pendekatan ini dapat menjadi ajang promosi bagi produk-produk sejenis yang ditawarkan
UMKM.

2) Pendekatan Inkubator
Inkubator merupakan lembaga yang melakukan pembinaan terhadap kegiatan bisnis,
terutama usaha berskala mikro dan kecil. Pembinaan dilakukan dengan beberapa
pendekatan. Pembinaan yang dilakukan beragam, baik pembinaan bagi wirausaha maupun
pembinaan sebagai upaya menciptakan wirausaha baru dengan konsep, perencanaan,
pembiayaan, teknologi, dan pasar yang sesuai agar tercipta wirausaha yang tangguh dan
berdaya saing. Dari definisi tersebut, pendekatan pembinaan melalui inkubator hanya dapat
dilakukan oleh lembaga-lembaga yang memiliki sumber daya atau paling tidak bekerja
sama dengan beberapa lembaga yang saling menunjang untuk membangun UMKM yang
tangguh dan berdaya saing. Program inkubator telah dijalankan oleh Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah melalui beberapa perguruan tinggi negeri (PTN) di
berbagai wilayah di Indonesia.

Strategi pengembangan dengan tujuan penciptaan usaha tangguh (baik wirausaha baru maupun
yang berawal dari wirausaha yang sudah ada) tidak dapat dilakukan tanpa kajian dan pertimbangan
yang matang. Penciptaan wirausaha baru yang tangguh dapat dilakukan pada tataran penciptaan
iklim yang mampu menanamkan budaya wirausaha dan pada tataran operasional, penciptaan
wirausaha tangguh salah satunya dilakukan dengan pola inkubasi bisnis.

2.4 Alternatif Pembinaan Koperasi dan UMKM


Berbagai kemungkinan yang dirasakan UMKM sebagal imbas dari kebijakan dapat dijelaskan
sebagai berikut .
a. Pertama. Kebijakan program bantuan yang dilakukan oleh berbagai departemen maupun
pemerintah daerah . contoh : Program inkubator yang dibuat Kementerian Negara Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah dengan program Modal Awal Padanan ( MAP ) pada tahun
2002
b. Kedua Penguatan keterampilan kerja dengan mendirikan pusat-pusat pelatian oleh
Kementerian Sosial, Kementerian Tenaga Kerja, maupun berbagai institusi pemerintah
lainnya. Pusat-pusat pengembangan usaha yang dimiliki pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah berorientasi kepada pengembangan usaha yang disesuaikan dengan
potensi yang dimiliki suatu daerah. Kota Palembang dikenal dengan berbagai kreasi
makanan, terutama dari ikan. Di pesisir pantai Bantul sangat cocok buat pengembangan
perikanan dari air laut, karena di pesisir pantai tersebut terdapat kadar garam yang baik
untuk perikanan (tambak udang).
c. Ketiga. Kebijakan pengaturan tata kota atau tata tempat yang berhubungan dengan lokasi
pelaku kecil maupun PKL sering kali berdampak pada matinya sektor usaha - usaha sektor
informal . contoh : penggusuran yang dilakukan pemerintah daerah terhadap PKL sering
kali tidak diiringi solusi bagi PKL.

2.5 Tujuan Pengembangan Koperasi dan UMKM


Koperasi berperan penting dalam membangun perekonomian di Indonesia. Melalui koperasi
diupayakan setiap anggota berhak mendapatkan berbagai macam kebutuhan, selain itu koperasi
juga memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran yang tidak hanya
mengejar keuntungan koperasi,

1. Tujuan koperasi yang pertama ialah untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur.
2. Koperasi diadakan untuk meningkatkan taraf hidup bagi masyarakat, khususnya anggota
yang terlibat.
3. Bagi para pelaku UKM, koperasi bisa menjadi tempat untuk memperoleh modal dan
tentunya mengadakan kegiatan usaha secara bersama.
4. Tujuan koperasi berikutnya ialah berperan dalam membangun tatanan perekonomian
nasional.
5. Bagi produsen, dengan diadakan koperasi bisa menjadi tempat untuk menawarkan barang
dengan harga yang relatif tinggi.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam mengembangkan koperasi dan UMKM diperlukan adanya alternatif pembinaan
koperasi yang perlu dijalankan secara simultan, terutama menyangkut kemitraan, pembiayaan, dan
pegembangan usaha. – Dengan adanya persoalan yang dihadapi dalam mengembangkan usahanya,
terletak pada aspek manajemen dan pemasran, maka diperlukanya pembinaan dalam aspek
manajemen dan pemasaran. – Selain itu, diperlukan juga adanya strategi penguatan koperasi dan
UMKM guna meningkatkan akses pada pasar aset produktif (modal dan bahan baku), akses ke
pasar (informasi pasar), penguatan kewirausahaan dengan membentuk pusat-pusat pelatihan,
penguatan program yang lebih aplikatif, serta memperkuat kelmbagaan dengan cara memperkuat
kelembagaan koperasi dan menyatukan UMKM sejenis dalam wadah koperasi.
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH “STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI DAN UMKM”, Uswatun Khasanah

Perencanaan Strategis Sektor Usaha Mikro Dalam Mengatasi Permasalahan Pemasaran, Dadan
Sutrisno1 , Agus Suryono2 , Abdullah Said2

Anda mungkin juga menyukai