PERKOPRASIAN
DISUSUN OLEH :
SAP
NIM. 042792123
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ - BATAM
2022.2
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-
Nya alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan Makalah ini, walaupun dalam bentuk dan
keadaan yang sederhana dengan judul " Peranan Koperasi dalam Program Pengembangan
Ekonomi Secara Nasional untuk Mewujudkan Kemakmuran yang Adil dan Merata Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia" Shalawat beserta salam buat junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang
telah menerangi dunia ini.
Selanjutnya dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dan dorongan serta
kemudahan dari berbagai pihak, Oleh karena itu dalam kesempatani ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Bapak Dosen, pengampu mata kuliah Perkoprasian
2. Orang tua dan seluruh keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan mendukung setiap
yang penulis tempuh dalam pendidikan
3. Seluruh rekan-rekan beserta semua pihak yang telah membantu dan memotivasi penulis
dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.
Semoga bantuan, bimbingan, dan arahan seria dorongan yang telah diberikan kepada penulis
menjadi amal kebaikan dan mendapat pahala dari Allah SWT, Amin. Akhir kata kepada Allah
SWT penulis kembalikan, semoga amal kebajikan yang mereka berikan diterima dan dibalas
Sebagaimana semestinya. Semoga makalah ini dengan ketidak sempurnaannya mampu
memberikan sesuatu yang berarti bagi kita semua.
i
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP
4.1. KESIMPULAN ................................................................................................ 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
profesional dan bukannya sekedar mengejar Sisa Hasil Usaha (SHU) setia berperan
dalam perekonomian nasional. Perekonomian nasional mempunyai tujuan utamanya
yaitu pemerataan dan pertumbuhan ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebab,
tanpa perekonomian nasional yang kuat dan memihak rakyat maka mustahil cita-cita
tersebut akan tercapai.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Akibat tekanan dari berbagai pihak misalnya Agresi Belanda, keputusan
Kongres Koperasi I belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Namun, pada
tanggal 12 Juli 1953, diadakanlah Kongres Koperasi II di Bandung, yang antara lain
mengambil putusan sebagai berikut :
1. Membentuk Dewan Koperasi Indonesia ( Dekopin ) sebagai pengganti SOKRI;
2. Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah;
3. Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia;
4. Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru.
5
Peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia dapat dibedakan menjadi
peranan segi ekonomi sebagai berikut:
1. Membantu anggota meningkatkan penghasilan sehingga secara tidak langsung ikut
serta meningkatkan taraf hidup rakyat;
2. Meningkatkan pendapatan secara adil dan merata;
3. Ikut mengembangkan daya cipta, daya usaha orang-orang secara individu maupun
sebagai kelompok;
4. Memperluas lapangan kerja dan meningkatkan produksi masyarakat.
Peranan segi sosial sebagai berikut:
1. Meningkatkan pendidikan dan ketrampilan anggota;
2. Membantu membentuk masyarakat yang bertanggung jawab yang mampu
menyelesaikan masalah sendiri.
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
daerah, koperasi masih diandalkan untuk kesejahteraan warganya. Dimana sesuai
dengan asas koperasi yaitu kekeluargaan, untuk mensejahterakan anggotanya.
Namun ada perbedaan yang terlihat antara koperasi yang berada di daerah
dengan yang ada di perkotaan. Koperasi yang ada di daerah lebih kepada pelaksanaan
untuk mencapai tujuan utama koperasi yakni, mensejahterakan anggotanya. Para
anggotanya menjual hasil tani ke koperasi, sehingga ada kemudahan untuk
menyalurkan barang dagang mereka, dan keuntungannya pun dinikmati bersama.
Sedangkan koperasi yang berada di perkotaan, lebih banyak berjenis usaha simpan
pinjam, karena perputaran uang lebih cepat. Dan ada beberapa yang lebih banyak
mencari laba dan hanya mengatasnamakan koperasi.
3. Manajerial
Manajemen Koperasi harus diarahkan pada orientasi strategik dan gerakan
koperasi harus memiliki manusia-manusia yang mampu menghimpun dan
memobilisasikan berbagai sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan
peluang usaha. Oleh karena itu koperasi harus teliti dalam memilih pengurus
maupun pengelola agar badan usaha yang didirikan akan berkembang dengan baik.
9
Ketidak profesionalan manajemen Koperasi banyak terjadi di Koperasi-Koperasi
yang anggota dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
Selain ketiga kendala pokok tersebut, hal lain yang dapat menjadi hambatan
dalam pembentukan Koperasi yang efektif di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Imej Koperasi sebagai ekonomi kelas dua masih tertanam dalam benak orang –
orang Indonesia sehingga, menjadi sedikit penghambat dalam pengembangan
Koperasi menjadi unit ekonomi yang lebih besar ,maju dan punya daya saing
dengan perusahaan – perusahaan besar;
2. Perkembangan Koperasi di Indonesia yang dimulai dari atas (top down) ,artinya
Koperasi berkembang di indonesia bukan dari kesadaran masyarakat, tetapi
muncul dari dukungan pemerintah yang disosialisasikan ke bawah. Berbeda
dengan yang di luar negeri, Koperasi terbentuk karena adanya kesadaran
masyarakat untuk saling membantu memenuhi kebutuhan dan mensejahterakan
yang merupakan tujuan Koperasi itu sendiri, sehingga pemerintah tinggal menjadi
pendukung dan pelindung saja. Di Indonesia, pemerintah bekerja double selain
mendukung juga harus mensosialisasikanya dulu ke bawah sehingga rakyat
menjadi mengerti akan manfaat dan tujuan dari Koperasi;
3. Tingkat partisipasi anggota Koperasi masih rendah, ini disebabkan sosialisasi yang
belum optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu Koperasi itu
hanya untuk melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau
pinjaman. Artinya masyarakat belum tahu esensi dari Koperasi itu sendiri, baik dari
sistem permodalan maupun sistem kepemilikanya. Mereka belum tahu betul bahwa
dalam Koperasi konsumen juga berarti pemilik, dan mereka berhak berpartisipasi
menyumbang saran demi kemajuan Koperasi miliknya serta berhak mengawasi
kinerja pengurus. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap penyelewengan
dana oleh pengurus, karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol dari anggota
nya sendiri terhadap pengurus;
4. Pemerintah terlalu memanjakan Koperasi, ini juga menjadi alasan kuat mengapa
Koperasi Indonesia tidak maju maju. Koperasi banyak dibantu pemerintah lewat
10
dana dana segar tanpa ada pengawasan terhadap bantuan tersebut. Sifat bantuanya
pun tidak wajib dikembalikan. Tentu saja ini menjadi bantuan yang tidak mendidik,
Koperasi menjadi ”manja” dan tidak mandiri hanya menunggu bantuan selanjutnya
dari pemerintah. Selain merugikan pemerintah bantuan seperti ini pula akan
menjadikan Koperasi tidak bisa bersaing karena terus menerus menjadi benalu
negara. Seharusnya pemerintah mengucurkan bantuan dengan sistem pengawasan
nya yang baik, walaupun dananya bentuknya hibah yang tidak perlu dikembalikan.
Dengan demikian akan membantu Koperasi menjadi lebih profesional, mandiri dan
mampu bersaing;
12
GBHN tersebut kemudian dicabut melalui ketetapan Sidang Istimewa MPR
yang berlangsung pada 18 Oktober-13 November 1998. Sebagai gantinya ditetapkan
Tap MPR tentang “Pokok-pokok Reformasi Pembangunan dalam Rangka
Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan Nasional sebagai Haluan Negara. Selain itu
masih ada Tap MPR tentang “Politik Ekonomi dalam Demokrasi Ekonomi”, yang
memuat tentang peranan koperasi dalam pembangunan nasional.
Dalam Sidang Umum MPR Oktober 1999, telah ditetapkan GBHN tahun
1999-2004, dengan pernyataan sebagai berikut: “Memberdayakan pengusaha kecil,
menengah, dan koperasi agar lebih efisien, produktif, dan berdaya saing dengan
menciptakan iklim berusaha yang kondusif dan peluang usaha seluas-luasnya. Untuk
pelaksanaan GBHN ini, telah dikeluarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Program
Pembangunan Nasional (Propenas) tahun 2000-2004.
Dengan masih kecil atau terbatasnya peranan koperasi, baik pada tingkat
mikro maupun makro maka strategi pengembangan koperasi sangat diperlukan.
Apalagi pasca amandemen UUD 1945, di mana kata “koperasi” tidak ada lagi di
dalamnya.
13
Jika Koperasi mampu mengimplementasikan jati dirinya, koperasi akan
mandiri, mampu bersaing dengan kekuatan eonomi lainnya ,mampu memproduksi
produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar di dalam dan luar negeri. Dilihat dari dasar
hukum yang tertuang dalam Undang-Undang 1945, Koperasi memperoleh hak untuk
hidup dan perkembangan di Indonesia. Koperasi yang sudah dibangun selama ini juga
jumlahnya sudah cukup besar. Jumlah ini merupakan aset yang harus dipelihara dan
diberdayakan agar dapat berkembang membantu pemerintah untuk memerangi
kemiskinan dan menyediakan lapangan kerja. Jika sekarang masih banyak koperasi
yang tumbuh belum mampu mencapai tujuan bersama anggotanya,mereka harus
diberdayakan melalui pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk meningkatkan
kemampuan memahami jati diri dan menerapkannya. Disinilah peranan pihak ketiga
termasuk pemerintah untuk dapat membangun mereka mencapai tujuannya baik
sebagai mediator,fasilitator maupun sebagai kordinator.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Koperasi adalah merupakan sokoguru perekonomian Indonesia, maka
keberadaan dan eksistensinya dijamin oleh undang-undang. Untuk itu kita sebagai
bangsa Indonesia harus ikutsertadalam membangun perekonomian Indonesia yang
berasaskan kekeluargaan yaitu dalam wadah koperasi. Menurut Undang-undang No.
25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai berikut:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosial-nya;
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia
dan masyarakat;
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya;
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.
15
DAFTAR PUSTAKA
ENCENG Materi pokok perkoperasian; 1-9; ADPU4330/ 3 sks/ Enceng, Suryarama. Cet. 3;
Ed. 2,Tangerang Selatan; Universitas Terbuka, 2014
Arifinal Chaniago. Perkoperasian Indonesia, Bandung: Angkasa, 1982
http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1316:3-
penyebab-koperasi-di-indonesia-sulit-berkembang&catid=50:bind-berita&Itemid=97
16