Anda di halaman 1dari 11

Tugas 1

PERENCANAAN KOTA

(ADPU4433)

Perencanaan Strategis untuk Mengatasi Kota yang baru Terkena Bencana Alam

NAMA : RISKILA ANJAIYANI


NIM : 042342743
PRODI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
UPBJJ : BATAM
Kata Pengantar

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan proposal yang berjudul “Perencanaan Strategis untuk
Mengatasi Kota yang baru Terkena Bencana Alam”. proposal ini merupakan salah satu tugas
dari Tutor matakuliah Perencanaan Kota.

Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua
saya yang tercinta yang telah memberikan dukungan berupa doa, nasihat, maupun materi
dalam proses perkuliahan dan juga penulisan proposal ini. Dalam Penulisan proposal ini
penulis merasa masih banyak memiliki kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan proposal ini.

Secara khusus penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pembimbingmata
kuliah perencanaan wilayah dan kota, atas bantuan motivasi, bimbingan, didikan, nasihat dan
serta saran yang diberikan kepada penulis selama ini.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan pengorbanan yang telah diberikan.
Penulis berharap proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan, dan
dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya. Akhir kata penulis mengucapkan terimah
kasih.

Batam, 20 Oktober 2022

Penulis,

Riskila Anjaiyani
NIM 042342743
BAB 1
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah


Lapisan masyarakat di dalam perkotaan sangat beragam, begitu juga dengan
bangunannya. Oleh sebab itu, kota dapat dikatakan sebagai suatu wilayah yang di mana
bangunan dan lapisan masyarakatnya sudah menjadi satu kesatuan. Senada dengan pengertian
kota di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kota adalah daerah pemukiman yang
terdiri atas bangunan rumah yang merupakan kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan
masyarakat. Kota itu sendiri secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu wilayah yang
sangat potensial dari segi manapun, mulai dari sektor pekerjaan, sektor kesehatan, sektor
pendidikan, dan sebagainya. Maka dari itu, di dalam suatu perkotaan kita pasti mudah
menemukan berbagai macam hal karena fasilitas-fasilitas di perkotaan lebih banyak bila
dibandingkan dengan fasilitas-fasilitas pedesaan.

Sebuah kota yang baik tentunya harus memiliki berbagai sarana pendukung yang baik
untuk menunjang keberlangsugan suatu kota, beberapa sarana pendukung sebuah kota yang
ideal adalah sarana transportasi yang terintegrasi dengan baik. Sarana transportasi yang baik
memudahkan masyarakat kota untuk berpindah tempat dari satu tempat ke tempat yang
lainnya. Kota yang ideal juga seharusnya memiliki sarana publik. Sarana publik yang baik
dalam suatu kota tentu akan sangat memudahkan masyarakatnya dalam melakukan aktivitas,
seperti bekerja, serta melakukan interaksi antar masyarakat. Hal selanjutnya yang menjadi
sarana pendukung suatu kota yang ideal adalah keamanan, suatu kota yang ideal seharusnya
memiliki sistem keamanan yang baik. Sebuah kota yang aman dan memiliki tingkat
kriminalitas yang rendah tentu akan menjadi sebuah kota yang nyaman untuk menjadi tempat
tinggal.

Akan tetapi sebuah kota bisa menjadi tidak ideal akibat dari beberapa faktor. Salah satu
faktor yang menjadi penyebab tidak idealnya suatu kota atau perkotaan adalah bencana alam.
Bencana alam yang terjadi di suatu kota bisa berakibat fatal terhadap suatu kota. Rusaknya
sarana transportasi akibat bencana alam menyebakan akses menuju dan keluar dari kota
tersebut menjadi terputus, hal ini juga berdampak pada distribusi barang dan jasa menuju kota
tersebut menjadi tersendat. Bencana alam juga menyebabkan kerusakan sarana sarana publik
di suatu kota. Rusaknya sarana publik seperti rumah sakit dan sekolah di suatu kota
menyebabkan permasalahan yang lebih kompleks. Rusaknya dua aspek tersebut turut
menyebabkan tingkat keamanan di kota tersebut menurun seiring dengan meningkatnya
tingkat kriminalitas yang terjadi. Masyarakat yang kehilangan pekerjaan, serta distribusi
bahan pangan yang terhambat membuat tingkat pencurian terhadap bahan pangan menjadi
meningkat.

Oleh sebab itu, kota yang baru mengalami bencana alam harus segera diambil tindakan
dengan melakukan perencaanan ulang pembangunan kota tersebut. Perencanaan
pembangunan kota terdampak bencana alam tentunya harus memperhatikan letak geografis
kota tersebut, sehingga model atau metode perencanaan yang dipilih dapat memberikan
dampak pertumbuhan kota yang cepat serta mampu mengurangi resiko bencana alam di masa
yang akan mendatang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Penulis Mengajukan proposal
yang berjudul “ Perencanaan Strategis untuk Mengatasi Kota yang baru Terkena Bencana
Alam”

B. Masalah yang dihadapi

Kota yang baru saja terkena bencana alam biasanya memiliki beberapa masalah, diantaranya:

1) Rusaknya sarana transportasi, bencana alam menyebabkan sarana transportasi menjadi


rusak. Kerusakan tersebut berdampak terhadap lajur distribusi orang dan barang.

2) Rusaknya sarana publik. Kerusakan sarana publik yang disebabkan oleh bencana alam
mengakibatkan aktivitas masyarakatnya menjadi terganggu, anak ank tidak dapat berseolah,
orang sakit tidak dapat mendapatkan akses ke pelayanan kesehatan yang baik.

3) Tingkat kriminalitas yang meningkat, bencana alam meyebabkan sebagian masyarakat


kehilangan mata pencahariannya. Hal ini berpotensi meningkatkan angka kriminalita karena
masyarakat harus tetap bertahan hidup di tengah bencana alam yang terjadi, hal yang bisa
meraa lakukan ditengah bencana alam yang terjadi serta tersendatnya pasokan makanan dan
minuman ke wilayah yang terdampak bencana alam adalah dengan melakukan penjarahan di
tempat tempat penjualan bahan makanan dan pakaian.

4) Tngkat kesehatan masyarakat yang menurun, Bencana alam menyebabkan berbagai


macama keluhan keseahatan pada masyaraka, mulai dari keluhan pada saluran pernafasan,
maupun pada sistem penceraan. Rusaknya rumah sakit serta ketersedian alat dan tenaga
medis yang teratas, sangat memugkinmenyebabkan tingkat kesehatanmasyarakat di kota
terdamak bencana alam menjadi menurun.
BAB II
Tinjauan Literatur

A. Pengertian Kota

Sebelum menentukan tentang perencanaan kota yang tepat untuk memulihkan kota yag
terkena bencana, penulis terlebih dulu akan menjelaskan pengertian kota. Beberapa ahli telah
menyampaikan pendapatnya terkait dengan definisi kota itu sendiri. Menurut Wirth ( Iwan
Kustiawan 2016 : 3.15) kota adalah suatu pemukiman yang relatif besar, padat, dan
permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Menurut Iwan
Kustiwan (2016:1.5) kota adalah tempa di mana konsentrasi penduduk lebih padat dari
wilayah sekitarnya karena terjadiya pemusatan kegiatan fungsional yang berkaitan dengan
kegiatan atau aktivitas penduduknya. dari kedua pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan
jika kota adalah suatu pemukiman yang didiami oleh orang orany yang heterogen
kedududukan sosialnya, memiliki konsentrasi penduduk lebih padat di banding wilayah
sekitarnya, menjadi pusat kegiatan fungsional yang berkaitan dengan aktivitas penduduknya.

B. Karakteristik Kota

Branch dalam Iwan Kistiwan (2016 :1.20- 1.27) membagi karakteristik kota menjadi
beberapa aspek, yakni aspek fisik, sosial, dan ekonomi.

1. Kota Ditinjau dari Aspek Fisik

Menurut Kistiwan ( 2016: 1.21) kota jika di tinjau dari aspek fisik terdiri dari :

a) bangunan bangunan yang berada diatas tanah, dan kegiatan-kegiatan yang berada di
permukaan tanah;
b) instalasi-instalasi yang berada di bawah permukan tanag;
c) kegiatan-kegiatan di dalam ruangan kosong di angkasa.

Lebih lanjut, Branch dalam (Iwan Kistiwan 2016 :1.21) menyebutkan unsur-unsur yang
mempengaruhi karakteristik kota, diantaranya:

(a) Topografi tapak;


(b) bangunan;
(c) Struktur (bukan bangunan);
(d) ruang terbuka;
(e) kepadatan perkotaan;
(f) iklim;
(g) vegetasi;
(h) Kualitas estetika

2. Kota Ditinjau dari Aspek Sosial

Menurut Iwan Kistiwan (2016 : 1.25) pengertian kota dan erkotaan menurut aspek sosial
merupakan konsentrasi penduduk yang membentuk suatu komunitas yang pada awalnya
bertujuan untuk meningkatkan produktivitas melalui konsentrasi dan spesialisasi tenaga kerja
dan meningkatkan adanya diversitas intelektual, kebudayaan dan kegiatan rekreatif di kota.
Iwan Kistiawan (2016 : 1.25) juga menyampaikan jika aspe yang berpengaruh terhadap kota
jika d tinjau dari asepek sosial adalah (a) besaran dan komposisi penduduk; (b) ke ruangan.

3. Kota Ditinjau dari Aspek Ekonomi

Menurut Iwan Kistiawan (2016 : 1.26) jika dipantau dari aspek ekonomi, berarti kota
memiliki fungsi sebagai penghasil produksi barang dan jasa untuk mendukung kehidupan
penduduknya dan untuk keberlangsungan kota itu sendiri. Oleh sebab itu, untuk mendukung
hal tersebut lebih lanjut Iwan Kistiwan (2016 : 1.26) menyebutkan jika ekonomi suatu kota
dapat ditinjau dari tiga bagian yakni ekonomi politik, ekonomi swasta (privat), dan ekonomi
khusus.

Dari berbagai tinjauan aspek diatas, Iwan Kistiwan (2016: 1.27) menyimpulkan jika
sebuah kota memiliki karakteristik yaitu jumlah penduduk yang besar, Pemusatan kegiatan
non pertanian, merupakan pusat kegiatan ekonomi (industri dan perdagangan), konsentrasi
kawasan terbangun, masyarakat yang heterogen, memiliki pola hidup yang khusus pusat
penyebaran pengetahuan dan memiliki gaya hidup kota, memiliki pola hidup yang khusus,
terdapat berbagai lembaga sosial, ekonomi, danpolitik; terdapat berbagai fasilitas umum dan
fasilitas sosial, sturuktur dicirikan detan adanya ruang dan jalan kota, merupakan pusat jasa
pelayanan bagai lingkungan perumahan, adanya sejumlah fungsi kegiatan kota, minimal
seperti pasar, dan lainnya.

C. Pengertian Perencanaan

Menurut Benhakker dalam Iwan Kistiwan (2016 : 1.38) perencanaan adalah seni untuk
melakukan sesuatu yang dapat terlaksanakan di masa depan. Lalu waterson dalam Iwan
Kistiwan (2016: 1.38) perencanaan adalah usaha sadar, terorganisasi, dan terus menerus yang
dilakukan guna memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk mencapai
tujuan tertentu. Dari Berbagai pengertian perencanan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan
jika perencanaan adalah seni yang dilakukan secara sadar, terorganisasi dan terus menerus
agar mancapai tujuan tertentu di masa depan.

D. Ruang Lingkup Perencanaan Kota

Menurut Fedt dalam Iwan Kistiwan ( 2016; 1.42) terdapat beberapa hal penting yang
membedakan perencanan kota dengan perencanaan yang lain, yaitu:

1) Perencanaan kota tertutama berkaitan erat dengan masalah masalah


kemasyarakatan yang didalam nya terdapat sekelompok besar klien yang
mempunyai kepentingan berbeda-beda
2) Perencaan kota merupakan aktivitas yang benar benar direncanakan dengan
matang yang biasanya ditangani oleh orang-orang yang terlatih secara
profesional sebagai perencana
3) Tujuan dan sasarannya serta pranata-pranata untuk mencapainya, sering
teramat tidak pasti.
4) Para perencana kota sendiri jarang membuat keputusan; malahan sebaliknya,
mereka membuat berbagai alternatif dan rekomendasi bagi pihak-pihak yang
dipilih dan ditunjuk untukmengambil keptusan-keputusan tertentu.
5) Para perencana kota menggunakan berbagai macam alat bantu dan
metiddemetode khusus untuk menganalisis dan menyajikan berbagai alternatif
6) Hasil dari semua aktivitas perencanaanhanya dapat dilihat setelah 5 sampai
20tahun setelah keputusan diambil, sehingga menyulitkan umpan balik dan
tindakan perbaikan..

E. Pendekatan Perencanaan Strategis.

Iwan Kistiwan (214: 7.13) mengatakan jika istilah perencaan strategis pada mulanya
lebih banyak dikenal di lingkungan militer, yang berarti rencana operasi ke daerah lawan
yang memperhitungkan berbagai kemungkinan, keuntungan, dan kelemahannya serta
empertimbangkan kondisi real yang dimiliki, kondisi lingkungan yang ada, bahkan denan
berupaya memperhitungkan kekuatan lawan, agar operasi militer dapat berlajan dengan baik,
menurut Lembaga Admnistrasi Negara dalam Iwan Kistiwan (2016; 7.14) pengertian
perencanaan startegis adalah proses secara sistematis yang berkelanjutan dari pembuatan
keputusan yang beresiko, dengan memanfaatkan sebanyak banyaknya pengetahuan
antisipatif, mengorgaisasi secara sistematis usaha usaha melaksanakan keputusan tersebut dan
mengukurhasilnya melalui umpan balik yang terorganisasi dan sistematis.

F. Prinsip Umum Perencanaan Strategis

Menurut Iwan Kistiwan (2016:7.16) terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
sebagai prinsip-prinsip umum perencanaan strategis, yaitu:

1) Perencanaan strategis harus bersifat antisipatifterhadaperbagai permasalahan


yang ada di masa depan dengan mepertimbangkan kondisi masa sekarang
untuengatasina (orientasi masa depan);
2) Perencanaan strategis harus berorientasi pada pencapaian hasil dengan
visi,misi, tujuan, sasaran dan strategi sebagai rel yang harus dijalankan secara
konsisten;
3) Perencanaan strategis harus menggambarkan apa yang ingin dicapai di masa
depan oleh suatu oranisasi ke arah penongkatan prduktivitas dan kinerja;
4) Perencanaan strategis harus memperhitungkan kemampuan internal dan
kondisi eksternal
5) Harus komitmen dan konsensus untuk melaksanakannya secara konsisten
sebagai proses pengambilan keputusan bersama;
6) Perencanaan strategis dalam prosesnya harus mempertimbangkan input-input
dari stakeholders atau client groups;
7) Harus memperhitungkan aspek keuangan untuk melaksanakannya;
8) Harus dapat diukur hasilnya.

G. Faktor- Faktor Perencanaan Strategis

Bratakusuma dalam Iwan Kistiwan ( 2016: 7.17) mengatakan jika terdapat beberapa
hal pokok yang dapat dijadikan sebagai faktor-faktr yang perlu ada dalam dan dilakukan
dalam merumuskan perencananan tersebut. Faktor-faktor tesebut adalah:

 Renstra harus mengandung uraian tentang pernyataan visi dan misi


organisasi sebagai panduan umum mengenai apa yangingin dicapai dan
bagaimana cara mencapainya;
 Agar visi dan misi dapat dioperasionalkan, perlu dirumuskan tujuan
dan sasaran organisasi yangmenggambarkan tahaoan-tahapan
pencapaian visi dengan tahapan tahapan kegiatannya;
 Analisis lingkungan strategis perlu dirumuskan sebagai landasan untuk
mencari bentuk upaya bertahap yang diperlukan organisasi dalam
rangka melaksanakan berbagai aktivitasnya. Dalam hal ini arah
kebijakan dan proritasnya harus udah bia tergambarkan
 Nilai –nilai strategis organisasi diperlukan sebagai landasan filosois
yang harus dianut oleh setiap komponen organisasi dan mengikat
secara emosional sebagai bentuk komitmen seluruh anggota organisasi
 Strategi operasional dalam bentuk aktivitas-aktivitas yang terpolakan
dalam periode waktu tertentu adakn menjadi landasan operasional
organisasi untuk bergerak mencapai arah yang ditetapkan.
BAB III

Metode Penelitian

A. Metode Penelitian

Untuk menyelesaikan masalah yang terjadi, penulis menggunakan metode penelitian


kualitatif.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi, penelitian ini menggunakan teknik observasi


partisipatif, menurut Sugiyono ( 2017: 227) dalam observasi ini
peneliti terlibat dalam kegiatan seharihari orang yang sedang diamati
atau yang digunakan sebagai sumber penelitian;
2. Wawancara, penelitian ini menggunakan teknik wawancara
semi terstuktur, menurut Sugiyono (2017: 233) tujuan dari wawancara
semiterstruktur adalah untuk menemukan akar permasalahan secara
lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat,
dan ide-idenya.

C. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model Miles & Hubberman. Milles &
hubberman dalam Sugiyono ( 2017: 246) mngatakan jikan aktivitas dalam analisis data
adalah data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification.
DAFTAR PUSTAKA

Kistiwan, Iwan. 2016. Perencanaan Kota. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

Sugiyono, Prof. Dr. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai