Anda di halaman 1dari 3

Persoalan pembangunan daerah ke depan semakin kompleks, tidak saja membangun sinergi antara

humani dan harmoni, tapi juga bagaimana proses pembangunan daerah bebas dari ancaman
korupsi.Tata ruang merupakan salah satu nadi yang mendukung pembangunan perkotaan dan
harmoni berkehidupan. Ironisnya, tidak banyak yang peduli terhadap tata ruang. Argumen yang
mendasari adalah masih tak acuhnya publik terhadap tata ruang. 

Bahkan ada sejumlah fakta yang menguatkan pengebirian pembangunan tata ruang dengan
menggadaikan fungsi peruntukan lainnya, terutama untuk kepentingan ekonomi-bisnis. Akibatnya
karut-marut peruntukan lahan terjadi di sejumlah daerah yang kemudian ini berdampak negatif
terhadap harmoni kehidupan, termasuk juga implikasinya terhadap ancaman manajemen
lingkungan. Salah satu dampaknya adalah dampak kekeringan di musim kemarau dan banjir di
musim hujan serta longsor.

Salah dalam memahami tata ruang dan manajemen lingkungan, ancaman bencana menjadi implikasi
dari pengabaian tersebut. Hal ini secara tidak langsung menegaskan bahwa banjir dan longsor adalah
momentum melakukan kaji ulang terhadap semua perizinan sehingga tidak terjadi lagi pengalihan
lahan demi kepentingan ekonomi-bisnis semata, tetapi mengabaikan sinergi dan harmoni dengan
yang lain sehingga berakibat hancurnya manajemen lingkungan secara berkelanjutan.

Padahal UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menjadi dasar untuk pengelolaan tata ruang
secara nasional yang kini telah 12 tahun berlaku. Implikasi UU ini memberi dampak turunan
terhadap sejumlah peraturan di bawahnya, termasuk misalnya tentang tata ruang wilayah karena
justru dari sinilah dapat dicegah kerusakan lingkungan. Di sisi lain tata ruang juga menjadi muara
dari terjalinnya sinergi-harmoni sosial.

Urgensi tata ruang dan komitmen terhadap sinergi-harmoni berkehidupan sosial mengharuskan
pemerintah pusat dan daerah konsisten menegakkan regulasi tata ruang karena sering terjadi tata
ruang justru diplesetkan menjadi tata uang. Argumen yang mendasari adalah banyaknya terjadi
peralihan fungsi peruntukan tidak sesuai dengan kaidah tata ruang yang semestinya sehingga
dampak simultan yang terjadi adalah bencana dan konsekuensinya manusia menjadi korban.

Jadi, jangan salahkan alam yang tidak lagi mau bersahabat dengan kita karena kita sendiri yang
mengabaikan keseimbangan alam lewat pembangunan yang tidak sesuai dengan tata ruang. Fakta
ini menjadi argumen urgensi penataan ruang secara profesional dengan memadukan harmoni dan
keseimbangan dengan semua elemen yang mendukung.

Bagaimanakah dengan tata ruang di daerah anda tinggal?

Jawab:

Selamat malam tutor dan temna-teman berikut tanggapan saya pada diskusi 1 ini:

Pembangunan infrastruktur di Kabupaten Blora mengalami berbagai masalah. Salah satu


permasalahannya adalah pembangunan infrastruktur yang berhenti atau mangkrak. Pembangunan
tidak berjalan terjadi karena beberapa hal, salah satunya adalah lembaga pemerintah maupun
lembaga masyarakat yang seharusnya mengawasi pembagunan tidak melaksanakan tugasnya
dengan baik. Infrastruktur dibangun dengan jangka waktu yang panjang, kemudian ditinggalkan
meskipun pembangunan infrastruktur tersebut tidak selesai, sehingga infrastruktur tidak dapat
digunakan. Pemeliharaan infrastruktur di Kabupaten Blora juga masih kurang. Banyak infrastruktur
yang rusak dan tidak adanya tanggapan cepat atau perbaikan yang dilakukan pemerintah.
Infrastruktur terutama untuk sektor pariwisata di Kabupaten Blora tidak dipelihara dengan baik.
Banyak fasilitas umum yang rusak sehingga fungsinya tidak bekerja dengan baik, bahkan sampai
tidak bisa digunakan lagi. Lambatnya pembangunan infrastruktur di Kabupaten Blora merupakan
salah satu masalah lain yang masih terjadi. (medium.com, 2019)

Dalam hal ini tata ruang di lingkungan daerah saya tinggal bisa dikatakan sedang dalam masa
pembangunan wilayah. Pemerintah Kabupaten Blora melakukan berbagai perencanaan tata ruang
kota diantaranya ialah Pemerintah Kabupaten Blora memfokuskan pembangunan infrastruktur
jalan. Pasalnya, masih ada jalan tembus yang akan dibangun maupun diperbaiki, untuk membuka
akses masyarakat. Karena jika jalur transportasi semakin dekat dan pertumbuhan ekonomi
diharapkan bisa berkembang lebih cepat seperti pembangunan jalan tembus Blora-Ngawi melalui
Randublatung-Getas-Banjarejo (batas Ngawi) diperlukan, untuk membuka akses wilayah Blora
bagian selatan menuju tol Solo-Kertosono. Selain itu Pemerintah Kabupaten Blora juga melakukan
berbagai pembangunan berupa bendungan air di berberpa desa dan kecamatan guna memperlancar
proses pertanian para petani. Berikutnya ialah rencana pembangunan rumah sakit umum di wilayah
kecamatan Randublatung agar layanan dasar kesehatan masyarakat semakin dekat yang mana jika
dilihat dari segi jarak yang ditempuh masyarakat Kecamatan Randublatung membutuhkan waktu
yang lama dan harus melewati hutan besar. Implementasi dari beberapa perencanaan yang
dilakukan oleh pemerintah kabupaten Blora sudah berjalan dengan baik termasuk di desa tempat
saya tinggal pun sudah turut merasakan pembangunan bendungan dan pembangunan jalan
pedesaan yang mana sebelumnya terabaikan. Kemudian pembangunan yang secara nyata lainya
ialah terkait tempat pengelolaan sampah. Dengan demikian terlihat progres yang dilakukan
pemerintah Kabupaten Blora yang sekarang dapat open minded terkait permasalahan kebutuhan
masyarakat untuk kemajuan daerah.

Sumber referensi:

Kustiawan, Iwan. 2014. Perencanaan Kota. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

https://jatengprov.go.id/beritadaerah/blora-masih-fokus-bangun-infrastruktur/

https://medium.com/@ninakartikamaureen/pembangunan-infrastruktur-kabupaten-blora-yang-
bermasalah-1f5381620150

Anda mungkin juga menyukai