Anda di halaman 1dari 10

Makalah

Perencanaan Kota
“Pendekatan Perencanaan Strategis untuk Mengatasi Kota yang baru Terkena Bencana Alam”

Disusun oleh:

Sarifa Angelica Wulandari

031093919

Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik

Jurusan Administrasi Negara


Kata Pengantar

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pendekatan Perencanaan
Strategis untuk Mengatasi Kota yang baru Terkena Bencana Alam”. Makalah ini merupakan
salah satu tugas dari Tutor matakuliah Perencanaan Kota.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan


baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untukitu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatanmakalah ini.

Secara khusus penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen


pembimbingmata kuliah perencanaan wilayah dan kota, beserta teman-teman yang telah
berpartisipasi dalampenyelesaian makalah ini dan segenap keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan danbantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama
mengikuti perkuliahan maupundalam menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal


padamereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah, Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamin.

Sungailiat, Oktober 2020

Penuls
BAB 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah


Kota sejatinya merupakan sebuah wilayah yang mengalami pemadatan
penduduk akibat dari pemusatan aktivitas, atau dengan kata lain kota dapat dikatakan
sebagai sebuah wilayah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk lebih besar
dibandingkan dengan wilayah di sekitarnya. Keberadaaan kota menjadi sangat penting
dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
Sebuah kota yang baik tentunya harus memiliki berbagai sarana pendukung
yang baik untuk menunjang keberlangsugan suatu kota, beberapa sarana pendukung
sebuah kota yang ideal adalah sarana transportasi yang terintegrasi dengan baik.
Sarana transportasi yang baik memudahkan masyarakat kota untuk berpindah tempat
dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Kota yang ideal juga seharusnya memiliki
sarana publik. Sarana publik yang baik dalam suatu kota tentu akan sangat
memudahkan masyarakatnya dalam melakukan aktivitas, seperti bekerja, serta
melakukan interaksi antar masyarakat. Hal selanjutnya yang menjadi sarana
pendukung suatu kota yang ideal adalah keamanan, suatu kota yang ideal seharusnya
memiliki sistem keamanan yang baik. Sebuah kota yang aman dan memiiki tingkat
kriminalitas yang rendah tentu akan menjadi sebuah kota yang nyaman untuk menjadi
tempat tinggal.
Akan tetapi sebuah kota bisa menjadi tidak ideal akibat dari beberapa faktor.
Salah satu faktor yang menjadi penyebab tidak idealnya suatu kota atau perkotaan
adalah bencana alam. Bencana alam yang terjadi di suatu kota bisa berakibat fatal
terhadap suatu kota. Rusaknya sarana transportasi akibat bencana alam menyebakan
akses menuju dan keluar dari kota tersebut menjadi terputus, hal ini juga berdampak
pada distribusi barang dan jasa menuju kota tersebut menjadi tersendat. Bencana alam
juga menyebabkan kerusakan sarana sarana publik di suatu kota. Rusaknya sarana
publik seperti rumah sakit dan sekolah di suatu kota menyebabkan permasalahan yang
lebih kompleks. Rusaknya dua aspek tersebut turut menyebabkan tingkat keamanan di
kota tersebut menurun seiring dengan meningkatnya tingkat kriminalitas yang terjadi.
Masyarakat yang kehilangan pekerjaan, serta distribusi bahan pangan yang terhambat
membuat tingkat pencurian terhadap bahan pangan menjadi meningkat.
Oleh sebab itu, kota yang baru mengalami bencana alam harus segera diambil
tindakan dengan melakukan perencaanan ulang pembangunan kota tersebut.
Perencanaan pembangunan kota terdampak bencana alam tentunya harus
memperhatikan letak geografis kota tersebut, sehingga model atau metode
perencanaan yang dipilih dapat memberikan dampak pertumbuhan kota yang cepat
serta mampu mengurangi resiko bencana alam di masa yang akan mendatang. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, Penulis Mengajukan proposal yang berjudul
“Pendekatan Perencanaan Strategis untuk Mengatasi Kota yang baru Terkena
Bencana Alam”

B. Masalah yang dihadapi


Kota yang baru saja terkena bencana alam biasanya memiliki beberapa
masalah, diantaranya:
1) Rusaknya sarana transportasi, bencana alam menyebabkan sarana
transportasi menjadi rusak. Kerusakan tersebut berdampak terhadap lajur
distribusi orang dan barang.
2) Rusaknya sarana publik. Kerusakan sarana publik yang disebabkan oleh
bencana alam mengakibatkan aktivitas masyarakatnya menjadi terganggu,
anak ank tidak dapat berseolah, orang sakit tidak dapat mendapatkan akses
ke pelayanan kesehatan yang baik.
3) Tingkat kriminalitas yang meningkat, bencana alam meyebabkan sebagian
masyarakat kehilangan mata pencahariannya. Hal ini berpotensi
meningkatkan angka kriminalita karena masyarakat harus tetap bertahan
hidup di tengah bencana alam yang terjadi, hal yang bisa meraa lakukan
ditengah bencana alam yang terjadi serta tersendatnya pasokan makanan
dan minuman ke wilayah yang terdampak bencana alam adalah dengan
melakukan penjarahan di tempat tempat penjualan bahan makanan dan
pakaian.
4) Tngkat kesehatan masyarakat yang menurun, Bencana alam menyebabkan
berbagai macama keluhan keseahatan pada masyaraka, mulai dari keluhan
pada saluran pernafasan, maupun pada sistem penceraan. Rusaknya rumah
sakit serta ketersedian alat dan tenaga medis yang teratas, sangat
memugkinmenyebabkan tingkat kesehatanmasyarakat di kota terdamak
bencana alam menjadi menurun.
BAB II
Tinjauan Literatur

A. Pengertian Kota
Sebelum menentukan tentang perencanaan kota yang tepat untuk memulihkan
kota yag terkena bencana, penulis terlebih dulu akan menjelaskan pengertian kota.
Beberapa ahli telah menyampaikan pendapatnya terkait dengan definisi kota itu
sendiri. Menurut Wirth ( Iwan Kustiawan 2016 : 3.15) kota adalah suatu pemukiman
yang relatif besar, padat, dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen
kedudukan sosialnya. Menurut Iwan Kustiwan (2016:1.5) kota adalah tempa di mana
konsentrasi penduduk lebih padat dari wilayah sekitarnya karena terjadiya pemusatan
kegiatan fungsional yang berkaitan dengan kegiatan atau aktivitas penduduknya. dari
kedua pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan jika kota adalah suatu pemukiman
yang didiami oleh orang orany yang heterogen kedududukan sosialnya, memiliki
konsentrasi penduduk lebih padat di banding wilayah sekitarnya, menjadi pusat
kegiatan fungsional yang berkaitan dengan aktivitas penduduknya.
B. Karakteristik Kota
Branch dalam Iwan Kistiwan (2016 :1.20- 1.27) membagi karakteristik kota
menjadi beberapa aspek, yakni aspek fisik, sosial, dan ekonomi.
1. Kota Ditinjau dari Aspek Fisik
Menurut Kistiwan ( 2016: 1.21) kota jika di tinjau dari aspek fisik terdiri dari :
(a) bangunan bangunan yang berada diatas tanah, dan kegiatan-kegiatan yang berada
di permukaan tanah; (b) instalasi-instalasi yang berada di bawah permukan tanag;(c)
kegiatan-kegiatan di dalam ruangan kosong di angkasa. Lebih lanjut, Branch dalam
(Iwan Kistiwan 2016 :1.21) menyebutkan unsur-unsur yang mempengaruhi
karakteristik kota, diantaranya: (a) Topografi tapak;(b) bangunan; (c) Struktur (bukan
bangunan); (d) ruang terbuka; (e) kepadatan perkotaan; (f) iklim; (g) vegetasi; (h)
Kualitas estetika
2. Kota Ditinjau dari Aspek Sosial
Menurut Iwan Kistiwan (2016 : 1.25) pengertian kota dan erkotaan menurut
aspek sosial merupakan konsentrasi penduduk yang membentuk suatu komunitas
yang pada awalnya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas melalui konsentrasi
dan spesialisasi tenaga kerja dan meningkatkan adanya diversitas intelektual,
kebudayaan dan kegiatan rekreatif di kota. Iwan Kistiawan (2016 : 1.25) juga
menyampaikan jika aspe yang berpengaruh terhadap kota jika d tinjau dari asepek
sosial adalah (a) besaran dan komposisi penduduk; (b) ke ruangan.
3. Kota Ditinjau dari Aspek Ekonomi
Menurut Iwan Kistiawan (2016 : 1.26) jika dipantau dari aspek ekonomi,
berarti kota memiliki fungsi sebagai penghasil produksi barang dan jasa untuk
mendukung kehidupan penduduknya dan untuk keberlangsungan kota itu sendiri.
Oleh sebab itu, untuk mendukung hal tersebut lebih lanjut Iwan Kistiwan (2016 :
1.26) menyebutkan jika ekonomi suatu kota dapat ditinjau dari tiga bagian yakni
ekonomi politik, ekonomi swasta (privat), dan ekonomi khusus.
Dari berbagai tinjauan aspek diatas, Iwan Kistiwan (2016: 1.27)
menyimpulakn jika sebuah kota memiliki karakteristik yaitu jumlah penduduk yang
besar, Pemusatan kegiatan non pertanian, merupakan pusat kegiatan ekonomi (industri
dan perdagangan), konsentrasi kawasan terbangun, masyarakat yang heterogen,
memiliki pola hidup yang khusus pusat penyebaran pengetahuan dan memiliki gaya
hidup kota, memiliki pola hidup yang khusus, terdapat berbagai lembaga sosial,
ekonomi, danpolitik; terdapat berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial, sturuktur
dicirikan detan adanya ruang dan jalan kota, merupakan pusat jasa pelayanan bagai
lingkungan perumahan, adanya sejumlah fungsi kegiatan kota, minimal seperti pasar,
dan lainnya.
C. Pengertian Perencanaan
Menurut Benhakker dalam Iwan Kistiwan (2016 : 1.38) perencanaan adalah
seni untuk melakukan sesuatu yang dapat terlaksanakan di masa depan. Lalu waterson
dalam Iwan Kistiwan (2016: 1.38) perencanaan adalah usaha sadar, terorganisasi, dan
terus menerus yang dilakukan guna memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah
alternatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dari Berbagai pengertian perencanan yang
telah dijelaskan dapat disimpulkan jika perencanaan adalah seni yang dilakukan
secara sadar, terorganisasi dan terus menerus agar mancapai tujuan tertentu di masa
depan.
D. Ruang Lingkup Perencanaan Kota
Menurut Fedt dalam Iwan Kistiwan ( 2016; 1.42) terdapat beberapa hal penting
yang membedakan perencanan kota dengan perencanaan yang lain, yaitu:
1) Perencanaan kota tertutama berkaitan erat dengan masalah masalah
kemasyarakatan yang didalam nya terdapat sekelompok besar klien yang
mempunyai kepentingan berbeda-beda
2) Perencaan kota merupakan aktivitas yang benar benar direncanakan dengan
matang yang biasanya ditangani oleh orang-orang yang terlatih secara profesional
sebagai perencana
3) Tujuan dan sasarannya serta pranata-pranata untuk mencapainya, sering teramat
tidak pasti.
4) Para perencana kota sendiri jarang membuat keputusan; malahan sebaliknya,
mereka membuat berbagai alternatif dan rekomendasi bagi pihak-pihak yang
dipilih dan ditunjuk untukmengambil keptusan-keputusan tertentu.
5) Para perencana kota menggunakan berbagai macam alat bantu dan metidde-
metode khusus untuk menganalisis dan menyajikan berbagai alternatif
6) Hasil dari semua aktivitas perencanaanhanya dapat dilihat setelah 5 sampai
20tahun setelah keputusan diambil, sehingga menyulitkan umpan balik dan
tindakan perbaikan..
E. Pendekatan Perencanaan Strategis.
Iwan Kistiwan (214: 7.13) mengatakan jika istilah perencaan strategis pada
mulanya lebih banyak dikenal di lingkungan militer, yang berarti rencana operasi ke
daerah lawan yang memperhitungkan berbagai kemungkinan, keuntungan, dan
kelemahannya serta empertimbangkan kondisi real yang dimiliki, kondisi lingkungan
yang ada, bahkan denan berupaya memperhitungkan kekuatan lawan, agar operasi
militer dapat berlajan dengan baik, menurut Lembaga Admnistrasi Negara dalam
Iwan Kistiwan (2016; 7.14) pengertian perencanaan startegis adalah proses secara
sistematis yang berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang beresiko, dengan
memanfaatkan sebanyak banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorgaisasi secara
sistematis usaha usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukurhasilnya
melalui umpan balik yang terorganisasi dan sistematis.
F. Prinsip Umum Perencanaan Strategis
Menurut Iwan Kistiwan (2016:7.16) terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
sebagai prinsip-prinsip umum perencanaan strategis, yaitu:
1) Perencanaan strategis harus bersifat antisipatifterhadaperbagai permasalahan yang
ada di masa depan dengan mepertimbangkan kondisi masa sekarang
untuengatasina (orientasi masa depan);
2) Perencanaan strategis harus berorientasi pada pencapaian hasil dengan visi,misi,
tujuan, sasaran dan strategi sebagai rel yang harus dijalankan secara konsisten;
3) Perencanaan strategis harus menggambarkan apa yang ingin dicapai di masa
depan oleh suatu oranisasi ke arah penongkatan prduktivitas dan kinerja;
4) Perencanaan strategis harus memperhitungkan kemampuan internal dan kondisi
eksternal
5) Harus komitmen dan konsensus untuk melaksanakannya secara konsisten sebagai
proses pengambilan keputusan bersama;
6) Perencanaan strategis dalam prosesnya harus mempertimbangkan input-input dari
stakeholders atau client groups;
7) Harus memperhitungkan aspek keuangan untuk melaksanakannya;
8) Harus dapat diukur hasilnya.
G. Faktor- Faktor Perencanaan Strategis
Bratakusuma dalam Iwan Kistiwan ( 2016: 7.17) mengatakan jika terdapat beberapa
hal pokok yang dapat dijadikan sebagai faktor-faktr yang perlu ada dalam dan
dilakukan dalam merumuskan perencananan tersebut. Faktor-faktor tesebut adalah:
1. Renstra harus mengandung uraian tentang pernyataan visi dan misi organisasi
sebagai panduan umum mengenai apa yangingin dicapai dan bagaimana cara
mencapainya;
2. Agar visi dan misi dapat dioperasionalkan, perlu dirumuskan tujuan dan sasaran
organisasi yangmenggambarkan tahaoan-tahapan pencapaian visi dengan tahapan
tahapan kegiatannya;
3. Analisis lingkungan strategis perlu dirumuskan sebagai landasan untuk mencari
bentuk upaya bertahap yang diperlukan organisasi dalam rangka melaksanakan
berbagai aktivitasnya. Dalam hal ini arah kebijakan dan proritasnya harus udah bia
tergambarkan
4. Nilai –nilai strategis organisasi diperlukan sebagai landasan filosois yang harus
dianut oleh setiap komponen organisasi dan mengikat secara emosional sebagai
bentuk komitmen seluruh anggota organisasi
5. Strategi operasional dalam bentuk aktivitas-aktivitas yang terpolakan dalam
periode waktu tertentu adakn menjadi landasan operasional organisasi
untukbergerak mencapai arah yang ditetapkan.
BAB III
Metode Penelitian
A. Metode Penelitian
Untuk menyelesaikan masalah yang terjadi, penulis menggunakan metode
penelitian kualitatif.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi, penelitian ini menggunakan teknik observasi partisipatif, menurut
Sugiyono ( 2017: 227) dalam observasi ini peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-
hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber penelitian;
2. Wawancara, penelitian ini menggunakan teknik wawancara semi terstuktur,
menurut Sugiyono (2017: 233) tujuan dari wawancara semiterstruktur adalah
untuk menemukan akar permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.
C. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model Miles & Hubberman.
Milles & hubberman dalam Sugiyono ( 2017: 246) mngatakan jikan aktivitas dalam
analisis data adalah data reduction, data display, dan conclusion drawing/
verification.
DAFTAR PUSTAKA

Kistiwan, Iwan. 2016. Perencanaan Kota. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

Sugiyono, Prof. Dr. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai