Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERENCANAAN KOTA

“PENDEKATAN PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK


MENGATASI KOTA YANG BARU TERKENA BENCANA
ALAM”

DISUSUN OLEH
ENGGI LIA IDHANA PUTRI
044039751
JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA
Kata Pengantar

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul "Pendekatan Perencanaan Strategis
untuk Mengatasi Kota yang baru Terkena Bencana Alam. Makalah ini merupakan salah satu
tugas dari Tutor matakuliah Perencanaan Kota.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untukitu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatanmakalah ini.

Secara khusus penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pembimbingmata
kuliah perencanaan wilayah dan kota, beserta teman-teman yang telah berpartisipasi
dalampenyelesaian makalah ini dan segenap keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan
danbantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan
maupundalam menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal padamereka
yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah,
Aamiin Yaa Rabbal 'Alamin.

Mukomuko, Oktober 2023

Penulis
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Kota sejatinya merupakan sebuah wilayah yang mengalami pemadatan penduduk akibat
dari pemusatan aktivitas, atau dengan kata lain kota dapat dikatakan sebagai sebuah wvilayah
yang memiliki tingkat kepadatan penduduk lebih besar dibandingkan dengan wilayah di
sekitarnya. Keberadaaan kota menjadi sangat penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi
suatu daerah.

Sebuah kota yang baik tentunya harus memiliki berbagai sarana pendukung yang baik untuk
menunjang keberlangsugan suatu kota, beberapa sarana pendukung sebuah kota yang ideal
adalah sarana transportasi yang terintegrasi dengan baik. Sarana transportasi yang baik
memudahkan masyarakat kota untuk berpindah tempat dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
Kota yang ideal juga seharusnya memiliki sarana publik. Sarana publik yang baik dalam suatu
kota tentu akan sangat memudahkan masyarakatnya dalam melakukan aktivitas, seperti bekerja,
serta melakukan interaksi antar masyarakat. Hal selanjutnya yang menjadi sarana pendukung
suatu kota yang ideal adalah keamanan, suatu kota yang ideal seharusnya memiliki sistem
keamanan yang baik. Sebuah kota yang aman dan memiiki tingkat kriminalitas yang rendah tentu
akan menjadi sebuah kota yang nyaman untuk menjadi tempat tinggal.

Akan tetapi sebuah kota bisa menjadi tidak ideal akibat dari beberapa faktor. Salah satu
faktor yang menjadi penyebab tidak idealnya suatu kota atau perkotaan adalah bencana alam.
Bencana alam yang terjadi di suatu kota bisa berakibat fatal terhadap suatu kota. Rusaknya
sarana transportasi akibat bencana alam menyebakanakses menuju dan keluar dari kota tersebut
menjadi terputus, hal ini juga berdampak pada distribusi barang dan jasa menuju kota tersebut
menjadi tersendat. Bencana alam juga menyebabkan kerusakan arana sarana publik di suatu kota.
Rusaknya sarana publik seperti rumah sakit dan sekolah di suatu kota menyebabkan
permasalahan yang lebih kompleks. Rusaknya dua aspek tersebut turut menyebabkan tingkat
keamanan di kota tersebut menurun seiring dengan meningkatnya tingkat kriminalitas yang
terjadi. Masyarakat yang kehilangan pekerjaan, serta distribusi bahan pangan yang terhambat
membuat tingkat pencurian terhadap bahan pangan menjadi meningkat.

Oleh sebab itu, kota yang baru mengalami bencana alam harus segera diambil tindakan
dengan melakukan perencaanan ulang pembangunan kota tersebut. tentunya harus Perencanaan
pembangunan kota terdampak bencana alam memperhatikan letak geografis kota tersebut,
sehingga model atau metode perencanaan yang lipilih dapat memberikan dampak pertumbuhan
kota yang cepat serta mampu mengurangi resiko bencana alam di masa yang akan mendatang.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Penulis Mengajukan proposal yang berjudul
"Pendekatan Perencanaan Strategis untuk Mengatasi Kota yang baru Terkena Bencana
Alam"

B. Masalah yang dihadapi

Kota yang baru saja terkena bencana alam biasanya memiliki beberapa masalah,
diantaranya:

1) Rusaknya sarana transportasi, bencana alam menyebabkan sarana transportasi menjadi rusak.
Kerusakan tersebut berdampak terhadap lajur distribusi orang dan barang.

2) Rusaknya sarana publik. Kerusakan sarana publik yang disebabkan oleh pencana alam
mengakibatkan aktivitas masyarakatnya menjadi terganggu, anak ank tidak dapat berseolah,
orang sakit tidak dapat mendapatkan akses ke pelayanan kesehatan yang baik.

3) Tingkat kriminalitas yang meningkat, bencana alam meyebabkan sebagian masyarakat


kehilangan mata pencahariannya. H al ni berpotensi meningkatkan angka kriminalita karena
masyarakat harus tetap bertahan hidup di tengah bencana alam yang terjadi, hal yang bisa meraa
lakukan ditengah bencana alam yang terjadi serta tersendatnya pasokan makanan dan minuman
ke wilayah yang terdampak bencana alam adalah dengan melakukan penjarahan di tempat tempat
penjualan bahan makanan dan pakaian.

4) Tngkat kesehatan masyarakat yang menurun, Bencana alam menyebabkan berbagai macama
keluhan keseahatan pada masyaraka, mulai dari keluhan pada saluran pernafasan, maupun pada
sistem penceraan. Rusaknya rumah sakit g rta ketersedian alat dan tenaga medis yang teratas,
Sangat memugkinmenyebabkan tingkat kesehatanmasyarakat di kota terdamak bencana alam
menjadi menurun.
BAB II

Tinjauan Literatur

A. Pengertian Kota

Sebelum menentukan tentang perencanaan kota yang tepat untuk memulihkan kota yang
terkena bencana, penulis terlebih dulu akan menjelaskan pengertian kota. Beberapa ahli telah
menyampaikan pendapatnya terkait dengan definisi kota itu sendiri. Menurut Wirth ( Iwan
Kustiawan 2016 : 3.15) kota adalah suatu pemukiman yang relatif besar, padat, dan permanen,
dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Menurut Iwan Kustiwan
(2016:1.5) kota adalah tempa di mana konsentrasi penduduk lebih padat dari wilayah sekitarnya
karena terjadiya pemusatan kegiatan fungsional yang berkaitan dengan kegiatan atau aktivitas
penduduknya. dari kedua pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan jika kota adalah suatu
pemukiman yang didiami oleh orang orany yang heterogen kedududukan sosialnya, memiliki
konsentrasi penduduk lebih padat di banding wilayah sekitarnya, menjadi pusat kegiatan
fungsional yang berkaitan dengan aktivitas penduduknya.

B. Karakteristik Kota

Branch dalam Iwan Kistiwan (2016 :1.20- 1.27) membagi karakteristik kota menjadi
beberapa aspek, yakni aspek fisik, sosial, dan ekonomi.

1. Kota Ditinjau dari Aspek Fisik

Menurut Kistiwan ( 2016: 1.21) kota jika di tinjau dari aspek fisik terdiri dari : (a) bangunan
bangunan yang berada diatas tanah, dan kegiatan-kegiatan yang berada di permukaan tanah, (b)
instalasi-instalasi yang berada di bawah permukan tanaga (c) kegiatan-kegiatan di dalam ruangan
kosong di angkasa. Lebih lanjut, Branch dalam (Iwan Kistiwan 2016 :1.21) menyebutkan unsur-
unsur yang mempengaruhi karakteristik kota, diantaranya: (a) Topografi tapak;(b) bangunan; (c)
Struktur (bukan bangunan); (d) ruang terbuka; (e) kepadatan perkotaan; (f) iklim; (g) vegetasi;
(h) Kualitas estetika

2. Kota Ditinjau dari Aspek Sosial

Menurut Iwan Kistiwan (2016 : 1.25) pengertian kota dan erkotaan menurut aspek sosial
merupakan konsentrasi penduduk yang membentuk suatu komunitas yang pada awalnya
bertujuan untuk meningkatkan produktivitas melalui konsentrasi dan spesialisasi tenaga kerja
dan meningkatkan adanya diversitas intelektual, kebudayaan dan kegiatan rekreatif di kota. Iwan
Kistiawan (2016 : 1.25) juga menyampaikan jika aspe yang berpengaruh terhadap kota jika d
tinjau dari asepek sosial adalah (a) besaran dan komposisi penduduk; (b) ke ruangan.

3. Kota Ditinjau dari Aspek Ekonomi


Menurut Iwan Kistiawan (2016 : 1.26) jika dipantau dari aspek ekonomi, berarti kota
memiliki fungsi sebagai penghasil produksi barang dan jasa untuk mendukung kehidupan
penduduknya dan untuk keberlangsungan kota itu sendiri. Oleh sebab itu, untuk mendukung hal
tersebut lebih lanjut Iwan Kistiwan (2016:1.26) menyebutkan jika ekonomi suatu kota dapat
ditinjau dari tiga bagian yakni ekonomi politik, ekonomi swasta (privat), dan ekonomi khusus.

Dari berbagai tinjauan aspek diatas, wan K istiwan (2016: 1.27) menyimpulakn jika sebuah
kota memiliki karakteristik yaitu jumlah penduduk yang besar, Pemusatan kegiatan non
pertanian, merupakan pusat kegiatan ekonomi (industri dan perdagangan), konsentrasi kawasan
terbangun, masyarakat yang heterogen, memiliki pola hidup yang khusus pusat penyebaran
pengetahuan dan memiliki gaya hidup kota, memiliki pola hidup yang khusus, terdapat berbagai
lembaga sosial, ekonomi, danpolitik; terdapat berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial,
sturuktur dicirikan detan adanya ruang dan jalan kota, merupakan pusat jasa pelayanan bagai
lingkungan perumahan, adanya sejumlah fungsi kegiatan kota, minimal seperti pasar, dan
lainnya.

C. Pengertian Perencanaan

Menurut Benhakker dalam Iwan Kistiwan (2016 .. 1.38) perencanaan adalah seni untuk
melakukan sesuatu yang dapat terlaksanakan !p masa depan. Lalu waterson dalam Iwan Kistiwan
(2016: 1.38) perencanaan adalah usaha sadar, terorganisasi, dan terus menerus yang dilakukan
guna memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari Berbagai pengertian perencanan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan jika perencanaan
adalah seni yang dilakukan secara sadar, terorganisasi dan terus menerus agar mancapai tujuan
tertentu di masa depan.

D. Ruang Lingkup Perencanaan Kota

Menurut Fedt dalam Iwan Kistiwan ( 2016; 1.42) terdapat beberapa hal penting yang
membedakan perencanan kota dengan perencanaan yang lain, yaitu:

1) Perencanaan kota tertutama berkaitan erat dengan masalah masalah kemasyarakatan yang
didalam nya terdapat sekelompok besar klien yang mempunyai kepentingan berbeda-beda

2) Perencaan kota merupakan aktivitas yang benar benar direncanakan dengan matang yang
biasanya ditangani oleh orang-orang yang terlatih secara profesional sebagai perencana

3) Tujuan dan sasarannya serta pranata-pranata untuk mencapainya, sering teramat tidak pasti.

4) Para perencana kota sendiri jarang membuat keputusan; malahan sebaliknya, mereka membuat
berbagai alternatif dan rekomendasi bagi pihak-pihak yang dipilih dan ditunjuk untukmengambil
keptusan-keputusan tertentu.
5) Para perencana kota menggunakan berbagai macam alat bantu dan metidde- metode khusus
untuk menganalisis dan menyajikan berbagai alternatif

6) Hasil dari semua aktivitas perencanaanhanya dapat dilihat setelah 5 sampai 20tahun setelah
keputusan diambil, sehingga menyulitkan umpan balik dan tindakan perbaikan.

E. Pendekatan Perencanaan Strategis.

Iwan Kistiwan (214: 7.13) mengatakan jika istilah perencaan strategis pada mulanya lebih
banyak dikenal di lingkungan militer, yang berarti rencana operasi ke daerah lawan yang
memperhitungkan berbagai kemungkinan, keuntungan, dan kelemahannya serta
empertimbangkan kondisi real yang dimiliki, kondisi lingkungan yang ada, bahkan denan
berupaya memperhitungkan kekuatan lawan, agar operasi militer dapat berlajan dengan baik,
menurut Lembaga Admnistrasi Negara dalam Iwan Kistiwan (2016; 7.14) pengertian
perencanaan startegis adalah proses secara sistematis yang berkelanjutan dari pembuatan
keputusan yang beresiko, dengan memanfaatkan sebanyak banyaknya pengetahuan antisipatif,
mengorgaisasi secara sistematis saha usaha melaksanakan keputusan tersebut dan
mengukurhasilnya melalui umpan balik yang terorganisasi dan sistematis.

F. Prinsip Umum Perencanaan Strategis

Menurut Iwan Kistiwan (2016:7.16) terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai
prinsip-prinsip umum perencanaan strategis, yaitu:

1) Perencanaan strategis harus bersifat antisipati fterhadaperbagai permasalahan yang ada d i


masa depan dengan mepertimbangkan kondisi masa sekarang untuengatasina (orientasi masa
depan),

2) Perencanaan strategis harus berorientasi pada pencapaian hasil dengan visi,misi, tujuan,
sasaran dan strategi sebagai rel yang harus dijalankan secara konsisten;,

3) Perencanaan strategis harus menggambarkan apa yang ingin dicapai di masa depan oleh suatu
oranisasi ke arah penongkatan prduktivitas dan kinerja;

4) Perencanaan strategis harus memperhitungkan kemampuan internal dan kondisi eksternal

5) Harus komitmen dan konsensus untuk melaksanakannya secara konsisten sebagai proses
pengambilan keputusan bersama;

6) Perencanaan strategis dalam prosesnya harus mempertimbangkan input-input dari


stakeholders atau client groups;

7) Harus memperhitungkan aspek keuangan untuk melaksanakannya;

8) Harus dapat diukur hasilnya.


G. Faktor- Faktor Perencanaan Strategis

Bratakusuma dalam Iwan Kistiwan 2016: 7.17) mengatakan jika terdapat beberapa hal
pokok yang dapat dijadikan sebagai faktor-faktr yang perlu ada dalam dan dilakukan dalam
merumuskan perencananan tersebut. Faktor-faktor tesebut adalah:

1. Renstra harus mengandung uraian tentang pemyataan visi dan misi organisasi sebagai panduan
umum mengenai apa yangingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya;

2. Agar visi dan misi dapat dioperasionalkan, perlu dirumuskan tujuan dan sasaran organisasi
yangmenggambarkan tahaoan-tahapan pencapaian visi dengan tahapan-tahapan kegiatannya;

3. Analisis lingkungan strategis perlu dirumuskan sebagai landasan untuk mencari bentuk upaya
bertahap yang diperlukan organisasi dalam rangka melaksanakan berbagai aktivitasnya. Dalam
hal ini arah kebijakan dan proritasnya harus udah bia tergambarkan

4. Nilai -nilai strategis organisasi diperlukan sebagai landasan filosois yang harus dianut oleh
setiap komponen organisasi dan mengikat secara emosional sebagai bentuk komitmen seluruh
anggota organisasi

5. Strategi operasional dalam bentuk aktivitas-aktivitas yang terpolakan dalam periode wvaktu
tertentu adakn menjadi landasan operasional organisasi untuk bergerak mencapai arah yang
ditetapkan.

BAB III

Metode Penelitian

A. Metode Penelitian
Untuk menyelesaikan masalah yang terjadi, penulis menggunakan metode penelitian
kualitatif.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan ini adalah:

1. Observasi, penelitian ini menggunakan teknik observasi partisipatif, menurut Sugiyono ( 2017:
227) dalam observasi ini peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati
atau yang digunakan sebagai sumber penelitian;

2. Wawancara, penelitian ini menggunakan teknik wawancara semi terstuktur, menurut Sugiyono
(2017: 233) tujuan dari wawancara semiterstuktur adalah untuk menemukan akar permasalahan
secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.

C. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model Miles & Hubberman. Milles &
hubberman dalam Sugiyono ( 2017: 246) mngatakan jikan aktivitas dalam analisis data adalah
data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

DAFTAR PUSTAKA

Kistiwan, Iwan. 2016. Perencanaan Kota. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka


Sugiyono, Prof. Dr. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai