Pertanyaan:
JAWABAN :
1.
a. Perencanaan kota pada dasarnya merupakan intervensi (campur tangan) terhadap
perkembangan kota/kawasan perkotaan yang berlangsung pesat seiring dengan
pertumbuhan penduduk dan kegiatan sosial-ekonomi yang menyertainya. Pemerintah
daerah dan pemerintah pusat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat salah
satu upaya yang dapat dilakukan yaitu mengubah pembangunan yang berorientasi di
kota besar menjadi pembangunan yang merata hingga ke pelosok desa. Pembangunan
hendaknya dilakukan secara merata hingga ke desa maupun sampai ke pelosok desa.
Pembangunan juga seharusnya memperhatikan kepentingan dan keterlibatan
masyarakat untuk berperan serta baik langsung ataupun tidak langsung guna
meningkatkan kesejahteraan hidupnya, bukan menyingkirkan mereka dalam proses
pembangunan tersebut. Pembangunan industri adalah salah satu cara yang paling
masif dan berdampak baik bagi peningkatan perekonomian masyarakat di satu
kawasan tertentu khususnya penduduk asli daerah tersebut. Pada kenyataannya,
banyak pembangunan yang malah menyingkirkan masyarakat setempat karena
kurangnya persiapan yang matang dari pemerintah daerah dalam mempersiapkan
sumber daya manusia yang mampu bersaing dan mampu mengikuti proses
pembangunan itu sendiri. Pentingnya identifikasi terhadap kesiapan masyarakat
tersebut harus dilakukan dan dicarikan pemecahannya oleh pemerintah pusat dan
daerah, agar masyarakat dapat diikutsertakan sebagai subjek dari pembangunan
tersebut. Prinsip keadilan sosial merupakan tujuan utama dari pembangunan, selain
dari pertumbuhan ekonomi yang setinggi-tingginya. Pembangunan berarti
memberikan hak setiap warga masyarakat untuk mengambil peran berdasarkan hak
yang sama.
2.
a. Pengertian Tata Ruang menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2007 Pasal 1 ayat 2 adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Sedangkan
pengertian kota, ditinjau dari segi geografis menurut Bintarto (1989), kota dapat
diartikan suatu sistem jaringan kehidupan manusia, ditandai dengan kepadatan
penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan
coraknya yang materialistis. Atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur alam dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan
penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan
materialistis dibandingkan dengan daerah di bawahnya. Jadi. Tata ruang kota adalah
kebijakan perencanaan untuk menata ruang kota, baik itu di lingkup nasional,
regional, hingga lokal. Agar wilayah kota menjadi teratur, pemerintah perlu
merencanakan dengan matang tata ruang kota agar tertib dan tidak melahirkan
masalah sosial di masyarakat.
Tata ruang kota yang benar,
Pertama, Mengembangkan kelembagaan melalui penetapan organisasi pengelolaan
yang mantap, dengan rincian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas.
Kedua, Meningkatkan kemampuan aparatur yang dapat mendukung kegiatan
penataan ruang dan penataan pertanahan demi menjaga kelesatarian lingkungan
hidup.
Ketiga, Memasyarakatkan penataan ruang dan penataan pertanahan demi menjaga
kelesatarian lingkungan hidup kepada masyarakat dan dunia usaha serta unsur lain.
Keempat, Memantapkan pemanfaatan rencana tata ruang sebagai acuan bagi
pembangunan daerah dengan perhatian khusus pada kawasan cepat berkembang dan
kawasan andalan, serta kawasan strategis.
Kelima, Memantapkan pengendalian pemanfaatan ruang termasuk pengamanan
terhadap kawasan yang memiliki aset penting bagi pemerintah daerah.
Keenam, Meningkatkan sistem informasi, pemantauan dan evaluasi dalam penataan
ruang dan penataan pertanahan demi menjaga kelesatarian lingkungan hidup.
b. Produk dari proses perencanaan adalah rencana. Dari pengertian tersebut maka
outputnya dapat dipandang sebagai kumpulan substansi/materi/isi rencana. Dalam
konteks Perencanaan tata ruang di Indonesia, berbagai jenis/macam rencana ini pada
dasarnya mengacu pada prosedur yang berlaku. Dalam upaya pemanfaatan potensi
yang terdapat pada ruang wilayah sering kali terdapat dampak positif. Dampak positif
sering terlihat dari pertumbuhan wilayah yang diiringi peningkatan ekonomi seperti
di bangunnya pasar. Perencaaan tata ruang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kebutuhan pembangunan ekonomi. Dengan demikian, iklim investasi dapat terjaga
dan pembangunan berjalan sesuai kebutuhan penduduk setempat.
3.
a. Kemiskinan perkotaan kini menjadi isu yang kian relevan dan mendesak untuk
ditangani terkait dengan tren dinamika pembangunan perkotaan di Indonesia.
Sebagai ilustrasi, sepanjang 1980 hingga 2010, pertumbuhan populasi perkotaan di
Indonesia mencapai 3,85% dan ini membuat proporsi penduduk perkotaan meningkat
dari 22,10% pada tahun 1980 menjadi 44,28% pada 2010. Data juga menunjukkan
bahwa proporsi penduduk miskin yang tinggal di perkotaan meningkat pesat dari
18,45% pada 1976 menjadi 36,61% pada 2009. Dari data tersebut terlihat bahwa
kecenderungan urbanisasi kependudukan di Indonesia juga diikuti dengan urbanisasi
kemiskinan yang lebih lanjut berdampak pada timbulnya berbagai aspek persoalan
kemiskinan perkotaan seperti aspek fisik (berkaitan dengan ketersediaan infrastruktur
dan sarana transportasi dan aspek nonfisik seperti kondisi sosial-ekonomi
(keterbatasan lapangan pekerjaan, kesenjangan, ketidakadilan). ataupun aspek
ekologis (banjir dan pencemaran lingkungan).
Salah satu cara untuk mengatasi kemiskinan adalah dengan memberikan
keterampilan dan pendidikan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan
motivasi seseorang dan meningkatkan potensi individu yang dimiliki untuk
dimaksimalkan dalam memperoleh pekerjaan. Salah satu cara terbaik untuk
mengatasi kemiskinan di kota adalah dengan memberdayakan warga tersebut. Hal ini
dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan kewirausahaan, meningkatkan
keterampilan, dan memberikan akses kepada sumber daya yang dibutuhkan untuk
mengembangkan usaha.
b. Alih fungsi lahan pertanian menjadi ancaman serius yang dapat mengganggu
ketahanan pangan nasional dan ketersediaan gizi. Alih fungsi lahan merupakan
perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula
menjadi fungsi lain. Solusi yang dilakukan untuk mengatasi alih fungsi lahan menjadi
permukiman antara lain:
• memperkecil peluang terjadinya konversi lahan. Seperti: mengembangkan
pajak tanah progresif, prinsip hemat lahan
• mengendalikan kegiatan konversi lahan. Seperti: membatasi konversi lahan,
penetapan kawasan pangan abadi.
• adanya instrumen pengendalian konversi lahan. Seperti: peraturan
perundang-undangan, Instrumen Rencana Tata Ruang Wilayah