Anda di halaman 1dari 13

UPAYA PEMERINTAH DALAM PEMERATAAN

PEMBANGUNAN TERHADAP DESA DAN KOTA

Di susun oleh :
Septia Amelia Putri/26/XII-E

SMAN 1 PAMEKASAN
Tahun Pelajaran 2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya khususnya bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran geografi.
Tak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Agoes Soebijanto
yang telah membimbing dan membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini berisi tentang “ Upaya pemerintah dalam pemerataan pembangunan
terhadap desa dan kota”
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan yang
di buat ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.

Pamekasan, 5 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerataan pembangunan telah digariskan dalam Undang-Undang Dasar 1945


alinea keempat, yang menyatakan bahwa fungsi sekaligus tujuan Negara Indonesia
yakni memajukan kesejahteraan umum. Salah satu proses pencapaian tersebut adalah
melalui pembangunan. Menurut Tjokroamidjojo (1988) dalam Husna dkk (2011),
pembangunan adalah “upaya suatu masyarakat Bangsa yang merupakan suatu
perubahan sosial yang besar dalam berbagai bidang kehidupan ke arah masyarakat
yang lebih maju dan baik, sesuai dengan Pandangan masyarakat itu”. Jadi,
pembangunan dimaksudkan agar ada perubahan Positif yang terjadi dalam semua
bidang, baik dari segi ekonomi, sosial, budaya, infrastruktur, dan bidang lainnya.
Tujuan akhir dari pembangunan itu sendiri yakni tercapainya kesejahteraan bagi
masyarakat.

Perjalanan pembangunan di Indonesia sejak jaman kepemimpinan Presiden


Sukarno hingga Presiden Susilo Bambang Yudoyono saat ini, telah banyak
menghasilkan perkembangan dan kemajuan bagi keberlanjutan pembangunan di
Indonesia. Walaupun demikian permasalahan pembangunan di Indonesia masih cukup
banyak, angka kemiskinan masih tinggi, kesenjangan sosial, hutang negara, distribusi
pendapatan serta disparitas antar daerah akibat ketidakmerataan pembangunan masih
menjadi tugas rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Berbagai upaya untuk
mengatasi permasalahan pembangunan di Indonesia telah banyak dilakukan oleh
pemerintah.

Pemerataan pembangunan sampai ke daerah-daerah adalah salah satu agenda


penting pemerintah. Karena pembangunan yang merata berdampak baik bagi
kemajuan ekonomi suatu bangsa. Tujuan pemerataan pembangunan sampai ke daerah-
daerah yang dilakukan pemerintah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan karena
pembangunan (baik itu infrastruktur maupun SDM) merupakan komponen penting
untuk meningkatkan pembangunan ekonomi. Sementara pembangunan ekonomi
sendiri mendorong laju pertumbuhan ekonomi.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu konsep pembangunan?


2. Bagaimana upaya pemerintah dalam pemerataan pembangunan di desa dan
kota?
3. Bagaimana pembangunan desa dan kota serta interaksi desa dan kota?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep pembangunan


2. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam pemerataan pembangunan di
desa dan kota
3. Untuk mengetahui bagaimana pembangunan desa dan kota serta interaksi
desa kota

1.4 Manfaat

1. Manfaat untuk penulis

Dapat memberikan pengalaman penulis dalam membuat makalah

2. Manfaat untuk pembaca

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang upaya pemerintah dalam


pemerataan pembangunan terhadap desa dan kota
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

Pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui


upaya-upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan perkembangan adalah proses
perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya
pembangunan(Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005). Portes (1976)
mendefinisikan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya.
Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki
berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Pemerataan Pembangunan adalah Sebagai suatu usaha, pembangunan


merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka
meningkatkan pendapatan per kapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran
serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu
negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan
karena kenaikan pendapatan per kapita mencerminkan perbaikan dalam
kesejahteraan masyarakat.

Menurut Sutarjo Kartohadikusumo, Desa adalah suatu kesatuan hukum


dimana bermukim suatu masyarakat yang berkuasa dan masyarakat tersebut
mengadakan pemerintah sendiri.

Secara GEOGRAFIS, KOTA adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan


oleh unsur-unsur alami dan non-alami dengan gejala pemusatan penduduk tinggi,
corak kehidupan yang heterogen, sifat penduduknya individualistis dan
materialistis.

2.1.1 Konsep Pemerataan Pembangunan

Konsep Pemerataan pembangunan daerah menurut Kartasasmita


(2003:24)merupakan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk
mengembangkan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan masyarakat,
melakukan pemerataan fasilitas umum dan sosial serta Pengembangan
pembangunan perdesaan dalam upaya peningkatan derajat kehidupan
masyarakat secara menyeluruh.

Perkembangan pembangunan daerah tidak terlepas dari perkembangan


daerah perkotaan dan perdesaan. Bila diperhatikan proses perkembangan suatu
desa menjadi kota, terlihat jelas bahwa kota dan desa, atau kawasan perkotaan
dan perdesaan, saling melengkapi dan membentuk satu sistem yang saling
terkait. Di satu pihak, keterkaitan antara perdesaan dan perkotaan terlihat
dalam pemenuhan bahan pokok pangan, fasilitas dan pelayanan dasar,
penyediaan bahan baku, bahan setengah jadi dan sumber daya manusia untuk
industri serta kegiatan ekonomi lainnya. Pemenuhan berbagai kebutuhan
tersebut selama ini cenderung ber- langsung dari desa ke kota saja. Di pihak
lain, daerah perdesaan umumnya memiliki kondisi yang kurang
menguntungkan dibandingkan dengan daerah perkotaan. Keterbatasan inilah,
yakni dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, lahan usaha, serta sarana dan
prasarana pelayanan dasar di perdesaan, yang mendorong terjadinya migrasi
ke kota-kota.

Sudah saatnya persepsi mengenai penanganan permasalahan kota dan desa


diubah. Desa tidak dapat lagi dipandang hanya sebagai wilayah pendukung
kehidupan daerah perkotaan, tetapi sebaliknya, perkembangan suatu kota atau
daerah perkotaan harus pula mampu meningkatkan perkembangan daerah
perdesaan. Oleh karena itu, kota atau daerah perkotaan harus turut
meningkatkan kehidupan sosial dan ekonomi di daerah perdesaan dalam
rangka menjaga momentum pembangunan daerah perkotaan itu sendiri.
Hubungan timbal balik yang saling menguntungkan ini merupakan dasar bagi
pertumbuhan yang serasi antara desa dan kota.

Pembangunan perkotaan dan pembangunan perdesaan harus diusahakan


sekuat tenaga agar tidak saling merugikan, melainkan justru harus saling
mendukung dan saling memperkuat sehingga tercipta pemerataan
pembangunan daerah yang dapat dinikmati secara luas oleh masyarakat.
Penduduk perdesaan yang cukup besar jumlahnya adalah pasar yang potensial
untuk produk yang dihasilkan oleh kawasan perkotaan. Sebaliknya, perdesaan
juga menyediakan input bagi sektor produksi dan konsumsi perkotaan. Daerah
perkotaan merupakan sumber barang dan jasa untuk kepentingan produksi di
daerah perdesaan. Perkotaan merupakan sumber inovasi dan teknologi yang
dapat meningkatkan produktivitas masyarakat perdesaan. Meningkatnya taraf
hidup masyarakat perkotaan di atas pengorbanan masyarakat desa harus
dicegah. Berkembangnya kesejahteraan masyarakat perkotaan harus turut
mengangkat martabat dan kehidupan masyarakat di pedesaan.

2.1.2 Upaya pemerintah dalam pemerataan pembangunan desa kota


Seringkali pembangunan antara desa dan kota mengalami kesenjangan. Oleh
karena itu, diperlukan upaya pemerataan pembangunan di desa dan di kota.
Upaya pemerataan pembangunan di desa dan kota antara lain:

1. Percepatan pembangunan secara optimal


Pembangunan secara optimal yang dimaksud ialah mendorong
percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis
yang selama ini masih belum berkembang secara optimal. Seperti
daerah yang sebenarnya sangat berpotensi untuk dijadikan objek
wisata. Infrastruktur daerah itulah yang harus dipercepat
pembangunannya.

2. Fokus pengembangan wilayah tertinggal dan terpencil


Ini bisa dilakukan meningkatkan keberpihakan pemerintah untuk
mengembangkan wilayah yang tertinggal dan terpencil. Salah satunya
dengan kegiatan mengirim guru-guru muda (sarjana pendidikan) untuk
mengajari di daerah tertinggal dan terpencil.
3. Mengembangkan wilayah-wilayah perbatasan
Wilayah-wilayah perbatasan di Indonesia memang kurang
mendapatkan perhatian dibanding dengan wilayah lain. Untuk
mengembangkan wilayah perbatasan itu dapat dilakukan dengan
mengubah arah kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung
berorientasi melihat ke dalam menjadi melihat keluar. Artinya,
pemerintah harus bisa melakukan harmonisasi dengan negara tetangga
yang ada di perbatasan tersebut.
4. Menyeimbangkan pertumbuhan pembangunan
memang agak susah untuk menyeimbangkan pembangunan antar
kota metropolitan, besar, menengah dan kecil secara hierarki dalam
suatu sistem pembangunan perkotaan nasional. Namun, pemerintah
tetap akan melakukan Usaha terbaiknya untuk bisa menyeimbangkan
hal tersebut.
5. Meningkatkan keterkaitan kegiatan ekonomi
Kegiatan ekonomi di pedesaan dan di perkotaan harus ditingkatkan
sekaligus terintegrasi. Karena untuk memudahkan proses produksi,
distribusi, hingga sampai ke tangan masyarakat. Semakin mudah
kegiatan ekonomi antara desa dan kota, maka laju pertumbuhan
ekonomi juga akan semakin membaik.
6. Mengoperasionalisasikan Rencana Tata Ruang
Supaya pembangunan itu bisa merata harus melihat kembali ke
hierarki perencanaan (RTRW-Nasional, RTRW-Pulau, RTRW-Provinsi,
RTRW Kabupaten/Kota) sebagai acuan koordinasi dan sinkronisasi
pembangunan antar sektor dan antarwilayah.
7. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat
8. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan
kesehatan
9. Pemerataan kesempatan kerja

2.1.3 Pembangunan desa dan kota serta Interaksi desa kota


2.1.3.1 Pembangunan Desa

Untuk pembangunan di pedesaan telah diatur oleh undang-undang RI


NO. 6 Tahun 2014 yang di sahkan DPR-RI pada 18 desember 2013 akan
memberikan desa alokasi dana yang besar, dengan indikasi rata-rata RP
1,4 Miliar per desa per tahun. Program tersebut disebut program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri.

Khusus dalam pelaksanaan tugas dalam menyelenggarakan


pembangunan, pemerintah dituntut untuk mengelolanya berdasarkan asas
transparansi, akun tabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan
disiplin anggaran. Namun, pada kenyataannya dari hasil penelitian dan
telaah data sekunder dalam pelaksanaan pembangunan di suatu daerah
tidak dilaksanakan berdasarkan asas transparansi, akun tabel, partisipatif
serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Pembangunan
pedesaan yang seharusnya dilaksanakan oleh Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM) desa dengan melibatkan peran serta masyarakat
ternyata tidak berjalan sebagaimana mestinya. Kepala desa sendirilah
yang melaksanakan pembangunan. Keberadaan LPM ternyata hanya
sebagai tukang tanda tangan dan stempel saja berkas pertanggungjawaban
pelaksanaan pembangunan. Dominannya peran pemerintah desa, dalam
hal ini kepala desa dalam

Pelaksanaan pembangunan pedesaan tentu tidak hanya melanggar esensi


dari tujuan dilaksanakannya pembangunan pedesaan, yaitu
menyejahterakan masyarakat desa tetapi juga telah mengabaikan asas
pelaksanaan pembangunan yaitu Transparansi, akuntabel, partisipatif serta
dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran yang telah digariskan dalam
peraturan penyelenggaraan pemerintahan dan Pembangunan desa.

Partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam pembangunan desa.


Karena proses pembangunan desa bukan hanya sebatas membangun
prasarana fisik, tetapi proses pembangunan desa merupakan bagian dari
pemberdayaan dan peningkatan Kapasitas masyarakat pedesaan.

Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan maka


dapat digunakan kerangka konsep sebagai berikut:
1. Partisipasi perlu dikembangkan dengan pola prosedural yaitu
masyarakat atau kelompok sasaran diharapkan berperan serta aktif
pada berbagai tahap dalam Proses aktifitas pembangunan ekonomi.
2. Upaya meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan golongan
miskin untuk berpartisipasi. Hal ini dimaksudkan agar mereka
berpartisipasi dan biasa Menolong perekonomian diri sendiri.
3. Program-program pembangunan sosial ekonomi yang hendak
dikembangkan perlu diperhatikan.
4. Keterlibatan agen pembaharu dari luar komunitas hanya sejauh
memberikan dorongan dan membantu memudahkan atau partisipasi
warga masyarakat dan bukan berperan sebagai pelaku utama.
5. Partisipasi perlu dilaksanakan melalui lembaga-lembaga yang sudah
dikenal atau kelompok yang dibentuk dari prakarsa warga
masyarakat.

Apabila kerangka konsep partisipasi masyarakat dalam pembangunan


desa seperti diatas dapat diterapkan maka diharapkan dapat mewujudkan
tujuan dari pembangunan desa, dengan terwujudnya tujuan pembangunan
desa selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

2.1.3.2 Pembangunan Kota dan Interaksi Desa Kota

Pembangunan perkotaan adalah semua pembangunan yang dilakukan


pemerintah, masyarakat dan swasta di wilayah kota dan perkotaan dalam
rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta meningkatkan
laju pertumbuhan ekonomi daerah. Oleh karena itu hakikat pembangunan
perkotaan adalah upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam
mewujudkan cita-cita warga kota..

Interaksi antara desa dan kota terjadi karena berbagai faktor atau unsur
yang ada. Kemajuan masyarakat desa, perluasan jaringan jalan desa-kota,
integrasi atau pengaruh kota terhadap desa, kebutuhan timbal balik desa-
kota telah memacu interaksi desa-kota.

Dengan adanya kemajuan di bidang perhubungan dan lalu lintas antar-


daerah. Maka sifat isolasi desa berangsur-angsur berkurang. Desa-desa
yang dekat dengan kota telah banyak mendapat pengaruh kota sehingga
persentase penduduk desa yang bertani berkurang dan beralih dengan
pekerjaan non agraris. Daerah-daerah pedesaan di perbatasan kota yang
dipengaruhi oleh tata kehidupan kota disebut “rural-uban areas” singkatan
dari “rural-urban areas”
Dengan perkembangan di bidang prasarana dan sarana transportasi ada
kemungkinan gejala urbanisasi. Dalam hal ini, perpindahan penduduk
desa ke kota dapat berkurang dan mereka cukup dapat melakukan
tugasnya di kota dengan memanfaatkan angkutan umum dan selanjutnya
menjadi penglaju. Perkembangan ini juga mempengaruhi bidang-bidang
lain, seperti pendidikan dan perdagangan.

Gedung-gedung sekolah dapat didirikan juga di desa-desa yang letaknya


jauh dari kota dan para pengajarnya dapat datang bertugas dari kota
kecamatan dan kota kabupaten.

Perdagangan antar desa-kota yang berupa barang-barang hasil kerajinan


tangan dan terutama hasil pertanian dapat terlaksana dengan lancar
sehingga para konsumen di kota masih bisa membeli sayur-mayur dan
buah-buahan yang masih segar. Pasar-pasar kecil juga bermunculan di
tempat-tempat tertentu di tepian kota.

Daerah-daerah urban ini makin lama berkembang sebagai desa dagang.


Hasil- hasil bumi dari desa dan hasil industri dari kota diperdagangkan di
daerah rurban ini. Bertambahnya penduduk dan jaringan lalu lintas di
daerah ini akan mempercepat terjadinya suatu kota kecil yang baru.

Gambar tantang interaksi antara desa dan kota


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemerataan Pembangunan adalah Sebagai suatu usaha, pembangunan
merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam
rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat
dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang
terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembangunan.
Perkembangan pembangunan daerah tidak terlepas dari perkembangan
daerah perkotaan dan perdesaan. Bila diperhatikan proses perkembangan suatu
desa menjadi kota, terlihat jelas bahwa kota dan desa, atau kawasan perkotaan
dan perdesaan, saling melengkapi dan membentuk satu sistem yang saling
terkait.
Pembangunan perkotaan dan pembangunan perdesaan harus diusahakan
sekuat tenaga agar tidak saling merugikan, melainkan justru harus saling
mendukung dan saling memperkuat sehingga tercipta pemerataan
pembangunan daerah yang dapat dinikmati secara luas oleh masyarakat.
3.2 Saran
1. Sebaiknya pemerintah dalam melaksanakan pemerataan pembangunan
dilaksanakan berdasarkan asas transparansi, akuntabel, partisipatif serta
dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
2. Pemerintah diharapkan mengusahakan pembangunan secara maksimal
dengan membuat kebijakan-kebijakan yang dapat menunjang kearah
pembangunan yang lebih baik.

Daftar pustaka

https://cookpierun.wordpress.com/2015/11/16/pembangunan-yang-tidak-
merata-di- indonesia/
https://pemdesbaok.wordpress.com/2014/06/01/dengan-disahkannya-undang-
undang- republik-indonesia-nomor-6-tahun-2014-tentang-desa-kepala-desa-
harus-belajar- pembukuanaccounting/
https://prezi.com/oy_oduizoo7k/interaksi-desa-kota-dalam-pembangunan-
daerah/
https://slideplayer.info/slide/3030816/

Anda mungkin juga menyukai