Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA

Di Susun Oleh:

IMAM PRATAMA
71200712037

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini atas rahmat dan hidayah-nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah berjudul Pembangunan masyarakat desa tepat waktu, makalah
pembangunan masyarakat desa disusun guna memenuhi tugas dosen pada bidang studi
Pembangunan Masyarakat di kampus. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Pembangunan masyarakat desa.
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak selaku dosen mata
kuliah. Tugas yang diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan masyarakat Indonesia menuju tatanan masyarakat madani


merupakan salah satu sasaran refomasi pembangunan yang dilaksanakan di
Indonesia. Pencapaian tatanan masyarakat tersebut dilakukan melalui langkah
langkah proaktif yang disertai program pembangunan realistis langkah konkret
yang dilakukan dalam pembangunan di Indonesia antara lain dengan
pembangunan pedesaan melalui pembangunan pertanian, peternakan, serta
pendidikan wiraswasta bagi masyarakat. Langkah yang dilakukan di atas
merupakan manivestasi dari keseriusan pemerintah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, sehingga konsep pembangunan yang berbasis
masyarakat benar-benar menyentuh seluruh masyarakat Indonesia. Jika dicermati
bahwa konsep peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam dasawarsa terakhir ini
difokuskan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Karena masyarakat
desa pada umumnya memiliki tingkat kesejahteraan yang belum memadai, dan
cenderung termarjinalkan dalam segala aspek pembangunan. Bahkan berbagai
kebutuhan vital masyarakat belum tersentuh oleh program pembangunan sehingga
masyarakat di pedesaan cenderung hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan.
Salah satu bentuk kebutuhan masyarakat di pedesaan yang perlu
dipenuhi yaitu pengadaan air bersih.Pengadaan air bersih sangat diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap air minum yang terjamin kesehatannya
serta mencegah adanya penyakit menular sebagai konsekuensi dari air yang
tercemar.Oleh karena itu pengadaan sumber air bersih merupakan keniscayaan
yang harus dipenuhi. Uraian di atas menunjukkan perlunya perhatian yang serius
terhadap pemenuhan air bersih, sehingga mendukung peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat.
Desa Telaga Kecamatan Popayato merupakan salah satu desa yang
sangat memerlukan air bersih. Tingkat ketersediaan air bersih di Desa Telaga
sangat terbatas. Masyarakat biasanya menggunakan sumur sebagai sumber air
minum. Hal tersebut yang menyebabkan sebagian warga masyarakat sangat rentan
dengan penyakit. Realitas tersebut mendapat perhatian dari pemerintah dengan
memberikan bantuan melalui program pengadaan air bersih.
Sementara itu bagi masyarakat lain keberadaan air bersih tidak dapat
dinikmati secara langsung di rumah. Mereka tetap harus antri di MCK karena pipa
saluran air tidak dapat menjangkau rumah mereka yang berada di gunung. Hal ini pun
yang menjadi inspirasi masyarakat untuk kerja sama mendapatkan air bersih ini.
Uraian di atas menunjukkan adanya partisipasi masyarakat terhadap program
pengadaan air bersih di Desa Telaga Kecamatan Popayato. Munculnya semangat yang
ditunjukkan sebagian oleh warga masyarakat ini perlu ditingkatkan agar masyarakat
dapat memahami bahwa pengadaan air bersih merupakan kebutuhan vital yang perlu
dipenuhi. Sejalan dengan hal tersebut agar seluruh warga masyarakat Desa Telaga
Kecamatan Popayato diharapkan berpartisipasi dalam program pengadaan air bersih
di desanya.
1.1 Rumusan Masalah

1. Belum semua masyarakat yang ada di Desa Telaga terlibat secara aktif dalam
program pengadaan air bersih ?
2. Masyarakat kurang aktif menciptakan kerjasama untuk mewujudkan yang
menjadi keinginan Bersama ?
3. Masyarakat belum memahami pentingnya air bersih bagi Kesehatan ?

1.2 Manfaat Penelitian

1. Bermanfaat bagi pengembangan ilmu Pendidikan Luar Sekolah dan


memperkaya kajiannya.
2. Sebagai bahan informasi kepada seluruh masyarakat tentang perlunya
pengadaan air bersih.
3. Sebagai kontribusi pemikiran dalam upaya meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi air bersih.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembangunan Masyarakat Desa

Pembangunan adalah Merupakan proses perubahan yang disengaja dan

direncanakan. Lebih lengkap lagi, pembangunan berarti perubahan yang disengaja

atau direncanakan dengan tujuan untuk mengubah keadaan yang tidak dikehandaki

ke arah yang dikehendaki.Istilah pembangunan umum- nya dipadamkan dengan

istilah developmen, sekalipun istilah developmen sebenarnya berarti perkembangan

tanpa perencanaan. Maka pcmbangunan masyarakat desa jusga disebut rurar

development. Demikian pula istilah modemisasi juga sering diartikan identik dengan

pembangunan, yakni mengingat artinya sebagai proses penerapan pungetahnan dan

teknologi modem pada berbagai segi atau bidang kchidupan masyarakat. Sehingga,

ada pula yang mendefinisikan pembangunan sebagai usaha yang dilakukan secara

sadar untuk menciptakan.perubahan sosial melalui modemisasi.

Pembangunan merupakan hal yang sangat mendasar dalam kegiatan

kenegaraan. Negara (dalam hal ini pemerintah) memiliki kewajiban untuk

mensejahterakan rakyatnya, dan salah satunya adalah melalui pembangunan.

Pembangunan secara teoritis tidak hanya dilakukan di perkotaan saja, melainkan juga

harus dilakukan di pedesaan.Pembangunan di pedesaan sudah tentu bertujuan untuk

mensejahterakan masyarakat desa tersebut, dan agar tidak melakukan urbanisasi

besar-besaran ke perkotaan yang dapat menimbulkan permasalahan

kompleks di perkotaan. Sedikitnya ada dua alasan mengapa masalah pembangunan

masyarakat desa masih relevan dibahas (Usman 2004), yaitu pertama, kendati dalam

dua dasawarsa terakhir perkembangan kota maju dengan amat pesat, secara umum

wilayah negara kita masih didominasi oleh daerah pedesaan. Hal ini diperkirakan
masih akan berlangsung relatif lama. Benar bahwa di beberapa daerah ciri pedesaan

itu susut perlahan bersamaan dengan proses industrialisasi dan urbanisasi, akan tetapi

itu tidak berarti hilang sama sekali. Ciri pedesaan tersebut bahkan masih akan

bertahan sedemikian rupa sehingga mempengaruhi arah dan sifat perkembangan kota.

Kedua, kendati sejak awal tahun 1970-an pemerintah orde baru telah mencanangkan

berbagai macam kebijaksanaan dan program pembangunan pedesaan yang ditandai

dengan inovasi teknologi modern, secara umum kondisi sosial ekonomi desa masih

memprihatinkan. Betul bahwa pemerintah orde baru telah sukses mengantarkan

Indonesia dari salah satu negara impor beras nomor wahid di dunia menjadi negara

berswasembada beras, dan konflik-konflik sosial yang berakar dari kompetisi

memenuhi thebasic needs di pedesaan kini hampir tidak lagi terdengar, sehingga

seperti dinyatakan sejumlah pakar strategi pembangunan pedesaan yang kita pilih

sudah menapak pada jalan yang benar. Namun demikian, persoalan kemiskinan dan

kesenjangan masih menjadi pemicu berbagai konflik politik atau gerakan-gerakan

politik yang berkepanjangan.Karena itu persoalan ini harus terus dicarikan alternatif

pemecahannya supaya tidak mengganggu stabilitas.Pembangunan dan pemberdayaan

masyarakat desa serta penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan menjadi

fenomena yang semakin kompleks, pembangunan pedesaan dalam

perkembangannya tidak semata-mata terbatas pada peningkatan produksi

pertanian.Pembangunan pedesaan juga tidak hanya mencakup implementasi program

peningkatan kesejahteraan sosial melalui distribusi uang dan jasa untuk mencukupi

kebutuhan dasar.Lebih dari itu, pembangunan desa adalah sebuah upaya dengan

spectrum kegiatan yang menyentuh pemenuhan berbagai macam kebutuhan sehingga

segenap anggota masyarakat dapat mandiri, percaya diri, tidak bergantung dan dapat

lepas dari belenggu struktural yang membuat hidup sengsara. Karena itu ruang
lingkup pembangunan.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Pembangunan merupakan suatu proses untuk meningkatkan tarap hidup

masyarakat mejadi lebih baik dari sebelumnya baik secara fisik maupun non fisik.

Berbagai pembangunan dari segi fisik yang telah dilakukan oleh pemerintah mulai

dari pusat hingga ke daerah-daerah bahkan sampai kepada pedesaan. Sedangkan

pembangunan dari segi non fisik berupa pembangunan sumber daya manusia (SDM)

bagi masyarakat secara merata masih dapat dikatergorikan belum terlaksana secara

opimal. Hal ini dapat terlihat dari angka kemiskinan yang semakin tahun semakin

meningkat baik di tingkat kota maupun pedesaan.

Sejalan dengan hal itu, pemerintahan Desa Koto Tuo Kecamatan XIII Koto

Kampar Kabupaten Kampar, telah melakukan berbagai upaya dalam menanggulangi

angka kemiskinan yaitu melalui program-program yang telah dilaksanakan oleh

pemerintahan desa.

Dari berbagai upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintahan desa tersebut,

pemerintahan Desa Koto Tuo Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar

dapat dikategorikan telah “ Berperan”. Akan tetapi, peran yang dilaksanakan oleh

pemerintahan desa dalam menanggulangi angka kemiskinan belum berjalan secara

optimal. Hal ini disebabkan berbagai faktor hambatan atau kendala yang dihadapi

oleh pemerintahan desa antara lain ; tingkat kesadaran masyarakat Tingkat kesadaran
masyarakat dalam memberdayakan kelompok atau komunitasnya yang masih rendah.

Fasilitas yang diberikan oleh pemerintahan desa tidak dipergunakan sebagaimana

mestinya. Tidak adanya sistem pelapor dan pertanggungjawaban dari masyarakat atau

komunitas yang telah dibantu oleh pemerintahan Desa, sehingga bantuan yang

diberikan oleh pemerintahan desa hanya bersifat memberikan bantuan tanpa ada usaha

untuk meningkatkan komunitas tersebut. Dan kurangnya pemerataan pemberian

bantuan kepada masing-masing Dusun yang ada di Desa Koto Tuo Kecamatan XIII

Koto Kampar Kabupaten Kampar.

B. Saran

1. Kerja sama yang dilakukan oleh Pemerintahan Desa dengan masyarakat tersebut

hendaknya sama-sama saling mamahami dan mengatahui potensi dari kerja sama

yang dilakukan tersebut untuk memberikan mamfaat yang lebih, sehingga apa

yang menjadi tujuan dari kerja sama tersebut dapat dicapai secara optimal

khususnya dalam rangka menanggulangi angka kemiskinan yang semakin tahun

semakin meningkat.

2. Diharapkan kepada masyarakat miskin bisa lebih mandiri dan tidak terlalu

mengharapkan bantuan yang diberikan oleh Pemerintahan Desa. Akan tetapi,

masyarakat hendaknya bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.


DAFTAR PUSTAKA

A Suryadi, 1998, Pembangunan Masyarakat Desa, PT. Alumni, Bandung.

Bintoro, 2002, Pengantar Tentang Teori dan Strategi Pembangunan Nasional, Gunung
Agung, Jakarta.

David B, 1982, Pokok-pokok pikiran dalam sosiologi, PT. Raja Grafindo


Persada, Jakarta.

Debora, Ina R.L ( 1998) Ahli Bahasa Jakarta, EGC.

Djarwanto, Pokok-pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis penulisan Skripsi, Liberty
Yogyakarta, 2002.

Friedman, Marilyn M (1992) Family Nursing Theory dan Parctice 3/E.

Haribertus Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif, Sebelas Maret University Press,


Surakarta 1991.

I Nyoman Beratha, 1982, Masyarakat Desa dan Pembangunan Desa, Ghalia, Jakarta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995, Balai Pustaka.

Masri M dan Sofian E, 1987, Metode Peneltian Survai, LP3ES, Jakarta.

Miftha Pun, 2013, bz makalah Limbah Peternakan Sapi Perah dan Penanggulangannya.

Miftah Toha, 1993, Pembinaan Organisasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Pangestu Subagyo, 1996, Statistik Deskriptif BPFE, Yogyakarta.

Sarifudin Hazrin Hiola, makalah Pemanfaatan Limbah Ternak.

Suharsimi Arikunto, 1992, Prosedur Penelitian, Renika Cipta, Jakarta.

Suwanto, 2015, skripsi Peranan Pemerintah Desa Pudak Wetan Kecamatan Pudak
Kabupaten Ponorogo Dalam Memperdayakan Peternak Sapi Perah

Taliziduhu Draha, 1981, Dimensi-dimensi Pemerintahan Desa, Bina Aksara, Jakarta.

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 pasal 150 tentang pemerintah daerah

Anda mungkin juga menyukai