TERLUAR INDONESIA
PENDAHULUAN
Pemerataan pembangunan telah digariskan dalam Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat,
yang menyatakan bahwa fungsi sekaligus tujuan Negara Indonesia yakni memajukan
kesejahteraan umum. Salah satu proses pencapaian tersebut adalah melalui pembangunan.
Menurut Tjokroamidjojo (1988) dalam Husna dkk (2011), pembangunan adalah "upaya suatu
masyarakat bangsa yang merupakan suatu perubahan sosial yang besar dalam berbagai bidang
kehidupan ke arah masyarakat yang lebih maju dan baik, sesuai dengan pandangan masyarakat
itu". Jadi, pembangunan dimaksudkan agar ada perubahan positif yang terjadi dalam semua
bidang, baik dari segi ekonomi, sosial, budaya, infrastruktur, dan bidang lainnya. Tujuan akhir
dari pembangunan itu sendiri yakni tercapainya kesejahteraan bagi masyarakat.
Landasan Teori
Pembangunan adalah sumua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara
sadar dan terencana. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara
alami sebagai dampak dari adanya pembangunan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah,
2005). Portes (1976) mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan
budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki
berbagai aspek kehidupan masyarakat
Pemerataan Pembangunan adalah Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif
yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita.
Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen
yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini
dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan
masyarakat.
Menurut Sutarjo Kartohadikusumo, Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bermukim sutau
masyarakat yang berkuasa dan masyarakat tersebut mengadakan pemerintah sendiri.
Secara GEOGRAFIS, KOTA adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan olch unsur-unsur alami
dan non-alami dengan gajala pemusatan penduduk tinggi, corak kehidupan yang heterogen, sifat
penduduknya individualistis dan materialistis.
Perkembangan pembangunan daerah tidak terlepas dari perkembangan daerah perkotaan dan
perdesaan. Bila diperhatikan proses perkembangan suatu desa.
Olehkarena itu, diperlukan upaya pemerataan pembangunan di desa dan di kota. Upaya
pemerataan pembangunan di desa dan kota antara lain:
Pembangunan secara optimal yang dimaksud ialah mendorong percepatan pembangunan dan
pertumbuhan wilayah-wilayah strategis yang selama ini masih belum berkembang secara
optimal. Seperti daerah yang sebenarnya sangat berpotensi untuk dijadikan objek wisata.
Infrastruktur daerah itulah yang harus dipercepat pembangunanya.
Ini bisa dilakukan meningkatkan keberpihakan pemerintah untuk mengembangkan wilayah yang
tertinggal dan terpencil. Salah satunya dengan kegiatan mengirim guru-guru muda (sarjana
pendidikan) untuk mengajari di daerah tertinggal dan terpencil.
Kegiatan ekonomi di pedesaan dan diperkotaan harus ditingkatkan sekaligus terintegrasi. Karena untuk
memudahkan proses produksi, distribusi, hingga sampai ke tangan masyarakat. Semakin mudah kegiatan
ekonomi antara desa dan kota, maka laju pertumbuhan ekonomi juga akan semakin membaik.
-Pembangunan Desa
Untuk pembangunan di pedesaan telah diatur oleh undang-undang RI NO. 6 Tahun 2014 yang di sahkan
DPR-RI pada 18 desember 2013 akan memberikan desa alokasi dana yang besar, dengan indikasi rata-rata
RP 1,4 Miliar per desa per tahun. Program tersebut disebut program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) mandiri.
Khusus dalam pelaksanaan tugas dalam menyelenggarakan pembangunan, pemerintah dituntut untuk
mengelolanya berdasarkan asas transparansi, akuntabel. partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin
anggaran.
Namun, pada kenyataannya dari hasil penelitian dan telaah data sekunder dalam pelaksanaan pembangunan
di suatu daerah tidak dilaksanakan berdasarkan asas transparansi, akuntabel, partisipatif serta dilakukan
dengan tertib dan disiplin anggaran. Pembangunan pedesaan yang seharusnya dilaksanakan oleh Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM) desa dengan melibatkan peran serta masyarakat ternyata tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Kepala desa sendirilah yang melaksanakan pembangunan, keberadaan LPM ternyata
hanya sebagai tukang tanda tangan dan stempel saja berkas pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan.
Dominannya peran pemerintah desa, dalam hal ini kepala desa dalam pelaksanaan pembangunan pedesaan
tentu tidak hanya melanggar esensi dari tujuan dilaksanakannya pembangunan pedesaan, yaitu
mensejahteraankan masyarakat desa tetapi juga telah mengabaikan azas pelaksanaan pembangunan yaitu
transparansi, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran yang telah digariskan
dalam peraturan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa.
Partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam pembangunan desa. karena proses pembangunan desa bukan
hanya sebatas membangun prasarana fisik, tetapi proses pembangunan desa merupakan bagian dari
pemberdayaan dan peningkatan kapasitas masyarakat pedesaan.
Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan maka dapat digunakan kerangka konsep
sebagai berikut:
1. Partisipasi perlu dikembangkan dengan pola prosedural yaitu masyarakat atau kelompok sasaran
diharapkan berperan serta aktif pada berbagai tahap dalam
proses aktifitas pembangunan ekonomi.
4. Keterlibatan agen pembaharu dari luar komunitas hanya sejauh memberikan dorongan dan membantu
memudahkan atau partisipasi warga masyarakat dan
bukan berperan sebagai pelaku utama.
Pembangunan perkotaan adalah semua pembangunan yang dilakukan pemerintah, masyarakat dan swasta di
wilayah kota dan perkotaan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta meningkatkan
laju pertumbuhan ekonomi daerah. Oleh karena itu hakekat pembangunan perkotaan adalah upaya
meningkatan kesejahteraan masyarakat dalam mewujudkan cita-cita warga kota.
Interaksi antara desa dan kota terjadi karena berbagai faktor atau unsur yang ada.
Kemajuan masyarakat desa, perluasan jaringan jalan desa-kota, integrasi atau pengaruh
kota terhadap desa, kebutuhan timbal balik desa-kota telah memacu interaksi desa-kota.
Dengan adanya kemajuan di bidang perhubungan dan lalu lintas antar-daerah. maka sifat isolasi desa
berangsur-angsur berkurang. Desa-desa yang dekat dengan kota telah banyak mendapat pengaruh kota
sehingga persentase penduduk desa yang bertani berkurang dan beralih dengan pekerjaan nonagraris.
Daerah-daerah pedesaan di perbatasan kota yang dipengaruhi oleh tata kehidupan kota disebut "rur-ban
areas" singkatan dari "rural-urban areas"
Dengan perkembangan di bidang prasarana dan sarana transportasi ada kemungkinan gejala urbanisasi.
Dalam hal ini, perpindahan penduduk desa ke kota dapat berkurang dan mereka cukup dapat melakukan
tugasnya di kota dengan memanfaatkan angkutan umum dan selanjutnya menjadi penglaju. Perkembangan
ini juga mempengaruhi bidang-bidang lain, seperti pendidikan dan perdagangan.
Gedung-gedung sekolah dapat didirikan juga di desa-desa yang letaknya jauh dari kota dan para pengajarnya
dapat datang bertugas dari kota kecamatan dan kota kabupaten. Perdagangan antardesa-kota yang berupa
barang-barang hasil kerajinan tangandan terutama hasil pertanian dapat terlaksana dengan lancar sehingga
para konsumen dikota masih bisa membeli sayur-mayur dan buah-buahan yang masih segar. Pasar-pasar
kecil juga bermunculan di tempat-tempat tertentu di tepian kota. Daerah-daerah urban ini makin lama
berkembang sebagai desa dagang. Hasil- hasil bumi dari desa dan hasil industri dari kota diperdagangkan di
daerah rurban ini. Bertambahnya penduduk dan jaringan lalu lintas di daerah ini akan mempercepat
terjadinya suatu kota kecil yang baru. Wujud interaksi desa-kota:
1) Pegerakan barang dari desa ke kota atau sebaliknya seperti pemindahan hasil pertanian, produk industri
dan barang tambang.
3) Pergerakan manusia dalam bentuk rekreasi, urbanisasi, mobilitas penduduk baik.yang sifatnya sirkulasi
maupun komutasi. Interaksi antara desa-kota melahirkan suatu perkembangan baru bagi desa maupun bagi
kota. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan potensi yang dimiliki desa maupun kota, dan adanya
persamaan kepentingan.
Pemerataan Pembangunan adalah Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus
dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat
dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan.
Perkembangan pembangunan daerah tidak terlepas dari perkembangan daerah perkotaan dan perdesaan. Bila
diperhatikan proses perkembangan suatu desa menjadi kota, terlihat jelas bahwa kota dan desa, atau kawasan
perkotaan dan perdesaan, saling melengkapi dan membentuk satu sistem yang saling terkait.Pembangunan
perkotaan dan pembangunan perdesaan harus diusahakan sekuattenaga agar tidak saling merugikan,
melainkan justru harus saling mendukung dansaling memperkuat sehingga tercipta pemerataan
pembangunan daerah yang dapat dinikmati secara luas oleh masyarakat.
Saran