Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Pembangunan Nasional Terhadap Masyarakat Desa

Oleh : Kelompok 4

Faza Rahmatin A. (22107010076)


Davina Zahra Rinjani (22107010079)
Putri Alfi Octarina R. (22107010087)
Zulfa Nur Arifah (22107010100)
M. Syahrul R. (22107010104)
Muhammad ismail (22107010107)

A. Pendahuluan

Pembangunan nasional adalah salah satu upaya demi mewujudkan tujuan masyarakat
yakni kesejahteraan yang adil dan makmur. Dan dengan tujuan tersebut berbagai
pembangunan nasional diutamakan kepada pembangunan yang merata ke setiap daerah
terutama desa yang cenderung banyak memiliki keterbatasan dalam penerimaan
pendapatnya. Pembangunan nasional menurut kami tidak akan lepas dari peran
pemerintah daerah dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia di desa-desa
terpencil sebagai upaya memperbesar kemampuan di daerah tersebut. Maka untuk itu
peningkatannya perlu didukung dengan pembangunan desa yang dilaksanakan secara
serasi dan terpadu demi mewujudkan pembangunan nasional.

Kebijakan undang-undang desentralisasi fiskal merupakan cara yang dilakukan


pemerintah dalam mengupayakan pembangunan nasional ke arah yang lebih baik.
Pelaksanaan desentralisasi fiskal yang mengacu pada Undang-Undang No. 22 Tahun
1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah yang direvisi dengan
Undang-Undang No. 32 dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 yang sudah dilakukan
sejak tanggal 1 Januari 2001. Sumber penerimaan digunakan dalam pendanaan
pemerintah daerah untuk pelaksanaan desentralisasi fiskal menurut Undang-Undang No.
33 Tahun 2004, dana perimbangan mempunyai tujuan untuk mengurangi kesenjangan
fiskal diantara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah adalah suatu sistem pembiayaan pemerintahan dalam
kerangka negara kesatuan.

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam


pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan
kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pasal 1, ayat (8)
yang dinyatakan oleh Permendagri RI No. 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan
Masyarakat. Inti dari pengertian pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk
mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat. Pasal 5 ayat (2), Pemberdayaan
yaitu upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Peraturan Menteri Dalam Negeri
No. 66 Tahun 2007 Tentang Perencanaan Pembangunan Desa.

Pemerintah hanya bertindak sebagai fasilitator dan regulator. Semua proses


perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pada dasarnya harus dilakukan sendiri oleh
masyarakat melalui lembaga-lembaga yang memiliki otoritas. Strategi pemberdayaan
masyarakat tidak dapat diimplementasikan jika tidak sertai dengan sejumlah sumber-
sumber kewenangan, manajemen, program dan pembiayaan (Prasojo, 2004). Dalam
kaitan Pemberdayaan masyarakat, itu harus didasari pada asumsi bahwa masyarakat
adalah pemilik kewenangan sekaligus aktor yang menentukan kebutuhan dan strategi
untuk mencapai kebutuhan tersebut.

B. Pembahasan

Menurut kami, pengelolaan sumber daya masyarakat desa adalah salah satu bentuk
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Beberapa kegiatan antara lain
peningkatan prakarsa dan swadaya, melakukan perbaikan lingkungan, perumahan, dan
usaha ekonomi desa. Dalam pengembangan lembaga keuangan desa dan kegiatan-
kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan masyarakat desa untuk menaikkan hasil
produksinya. Konsep pengelolaan sumber daya berawal dari asumsi hubungan yang
didapat dari semua elemen masyarakat. Dalam konteks pengelolaan unsur desa berada
dalam posisi yang setara dan tumbuh bersama serta saling mengisi. Masing-masing
elemen harus dapat memahami kepentingan maupun perbedaan satu sama lain.
Tidak dikenal unsur satu lebih kuat daripada yang lainnya dalam hal pemberdayaan.
Unsur-unsur yang lebih kuat hanya memainkan tugas sebagai fasilitator untuk
memudahkan unsur-unsur yang lain memberdayakan dirinya sendiri. Para pekerja atau
fasilitator harus profesional, memiliki kemampuan dan keterampilan terkait untuk
melaksanakan tugas pemberdayaan masyarakat desa. Pemberdayaan tersebut
dimaksudkan agar masing-masing unsur dapat meningkat kemampuannya, semakin kuat,
semakin mandiri, serta memainkan tugasnya masing-masing. Suyanto (2009), Setiap
unsur harus kompeten, mempunyai kemampuan dalam memahami teori dan bertindak
praktis, serta dapat membuat refleksi.

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang disengaja dan direncanakan


dalam arti perubahan yang disengaja atau direncanakan dengan tujuan demi mengubah
keadaan suatu yang tidak dikehendaki ke arah yang dikehendaki. Istilah umumnya
pembangunan dikenal dengan istilah development, istilah development berarti
perkembangan tanpa perencanaan maka pembangunan masyarakat desa disebut rural
development. Demikian pula kata modemisasi juga sering diartikan dengan pembangunan
mengingat artinya proses penerapan pengetahuan dan teknologi modern dalam berbagai
segi atau bidang kehidupan masyarakat lainnya. Sehingga ada yang mendefinisikan
pembangunan sebagai suatu usaha yang dilakukan dalam keadaan sadar untuk
menciptakan sebuah perubahan sosial melalui modemisasi.

Kapitalisme telah mengantarkan negara- negara barat ke tingkat kemajuan. Setelah


memperoleh kemerdekaannya negara-negara berkembang merasa bebas untuk
menentukan nasibnya sendiri. Hal yang segera dirasakan adalah keterbelakangan dan
ketertinggalannya dari dunia barat. Proses modernisasi (dengan atau tanpa industrialisasi)
yang biasa tidaklah cukup untuk memajukan negara dan sekaligus untuk mengejar
ketertinggalan itu. Moderenisasi itu harus direncanakan, dipacu, dan diakselerasikan
sedemikian rupa sehingga dapat menjadikan negara-negara berkembang menjadi negara
yang maju dan sejahtera setara dengan dunia barat.

Kegiatan pembangunan di Indonesia secara berencana telah dilancarkan semenjak


tahun 1950-an, khususnya lewat peran Dewan Perancang Nasional (DEPPERNAS) yang
memprioritaskan pembangunan di bidang ekonomi. Dengan demikian, pembangunan
nasional telah dilancarkan semenjak jaman Orde Lama (Orla), Orde Baru (Orba), hingga
sekarang. Dalam rumusan pembangunan nasional ditetapkan bahwa pembangunan
masyarakat desa merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Beberapa
pengertian pembangunan masyarakat desa secara lebih khusus:

1. Pembangunan masyarakat desa berarti pembangunan masyarakat tradisional


rnenjadi manusia modern (Horton dan Hunt, 1993, Alex Inkeles, 1765)

2. Pembangunan masyarakat desa berarti membangun swadaya masyarakat dan rasa


percaya pada diri sendiri (Mukerjee dalam Bhattacharyya, 1972).

3. Pembangunan pedesaan tidak lain dari pembangunan usaha tani atau membangun
pertanian (Mosher, 1987, Bertrand, 2004).

Program-program jangka pendek ini bertujuan untuk mensukseskan sektor-sektor


yang diprioritaskan dalam skala nasional. Sektor-sektor ini seperti menggerakkan dan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalarn pembangunan, penggunaan teknologi dan
ilmu pengetahuan, peningkatan produksi pangan (pertanian), perluasan kesempatan kerja,
pemerataan pendapatan dan kegiatan pembangunan, menggerakan dan meningkatkan
kegiatan perkoperasian, menggalakkan dan meningkatkan Keluarga Berencana, serta
meningkatkan kesehatan masyarakat. Sedangkan program jangka panjang dalam garis
besarnya bertujuan untuk memajukan dan mengembangkan sejumlah desa di Indonesia.

1. Pembangunan di Bidang Pendidikan

Pembangunan nasional tidak terlepas dari pendidikan karena itu sudah menjadi
tanggung jawab pemerintah pusat maupun daerah. Pemerintah sebagai penyelenggara
pembangunan di bidang pendidikan mesti memiliki kerja keras dan juga dedikasi tinggi
dalam pengabdian untuk mencapai hal tersebut. Diperlukan partisipasi dari berbagai
pihak termasuk masyarakat dengan sikap jujur, integritas, dan juga penuh keteladanan
dalam membangun pendidikan. Dengan demikian, pendidikan yang memberikan manfaat
dapat berjalan dengan sesuai dan merata hingga terciptalah suatu kualitas masyarakat
yang mampu bersaing dan bisa sejajar dengan bangsa lain.
Jadi menurut kami, pembangunan mencerminkan suatu masyarakat atau
penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan dan tanpa mengabaikan keragaman
kebutuhan dasar dan kepentingan individu. Kelompok sosial yang ada di dalamnya untuk
satu langkah lebih maju kepada suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik secara
materiil maupun spiritual terutama di bidang pendidikan. Menurut jurnal yang kami cari
telah dilakukan survei Programme For Internasional Student Assessment pada tahun
2015. Pendidikan Indonesia menduduki peringkat 59 dari 76 negara, dan menurut
UNESCO tahun 2017 peringkat Indonesia menduduki peringkat ke-5 se-ASEAN dalam
bidang Pendidikan.

Kami mengharapkan pembangunan nasional terutama di bidang pendidikan ini


terus berkembang. Pembangunan nasional di bidang pendidikan khususnya di wilayah
desa-desa masih bisa terbilang cukup tertinggal. Kesenjangan ini dapat terasa di wilayah
timur Indonesia. Berdasarkan jurnal yang kami baca, banyak siswa di Nusa Tenggara
harus menempuh jarak puluhan hingga ratusan kilometer untuk mendapatkan pendidikan.
Akses pendidikan yang tidak memadai ini menghambat pertumbuhan dan perkembangan
Sumber Daya Manusia. Pemerintah dapat meningkatkan mutu pendidikan, meratakan
sarana dan prasarana di seluruh wilayah Indonesia, dan memberi kesejahteraan kepada
tenaga pengajar.

2. Pembangunan di Bidang Sumber Daya Alam (SDA)

Kebijakan yang berkaitan dengan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (SDA)
yaitu hukum lingkungan (lingkungan hidup) adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk
hidup lainnya, dinyatakan dalam Pasal 1 dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997.
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain (Pasal 1 ayat (1); Perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,
pengawasan, dan penegakan hukum (Pasal 1 ayat (2)). Semua ini enurut Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009.
Bab IV Arah Kebijakan Huruf H SDA dan Lingkungan Hidup angka 4, yang
menyatakan: “Mendayagunakan SDA untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup,
pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal,
serta penataan ruang, yang pengusahaannya diatur dengan undang-undang”. Ketentuan
Ketetapan MPR RI Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan
SDA, khususnya Pasal 6 yang menyatakan: “Menugaskan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat bersama Presiden Republik Indonesia untuk segera mengatur lebih lanjut
pelaksanaan pembaruan agraria dan pengelolaan SDA serta mencabut,mengubah dan/atau
mengganti semua undang-undang dan peraturan pelaksanaannya yang tidak sejalan
dengan dengan Ketetapan ini.”
Pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan
manfaat dari SDA dan sumber daya manusia, dengan menyerasikan sumber alam dengan
manusia dalam pembangunan menurut Emil Salim. Kandungan dari pengertian uraian di
atas bahwa Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi
pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan,
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
Adapun kebijakan di bidang SDA dan lingkungan hidup ditujukan pada upaya:
a. Mengelola SDA, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat
diperbaharui melalui penerapan teknologi ramah lingkungan dengan
memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya.
b. Menegakkan hukum secara adil dan konsisten untuk menghindari kerusakan SDA
dan pencemaran lingkungan.
c. Mendelegasikan kewenangan dan tanggungjawab kepada pemerintah daerah
dalam pengelolaan SDA dan lingkungan hidup secara bertahap.
d. Memberdayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi dalam pengelolaan SDA dan
lingkungan hidup bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat global.
e. Menerapkan secara efektif penggunaan indikator-indikator untuk mengetahui
keberhasilan pengelolaan SDA dan lingkungan hidup.
f. Memelihara kawasan konservasi yang sudah ada dan menetapkan kawasan
konservasi baru di wilayah tertentu, dan
g. Mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan
lingkungan global.
Menurut kami, sumber daya alam di setiap daerah harus dapat dimanfaatkan sebaik-
baiknya. Pemerintah dapat memaksimalkan pembangunan nasional dengan
memanfaatkan kekayaan sumber daya alam yang tentunya dapat meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan negara ini. SDA terutama di wilayah desa memiliki
keunikan masing-masing di tiap daerah. Tugas pemerintah pusat dan daerah yang
memikirkan SDA tersebut hendak dimanfaatkan untuk apa dengan mempertimbangkan
lingkungan.

3. Pembangunan di Bidang Politik


Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan manusia secara optimal baik
individu maupun kelompok (capacity), dan mendorong tumbuhnya kebersamaan,
kemerataan nilai sertakesejahteraan (equity). Politik mempunyai tujuan yaitu tercapainya
kebutuhan dasar manusia yang dijabarkan dalam nilai-nilai kualitas demokrasi dan
keinginan untuk menegakkan nilai-nilai demokrasi tersebut serta harus diupayakan oleh
semua masyarakat Indonesia untuk tercapainya dan memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat.
Struktur pembangunan politik di Indonesia dilandaskan oleh Pancasila dan UUD
1945. Kemudian diformulasikan menjadi "Sistem Politik Demokrasi Pancasila" yang
artinya kehidupan politik Indonesia didasarkan Pancasila menjadi satu-satunya azas
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Lemhannas, 1989). Ciri paling utama
dari sistem politik ini adalah berazaskan kedaulatan di tangan rakyat. Harold Lasswel
(1958) menyatakan bahwa: Politik adalah siapa mendapat apa, kapan dan bagaimana?
(Who gets, what, when and how ?). Dalam kehidupan manusia terdapat 8 nilai dasar
demokrasi utama yang selalu dipergunakan oleh masyarakat (Harold Lasswel 1958):
a. Kekuasaan (Power)
Demokrasi berkaitan dengan bagaimana alokasi kekuasaan dibuat atau bagaimana
kekuasaan terbagi dalam masyarakat. Sistem politik demokrasi yakin bahwa
seluruh warga negara semestinya mempuyai hak untuk menikmati kekuasaan
dengan jalan ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan politik, misalnya: dalam
proses perumusan kebijakan sebagai artikulasi kekuasaan.
b. Kesejahteraan (Wealth)
Di bidang politik peningkatan kesejahteraan akan menumbuhkan sikap aparat
pemerintah dan masyarakat yang semakin matang dan mandiri. Masyarakat yang
sejahtera, yakni masyarakat yang dalam hidupnya bebas dari kemiskinan,
kebodohan, ketakutan, atau kekhawatiran sehingga hidupnya aman dan tentram,
baik lahir maupun batin.
c. Kebenaran dan Keadilan.
Akan terasa sulit jika nilai kebenaran digabungkan dengan nilai keadilan. Pada
dasarnya semua yang ingin diperlakukan adil tetapi kadang-kadang timbul situasi
dimana orang merasa “rugi” jika berlaku adil dan hakim menjatuhkan hukuman
yang tidak adil hanya karena ingin memperoleh imbalan materi atau takut kepada
kekuasaan yang lebih besar.
d. Kebebasan
Kebebasan sudah diartikan secara positive pada abad ke-19. Sebelumya,
kebebasan masih diartikan negatif yaitu tiada batasan. Karl W. Deutsch
memberikan batasan yang positif sebagai berikut:
1) Adanya kesempatan yaitu tidak dilarangnya melakukan kegiatan jika ingin
mendapat dan mengambil manfaat dari kebebasan yang tersedia.
2) Spontanitas atau keterusterangan yaitu tiadanya kendala untuk menyatakan
pendapat secara terus terang tanpa melupakan aspek sopan santun. Menurut
Hegel kebebasan meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Kapasitas atau kemampuan untuk bertindak yaitu kemampuan yang
memiliki prasyarat dan motivasi.
b) Tersedianya pilihan yaitu : masyarakat boleh melakukan pilihan dan harus
diberi alat agar mampu memilih dan dengan sendirinya kemakmuran serta
kesempatan untuk memperoleh informasi dan pendidikan.
4. Pembangunan di Bidang Ekonomi
Dalam pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai kemampuan ekonomi nasional,
dimana keadaan ekonominya mula mula relatif statis selama jangka waktu yang cukup
lama, untuk menaikan dan juga mempertahan kan laju pertumbuhan ekonomi dan laju
Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) hingga mencapai angka 5-7% atau lebih per tahun.
Pengertian ini bersifat sangat ekonomis namun pengertian pembangunan ekonomi
mengalami perubahan karena pengalaman pada tahun 1950-an dan 1960-an.
Menunjukkan bahwa pembangunan nasional yang berorientasikan pada pertumbuhan
Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) tidak akan mampu memecahkan permasalahan-
permasalahan pembangunan secara mendasar di Negara Sedang Berkembang (NSB). Hal
ini tampak pada kualitas hidup Sebagian besar masyarakat di NSB (Negara Sedang
Berkembang) yang tidak mengalami perbaikan meskipun target pertumbuhan Gross
Natinal Product (GNP)pertahun telah tercapai dengan kata lain, ada tanda-tanda
kesalahan besar dalam mengartikan istilah pembangunan ekonomi secara sempit.
Akhirnya disadari bahwa definisi pembangunan ekonomi itu sangat luas bukan hanya
meningkatkan Gross Natinal Product (GNP) pertahun saja, tetapi juga pembangunan
ekonomi itu bersifat multi dimensi yang mencakup berbagai aspek kehidupan
masyarakat.dengan adanya batasan tersebut maka pembangunan ekonomi pada umumnya
dapat di definisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan rill perkapita
penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang di sertai oleh sistem kelembagaan.
Selanjutnya pembangunan ekonomi juga di pandang sebagai suatu proses kenaikan dalam
pendapatan perkapita karena kenaikan tersebut mencerminkan tambahan pendapatan dan
adanya perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat, biasanya laju pembangunan ekonomi
suatu negara ditunjukkan oleh tingkat pertambahan GDP (Gross Domestic Product) dan
GNP (Gross Natinal Product).

5. Pembangunan di Bidang Sarana dan Prasarana


Pembangunan nasional merupakan pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat
seluruhnya dalam pembukaan UUD 1945 telah mengamatkan bahwa pembangunan
adalah untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur. Baik material dan
spiritual yang mencakup sarana dan prasarana pusat bedasarkan Pancasila dan UUD 1945
pemerintah daerah dan pemerintah pusat merupakan yang mengatur dan mengurus untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan,
dalam kenyataannya bangsa saat ini kesejahteraannya masih jauh yang diharapkan,
terutama dalam bidang sarana dan prasarana. Sebagai konsekuensi logis ada halnya
adanya kewenangan dan tuntutan dari plaksanaan otonomi sesuai dengan amanat
Undang-undang nomor 23 tahun 2014. Didalamnya disebutkan bahwasannya pusat dan
daerah memiliki kewenangan kebijakan-kebijakan tentang pembangunan sarana dan
prasarana.
Pelakasanaan alokasi dana melalui fisik dan non-fisik yang berhubungan tentang
sarana dan prasarana terutama di tingkat kelurahan masih kurang mewadahi dalam
mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Pelaksanaan pemerintah kelurahan akan
terlaksana optimal apabila diberikan dengan pemberian sumber-sumber keuangan yang
besarnya diselaraskan dengan pelaksaan kegiatan perintahan dan tuntuan kebutuhan
masyarakat. Oleh karena itu dana merupakan faktor penunjang dalam pembangunan
nasional. Pelakasanaan alokasi dana membutuhkan persepsi dari pimpinan dan
masyarakat untuk melihat sejauh mana pelaksanaan dari alokasi dana tersebut, mengingat
maksud dari alokasi dana yang diberikan pemerintah pusat maupun daerah ialah untuk
membiayai program pemerintahan yang ada di bawahnya dan untuk melaksakan
pemberdayaan bagi masyarakat.

C. Kesimpulan
Pembangunan mencakup bidang pendidikan, Sumber Daya Alam (SDA), Politik,
Ekonomi, Sarana dan Prasarana. Semua itu merupakan suatu proses untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat menjadi lebih baik. Berbagai pembangunan dari segi fisik yang
telah dilakukan pemerintah pusat atau daerah sampai pada pedesaan. Sedangkan
pembangunan non fisik berupa pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi
masyarakat secara merata masih dapat dikategorikan belum merata secara optimal, hal ini
dapat terlihat dari angka kemiskinan yang semakin tahun semakin meningkat bagi di
tingkat kota maupun pedesaan.
Dan menurut kami dari lima bidang yang telah dijelaskan diatas yang paling optimal
di Indonesia ini adalah dari bidang politik, sedangkan bidang yang belum optimal adalah
bidang pendidikan karena masih banyak daerah pedalaman yang belum tersentuh oleh
pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun daerah.

D. Saran
Saran kami bagi pemerintah khususnya Indonesia untuk tetap memperhatikan 5
bidang yang udah kami jelaskan diatas karena jika salah satu bidang tidak dijalankan
secara optimal dan merata akan terjadi salah persepsi atau salah paham yang akan
berdampak bagi anak bangsa dan untuk kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai