Pembangunan
Abstrack
B. Discussion
Pembangunan merupakan salah satu wujud dari kemauan dan kemampuan
suatu Negara untuk dapat lebih berkembang ke arah yang lebih baik.
Pembangunan nasional pada hakikatnya bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
Paradigma pembangunan yang berpusat pada rakyat, memusatkan masyarakat
atau rakyat sebagai pusat perhatian dan sasaran sekaligus pelaku utama dalam
pemba-ngunan. Tujuan pembangunan yang paling hakiki adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam upaya melaksanakan
pembangunan diperlukan adanya perencanaan pembangunan untuk mencapai
tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu, keberhasilan di dalam
melaksanakan pembangunan tidak lepas dari adanya suatu perencanaan
pembangunan (Rafsanzani et al. 2005)
Permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan
Masyarakat, menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu
strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya
untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pasal 1, ayat (8). Inti pengertian
pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk mewujudkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 66 Tahun 2007 Tentang Perencanaan Pembangunan Desa, Pasal 5
ayat (2) pemberdayaan yaitu upaya untuk mewujudkan kemampuan dan
kemandirian masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Amanat dalam Undang-Undang Dasar 1945, pembangunan nasional
adalah kegiatan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat bangsa, dan
negara, melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial. Pada sejarahnya berbagai macam program
pembangunan telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, mulai dari masa
Orde Lama, Orde Baru hingga Masa Reformasi untuk terus mendorong
kesejahteraan dan kemajuan bangsa ke arah yang lebih baik. Pembangunan
nasional dilaksanakan di berbagai aspek kehidupan bangsa yang meliputi
politik, ekonomi, sosial budaya, dan aspek pertahanan keamanan (Muljana
2001).
Menurut Slamet (2003) menegaskan bahwa usaha pembangunan peDesaan
melalui proses perencanaan partisipatif perlu didekatkan dengan berbagai
cara yaitu: (1) pengendalian potensi-potensi yang dapat dibangun oleh
masyarakat setempat, (2) penggunaan teknologi tepat guna yang meliputi
penciptaan, pengembangan, penyebaran sampai digunakannya teknologi itu
oleh masyarakat peDesaan. (3) pembinaan organisasi usaha atau unit
pelaksana yang melaksanakan penerapan berbagai teknologi tepat gunan
untuk mencapai tujuan pembangunan. (4) pembinaan organisasi
Pembina/pendukung, yang menyambungkan usaha pembangunan yang
dilakukan oleh individu-individu masyarakat peDesaan dengan lembaga lain
atau tingkat yang lebih tinggi (kecamatan, kabupaten, provinsi, nasional) (5)
pembinaan kebijakan pendukung, yaitu yang mencakup input, biaya, kredit,
pasaran, dan lain-lain yang memberi iklim yang serasi untuk pembangunan.
Menurut Priyono (1996) memberikan makna pemberdayaan masyarakat
sebagai upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab
menjadi semakin efektif secara struktural, baikdalam kehidupan keluarga,
masyarakat, negara, regional, internasional maupun dalam bidang politik,
ekonomi, psikologi dan lain-lain. Memberdayakan masyarakat mengandung
makna mengembangkan, memandirikan, menswadayakan dan memperkuat
posisi tawar-menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan penekan
di segala bidang dan sektor kehidupan.
Pembangunan nasional membutuhkan kesinergian antara masyarakat dan
pemerintah, dan pada pengalaman-pengalaman yang ada menunjukkan,
masyarakat adalah pelaku utama dalam pembangunan dan pemerintah
mengarahkan, membimbing, serta menciptakan suasana yang menunjang.
Kegiatan masyarakat dan kegiatan pemerintah harus menyatu, saling mengisi,
saling melengkapi dalam memajukan masyarakat dan nasional pada
umumnya (Lubis 1998).
Menurut Latare (2012) Sebagian besar masyarakat Indonesia hidup pada
daerah pedesaan yang manasecara structural dana administrasi memiliki
perananya ang sangat penting bagi perkembangan suatu negara, sebagian
besar penduduk desa bermata pencaharian sebagai petani/agraris, namun
sebenarnya mata pencaharian penduduk sangat dipengaruhi oleh factor alam
yang ada, berdasarkan mata pencahariannya desa dapat dibedakan menjadi:
desa nelayan, desa agraris, desa perkebunan, desa peternakan,desa industry
dan lain sebagainya, namun cirikhas dari desa adalah sifat kehomogenan yang
ada pada sistem mata pencaharian penduduknya, walaupun ada beberapa
yang bermata pencaharian berbeda (ex,pedagang, biro jasadll) namun secara
nyata hanya satu jenis mata pencaharian yang menonjol dan menjadi cirikhas
dari desa tersebut. Corak kehidupan didesa didasarkan pada ikatan
kekeluargaan yang erat. masyarakat merupakan gemeinschafet yang memiliki
unsur gotong royong yang kuat factor lingkungan geografis memberi
pengaruh juga terhadap gotong royong iantaranya:
a. Faktor topografi setempat yang memberikan suatu ajang hidup dan
suatu bentuk adaptasi kepada penduduk.
b. Faktor iklim yang dapat memberikan pengaruh positif maupun
negatif terhadap penduduk terutama para petani.
c. Faktor bencana alam seperti letusan gunung, gempa bumi dan
banjir.
C. Conclusion
Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas sebelumnya maka
pembangunan merupakan salah satu wujud dari kemauan dan kemampuan
suatu negara untuk dapat lebih berkembang ke arah yang lebih baik.
Pembangunan nasional pada hakikatnya bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
Upaya melaksanakan pembangunan diperlukan adanya perencanaan
pembangunan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai dan keberhasilan
di dalam melaksanakan pembangunan tidak lepas dari adanya suatu
perencanaan pembangunan.
D. References
Akbar FM, Suprapto S, Surati. 2018. Partisipasi Masyarakat Dalam
Perencanaan Pembangunan di Desa Jatimulya Kabupaten Boalemo.
Jurnal Ilmu Administrasi. Vol 6(2):135-142. ISSN :2301-573X E-ISSN
: 2581-2084
Arsiyah. 2009. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pembangunan Ekonomi
Desa. Wacana. Vol. 12 No. 2. Issn. 1411-0199.
Komariah S. 2010. Partisipasi Publik (Public Participation) Dalam Konsep
Pembangunan Untuk Semua (Development For All). Jurnal Sekretariat
Negara RI. 16: 130-148.
Latare S. 2012. Dinamika Perubahan Pembangunan Masyarakat Pedesaan.
Perubahan Pembangunan Pedesaan. Vol 5 no.3.
Lubis I. 1998. Materi Pokok Pengawasan Pembangunan. Jakarta (ID):
Karunika Universitas Terbuka.
Muljana BS. 2001. Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta (ID): UI
Press.
Permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007.
Pranarka dan Vidyandika Moeljanto. 1996. Pemberdayaan (Empowerment)
dalam Pemberdayaan, Konsep Ke-bijakan dan Implementasi, Jakarta,
CSIS.
Rafsanzani H, Supriyono B, Suwondo. 2005. Kemitraan Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa Dengan Kepala Desa Dalam
Perencanaan Pembangunan Desa (Studi Kasus Di Desa Sumber Ngepoh
Kecamatan Lawang Kabupaten Malang). Jurnal Administrasi Publik
(Jap). Vol. 1(4):67-72.
Slamet M. 2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. Bogor:
IPB. Press.
Tjokroamidjojo, Bintoro.1987. Perencanaan Pembangunan. Jakarta, Haji
Masagung
Yustika AE. 2002. Pembangunan dan Krisis, Memetakan Perekonomian
Indonesia. Jakarta (ID): Grasindo.
Waskita D. 2005. Komunikasi Pembangunan Untuk Pemberdayaan. Jurnal
Organisasi dan Manajemen.1 (1): 32-40.