Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ANALISIS KRISIS HUMAS PT. SINAR SOLARIA


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Manajemen Humas

Dosen : Siti Fatimah, S.I.Kom., M.Si

Disusun Oleh : Kelompok 4


IK – Humas 2
Nevi Adjie Fitria C 41818032
Catherine Hellen Christina 41818040
Erna Sri Rahayu 41818052
Fanny Aulia Nurfadilah 41818250

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam memberi sumbangan berupa pikiran
ataupun materi.
Dan harapan kami makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para
pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan kami, kami tentu menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya.
Oleh karena itu, kami harapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk
makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandung, 23 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................2

DAFTAR ISI .............................................................................................................................3

BAB I .........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................4

1.1.1 Sejarah Perusahaan .............................................................................................4

1.1.2 Visi dan Misi.........................................................................................................5

1.1.3 Produk ..................................................................................................................5

1.1.4 Deskripsi Job Organisasi .....................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................8

PEMBAHASAN ........................................................................................................................8

2.1 Masalah Humas yang terjadi ..........................................................................................8

2.2 Analisis Situasi Stakeholder Internal dan Stakeholder Eksternal .................................8

2.3 Riset Kehumasan (Fact Finding)................................................................................... 18

2.4 Penelitian Formal........................................................................................................... 20

2.5 Penelitian Sekunder ....................................................................................................... 22

BAB III .................................................................................................................................... 25

PENUTUP ............................................................................................................................... 25

3.1 KRITIK .......................................................................................................................... 25

3.2 SARAN ........................................................................................................................... 25


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Sejarah Perusahaan


Solaria Resto merupakan sebuah restaurant lokal asli dari indonesia (Local
Brand) yang berdiri sejak 1995. Solaria ini adalah salah satu restauran keluarga
dengan tema casual dining dan mereka menawarkan berbagai macam kuliner
makanan dan minuman. Dalam 3 tahun pertama solaria mampu membuka 10
gerai dan sempat mengalami kebakaran pada 1998. Namun setelah 10 tahun
semenjak kebakaran jusru perusahaan ini menguasai 130 gerai dan sekarang
sampai 210 gerai yang tersebar di seluruh indonesia. Solaria memiliki visi ingin
menjadikan restaurant yang terpercaya dan menjadi pilihan utama di masyarakat.
Dan misi dari solaria ingin menyajikan aneka rasa dan makanan yang terbaik
demi kepuasan pelanggan.
Solaria ini termasuk perusahaan Chain resto nasional terbesar di bawah
McDonald, KFC, PizzaHut. Hingga pada 2013 solaria ini mendapatkan
penghargan pertama sebagai pemenang Indonesia Original Brand 2013 kategori
Fast Food Restaurant, dan itu merupakan pencapaian yang pertama mereka.
Setelah itu perusahaan mereka semakin di kenal baik oleh publik dan
memenangan beberapa penghargaan. Namun pada 2015 perusahaan mereka
diterpa isu yang membuat mereka mengalami krisis bahkan hingga omset mereka
menurun karena berita yang tersebar di media massa, berawal dari situ
bermunculan permasalahan lain hingga mempengaruhi citra perusahaan mereka.
Gambar 1.1 Logo Solaria

1.1.2 Visi dan Misi


 Visi
Menjadi restoran utama pilihan masyarakat.
 Misi
Menyediakan aneka rasa dan jenis makanan bagi pelanggan dengan
pelayanan yang tepat demi kepuasan pelanggan.

1.1.3 Produk
Solaria menyediakan makanan khas rumahan pada menu di restorannya.
Diantaranya terdapat aneka nasi goreng, aneka olahan kwetiau, bakso, aneka
olahan mie, aneka olahan bihun, paket nasi dengan aneka lauk khas rumahan, dan
terdapat juga beberapa makanan western seperti spaghetti dan aneka steak baik
ikan maupun ayam. Untuk minumannya, tersedia teh tarik, black currant, frozen
cappucino, beraneka macam jus, es jeruk, es teh lemon, minuman ringan bersoda,
teh manis panas dan dingin, dan air mineral.

1.1.4 Deskripsi Job Organisasi


Adapun terdapat strukutur organisasi yang terdapat pada restoran Solaria adalah :
1. Direktur Utama
Tugas dan wewenang dari Direktur Utama yaitu :
 Menerima laporan dan pertanggungjawaban dari manager untuk seluruh
aktivitas restoran.
 Mempunyai hak untuk mengawasi semua aktivitas yang terjadi di
restoran.
 Mempunyai hak untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan
kemajuan restoran.
2. Manager, bertugas mengepalai semua departemen dan bertanggung jawab
secara penuh terhadap operasional restoran. Tugas dan wewenang dari Manager
yaitu :
 Memberikan laporan [ertanggungjawaban restoran secara menyeluruh
kepada direktur.
 Mengontrol kelancaran operasional restoran.
 Mengevaluasi semua pekerjaan dan operasional restoran.

3. Asisten Manager, tugas dan wewenang dari seorang Asisten Manager yaitu :

 Memberikan pertanggung jawaban mengenail operasional restoran


kepada manager.
 Mengontrol kelancaran operasional restoran.
 Berhak menggantikan semua tugas manager apabila manager sedang
berhalangan.

4. Kepala Operasional, mengepalai operatioanal departemen dan bertanggung


jawab secara penuh terhadap operasional restoran. Tugas dan wewenang Kepala
Operasional adalah:

 Memeriksa jadwal kerja harian staff untuk memastian kehadiran senua


staff.
 Berhak memberikan sanksi kepada staff yang melakukan pelanggaran.
 Memberikan laporan mengenai operasional restoran dalam rapat.
 Mengontrol kerja karyawan.
 Memiliki wewenang untuk mengambil keputusan mengenai dapur dan
service.
5. Kepala Marketing, mengepalai marketing departemen dan bertanggung
jawab secara penuh terhadap publikasi dan penyediaan bahan. Tugas dan
wewenang Kepala Marketing yaitu :
 Memberikan laporan mengenai marketing restoran dalam rapat.
 Menyediakan bahan baku yang dibutuhkan restoran.
6. Pengadaan Bahan, bertanggung jawab secara penuh terhadap pengadaan
bahan masakan. Tugas dan wewenang Pengadaan Bahan yaitu :
 Wajib mengisi jadwal hadir setiap hari.
 Bertanggung jawab terhadap pembelajaran bahan-bahan masakan yang
diperlukan bertanggung jawab untuk menyimpan ke dalam lemari atau
gudang penyimpanan.
 Membuat laporan pembelajaran setiap hari dan laporan pertanggun
jawaban kepada kepala marketing.
 Mencari informasi harga dalam bahan pokok dan distributor terbaik
untuk mendapatkan bahan yang berkualitas.
 Bertanggung jawab mengenai biaya pembelanjaan kepada bagian
keuangan.
7. Kasir, bertanggung jawab terhadap pembayaran pengunjung. Tugas dan
wewewang Kasir yaitu :
 Wajib mengisis jadwal hadir setiap hari.
 Melayani pembayaran pengunjung.
 Melaporkan pemasukan uang.
8. Koki, bertanggung jawab secara penuh terhadap proses produksi makanan dan
minuman. Tugas dan wewenang Koki yaitu :
 Wajib menyediakan makanan dan minuman kepada pelanggan.
 Wajib menyajikan menu yang dipesan.
9. Waiter dan Waitress, bertanggung jawab secara penuh terhadap pelayanan
yang memuaskan untuk pengunjung. Tugas dan wewenang yaitu Waiter dan
Waitress yaitu :
 Wajib mengisi jadwal hadir setiap hari.
 Memberikan pelayanan yang baik kepada pengunjung.
 Bersikap sopan dan ramah dan siap sedia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Masalah Humas yang terjadi


Dalam kasus PT solaria ini termasuk kategori jenis permasalahan humas yang
pertama yaitu adanya pandangan negatif publik terhadap organisasi ataupun produk.
Sumber permasalahan solaria itu berawal dari menyebarnya isu perihal penggunaan
minyak babi dan arak merah (angciu). Sehingga berkurangnya pengunjung yang
membuat konsumen menjadi ragu untuk makan di solaria . Maka pihak manajemen
solaria segera mengurus sertifikasi halal.
Pada akhir 2013 akhirnya mereka sudah resmi mendapat sertifikasi kehalalan dari
MUI yang disampaikan melalui press release menggunakan laman media internet yaitu
kompas.com. Solaria pun segera memperbaiki citra dengan mengadakan juga Press
conference untuk mengklarifikasi isu perihal kehalalan produk mereka dan penawaran
voucher tukar point telkomsel dengan mendapatkan potongan harga makan di solaria, ini
merupakan taktik manajemen mereka untuk memulihkan kepercayaan publik .
Namun pada 2015 solaria mengalami permasalahan kembali perihal isu adanya
temuan kandungan minyak babi pada bahan makanan solaria di cabang balikpapan dan
berita tersebut menyebar luas melalui broadcast blackberry messanger. Namun pihak
manajemen humas solaria segera membantah perihal bahan makanan yang mengandung
DNA babi dan melakukan klarifikasi dan pihak solaria juga mengakui kelalaian mereka
dalam tidak mendaftarkan sertifikasi halal lebih awal. Karena sebelumnya mereka yakin
bahwa bahan-bahan yang dipakai itu memang halal.

2.2 Analisis Situasi Stakeholder Internal dan Stakeholder Eksternal


A. Stakeholder internal
Stakeholder internal merupakan public yang berada didalam ruang lingkup
perusahaan/organisasi. Misalnya karyawan, manajer dan pemegang saham dan
lain-lain. Akibat isu yang beredar perihal ketidakhalalan makanan solaria telah
mempengaruhi situasi stakeholder internal diantaranya :

a. Pihak Manajemen Humas


Setelah isu tersebut beredar di social media perihal kehalalan
produk makanan mereka ditambah pernyataan MUI bahwa solaria
belum memiliki sertifikasi halal dan dari pihak solaria baru
mengklarifikasi, lalu pihak solaria meminta maaf atas kelalaian dari
pihak mereka karena tidak mendaftarkan sertifikasi kehalalan lebih
awal yang menyebabkan keraguan masyarakat terhadap solaria.
b. Penurunan Pengunjung
Dalam permasalahan isu tersebut manajemen humas solaria belum
berhasil meredam isu , hingga isu tersebut semakin besar dan meluas
yang membuat penurunan pengunjung yang cukup drastis.

B. Stakeholder Eksternal
Stakeholder Eksternal merupakan yang berada di luar lingkungan
organisasi, konsumen atau pelanggan, masyarakat, pemerintah, pers,
kelompok social responsible investor, dan lain-lain. Akibat isu yang beredar
perihal ketidakhalalan makanan solaria telah mempengaruhi stakeholder
eksternal diantaranya :

a. Konsumen Solaria
Setelah berita tersebut beredar luas di media social membuat
beberapa konsumen lebih memilih makan ditempat lain , hingga
membuat pihak solaria mengalami penurunan pengunjung yang
cukup drastis.
b. Media
Setelah berita meluas dengan begitu cepat pihak solaria segera
melakukan konferensi press perihal mengklarifikasi perihal9 isu yang
beredar lalu mereka juga meminta maaf karena kelalaian mereka
tidak mendaftarkan sertifikasi halal lebih awal. Pihak solariapun
membuat press release berharap dengan sudah memiliki sertifikasi
halal para konsumen tidak perlu ragu lagi kehalalan produk mereka.

Akibat dari beredarnya isu Solaria yang mengandung minyak babi di Masyarakat
membuat citra baik perusahaan menjadi menurun dan mengalami krisis. Berikut ini
merupakan analisis situasi yang terjadi pada stakeholder internal dan eksternal PT.Sinar
Solaria :

a. Posisi Perusahaan
Saat pemberitaan di media semakin meluas mengenai isu Solaria
mengandung unsur minyak babi pada bumbu masaknya pihak internal dari
Solaria, baik Manajer Operasional Solaria maupun pihak Public Relations Solaria
mampu berpikir secara objektif dan menghadapinya dengan sikap netral, adil
tidak memihak ataupun memojokan salah satu pihak, mereka mampu melewati
dan menerima pandangan negatif publik terkait isu tersebut, meskipun dari isu
minyak babi ini berdampak pada citra perusahaannya yang menjadi menurun di
mata konsumen.
Sehingga cara yang Solaria lakukan untuk memberbaiki citra nya kembali
yaitu dengan cara pihak Solaria menggelar Press Release yang bertujuan untuk
kembali mendapatkan kepercayaan dari konsumennya, pada press release ini
pihak Solaria menyampaikan bahwa perusahaanya saat ini sudah mengantongi
sertifikat Halal dari MUI. Dengan diterimanya sertifikat halal ini, Manajer
Operasional Solaria Dedy Nugraha memastikan bahwa semua menu makanan dan
minuman yang disajikan oleh Solaria terjamin halal karena semua bahan baku
masakan yang kami gunakan pun sudah bersertifikat halal dari MUI dan
diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap Solaria semakin meningkat serta
berharap Solaria tetap menjadi pilihan keluarga Indonesia.
b. Citra Perusahaan
Dibawah ini merupakan Citra dari Solaria dilihat dari penghargaan yang telah
diraih :

Penghargaan Keterangan
 Pada tahun 2013
Solaria mendapatkan
penghargan pertama
sebagai pemenang
Indonesia Original
Brand 2013 kategori
Fast Food Restaurant,
dan ini merupakan
pencapaian yang
pertama mereka
dapatkan.
 Pada tahun 2015
Solaria mendapatkan
penghargaan sebagai
pemenang Indonesia
Original Brand 2015
kategori Francise
Resto.

 Pada tahun 2016


Solaria mendapatkan
penghargaan sebagai
pemenang Indonesia
Original Brand 2016
dengan kategori yang
sama dengan tahun
sebelumnya (tahun
2015).
 Pada tahun 2017
Solaria mendapatkan
penghargaan sebagai
pemenang Indonesia
Original Brand 2017
dengan kategori Resto
Jaringan.

 Pada tahun 2018


Solaria kembali
mendapatkan
penghargaan sebagai
pemenang Indonesia
Original Brand 2018
dengan kategori Resto
Nets.

Semua penghargaan diatas menunjukan bahwa citra perusahaan PT sinar


solaria ini baik. Namun karena adanya isu tersebut membuat mereka mengalami
krisis di 2014 karena menurunan pengunjung solaria.
c. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
1. Strength (Kekuatan)
Kekuatan yang dimiliki restoran Solaria adalah design restorannya yang
modern, harganya yang murah, kemudian makanan yang solaria jual merupakan
makanan yang memiliki cita rasa yang cocok dilidah masyarakat Indonesia dan
juga lokasi restorannya yang strategis. Dari kelebihan yang mereka miliki ini
sekarang Solaria telah memperluas cabangnya dan dapat membangun kurang lebih
200 gerai di seluruh Indonesia.

2. Weakness (Kelemahan)
Kurangnya pelayanan yang baik dari restoran solaria, seperti pelayanan
nya yang lambat dan less friendly serta dapurnya yang kotor. Hal ini menjadi
kelemahan dari restoran solaria.

3. Treath (Ancaman)
Ancaman pada Solaria yaitu munculnya usaha sejenis yang pada jaman
sekarang tengah berkembang, kemudian solaria belum terdaftar sertifikat halal,
visi dan misi yang tidak teransparent, serta issue penggunaan minyak babi dan
arak merah pada bumbu masakannya.

4. Opportunity (Peluang)
Peluang Friencese yaitu dimana Solaria disini bisa membuka banyak gerai
di seluruh Indonesia dan bisa menjual nama Solaria kepada siapapun sehingga
setiap tangan bisa membuka atau memilikinya dan strategi pemasaran yang luas
yang akhirnya cabang restoran Solaria semakin banyak ditemui.

d. Problem Identification
Persoalan yang muncul dalam kasus Solaria adalah persoalan Solaria yang
tidak memiliki seritifikasi halal dan isu penggunaan minyak babi pada gerai
mereka di Balikpapan, Kalimantan Timur. Majelis Ulama Indonesia melalui
Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama
Indonesia (LPPOM MUI) menyatakan, restoran Solaria belum mengantongi
sertifikat halal, hal ini membuat heboh publik di media sosial Twitter dan banyak
dibuktikan dengan banyaknya berita yang tersebar luas di media. Kasus ini
bermula ketika ada salah satu produk franchise penyedia minyak menawarkan ke
Solaria untuk bergabung, tetapi Solaria menolak karena Solaria sudah memakai
minyak yang berlabel halal, selain itu juga Solaria tidak mencari mitra.
Yang membut masalah ini sampai muncul ke permukaan karena berawal
dari pihak solaria yang sedikit lamban menangani masalah, pihak restoran tidak
segera membuat klarifikasi bahwa telah membuat sertifikasi halal dari MUI sejak
2 Agustus yang pada akhirnya membuat isu bahwa restoran solaria tidak halal
menyebar hingga ke masyarakat luas. Solaria baru melakukan klarifikasi telah
membuat sertifikasi halal dari MUI pada tanggal 15 Agustus. Bukti Solaria baru
melakukan klarifikasi pada tanggal 15 Agustus yaitu berdasarkan wawancara
yang dilakukan oleh Purnama (2013) kepada Dedy Nugrahadi, Manajer
Operasional PT. Solaria pada tanggal 15 Agustus Dalam wawancara tersebut
Dedy Nugrahadi, menjelaskan bahwa sejak 2 Agustus Solaria sedang mengurus
sertifikasi halal MUI.

e. Problem Solution
Pada saat isu minyak babi dan belum belum memiliki sertifikasi halal
beredar di masyarakat menyebabkan restoran Solaria mengalami penurunan
penjualan dan mulai berkurangnya pengunjung. Namun untuk kembali
mendapatkan kepercayaan dari konsumen akhirnya pihak PT.Sinar Solaria
menerapkan beberapa strategi diantaranya :
 Jangka Pendek
Solaria mengambil strategi untuk jangka pendek yaitu dengan cara mengadakan
Press Converence untuk melakukan klarifikasi kepada masyarakat dan media.
Karena dengan melakukan klarifikasi di anggap langkah yang paling efektif dan
cepat untuk menangani masalah isu yang telah ada.

 Jangka Menengah
Solaria mengadakan event dan program tukar point dengan voucher
makan Solaria.

Gambar 1.2 Voucher Makanan Solaria

 Jangka Panjang
Solaria ingin menjaga kesetiaan pelanggan dan memberikan kedekatan
dengan pelanggan setia Solaria dengan mengadakan quiz dengan hastag
media sosial yaitu Twitter dengan hastag #SolariaQuiz.

Gambar 1.3 Quiz Solaria di Media Sosial Twitter

Strategi yang dilakukan oleh pihak Manager Operasional PT. Solaria yaitu Dedy
Nugrahadi dan pihak MUI adalah dengan cara mengadakan press release dan
mengklarifikasi mengenai kasus minyak babi ini tidak ada dalam bumbu
masakannya sehingga halal untuk dikonsumsi dan akhirnya Solaria kantongi
sertifikat halal dari MUI.
f. Penetapan Program
Dari pihak Solaria dalam menangani isu minyak babi ini adalah dengan
cara turun langsung ke lapangan untuk menyapa konsumen di tiap gerai Solaria,
mengadakan media gathering, dan mengedukasi masyarakat atau konsumen
melalui berbagai channel komunikasi.
Pihak solaria juga melakukan beberapa program yang diantaranya :
 Press Conference
Pihak Solaria mengadakan press Conference yaitu dengan judul ‘’Solaria
Menuju Halal MUI‘’ yang di adakan di Hall PT. Sinar Solaria Jakarta
pada hari Kamis, 14 Mei 2015 pada pukul 10.00 – 13.00 WIB. Hal ini di
maksudkan untuk mengklarifikasi mengenai isu Lebel Halal pada restoran
Solaria, dengan pembicara yaitu Dedy Nugraha (Manajer Operasional
Solaria) dan Divisi Public Relations Solaria.

 Event Management
Mengadakan event ‘’Masak Seru Bersama Curt dan Chacha Junior
Master Chef‘’ yang di selenggarakan di Tangerang City Mall Lt. LG
Atrium, pada hari Sabtu, 16 Mei 2015 pukul 13.00 – 16.00 WIB. Dengan
diikuti peserta yaitu pengunjung Mall Tangerang City dan Komunitas
Sosialita. Pengisi acara dari event yang diadakan oleh Solaria ini yaitu
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Ustadz Irfan Helmi, Curt dan
Chacha (Junior Master Chef Season 2) dan Chef Farah Queen.

g. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan oleh pihak Solaria dalam menangani isu minyak
babi yang sudah beredar di masyarakat yaitu dengan cara menetapkan beberapa
agenda atau program diataranya dari pihak internal Solaria mengadakan Press
Conference untuk mengklarifikasi bahwa setelah MUI melakukan pengujian
terhadap sempel bumbu masak Solaria dinyatakan tidak ada unsur kandungan
minyak babi dan sekarang telah mengantongi sertifikat halal dari MUI, sehingga
kehalalan dari makanan yang Solaria jual kini sudah tdiak perlu diragukan lagi.
Serta membuat salah satu program Event Management berupa acara
masak bersama yang digelar di Tangerang Mall City dengan menghadirkan
beberapa tokoh publik pugur yang ahli pada bidangnya acara ini diikuti oleh
peserta yang merupakan pengunjung dari Mall itu sendiri sehingga hal ini bisa
menjadi salah satu cara yang baik dari pihak internal perusahaan kepada pihak
eksternal untuk kembali mencuri perhatian masyarakat atau konsumen dan
dengan semua program yang telah dilakukan oleh Solaria ini bisa dikatakan
berhasil karena bisa diterima dikalangan masyarakat. Dari program yang telah
Solaria lakukan dalam menangani isu minyak babi ini sedikitnya bisa
mengembalikan nama baik perusahaan mereka meskipun tidak sebaik dulu.

2.3 Riset Kehumasan (Fact Finding)


Berdasarakan materi yang dipelajari riset kehumasan (fact finding ) merupakan
sebuah kegiatan yang di lakukan praktisi humas dalam menganalisis isu-isu yang beredar
dimasyarakat untuk mengetahui seberapa jauh permasalahan yang terjadi dan mengetahui
dasar permasalahan agar menjadi acuan untuk menyusun kebijakan apa yang akan
dilakukan.
Dalam kasus solaria yang beredar, pihak manajemen humas solaria segera
menganalisis isu tersebut sudah sejauh mana berita tersebut berkembang di media dan isu
apa yang berkembang. Ternyata titik permasalahan mereka adalah karena solaria belum
memiliki label halal serta isu adanya penggunaan minyak babi dalam bahan makananan
solaria. Pihak dari manajemen solaria pun membantah berita perihal adanya pennggunaan
minyak babi Kordinator Wilayah Solaria Eli menjamin bahwa makanan dan minuman di
Solaria adalah halal. "Kalau dibilang halal pasti halal karena semua karyawannya
muslim," dikonfirmasi Liputan6.com.
Gambar 1.4 News.okezone.com Gambar 1.5 Liputan6.com

Pihak manajemen solaria segera menangani permasalahan sertifikasi hingga


mereka mendapatkan sertifikasi dan melakukan press release melalui forum di laman
media internet yaitu kompas.com

Gambar 1.6 Kompas.com

Press release ini bertujuan untuk memulikan kepercayaan konsumen terhadap


solaria dan untuk meredam isu yang beredar. Selain itu solaria mengadakan press
conference untuk menjelaskan dan mengklarifikasi perihal isu minyak babi dan sertifkasi
kehalalan. Maka benang merah permasalahan solaria ini karena mereka tidak
mendaftarkan lebih awal sertifikasi halal yang menyebabkan permasalahan meluas.
2.4 Penelitian Formal
Kami melakukan analisis kasus Isu Solaria tentang adanya penggunaan Minyak
Babi Pada Makanan serta Tidak Bersertifikat Halal dengan menggunakan riset Penelitian
Formal yang mana berupa Survei Google Form yang dilakukan selama tiga hari dengan
bantuan beberapa pihak eksternal (masyarakat, aktivis, pengamat, dll) yang menyuarakan
pendapat untuk mengetahui bagaimana tanggapan dan respon dari masyarakat mengenai
kasus tersebut. Pernyataan masyarakat umum mengenai kejadian tersebut kami
mengambil 63 responden. Berikut adalah pertanyaan dan presentase jawaban mengenai
kasus tersebut. Pertanyaan pertama :
1. Apakah kamu tahu restoran Solaria ?

Hasil pengamatan :
Kami memberi pertanyaan mengenai
keberadaan Restoran Solaria. Dari sekitar 63
responden diantaranya terdiri atas 85,5%
mengetahui keberadaan Restoran Solaria
dan 14,5% mereka yang tidak mengetahui
keberadaan Restoran Solaria. Dapat
diartikan bahwa restaurant solaria
merupakan restaurant yang cukup populer
dikalangan masyarakat.

Pertanyaan Kedua

2. Apakah kamu pernah berkunjung ke


restoran Solaria ?

Hasil pengamatan :
Hampir sama dengan pertanyaan
sebelumnya, namun pertanyaan ini lebih
spesifik lagi mengenai kunjungan responden
yang pernah berkunjung ke restoran Solaria.
Dengan hasil yang ternyata sekitar 59,7%
pernah berkunjung ke restoran Solaria tidak
jauh hasilnya dengan yang tidak pernah
berkunjung yaitu 40,3%.

Pertanyaan Ketiga

3. Apakah kamu pernah mengetahui isu


tentang restoran Solaria mengandung
minyak babi ?

Hasil Pengamatan :
Jawaban “Tidak” menjadi yang paling
banyak responden pilih yaitu 79%, dan yang
tahu hanya 21%. Dapat disimpulkan
kebanyakan masyarakat tidak mengetahui
tersebut. Padahal isu tersebut sangat besar
hingga solaria mengalami krisis.

Pertanyaan Keempat

4. Apakah kamu mengetahui kalau restoran


Solaria sempat diragukan sertifikat
kehalalanya ?

Hasil Pengamatan :
Hampir sama dengan pertanyaan
sebelumnya juga, namun berbeda kasus
yang dinyatakan, dan jawaban “Tidak”
mendominasi paling banyak yaitu 85,5%
dan sisanya 14,5% tahu kalau restoran
Solaria pernah diragukan kehalalannya
karena sempat ditemukan hasil reaktif saat
itu 2015.

Pertanyaan Kelima

5. Setelah kamu tahu isu yang beredar, apa


kalian masih tertarik untuk makan dan
berkunjung ke restoran Solaria ?

Hasil Pengamatan :
Pada pertanyaan terakhir yang kami berikan,
jawaban terbanyak yaitu “Tidak” akan
berkunjung ke restoran Solaria lagi dengan
hasil 77,4% dan yang masih akan
berkunjung juga ada 22,6% responden.

Intinya dari apa yang mereka jawab baik itu Ya ataupun Tidak, jika memang pada
saat ini dibahas dan bertentangan dengan banyak orang terutama pelanggan, mereka pasti
sangat kecewa apabila isu tersebut memang benar. kecuali, dengan diadakannya untuk
membuktikan bahwa isu tersebut salah atau pihak dari Solaria nya memberi keterangan
dan meminta maaf kepada seluruh masyarakat agar kejadian seperti ini tidak terulang dan
tentunya perlu mendapatkan sertifikat halal apabila Solaria ingin terus dikenal sebagai
makanan local yang terpercaya di seluruh Indonesia.

2.5 Penelitian Sekunder


Dalam penelitian sekunder ini, kami telah melakukan wawancara mengenai isu
yang terkait pada Restoran Solaria. Mencari tahu bagaimana pandangan mereka
mengenai persoalan ini. Kami memberikan 8 pertanyaan yang mewakili kejadian ini
kepada responden. Dari hasil wawancara yang dilakukan secara personal mengenai isu
Solaria mengandung minyak babi dan belum mendaptkan sertifikat halal dari MUI
diantaranya :

1. Apakah anda mengetahui Solaria ? Jika iya bagaimana menurut anda solaria itu?
 Dari hasil penelitian wawancara ke 10 orang, 7 orang yang telah di
wawancara mengetahui Solaria. Berarti dapat di simpulkan bahwa Solaria
sudah cukup terkenal dikalangan masyarakat.

2. Apakah kamu pernah makan di Solaria ? Jika iya, bagaimana pelayanan nya menurut
Anda ?
 Dari hasil penelitian wawancara ke 10 orang, 7 orang sudah pernah
makan di Solaria. Dari hasil wawancara yang sudah membeli makan di
Solaria, meraka merasa puas dengan pelayanan yang ada. Keramahan para
pelayan serta kesabarannya dalam menlayani pelanggan membuat nyaman
jika membeli makan di Solaria.
3. Apakah anda pernah mendengar isu Solaria mengandung minyak babi ? Bagaimana
pendapat Anda ?
 Karna isu ini telah menyebar luas dan sempat heboh juga, mereka telah
mengetahui isu yang beredar ini dari social media dan berita di tv
meskipun belum pernah makan di Solaria. Apalagi bagi mereka yang
sudah pernah membeli makan di Solaria memberi tanggapan yang
mengejutkan karna makanan yang selama ini dibeli ternyata mengandung
minyak babi.

4. Dari manakah anda mendapat informasi tersebut ?


 Dari wawancara yang telah kami lakukan mereka telah mendapatkan
informasi melalui internet karena isu ini sempat booming sampai
mengharuskan Solaria menutup 6 restorannya.

5. Bagaimana pendapat anda perihal citra Solaria pada saat itu ?


 Menurut hasil wawancara tentu saja serempak menjawab citra nya jadi
tidak baik karena . Padahal jika sudah seperti ini akan perlu berbagai
upaya untuk mengembalikan citra Solaria tersebut.

6. Setelah mendengar isu ini apakah anda masih tertarik makan di Solaria ?
 Sebagian besar mereka menjawab tidak tertarik karena masyarakat di
Indonesia mayoritas Muslim sehingga mereka meragukan kehalalan dari
Solaria.

7. Apakah anda pernah mendengar Solaria belum mendapat label halal dari MUI ? Jika
iya bagaimana tanggapan Anda ?
 Sama seperti isu Solaria mengandung minyak babi, masyarakat pun telah
mengetahui masalah Solaria yang belum mendapatkan label Halal dari
MUI. Menurut mereka seharusnya restoran sebesar Solaria harus sudah
mempunyai sertifikat halal dari pertama kali didirikan.

8. Seberapa penting label halal yang di beri oleh MUI kepada restoran ?
 Dari hasil wawancara mereka menjawab sangat penting karena sebagian
besar penduduk Indonesia mayoritas muslim , tentu saja label halal ini
berguna untuk meyakinkan makanan yang di beli sudah halal untuk di
konsumsi.

Melalui hasil wawancara yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa
Solaria merupakan restoran yang sudah di kenal oleh kalangan masyarakat. Mereka yang
sudah pernah membeli makan di Solaria menyatakan bahwa Solaria belum mempunyai
pelayanan yang baik. Dibalik itu ternyata Solaria mempunyai masalah mengenai isu
makanan nya mengandung minyak babi dan belum tersertifikasi label halal dari MUI.
Masalah ini sangat disayangkan bagi sebagian masyarakat Indonesia yang mayoritas
Muslim. Isu ini mengakibatkan pihak Solaria kehilangan konsumen dan membuat citra
dari Solaria itu menjadi tidak baik.
BAB III

PENUTUP

3.1 KRITIK

 Solaria melakukan kelalaian karena tidak mendaftarkan sertifikasi kehalalan lebih awal,
yang mana penduduk indonesia mayoritas beragama muslim maka sertifikasi kehalalan
ini menjadi penting
 Solaria dinilai tidak optimal dalam menangani masalah sehingga isu tersebut terus
beredar luas di media sosial hingga mengalami penurunan pelanggan.
 Seharusnya Solaria lebih terbuka tentang bahan apa saja yang mereka gunakan agar
masyarakat dapat mempercayai kehalahan produk yang mereka gunakan.
 Solaria ingin menjadi restoran dengan menyediakan aneka rasa dan jenis makanan bagi
pelanggan dengan pelayanan yang tepat demi kepuasan pelanggan seperti misinya.
Namun mereka tidak memperhatikan bahwa kehalalan menjadi penting dalam
menjalankan bisnis makanan terutama di Indonesia dan baik untuk konsumen.

3.2 SARAN

Untuk kedepannya Solaria harus lebih siap dalam membuat perencanaan untuk
menangani masalah jika terjadi masalah yang sama, Solaria harus memastikan segala kandungan
dan bahan yang dipakai pada makanan tidak hanya di satu gerai melainkan di semua gerai
supaya tidak menimbulkan kekeliruan terhadap konsumen yang membeli di setiap gerai yang
berbeda. Solaria harus memberikan pernyataan lebih cepat jangan dibiarkan isu itu menyebar dan
tidak terarah supaya konsumen juga mengetahui karena sudah mendapat sedikit pencerahan
tentang apa yang terjadi. Seharusnya sebelum membuka suatu restoran di Indonesia terutama
cukup besar, pihak Solaria harus mendaftarkan restorannya supaya mendapat sertifikat Halal.
Kasus ini dapat dijadikan contoh bagi restoran-restoran makanan lainnya untuk lebih
memperhatikan apa saja yang harus dilakukan sebelum membuka suatu restoran.
DAFTAR PUSTAKA

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-7/20424097-MK-Yasmin%20Fauzie%20Aldjufri.pdf

https://docplayer.info/49600345-Universitas-indonesia-penanganan-krisis-isu-minyak-babi-pada-
pt-sinar-solaria-makalah-non-seminar.html

https://solariaresto.co.id/

https://text-id.123dok.com/document/8yd88pjqp-visi-misi-dan-tujuan-restoran-solaria-job-
description-organisasi.html

https://news.detik.com/berita/d-3082371/beredar-isu-solaria-gunakan-bahan-non-halal-ini-
klarifikasi-mui

https://money.kompas.com/read/2013/12/04/0908142/Solaria.Akhirnya.Kantongi.Sertifikat.Halal
.MUI

https://www.dream.co.id/culinary/informasi-temuan-bumbu-babi-omzet-solaria-turun-
151127c.html

https://prezi.com/1a8v3yoosewu/pt-sinar-solaria-restoran-solaria/

beritaindonesia9.blogspot.com/2015/11/press-release-keterangan-lppom-mui-atas.html
https://news.okezone.com/read/2015/11/24/340/1254813/mui-bumbu-solaria-mengandung-
babi#:~:text=BALIKPAPAN%20%2D%20Lembaga%20pengkajian%20pangan%2C%20obat,re
storan%20itu%20dinyatakan%20tidak%20halal.

Anda mungkin juga menyukai