Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN FIELD TRIP

MATA KULIAH PASCA PANEN

Oleh :
Nama : Shalihah Diah Wulansari
NIM : 20160210119

PRODI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
November, 2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lembang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bandung Barat,
Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan Lembang berada pada ketinggian antara
1.312 hingga 2.084 meter di atas permukaan laut. Titik tertingginya ada di
puncak Gunung Tangkuban Parahu. Sebagai daerah yang terletak di
pegunungan, suhu rata-rata berkisar antara 17°-27 °C. Lembang
merupakan daerah pertanian yang terkenal dan terdapat di utara Kota
Bandung. Hasil-hasil pertanian yang dihasilkan menopang berbagai
kebutuhan pokok untuk Kota Bandung. Hasil-hasil pertanian dari
Lembang berupa teh, sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias.

Field Trip adalah Sebuah perjalanan lapangan atau ekskursi, yang


dikenal sebagai perjalanan sekolah di tur di Inggris dan sekolah di Irlandia,
adalah perjalanan oleh sekelompok orang ke tempat yang jauh dari
lingkungan yang normal mereka. Tujuan perjalanan biasanya pengamatan
untuk penelitian pendidikan, non-eksperimental atau untuk menyediakan
siswa dengan pengalaman luar kegiatan sehari-hari mereka, seperti pergi
berkemah dengan guru dan teman sekelas mereka. Fieldtrip mahasiswa
agroteknologi yang dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober- 1 November
2017 ke Lembang Bandung, untuk melengkapi kegiatan perkuliahan
Teknologi pasca panen,. Adapun tujuan fieldtrip ke Lemabang Bandung
ini dengan mengunjungi beberapa tempat yang menunjang penambahan
ilmu mata kuliah tersebut, diantaranya : BB Padi, Nabila Farm, Balitsa,
PTPN VIII.
B. TUJUAN

Tujuan Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah


Yogyakarta Field Trip ke kota Subang, Jawa Barat adalah :

 Untuk mengetahui informasi umum institusi.


 Kegiatan-kegiatan di istitusi tersebut khusus di pasca
panennya.
 Untuk mengetahui fungsi-fungsi alat yang digunakan di
instusi tersebut, khususnya pada pasca panennya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi


1. Informasi Umum BBPT
BB Padi berada di Sukamandi, Subang, Jawa Barat, sekitar 20 km
dari Cikampek ke arah Cirebon.Saat didirikan pada 1972, institusi ini
bernama Lembaga Pusat Penelitian Pertanian (LP3) Cabang
Sukamandi.Sambil menunggu pembangunan fasilitas, LP3 Cabang
Sukamandi berkantor di D3 Perumahan Perum Sang Hyang Seri,
Sukamandi. Seluruh bangunan perkantoran beserta fasilitas penelitian,
selesai pada 1980. Pada 10 Agustus 1980 institusi ini diresmikan oleh
Presiden Suharto, sebagai Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi
(Balittan Sukamandi), sampai 1994.
Berdasarkan SK Mentan No. 796/Kpts/OT.210/12/94 Balittan
Sukamandi berubah tugas dan fungsi menjadi institusi penelitian yang
khusus menangani komoditas padi dan bernama BALITPA, pada 1994.
BALITPA mengembang tugas utama melakukan penelitian untuk
menghasilkan ilmu dan teknologi padi yang mampu meningkatkan
produksi dan ketersediaan padi sebagai makanan pokok masyarakat
Indonesia. Berdasarkan SK Menteri Pertanian No.
12/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006 organisasi dan tata
kerja BALITPA berubah menjadi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
(BB Padi).
Sebagai institusi riset, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
memiliki berbagai fasilitas fisik seperti gedung perkantoran beserta
perlengkapannya, rumah kaca, laboratorium, dan empat kebun
percobaan.Keempat kebun percobaan secara struktural berstatus sebagai
instalasi penelitian (Inlit) dan berlokasi di Sukamandi, Pusakanagara,
Kuningan dan Muara (Bogor).
2. Visi dan Misi BB Padi
Visi:
Sumber IPTEK tanaman padi terdepan, profesional, mandiri dan
mampu menghasilkan teknologi padi sesuai dengan kebutuhan
penggunaan teknologi padi sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Misi :
 Menghasilkan ilmu pengetahuan da teknologi (IPTEK) tinggi, strategis
dan unggul tanaman padi untuk pembangunan nasional sesuai dengan
dinamika kebutuhan pengguna.
 Menghasilan dan mengembangan inovasi teknologi dan rekomendasi
kebijakan tnamn padi dan perbesaran yang unggul, bernilai tamba, efisien
dan komperatif.
 Mengembangkan jaringan kerjasama nasiona dan internasinal dalam
rangka penguasaan iptek dan peningkatan peran penelitian tanaman padi
dalam mendukung penyidiaan pangan yang cukup dan bekualitas dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan.
 Memperbaiki sumberdaya penelitia guna memperbaiki kapasitas SDM
agar semakin profesional didalam melakukan penelitian, serta
meningkatkan kemampuannya dalam menghasilkan dan mendiseminasi
IPTEK dan inovasi teknologi tanaman padi.
 Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya untuk penelitian dan
pengembangan, serta mendorong keterkaitan fungsional anatr peangku
kepentingan dan pengguna teknologi.
3. Fungsi Pokok BB Padi
 Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan
plasmah nutfah tanaman padi.
 Pelaksanaan penelitian morfologi, fisiologis, ekologi, entomologi dan
fitopatologi tanaman padi.
 Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha bisnis
tanaman pad.
 Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman padi.
 Penyiapan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan
dan penyalagunaan hasil penelitian tanaman padi.
 Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
4. Kegiatan-kegiatan di BB Padi
1. Pemanenan
Pemanenan ini dapat dilakukan setelah gabah berumur 145 hari
dari masa tanam awal. Pemanenan pgabah ini dapt dilakukan secara
tradisional maupun modern. Untuk pemanenan gabah secara tradisional
menggunakan ani-ani atau parit, sedangkan untuk pemanenan secara
modern dapat menggunakan alat.
2. Perontokan
Perontokan ini bertujuan untuk melepaskan gabah dari tanaman
padi. Perontokan ini dapat dilakukan dengan dengan menggunakan mesin
perontok atau dapatdengan tenaga manusia. Jika menggunakan mesin,
perontokkan dilakukan dengan menyentuhkan malai padi ke gerigi alt
yang berputar. Sedangkan bila menggunakan tenaga manusia, perontokkan
dapat dilakukan dengan cara batang padi di pukul-pukulkan agar malai
padi rontok.
3. Pengeringan
Di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi pengeringan gabah di
lakukan dengan pengeringan atau penjemuran di bawah sinar matahari
langsung dan juga pengeringan dengan menngunakan alat. Pengeringan
dengan menggunakan alat ini di lakukan apabia cuaca sedang medung atau
tidak mendukung untuk melakukan pengeringan dibawah sinar matahari.
Pengeringan dengan sianar matahari ini dilakukan di tempat yang sudah
disediaakan di BB padi, tempat penjemuran disana berbentuk cembung ini
dikarenakan apabila hhujan airnya akan turun sehingga temapt tersebut
tidak tergenang air. Sebelum penjemuran tempat tersebut di beri alas
terpal. Untuk selanjutnya penjemuran gabah di lakukan dengan tebal
lapisan gabh 5-7 cm. Untuk pembalikan dilakukan setiap 2 jam sekali.
Pada pengeringan dengan sinar matahari ini dapat mennggurangi kadar air
GKG minimal sebesar 14%. Sedangkan jika menggunakan mesin
penggering, pengeringan di laukukan di dalam ruangan dengan mesin Flat
bed dryer/ deep bed dryer/ vertical dryer.
4. Penyimpanan
Penyimpan yang ada di BB Padi tersebut berupa penyimpanan
dalam bentuk gabah dan beras. Penyimpana dengan gabah ini lebih awet
tetapi volumenya besar, sedangkan penyimpanan dalam bentuk beras ini
lebih hemat ruang dan praktis tetapi lebih retan terhadap serangan hama
gudang.

5. Contoh hasil penelitian BB Padi Pada Bidang Pasca Panen


Penanganan pasca panen adalah tindakan yang disiapkan atau
dilakukan pada tanaman pasca panensiap dan aman di gunakan oleh
konsumen atau di olah lebih lanjut. Pasca panen menurut pasal 31 UUD no
12 tahun 1992 adalah suatu kegiatan yang meliputi pembersihan,
pengupasan, sortasi, pengawetan, penyimpanan, standarisasi, mutu dan
trasportasi hasil budidaya pertanian.
Penelitian pasca panen yang ada di BB Padi adalah karakteristik
mutu beras, penurunan susut pascapanen padi, peningkatan nilai tambah
padi atau beras. Penelitian karakteristik mutu ini meliputi penelitian mutu
fisik beras, mutu proksimat dan fisiokimia, dan uji organoleptik. Pengaruh
bahan pengemasan dan derajat sosoh terhadap mutu beras padi aromaatik
selama penyimpanan. Pada uji organopeptik ini merupakan uji
karakteristik nasi dari beberapa varietas padi aroatik lokal indonesia.
Karakteristik rasa dan aroma pada beberapa varietas beras lokal maupun
unggul melalui metode quantitative descriptive analysis.
Pada uji organoleptik ini terdapat tiga pengujian yaitu uji
organoleptik varietas unggul/ galur harapan beras aromatik, uji
organoleptik varitas unggul/galur harapan meras, uji organoleptik varietas
unggul/ galur harapan beras ketan. Untuk pengujian selanjutnya yaitu uji
senyawa volatil, pada senyawa volatil ini dapat dilakukan pada
karakteristik flavor beras varietas padi aromatik dari ketinggian lokasi
yang berbeda.

6. Produk BB PADI
Padi varietas inbrida padi sawah (INPARI)
Padi varietas hibrida padi (HIPA)
Padi varietas inbrida padi gogo (INPAGO)
Padi varietas inbrida padi rawa (INPARA)
7. Fungsi Alat-Alat
Kjeltek : untuk analisis protein
Timbangan & oven : untuk mengukur kadar air
Oven : untuk mengukur kadar abu
Sprekto : untuk analisis amilosa
Aspirator : untuk memisahkan gabah
Rice husker : untuk pemecah kulit
Rice polishek : untuk pesososh beras
B. Nabila Farm
1. Infirmasi umum Nabila Farm
Nabila Farm merupakan sebuah PT sayuran-sayuran. Nabial Farm
ini berlokasi di Jl. Tangkunban Perahu, Gang Sukasenang Kampung
Ciburial RT 02 RW 03 Desa Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat. Nabila Farm melakukan budidaya sayuran dengan metode
hidroponik. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan
air tanapa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan
kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Pada dasarnya kebutuhan air pada
budidaya hidroponik lebih sedikit daripada budidaya dengan tanah.
2. Kerjasama dan produk perusahaan
Dalam menjalankan usahannya Nabila farm bekerjasama dengan
Amazing farm. Untuk produk yang dihasilakn di Nabila farm ini antara
lain: bayam hiau, bayam merah, caisim, kailan, kangkung, pakchoy dan
selada keriting.
3. Proses budidaya hingga panen
Proses budidaya di Nabila farm ini antara lain :
1. Persemaian
Persemaian yaitu upaya menumbuhkan tanaman dari benih.
Persemaian yang dilakukan di Nabila farm ini dengan menggunakan media
berupa rookwool.
2. Penyimpana di ruang gelap
Setelah menanam benih di roockwool, tahap selanjutnya adalah
penyimpan benih tersebut di ruang gelap. Pada penyimpan ruang gelap ini
di butuhkan watu 3 hari, perhitungan waktu di ruanag gelap ini sangat
berpengaruh terhadap terjadinya etiolasi.
3. Pembesaran
Setelah dilakukan penyimpanan diruang gelap tahap selanjutnya
adalah pembesaran benih. Waktu yang di butuhkan selam di pembesaran
ini ini yaitu 12 sampai 36 hari. Selain itu pengaturan EC, PH sangat
berperan pada tahap pembesaran ini.
4. Produksi
Setalah pembesaran benih tahap selanjutnya yaitu produksi. Waktu
yang dibutuhkan selaa produksi hingga panen yaitu 10 hari. Untuk
perawatan selam produksi berupa perawatan terhadap nitrisi, EC, PH,
suhu, dan kelembaban. Perawatan pada tahap produksi ini sangat
menentukan kualitas sayuran ketika akan di panen.
5. Panen
Untuk tahap yang terakhir yaitu panen. Panen ini dilakukan
dengan mencabut tanaman yang telah siap panen beserta netpot, dibawa
menggunakan container panen.
Untuk teknik dan cara panennya ini pada intinya panen dilakukan
jangan sampai merusak sayuran yang dipanen atau sayuran sekitarnya
yang belum waktunya dipanen.penentuan panen ini tidak semata-mata
ditentukan dengan memanen sayuran yang besar, tetapi panen ini di
lakukan sesuai pola tanam.
4. Alur kerja packing house
Ada beberapa hal yang perlu di perhatiakan dalam melakukan
packing house antara lain :
 Packing dilakukan untuk mentukan sayuran dengan kualitas baik
yang sesuai kebutuhan pasar.
 Packing dilakukan untuk menjaga kualitas sayuran.
 Estimasi waktu packing disesuaikan untuk menjaga kualitas
sayuran hingga ke tangan konsumen.
1. Peromposan atau trimed
merupakan kegiatan mencabut tanaman dari netpot dan mecabut
daun tua serta membuang bagian yang rusak. Peromposan ini di lakukan di
packing house.
2. Sortir
Memilih sayuran berdasarkan kualitas dan membuang sayuran
yang tidak masuk kriteria. Sortir dan peromposan ini di lakukan oleh orang
yang sama dalam satu kegiatan.
3. Packing
Packing disini dilakukan dengan memotong bagian akar atau tidak,
pemotongan bagian akar atau tidaknya ini disesuaikan dengan kebutuhan
order. Untuk sayuran yang akarnya di potong di kemas dengan berat 200
gr tapi dilebihin menjadi 20gr. Sedangkan untuk yang tidak di potong
akarnya biasanya dikemas dengan berat 250 gr tapi di lebihin menjadi 275
gr, tujuan beratnya dilebihin ini karena terjadinya susut berat. Untuk rasio
berat kailan 8-10 tanaman dan untuk rasio packcoy 4-6 tanaman. Untuk
sayuran yang akarnya tidak di potong penyimpanannya bisa lebih dari 7
hari, sedangkan sayuran yang akarnya dipotiong penyimpanann kurang
dari 7 hari. Sebelum di pack sayuran terlebih dahulu ditimbang sesuai
ketentuan order.

C. Balai Besar Penelitian Tanaman Sayuran


1. Informasi umum BALITSA.
Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) merupakan salah satu
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian yang berada di bawah koordinasi dan bertanggung jawab
langsung kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.
Balitsa, terletak di bawah kaki Gunung Tangkuban Parahu tepatnya pada
107o 30' Bujur Timur dan 60o 30' Lintang Selatan yang terletak di Desa
Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa
Barat pada ketinggian tempat ± 1.250 m dpl. Ditinjau dari segi geologis
jenis tanah di daerah tersebut merupakan tanah Andisol yang beriklim tipe
B, dengan suhu rata-rata harian berkisar antara 19-24o C, kelembaban
udara berkisar 34-90% dan rata-rata curah hujan 2.207,5 mm/tahun,
sehingga daerah tersebut sangat cocok untuk pusat penelitian dan
pengembangan tanaman sayuran. Pada tahun 1940 s.d. 1962.
Lembaga ini berstatus sebagai Kebun Percobaan dengan nama
Balai Penyelidikan Pertanian Kebun Percobaan Margahayu di bawah Balai
Penyelidikan Teknik Pertanian (BPTP) yang berkedudukan di Bogor, Jawa
Barat. Pada tahun 1962 s.d. 1973, lembaga ini menjadi Kebun Percobaan
Margahayu di bawah Lembaga Penelitian Hortikultura (LPH) Pusat yang
berkedudukan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Tahun 1973 s.d. 1980,
lembaga ini menjadi Cabang Lembaga Penelitian Hortikultura di bawah
Lembaga Penelitian Hortikultura (LPH) Pusat yang berkedudukan di Pasar
Minggu, Jakarta Selatan. Pada saat itu tenaga peneliti yang tergabung
dalam lembaga tersebut dibagi dalam 4 disiplin ilmu, yaitu : Pemuliaan,
Hama dan Penyakit, Sosial Ekonomi, dan Teknologi Hasil Pertanian. Pada
tahun 1980 melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian
No.861/Kpts/Org/12/1980 tertanggal 2 Desember 1980. Cabang Lembaga
Penelitian Hortikultura berubah nama menjadi Balai Penelitian Tanaman
Pangan (Balitan) Lembang dan bertanggung jawab langsung kepada Pusat
Penelitian dan Pengambangan Tanaman Pangan di Bogor di bawah
lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen
Pertanian.
Pada bulan Maret 1982 berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pertanian Nomor : 550/Kpts/Org/7/1982, Balai Penelitian Tanaman
Pangan (Balitan) Lembang berubah nama menjadi Balai Penelitian
Hortikultura (Balithort) Lembang. Di dalam Surat Keputusan Menteri
Pertanian Nomor 613/Kpts/OT.210/8/1984 Balai Penelitian Hortikultura
(Balithort) Lembang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di bidang penelitian dan
pengembangan tanaman hortikultura yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.
Adapun tugas yang diemban oleh Balithort Lembang, yaitu
melaksanakan penelitian dan pengembangan tanaman sayuran dan
tanaman hias. Pada saat itu Balithort Lembang memiliki dua Sub Balai,
yaitu Sub Balai Tanaman Hias di Cipanas, Cianjur dan Sub Balai Hama
dan Penyakit di Segunung, Cianjur. Pada tanggal 1 April 1995,
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor
796/Kpts/OT/210/12/94, Balithort Lembang berubah nama menjadi Balai
Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) dengan tugas pokok melaksanakan
penelitian dan pengembangan tanaman sayuran.
2. Visi dan Misi BALITSA
Visi :
Menjadi lembaga penelitian sayuran terkemuka dalam mewujudkan
sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan.
Misi :
 Membangun lembaga penelitian sayuran terkemuka yang menjadi
referensi bagi penyelesaian masalah dalam pengembangan sayuran dalam
upaya mewujudkan ketahan pangan dan gizi, meningkatkan nilai tambah
dan daya saing, serta mewujudkan kesejahteraan petani.
 Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya penelitian dan
memanfaatkannya secara efisien, efektif untuk mewujudkan kinerja
lembaga penelitian yang tranparan, akuntabel, profesional, dan berintegrasi
tinggi.
 Menghasilkan, menggelola, mendayagunakan dan mengembangkan
invensi teknologi serta mendukung penyediaan logistik inovasi dilapangan
agar mudah diakses oleh para pengguna untuk mendukung
penggembangan syuran nasional.
 Menerapkan corporate management dalam penatakelolaan
penyelenggaraan penelitian dan menerapkan paradigma scientific
recognition dan impact recognition.
 Mengebangkan jaringan kerjasama nasional melalui penguatan
LITKAJIBANGLURAP dan kerjasama internasional menuju
peningkatan kompetisi agar mampu menghasilkan terobosan inovasi
guna menjawab permasalahan dalam pengembangan industri sayuran
nasional dan peningkatan kesejahteraan petani.
3. Fungsi Pokok BALITSA
 Sebagai tempat penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan
pemanfaatan plasma nutfah tanaman sayuran.
 Penelitian morfoogi, fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopologi
tanaman sayuran.
 Penelitan komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman
sayuran.
 Pelayanan tekni kegiatan penelitian tanamn sayuran.
4. Kegiatan-Kegiatan di BALITSA
1. Persiapan lahan
Persiapan lahan yang digunakan Balitsa ini seluas 40 ha, tetapi
tidak keseluruhan ahan digunakan sebagai tempat produksi. Lahan tersebut
juga dipergunakan sebagai tempat produksi, wisata, penelitian, magang,
diklat, kerjasama, studi banding dan disewakan kepada petani. Sebgai
lahan produksi pengolahan tanah di BALITSA ini menggunakan cara garit
laci. Metode ini dilakukan dengan cara membuat parit atau garit yang
memanjang pada lahan yang nantnya akan menjadi tempat penimbunan
gulma. Selanjutnya ubnag ersebut diratakan untuk di buat gludukan.
2. Pembibitan
Pembibitan ini dilakukan dengan menggunakan ruang khusus yang
terbuat dari kasa dengan pintu gandadengan tingkat sterilisasi tinggi yang
disebut dengan rumah kassa. Di rumah kassa tersebut pembibitan di
lakukan dengan cara konvesional dsn modern. Untuk media tanam pada
pembibitan konvesional digunakan campuran tanah, sekam, dan pupuk
kandang dengan perbandingan 1:1:1. Sedangkan untuk cara modern
dengan menggunakan kultur jaringan.
3. Penanaman
Penaanaman ini dilakukan tergantung dengan ukuran benih yang
akan ditanam. Benih yang berukuran kecil seperti bayam ini ditanama
dengan disebar.
4. Pengairan
Pengairan di Balitsa ini menggunakan air yang bersumber dari
sungai yang terletak dibelakang Balitsa yang kemudian di tampung pada
kolam penampung yang selanjutnya dialirkan di lahan produksi. Untuk
teknik pemberian air Balitsa meenggunkan dua cara yaitu dengan cara
megalirkan melalui parit-parit antar bendengan atau dengan cara sprinkle
menggunakan alat penyemprot khusus.
5. Pemupukan
Jenis pupuk ynag digunakan Balitsa ada dua pupuk yaitu pupuk
anorganik berupa pupuk kimia dan pupuk kandang berupa kandang kelinci
sebagai pupuk awal. Selain menggunalkn pupuk kandang Balitsa juga
menggunakan kompos yang terbuat dari serasah dan bahan sisa panen
yang di fermenasikan dengan starter berupa EM-4. Untuk pupuk susulan,
biasaya menggunakan pupuk urea dan NPK dengan konsentrasi 2 gr/200
cc jika dicairkan dan 2 gr pertanaman jika menggunakan sistem tunggal.
6. Penggendalian hama dan penyakit
Hama yang sering menyerang tanam budidaya di Balitsa ini adalah
isekta dan akarin. Cara pengedalian yang dilakukan ada tiga yaitu
melkanis, khemis, dan biologis.
7. Panen dan pascapanen
Waktu pemanenan di Balitsa ini ditentukan berdasrkan kesiapan
komoditas untuk siap dipanen dan permintaan UPT
bagian pemasaran. Untuk cara pemanenanya sendiri di lakukan
secara manual dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti gunting
dan pisau.
D. PTPN VIII
1. Informasi umum PTPN VIII
Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII adalah salah satu diantara
perkebunan milik Negara yang didirikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 13 tahun 1996, seperti yang dinyatakan dalam akta Notaris
Harun Kamil, S.H., No. 41 tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat
Keputusan C2-8336.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996. Akta
pendirian ini selanjutnya mengalami perubahan sesuai dengan akta Notaris
Sri Rahayu Hadi Prasetyo, SH., No. 05 tanggal 17 September 2002 dan
telah mendapat persetujuan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-20857
HT.01.04.TH.2002 tanggal 25 Oktober 2002.Perusahaan ini didirikan
dengan maksud dan tujuan untuk menyelenggarakan usaha di bidang agro
bisnis dan agro industri, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya
Perseroan untuk menghasilkan barang dan/ atau jasa yang bermutu tinggi
dan berdaya saing kuat, serta mengejar keuntungan guna meningkatkan
nilai perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
2. Visi dan Misi PTPN VIII
Visi :
Menjadi perusahaan agribisnis terkemuka dan terpercaya,
mengutamakan kepuasan pelanggan dan kepedulian lingkugan dengan
didukung oleh SDM yang profesional.
Misi :
 Menghasilkan produk bermutu dan ramah lingkungan yang dibutuhkan
oleh pasar dan mempunyai nilai tambah tinggi.
 Mengelola perusahaan dengan menerapkan Good Goverment dan Strong
Leadership, memosisikan sumber daya manusia sebagai mitra utama, serta
mengedepankan kesejahteraan karyawan melalui kesehatan perusahaan.
 Mengoptimalkan seluruh sumber daya untuk dapat meraih peluang-eluang
pengembangan bisnis secar madiri maupun bersama-sama mitra stategis.
 Mengedepankan Coporate Sosial Responsibility (CSR) seiring dengan
kemajuan perusahaan.

3. Alur penggolahan produk


Teh terbaik dipilih untuk menghasilkan minuman teh yang
berkualitas baik. PTPN VIII bergerak di produksi teh hitam untuk
masyarakat sekitar dan untuk diekspor. Teh hitam dipilih dari 3-5 daun teh
yang berada dipucuknya. Setiap 4 tahun sekali, tanaman teh dipangkas
daun bagia atasnya, agar diperoleh daun teh muda kembali. Tanamn teh
hanya dapat tumbuh di dataran tinggi yaitu kurang lebih 1000 dpl dan
bersuhu 15-200C .
1. Pemanena dan pemetiakan teh
Daun teh terbaik dipanen dan dipetik kemudian diangkut
menggunakan konveyer gantung menuju tahapan-tahapan berikutnya.
2. Pelayuan
Setelah daun teh dipetik tahap selanjutnya adalah pelayuan. Pada
tahap ini daun teh dilayukan dengan menggunakan pemanasan selama 10-
24 jam agar kadar air yang terkandung berkurang 65-70%. Pemanasan ini
di lakuan dengan mengalirkan udara panas.
3. Penggilingan
Setelahan di lakukan pelayuan tahap selanjutnya yaitu
penggilingan.pada tahap ini daun teh digiling untuk memecahkan sel-sel
daun. Pengilingin daun teh ini ada yang digilng kasar dan ada digiling
sampai mennjadi serbuk. Mesin yang digunakan dalam penggilingan ini
adalah CTC ( Crushing Tearling Curly).
4. Fermentasi
Tahap selanjutnya yaitu fermentasi. Fermentasi ini dilakuakn secara
alami (tanpa penambahan starter) yang dimaksudkan untuk mengeluarkan
kompnen-komponen khas pada teh seperti aroma, rasa dan warna agar
menjadi teh dengan kualitas yang terbaik dan diterima konsumen. Teh
mengandung komponen polifenol yang merupakan antioksidan yang
dipercaya dapat menangkal radiakal bebas. Fermentasi ini dilakukan pada
suhu 220C selam 1 jam.
5. Sortasi
Setelah dilakukan fermentasi tahap selanjutnya yaitu sortasi.
Sortasi ini dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenis dan ukuran
partikel.
6. Packing
Untuk tahap yang terakhir dari penggolah teh yaitu packing.
Packing yang digunakan disaa adalah plastik dan aluminium foil.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari kegiatan field trip ke Lembang Bandung dapat disimpulkan :
1. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi merupakan lembaga yang berfungsi
untuk meneliti dan mengebangkan komoditas padi yang mempunyai nilai
ekonomi yang tinggi.
2. Nabila Farm merupakan perusahaan yang memproduksi sayuraan dengan
budidaya hidroponik. Untuk alur packing house di Nabila farm antara lain
dengan peromposan, sortir, packing dan penimbangan.
3. Balitsa merupakan lembaga yang mempunyai fungsi untuk meneliti dan
mengebangkan komoditas tanaman sayuran yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi. Untuk kegiatan panen dan pasca panen yang dilakukan
disana berdasarkan kesiapan komoditas untuk dipanen. Kriteria tanaman
yang siap dipanen diantaranya dengan matang secara fisik, sudah cukup
umurdan dapat dilihat kenapakan fisiknya.
4. PTPN VIII merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi teh
terbesar di Indonesia. Untuk alur penggolahan teh disana antar ain
dengan pemanenan, pelayuaan, penggilingan, fermentasi, sortasi dan
packing. Sortasi dilakukan berdasarkan berat ukuran partikel. Untuk
packing dilakukan dengan menggunakan plastik dan allumunium foil.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/. Diakses pada 16 November 2017


http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/. Diakses pada 16 November 2017
http://www.bumn.go.id/ptpn8/application. Diakses pada 16 November
2017
www. Nabila-Faram.com. Diakses pada 16 November 2017
Lampiran

1. BB PADI
2. Nabila Fram

3. Balitsa
4. PTPN VIII

Anda mungkin juga menyukai