SKRIPSI
Oleh:
ANDRIFA KURNIAWAN
1610612066
Dibawah bimbingan :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2021
PENGARUH PENAMBAHAN SUSU FERMENTASI
Lactococcus lactis D4 PADA PEMBUATAN ES KRIM
PROBIOTIK TERHADAP pH, TOTAL ASAM TERTITRASI
DAN TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT
SKRIPSI
Oleh:
ANDRIFA KURNIAWAN
1610612066
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2021
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Dibuat di Padang
Pada tanggal 30 Juni 2021
Yang menyatakan,
(Andrifa Kurniawan)
PENGARUH PENAMBAHAN SUSU FERMENTASI
Lactococcus lactis D4 PADA PEMBUATAN ES KRIM
PROBIOTIK TERHADAP pH, TOTAL ASAM TERTITRASI
DAN TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan susu
fermentasi pada pembuatan es krim probiotik terhadap pH, total asam tertitrasi dan
total bakteri asam laktat. Materi penelitian ini menggunakan susu sapi segar, starter
Lactococus lactis D4 dan bahan formulasi es krim. Inokulum Lactococcus lactis
D4 yang digunakan diisolasi dari dadiah yang berasal dari Kabupaten Tanah Datar,
Provinsi Sumatera Barat yang diperoleh dari Laboratorium Teknologi Hasil Ternak,
Fakultas Peternakan, Universitas Andalas. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4
ulangan. Perlakuan yang diberikan dengan penambahan susu fermentasi pada
pembuatan es krim probiotik yaitu A (5%), B (10%), C (15%) dan D (20%). Hasil
penelitian menunjukan penambahan susu fermentasi pada pembuatan es krim
probiotik berpengaruh nyata (P<0,05) dengan hasil yaitu menurunkan pH,
meningkatkan total asam tertitrasi dan meningkatkan total bakteri asam laktat.
Rentang hasil pengujian es krim probiotik adalah pH 6,33-6,05, total asam tertitrasi
0,40-0,62% dan total bakteri asam laktat 9,9 x 109 CFU/ml – 6,7 x 1010 CFU/ml.
Penambahan susu fermentasi sebanyak 20% pada pembuatan es krim probiotik
menghasilkan kualitas terbaik dengan pH 6,05, total asam tertitrasi 0,62% dan total
bakteri asam laktat 6,7 x 1010 CFU/ml
Kata kunci : Lactococus lactis D4, susu fermentasi, es krim probiotik
i
KATA PENGANTAR
Ucapan terima kasih ditujukan kepada Bapak Ade Sukma, S.Pt., MP., Ph.D.
selaku Pembimbing I dan Ibu Dr. Sri Melia, S.TP., MP. selaku Pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan, arahan dan bantuan kepada penulis selama proses
penyelesain skripsi ini. Selanjutnya ucapan terimakasih kepada Ibu Penguji, Ibu Dr.
Indri Juliyarsi, S.P., MP., Ibu Deni Novia, S.TP., MP., Ibu Afriani Sandra, S.Pt.,
M.Sc. Terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Suyitman, MS. selaku Pembimbing
Akademik (PA) yang selalu memotivasi saya. Ucapan terima kasih juga kepada
Dekan, Wakil Dekan, Perangkat Pimpinan Faterna dan Pegawai selingkup Fakultas
orang tua, Mama Fauziah, Papa Zulfimirza, dan adik-adik yang telah memberikan
dukungan, motivasi, doa, sampai dengan materil dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kemudian terima kasih banyak khusus kepada teman-teman yang sudah saya
anggap saudara yang telah membantu dan mengawal skripsi ini sampai tuntas.
Andrifa Kurniawan
ii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL.................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... vii
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 3
1.5. Hipotesis Penelitian...................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 4
2.1. Susu Sapi dan Kandungan Gizi .................................................... 4
2.2. Susu Fermentasi .......................................................................... 5
2.3. Lactococcus lactis D4 .................................................................. 7
2.4. Probiotik ....................................................................................... 8
2.5. Es Krim ........................................................................................ 10
III. MATERI DAN METODE ............................................................... 12
3.1. Materi Penelitian .......................................................................... 12
3.1.1.Bahan................................................................................. 12
3.1.2. Alat ................................................................................... 12
3.2. Metode Penelitian......................................................................... 12
3.2.1. Rancangan penelitian ....................................................... 12
3.2.2. Parameter yang diamati ................................................... 14
3.2.2.1. pH ......................................................................... 14
3.2.2.2. Total Asam Tertitrasi .......................................... 14
3.2.2.3. Total Bakteri Asam Laktat .................................. 15
3.2.3. Pelaksanaan penelitian ..................................................... 16
iii
3.2.3.1. Pemurnian kultur Lactococcus lactis D4 ............. 16
3.2.3.2. Pembuatan Starter Lactococcus lactis D4 ............ 18
3.2.3.3. Pembuatan Susu Fermentasi ............................... 19
3.2.3.4. Pembuatan Es Krim Probiotik ............................. 20
3.2.4. Tempat dan waktu penelitian .......................................... 22
IV. PEMBAHASAN ................................................................................ 23
4.1. pH ................................................................................................. 23
4.2. Total Asam Tertitrasi .................................................................. 25
4.3. Total Bakteri Asam Laktat ........................................................... 27
V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 31
5.1. Kesimpulan .................................................................................. 31
5.2. Saran ............................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 32
LAMPIRAN ............................................................................................. 37
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. 47
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
LAMPIRAN
vii
I. PENDAHULUAN
usaha meningkatkan konsumsi suatu komoditi pangan dengan prinsip gizinya tetap
seimbang. Alasan prinsip tersebut karena tidak ada jenis pangan yang dapat
memenuhi semua gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Pangan olahan di Indonesia
pangan.
Sosial dan ekonomi masyarakat saat ini semakin baik dan itu memberi efek
mengkonsumsi pangan yang tidak hanya dilihat dari segi rasa dan harga namun juga
nilai gizi dan bagaimana pangan tersebut dapat menjaga kesehatan. Hal ini memberi
atau zat tertentu diluar nutrisi alami yang sudah ada pada produk tersebut. Hal ini
berpengaruh positif terhadap kesehatan melebihi nilai gizi dasar yang sudah ada.
yaitu mikroba hidup yang jika dikonsumsi akan meningkatkan kesehatan dengan
1
pertumbuhan mikroorganisme dalam pencernaan. Es krim berpotensi
dikembangkan sebagai pangan fungsional karena kandungan nilai gizi pada es krim
Jenis bakteri asam laktat yang digunakan adalah Lactococcus lactis D4.
Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat (Sukma, 2018). Alasan dari
Menurut FAO/WHO (2002), jumlah yang cukup untuk probiotik adalah 106
– 108 CFU/ml. Kemudian dilihat dari penelitian yang dilakukan Salem et al. (2005),
dan total bakteri asam laktat yang memenuhi syarat sebagai pangan mengandung
2
Pembuatan Es Krim Probiotik Terhadap pH, Total Asam Tertitrasi dan Total
diukur dari pH, Total Asam Tertitrasi dan Total Bakteri Asam Laktat. Penelitian ini
dapat dijadikan rujukan oleh masyarakat maupun industri, sehingga produk yang
1.5.Hipotesis Penelitian
menurunnya pH, meningkatkan total asam tertitrasi dan meningkatkan total bakteri
asam laktat.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
menyatakan bahwa susu segar adalah cairan yang berasal dari kelenjer ambing
ternak sehat dan bersih, tidak mendapat perlakuan apapun dan tidak mengalami
bahwa susu merupakan hasil sekresi kelenjar mamari dari mamalia dengan fungsi
utama sebagai sumber nutrisi untuk anaknya. Kemudian menurut Soeparno dkk.
(2011), bahwa susu mengandung zat kimia, berupa zat padat, air dan zat terlarut
dalam air yang meliputi protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan enzim.
meskipun terdapat bakteri baik yang mampu mempertahankan kualitas susu (Melia
et al., 2018). Aritonang (2009) menyatakan kualitas susu ditentukan oleh beberapa
faktor, diantaranya faktor kebersihan, susunan susu dan sifat-sifat susu. Menurut
Saleh (2004), bahwa komposisi susu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
bangsa, pakan, periode laktasi, interval pemerahan, suhu dan umur. Susu sapi
dipasteurisasi dengan 2 metode yaitu high temperature short time (HTST) pada
suhu 62,80C selama 30 menit dan low temperature long time (LTLT) pada 71,70C
4
selama 15 detik (Fardiaz, 1992). Selain itu menurut Buckle et al. (2013), kandungan
susu dipengaruhi faktor-faktor eksternal seperti pemalsuan dengan air atau bahan
lain, kegiatan bakteri, kurangnya adukan dalam pengambilan contoh dan faktor-
faktor lain yang sejenis. Total asam susu segar berkisar pada 0,10 – 0,26 % namun
dihasilkan dari susu penuh (full milk), sebagian (kadar lemak 2%) atau tanpa lemak
(full skim) dengan bantuan mikrobia spesifik. Fermentasi menghasilkan asam laktat
dan senyawa lain yang dapat memberi aroma, rasa, dan tekstur yang khas (Gianti
dan Evanuraini, 2011). Menurut Planzer et al. (2009), diversifikasi pengolahan susu
fermentasi menghasilkan jenis-jenis makanan yang berbeda sifat fisik, kimia dan
mikrobiologinya.
total solid yang terdapat dalam susu, bahan baku, starter, tingginya kadar protein
dan sineresis. Julmiaty (2002) menyatakan bahwa susu adalah sumber mineral
kalsium, riboflavin dan vitamin A. Sineresis dapat terjadi karena tingginya suhu
penyimpanan, rendahnya total solid dalam susu, ada getaran selama transportasi
atau selama penyimpanan (Zakaria, 2009). Suhu terbaik pembuatan susu fermentasi
5
bahwa susu fermentasi dikenal sebagai salah satu minuman probiotik karena
fermentasi akan menaikkan jumlah bakteri asam laktat non-patogen. Hal ini
dikuatkan oleh pendapat Susilorini dan Sawitri (2007), bahwa tujuan utama
Menurut Badan Standarisasi Nasional (2009) SNI 7552: 2009, bahwa syarat
mutu keasaman tertitrasi susu fermentasi berada pada rentang 0,2-0,9. Susu
fermentasi Lactococcus lactis pH dan TAT-nya berkisar antara 4,8 – 4,89 dan 0,51-
0,55 (Ahmed et al., 2006). Sementara itu menurut Melia dan Juliyarsi (2011),
bahwa dadih susu sapi mutan Lactococcus lactis TAT-nya adalah 0,93 dan pH-nya
adalah 4,8.
Salah satu jenis susu fermentasi adalah dadih yang merupakan salah satu
jenis pangan tradisional Sumatera Barat yang berbahan dasar susu kerbau yang
proses pembuatan dadih masih sangat alami yang menggunakan beragam jenis
mikroba dari komponen pembuatannya seperti susu kerbau, tabung bambu dan daun
penutup (bahkan tanpa penutup – sesuai kebiasaan setiap daerah). Bakteri asam
laktat asal pada dadih mampu mencegah berbagai penyakit seperti meningkatkan
daya tahan tubuh, menurunkan kolesterol dalam darah bahkan mencegah kanker
usus karena bakteri asam laktat pada dadih mampu menurunkan dan menghambat
6
Menurut Susilorini dan Sawitri (2007), produk susu fermentasi sangat
laktosa. Laktosa dihidrolisis oleh bakteri starter penghasil asam laktat sebagai hasil
akhir (Febrisiantosa dkk., 2013). Secara skematis ketiga macam alur tersebut
menjadi asam laktat dan produk lain, sekresi produk akhir fermentasi dan
fermentasi di dalam bambu yaitu dadih (Melia dan Juliyarsi, 2011). Menurut Sukma
et al. (2017), bahwa bakteri asam laktat yang biasanya dominan ada di dalam susu
mengkonsumsi dadiah. Menurut Song et al. (2017), bahwa Lactococcus lactis telah
asinan kubis dan sejenisnya, sehingga menjadikannya secara umum diakui sebagai
kembali menjadi gen Lactococcus pada tahun 1985, L. lactis dibagi menjadi tiga
subspesies yaitu L. lactis subsp. lactis, L. lactis subsp. cremoris, dan L. lactis subsp.
7
industri sebagai bakteri yang bandel, mampu tetap optimal walaupun dalam kondisi
tekanan lingkungan tidak stabil, tetap mampu tumbuh pada suhu 40 0 C (Parapouli
et al., 2013). Menurut Adamberg et al. (2003), bahwa tidak hanya untuk masalah
ketahanan yang membuat industri menyenangi strain ini, tetapi juga karena suhu
fermentasi yang tinggi dapat memiliki keuntungan lain seperti pengasaman lebih
cepat.
kondisi panas, bahkan hingga suhu sterilisasi (121oC selama 15 menit) juga lebih
aktif pada kisaran pH yang luas (pada pH 2-11) dan masih menunjukkan reaksi
aktivitas pada suhu 4 0C. Lactococcus lactis D4 merupakan bakteri yang diisolasi
dan diidentifikasi dari dadih yang berasal dari daerah Kabupaten Tanah Datar,
2.4. Probiotik
Pangan fungsional asal sumatera barat yang unik adalah dadih, dimana
terdapat banyak genus bakteri asam laktat yang dapat dimanfaatkan sebagai
hidup yang memiliki efek menguntungkan bagi kesehatan dan kehidupan inangnya
(Tamime et al., 2005). Probiotik adalah organisme hidup yang apabila diberikan
dalam jumlah yang cukup memberikan efek kesehatan bagi inang (FAO/WHO,
berupa mikroba hidup yang memiliki pengaruh positif bagi kesehatan inangnya.
8
alternatif. Bakteri probiotik yang banyak dikenal termasuk kelompok bakteri asam
laktat dan termasuk mikroorganisme yang aman dan disebut food grade
yang umumnya berupa bakteri asam laktat (Hamilton-Miller, 2003). Hal ini
2000).
resiko terjadinya tumor dan kanker kolon dan bersifat antimutagenik serta bersifat
anti karsinogenik (Kusumawati, 2002). Efek jangka pendek dari probiotik seperti
pada pasien dengan diare akut sebab langsung dari probiotik spesifik pada patogen
yang ada dalam usus manusia, sedangkan efek jangka panjangnya adalah hasil dari
interaksi antara strain yang dipilih dalam merespon imun host atau pemulihan dari
9
2.5. Es Krim
menyatakan bahwa es krim adalah makanan semi padat yang dibuat dengan cara
pembekuan tepung es krim atau campuran dari susu, lemak hewani maupun nabati,
gula dengan atau tanpa bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang
diizinkan. Menurut Susilorini dan Sawitri (2007), bahan yang digunakan pada
pembuatan es krim adalah kombinasi susu dengan bahan tambahan seperti gula dan
madu atau tanpa bahan perasa dan warna dan stabilizer, bahan campuran es krim
disebut ice cream mix (ICM), dengan pencampuran bahan yang tepat dan
pengolahan yang benar maka dapat dihasilkan es krim dengan kualitas baik. Prinsip
pembuatan es krim adalah membentuk rongga udara pada campuran bahan es krim
atau Ice Cream Mix (ICM) sehingga diperoleh pengembangan volume yang
membuat es krim menjadi lebih ringan, tidak terlalu padat dan mempunyai tekstur
namun yang umum adalah es krim mengandung minimal 10% lemak susu, 20%
total padatan susu, pemanis yang aman dan cocok serta penstabil, flavour, dan
produk turunan susu (Marshall dan Arbuckle, 2000). Dibalik kelembutan dan rasa
manisnya, es krim memiliki yang didukung oleh bahan utamanya yaitu kandungan
gizi yang lengkap. Komposisi terbesar es krim adalah susu yang merupakan sumber
protein dan energi yang dapat membantu pertumbuhan (Chan, 2008). Menurut
Padaga dan Sawitri (2005), es krim yang dikatakan baik itu tahan terhadap daya
10
Jenis es krim yang banyak dikenal adalah plain ice cream, light ice cream,
low fat dan non fat ice cream, fruit ice cream, soufflé dan frappe (Marshall dan
premium. Menurut Marshall dan Arbuckle (2000), menyatakan bahwa struktur fisik
es krim adalah sistem fisiko-kimia yang kompleks dengan tiga fase sistem, yaitu
cair, padat, dan gas. Udara dan kristal-kristal es terdispersi dalam fase liquid
kontinyu dimana fase liquid terdapat lemak padat, koloid protein susu, garam susu
tidak telarut, kristal laktosa pada beberapa kasus, koloid penstabil, dan gula serta
11
III. MATERI DAN METODE
3.1.1. Bahan
susu sapi segar 1 l, starter Lactoccocus lactis D4, air 2494,8 ml, susu bubuk skim
(NZMP) 380 g, susu bubuk full cream (Dancow) 480 g, Carboxy Methyle Cellulose
g, gula pasir (Rose Brand) 520 g. Bahan-bahan lainnya yang digunakan untuk
analisis antara lain de mann rogosa sharpe (MRS) broth (Merck), de mann rogosa
sharpe (MRS) agar (Merck), aquades, alkohol, NaOH dan bahan-bahan kimia untuk
analisis.
3.1.2. Alat
lactis D4 beserta beberapa alat untuk peubah yang akan diamati adalah kompor,
spatula, pH meter, beaker glass, blender cawan petri (petridish), tabung reaksi,
erlenmeyer, tabung eppendorf, pipet mikro, hockey stik, autoclave, yellow tip dan
tersebut adalah:
12
A = Penambahan 5% susu fermentasi Lactococcus lactis D4
Menurut Steel dan Torrie (1995), bahwa model matematika dari rancangan acak
Yij = µ + τi + βj + €ij
Keterangan:
Dengan:
Jika perlakuan menunjukkan hasil berbeda nyata (F hitung > F tabel 0,05),
dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT)
13
3.2.2. Parameter yang diamati
3.2.2.1. pH
berikut:
basa yang dinyatakan sebagai persentase asam laktat. Sampel es krim probiotik
2-3 tetes indikator fenolftalein, kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0.1 N yang
𝑉(𝑁𝑎𝑂𝐻 ) 𝑥 𝑁(𝑁𝑎𝑂𝐻 ) 𝑥 𝐹𝑃 𝑥 𝐵𝑀
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐿𝑎𝑘𝑡𝑎𝑡 (%) = 𝑥 100 %
𝑉 (𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 ) 𝑥 1000
N = Normalitas
FP = Faktor pengenceran
14
3.2.2.3. Total Bakteri Asam Laktat
reaksi, Erlenmeyer, tabung eppendorf, pipet mikro dan hockey stik. Dimana
dengan pembuatan secara umum adalah 52,2 g MRS Broth dalam 1000 ml
pada suhu 100°C, selanjutnya di autoclave (15 menit, 121°C dan tekanan
15 lbs).
pembuatan secara umum adalah 68,2 g MRS agar dalam 1000 ml aquades,
15
6. Hasil pengenceran 10-6 diambil 100 μl sampel dan ditanam dengan metode
spread pada petridish yang telah berisi media MRS agar kemudian diratakan
dibakar dengan Bunsen. Pekerjaan dilakukan dalam laminar flow dan dekat
8. Setelah 48 jam, koloni bakteri asam laktat yang tumbuh dilihat dan dihitung
dengan menggunakan alat quebec colony counter. Jumlah koloni dari cawan
dengan pembuatan secara umum adalah 52.2 g MRS Broth dalam 1000
16
2. Media de Mann Rogosa Sharpe (MRS) Agar (Merck) dipersiapkan
dengan pembuatan secara umum adalah 68.2 g MRS Agar dalam 1000 ml
Sharpe (MRS) Broth, lalu dihomogenkan dengan vortex. Hasil ini disebut
pengenceran 10-1.
metode spread dan petridish yang telah berisi media MRS Agar kemudian
diratakan dengan hockey stick yang sebelumnya telah diberi alkohol dan
dengan metode streak dan diinkubasi selama 48 jam pada suhu 30 oC.
17
8. Single Colony bakteri Lactococcus lactis D4 siap digunakan untuk
MRS Agar diambil menggunakan jarum ose yang telah dibakar dan
18
100 ml susu segar
Starter induk
19
Susu segar 1000 ml dipasteurisasi dengan Suhu 65°C
selama 30 Menit, kemudian didinginkan hingga suhu
35°C
Susu Fermentasi
sumber bakteri asam laktat. Pada penelitian ini dibuat 4 perlakuan es krim probiotik
pada pembuatan es krim probiotik adalah 5%, 10%, 15%, dan 20%.
20
Tabel 3. Perlakuan persentase formulasi es krim dan susu fermentasi
Bahan A B C D
Formulasi Es Krim 100% 100% 100% 100%
Susu Fermentasi 5% 10 % 15 % 20 %
Sumber: Modifikasi Salem et al. (2005)
terlebih dahulu
2. Pencampuran semua bahan formulasi berupa air, susu full cream, gula pasir,
8 jam.
a. 5%,
b. 10%,
c. 15%,
d. 20%.
selama 18 jam.
a. pH
21
Pencampuran bahan padat: Pencampuran bahan
Susu bubuk full cream
Susu bubuk Skim
Gula Pasir Formulasi dipanaskan dengan
Kuning telur suhu 800 C selama 10 menit
Tepung Maizena
CMC
Formulasi selanjutnya di simpan
di dalam freezer
selama 8 jam
Perlakuan Penambahan
Susu Fermentasi
Lactococcus lactis D4:
Selanjutnya mixer formulasi
a. 5% es krim selama
b. 10% 15 menit
c. 15%
d. 20%
Dikemas kemudian dimasukkan
kembali kedalam freezer selama
18 jam
Es Krim Probiotik
Pengujian:
pH
Total Asam Tertitrasi
Total Bakteri Asam Laktat
2021.
22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. pH
pada Tabel 4.
yaitu 6,33 dan yang terendah atau yang kondisinya paling asam terdapat pada
D. Perlakuan A (5%) dengan nilai 6,33, perlakuan B (10%) dengan nilai 6,25,
perlakuan C (15%) dengan nilai 6,15 dan perlakuan D (20%) dengan nilai 6,05.
23
Peningkatan jumlah penambahan susu fermentasi Lactococcus lactis D4
lactis D4 yang dikategorikan bakteri asam laktat yang terkandung di dalam susu
krim probiotik setelah diberikan perlakuan penambahan susu fermentasi. Hal ini
sejalan dengan pendapat dari Usman dkk. (2018), bahwa asam laktat merupakan
hasil pemecahan gula susu oleh bakteri asam laktat sehingga meningkatkan total
Menurut Legowo dkk. (2009), semakin banyak bakteri asam laktat maka
semakin tinggi asam yang terkandung. Asam laktat merupakan produk hasil
metabolit dari Lactococcus lactis D4 dimana jika asam laktat semakin banyak akan
probiotik menurun jika jumlah susu fermentasi ditambahkan meningkat. Hal ini
sejalan dengan pedapat dari Gad et al. (2010), tingkat keasaman produk susu
antara 4,80 - 4,89. Kemudian menurut Melia dan Juliyarsi (2011), bahwa pH dadih
susu sapi mutan Lactococcus lactis adalah 4,8. Hasil ini menunjukkan bahwa susu
dihasilkan tidak terlalu asam karena formulasi es krim bersifat manis disebabkan
kandungan gula dari komposisi bahan seperti gula, susu bubuk fullcream dan susu
bubuk skim. Pada uji pH atau uji derajat keasaman yang terhitung adalah asam laktat
24
indikator untuk menentukan tingkat asam atau basa pada es krim probiotik. pH es
krim probiotik pada penelitian ini berbeda dari Susanti (2005), yang menyatakan
berkisar 5,29 - 6,42. Perbedaan ini didasari karena perbedaan bakteri yang
karakteristik yang berbeda seperti morfologi, jenis pewarnaan gram dan produk
hasil metabolisme.
Rataan TAT pada es krim probiotik yang diperoleh selama penelitian dapat
Tabel 5. Rataan Total Asam Tertitrasi es krim probiotik dengan berbagai perlakuan
penambahan susu fermentasi
Perlakuan Nilai TAT (%)
A 0,40 c
B 0,53 b
C 0,57 b
D 0,62 a
SE 0,01
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
berbeda nyata (P<0,05)
SE : Standar Eror
Hasil analisis keragaman (Lampiran 2) menunjukkan bahwa peningkatan
5%) yaitu 0,40 dan yang tertinggi pada perlakuan D (penambahan susu fermentasi
20%) yaitu 0,62. Sehingga dapat dikatakan peningkatan jumlah penambahan susu
25
Uji Duncan’s Multiple Range Test menunjukkan bahwa perlakuan A
dengan nilai 0,53, perlakuan C (15%) dengan nilai 0,57 dan D (20%) dengan nilai
0,62.
pada pembuatan es krim probiotik menghasilkan TAT yang meningkat. Pada proses
laktat memetabolisme gula di dalam susu (terutama laktosa) menjadi asam laktat.
Asam laktat yang mempengaruhi dan menentukan TAT terhitung pada es krim
probiotik. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Febrisiantosa dkk. (2013), bahwa
kadar asam laktat meningkat karena aktifitas mikroba selama proses fermentasi
(Tabel 5). Kondisi ini dipengaruhi kadar asam yang dihasilkan Lactococcus lactis
D4 dengan bantuan enzim laktase menurut Nizori dkk. (2007), bahwa nilai
keasaman dan pH memiliki hubungan yang erat dengan produk hasil metabolisme,
jika pH menurun maka nilai keasaman meningkat dan hal itu dipengaruhi
Ahmed et al. (2006), bahwa TAT susu fermentasi Lactococcus lactis berkisar antara
26
0,51-0,55. Sementara itu menurut Melia dan Juliyarsi (2011), bahwa TAT dadih
susu sapi mutan Lactococcus lactis adalah 0,93. Kemudian menurut Badan
Standarisasi Nasional (2009) SNI 7552 : 2009, bahwa syarat mutu keasaman
tertitrasi susu fermentasi berada pada rentang 0,2-0,9. Hasil ini menunjukkan bahwa
lactis D4 adalah asam laktat. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Sukma (2018),
Menurut Sia (2014), nilai TAT es krim probiotik Lactobacillus casei berkisar pada
0,29 – 0,44. Kemudian menurut Mulyani dkk. (2006), es krim probiotik secara
keasaman 0,53% - 0,97%. Sejalan dengan hal tersebut, es krim probiotik perlakuan
Rataan total bakteri asam laktat pada es krim probiotik yang diperoleh
Tabel 6. Rataan total bakteri asam laktat es krim probiotik dengan berbagai
perlakuan penambahan susu fermentasi
Nilai Total Bakteri Asam Laktat
Perlakuan
(CFU/ml)
A 9,9 x 109 d
B 1,3 x 1010 c
C 2,2 x 1010 b
D 6,7 x 1010 a
SE 2,03
27
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
berbeda nyata (P<0,05)
SE : Standar Eror
Hasil analisis keragaman (Lampiran 3) menunjukkan bahwa peningkatan
bakteri asam laktat. Dimana nilai total BAL terendah terdapat pada perlakuan A
(penambahan susu fermentasi 5%) yaitu 9,9 x 109 CFU/ml dan yang tertinggi pada
perlakuan D (penambahan susu fermentasi 20%) yaitu 6,7 x 1010 CFU/ml. Sehingga
Perlakuan A (5%) dengan nilai 9,9 x 109 CFU/ml, perlakuan B (10%) dengan nilai
1,3 x 1010 CFU/ml, perlakuan C (15%) dengan nilai 2,2 x 1010 CFU/ml dan D (20%)
pada pembuatan es krim probiotik dapat meningkatkan total bakteri asam laktat.
dengan meningkatnya produksi asam laktat yang berasal dari metabolisme gula
pada susu, yaitu laktosa dengan bantuan enzim laktase. Hal ini sejalan dengan
pendapat dari Mulyani dkk. (2008), menyatakan bahwa peningkatan jumlah susu
fermentasi akan ditemukan peningkatan jumlah bakteri asam laktat pada es krim
probiotik.
28
Total bakteri asam laktat meningkat di dalam es krim probiotik dipengaruhi
hidup bakteri asam laktat dalam bahan pangan erat kaitannya dengan media tumbuh
yang tersedia. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Kumalasari dkk. (2012),
menyatakan bahwa sel-sel bakteri asam laktat mampu bertahan bahkan tumbuh
Menurut Ambri dkk. (2009), es krim memiliki nutrisi yang cukup untuk
pertumbuhan bakteri probiotik. Pada es krim probitik terdapat kandungan gula yang
menjadi substrat pendukung atau bahan makanan bagi bakteri asam laktat. Materi
pembuatan es krim probiotik yang mengandung gula terdapat pada gula pasir, susu
full cream, susu skim dan tepung maizena. Bahan baku pembuatan es krim juga
terdapat rentang waktu penurunan suhu mulai dari sampel berada pada suhu ruang
sampai pada suhu titik bekunya yang mana rentang waktu tersebut tergantung
kepada kandungan sampel. Pada rentang waktu tersebut, dari suhu ruang sampai ke
suhu dormantnya bakteri asam laktat masih terjadi aktifitas pertumbuhan bakteri
asam laktat. Hal ini didukung pendapat Sukma (2018), Lactococcus lactis D4
Sumber bakteri asam laktat selain dari penambahan susu fermentasi juga
ada pada komposisi bahan formulasi es krim seperti pada kuning telur dan susu
bubuk. Menurut Cortes et al. (2004), pada kuning telur ditemukan bakteri gram
positif yang memiliki sifat anaerob yaitu jenis Streptococcus sp. Kemudian menurut
Saputra (2013), bahwa pada telur terdapat bakteri asam laktat yang teridentifikasi
29
seperti Lactobacillus plantarum, Lactobacillus casei dan Pediococcus acidilactici.
Selain itu menurut Nababan (2017), pada susu bubuk ditemukan adanya bakteri
Bacillus subtilis. Hal ini diperkuat oleh Manin dkk. (2012), bahwa Bacillus subtilis
penambahan dadiah memiliki total bakteri asam laktat 1,5 x 108 CFU/ml – 7,8 x
Lactococcus lactis D4 perlakuan A – D memiliki total bakteri asam laktat 9,9 x 109
CFU/ml – 6,7 x 1010 CFU/ml. Jumlah total bakteri asam laktat yang terkandung
memperoleh efek kesehatan bagi tubuh, salah satunya yaitu mempertahankan atau
terbaik terdapat pada perlakuan D karena memiliki total bakteri asam laktat
tertinggi. Hal ini diperkuat dengan pendapat dari FAO/WHO (2002), menyatakan
bahwa jumlah yang cukup untuk probiotik adalah 106 – 108 CFU/ml.
30
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
krim probiotik memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap pH, total
asam tertitrasi dan total bakteri asam laktat. Penambahan susu fermentasi sebanyak
6,05, total asam tertitrasi 0,62 % dan total bakteri asam laktat 6,7 x 1010 CFU/ml.
5.2. SARAN
31
DAFTAR PUSTAKA
Adamberg, K., Kask, S., Laht, T. M. and Paalme, T. 2003. The effect of temperature
and pH on the growth of lactic acid bacteria: a pH-auxostat study. Int J Food
Microbiol. 85: 171-183.
Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Ahmeed, T., R. Kanwal and N. Ayubi. 2006. Influence of temperature of growth
pattern of Lactococcus lactis, Streptococcus cremories and Lactobacillus
acidophilus isolated from camel milk. Biotechnology. 5 (4) : 481-488.
Ambri, K., J. Kusnadi dan W. D. R. Putri. 2009. Studi Pertumbuhan Bakteri Asam
Laktat (BAL) Dari Dadih Dalam Es Krim Sebagai Pangan Probiotik. Jurnal
Teknologi Pertanian 10 (2): 1-9.
Andrianto, S. 2008. Pembuatan Es Krim Probiotik dengan Subtitusi Susu
Fermentasi Lactobacillus casei subsp. rhamnosus dan Lactobacillus F1
terhadap Susu Skim. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
AOAC. 1995. Official Methods of Analysis. Association of Analytical Chemists.
Benjamin Franklin Station. Washington DC.
Aritonang, N. S. 2009. Susu dan Teknologi. Swagati Press. Cirebon.
Badan Standardisasi Nasional. 1995. SNI 01-3713-1995 Standardisasi Nasional
Indonesia SNI Es Krim. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 2009. SNI 7552-2009 Standardisasi Nasional
Indonesia SNI Minuman Susu Fermentasi Berperisa. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 2011. SNI 01-3141-2011 Standardisasi Nasional
Indonesia SNI Susu Segar. Jakarta.
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, M. Wootton. 2013. Ilmu Pangan.
(Penerjemah Purnomo dan Adiono). Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Bylund, E. 1991. Dairy Processing Handbook. Tetra Pak. Lund. Stockholm.
Chan. 2008. Membuat Ice cream. Agromedia Pustaka. Jakarta
Cortes, C.R., G.T. Isaias, C. L. Cuello, J. M. V. Flores, R. C. Anderson, C. E.
Campos. 2004. Bacterial isolation rate from fertile eggs, hatching eggs and
neonatal with yolk sac infection. Revista Latinoamerica de Microbiologia. 46
(1-2): 12 - 16
Cota, C. and A. Stanila. 2013. Study of Probiotic Ice Cream. Bulletin UASVM Food
Science and Technology. 70(1): 38-44.
FAO/WHO. 2002. Guidelines for the Evaluation of Probiotics in Food. Report of a
Joint FAO/WHO Working Group on Drafting Guidelines for the Evaluation
of Probiotics in Food Ontario. Canada.
32
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Febrisiantosa, A., Purwanto BP, Arief II dan Widyastuti Y. 2013. Karakteristik
fisik, kimia, mikrobiologi whey kefir dan aktivitasnya terhadap
penghambatan angiostensin converting enzyme (ACE). Jurnal Teknologi dan
Industri Pangan. 24 (2) : 147-153.
Gad, A. S., A. M. Kholil and A. F. Sayed. 2010. Evaluation of the Nutritional Value
of Func tional Yogurt Resulting from Combination of Date Palm Syrup and
Skim Milk. Am. J. Food Technol. 5: 250-259.
Gianti, I., H. Evanuraini. 2011. Pengaruh Penambahan Gula dan Lama
Penyimpanan Terhadap Kualitas Susu Fermentasi. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Hasil Ternak. 6 (1) : 28-33.
Ginting, E. L., L. Rangian, L. L. Wantania dan S. Wullur. 2019. Isolasi Bakteri
Simbion Alga Merah dari Perairan Tongkeina, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah
Platax. 7(2) : 2302-3589.
Guarner, F., G. Aamir, G. J. Khan, R. Eliakim, A. Gangl, A. Tomon, J. Krabshuis,
T. Lemair and N. Kim. 2011. World Gastroenterology Organisation Global
Guidelines: probiotics and prebiotics October 2011. World Gastroenterology
Organization. 46 : 468-481.
Gueimonde, M. and R. Gavilan. 2009. Detection and Enumeration Of
Gastrointestinal Microorganisms In Hand Book Of Probiotics and Prebiotics.
USA : John Wiley and Sons In Publication.
Hamilton-Miller, J. M. 2003. The role of Probiotics in the Treatment and Prevention
of Helicobacter pylori Infection. Int Journal Antimicrob Agents. 22 : 360-
366.
Hariyadi, P. 2007. Teknologi Pembekuan Pangan. Foodreview Indonesia. 2 (7) : 30
- 35
Julmiaty. 2002. Perbandingan Kualitas Fisik Susu Pasteurisasi Konvensional dan
Mikroware dengan Lama Penyimpanan yang Berbeda. Skripsi. Fakultas
Peternakan, Universitas Hasanuddin. Makassar.
Kailasapath, K. and J. Chin. 2000. Survival and therapeutic potential of probiotic
organisms with reference to Lactobacillus acidophilus and Bifidobacterium
sp. Immunology and Cell Biology. 78 : 80–88.
Kumalasari, K. E. D., Nurwantoro dan S. Mulyani. 2012. Pengaruh Kombinasi Susu
dengan Air Kelapa Terhadap Total Bakteri Asam Laktat (BAL), Total Gula,
dan Keasaman Drink Yoghurt. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 1 (2) : 48-
53.
Kusumawati, N. 2002. Seleksi Bakteri Asam Laktat Indigenous Sebagai Galur
Probiotik dengan Kemampuan Mempertahankan Keseimbangan Mikroflora
Usus Feces dan Mereduksi Kolesterol Serum Darah Tikus. Tesis. Program
Studi Ilmu Pangan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
33
Legowo, A., Kusrahayu, dan S. Mulyani. 2009. Ilmu dan Teknologi Susu.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Manin, F., E. Hendalia dan Yusrizal. 2012. Potensi Bakteri Bacillus dan
Lactobacillus sebagai Probiotik untuk Mengurangi Pencemaran Amonia pada
Kandang Unggas. Jurnal Peternakan Indonesia. 14 (2) : 360-367.
Marshall, R.T. and Arbuckle. 2000. Ice Cream. 5 th Edition. Aspen Publisher Inc.
Maryland.
Melia, S., E. Purwati, I. Yuherman, I. Juliyarsi, Ferawati, H. Purwanto. 2018. Susu
Potensi Pangan Probiotik. Andalas University Press. Padang.
Melia, S. dan I. Juliyarsi. 2011. Kualitas dan Aktivitas Antibakteri Dadih Susu Sapi
Mutan Lactococcus lactis terhadap Staphylococcus aureus, Escherechia coli
dan Salmonella typii. Jurnal Peternakan Indonesia. 13(1): 48-54.
Mulyani, S., Nurwantoro dan Maqfiroh. 2006. Prospek Es Krim Fermentasi Sebagai
Makanan Fungsional, Prosiding Seminar Nasional 2006. Fakultas Peternakan
Univeritas Diponegoro.
Nababan, I. F. F. 2017. Gambaran Jumlah Pertumbuhan Bakteri pada Susu Formula
Bubuk yang Diseduh Menggunakan Air Mendidih dan Air Panas Dispenser
Dilihat dari Lamanya Penyeduhan. Skripsi. Fakultas Kedokteran. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Nizori, A., V. Suwita, Surhaini, Mursalin, Melisa, T. C. Sunarti dan E. J. Warsiki.
2007. Pembuatan Soyghurt Sinbotik Sebagai Makanan Fungsional dengan
Penambahan Kultur Campuran. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. 18(1) :
28-33.
Padaga, M. dan M. E. Sawitri. 2005. Membuat Es Krim Yang Sehat. Trubus
Agrisana. Surabaya.
Parapouli, M., C. Delbès-Paus, A. Kakouri, A. I. Koukkou, M. C. Montel and J.
Samelis. 2013. Characterization of a Wild, Novel Nisin a-producing
Lactococcus strain with an L. lactis subsp. cremoris Genotype and an L. lactis
subsp. lactis Phenotype, Isolated from Greek Raw Milk. Journal Applied and
Environmental Microbiology. 79(11): 3476-84.
Pato, U. 2003. Potensi Bakteri Asam Laktat yang Diisolasi dari Dadih untuk
Menurunkan Risiko Penyakit Kanker. Jurnal Natur Indonesia. 5(2) : 162-166.
Planzer, S. B., A. G. Da Cruz, A. S. Sant’ Ana, R. Silva, M. R. L. Moura and L. M.
J. De Carvalho. 2009. Food Safety Knowledge of Cheese Consumers. Journal
Food Science. Institue of Food Technologist. 74 (1) : 14-26.
Purwati, E., S. Syukur dan Z. Hidayat. 2005. Lactobacillus sp. Isolasi dari
Biovicophitomega sebagai Probiotik. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Jakarta.
Purwati, E., S. Syukur, Husmaini, Purwanto, Hendri dan R.P. Pasaribu. 2014.
Molekuler Karakterisasi Baktert Asam Laktat Isolate Dadih Air Dingin
Kabupaten Solok Sumatera Barat. 40 (2) : 136.
34
Saleh, E. 2004. Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Fakultas
Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Salem, M. M. E., F. A. Fathi and R. A. Awad. 2005. Production of probiotic ice
cream. Polish Journal of Food and Nutrition Sciences. 14/55(3) : 267-271.
Salminen, S., A. Wright and A. C. Ouwehand. 2004. Lactic Acid Bacteria:
Microbiological and Functional Aspect, Third edition, Revised and
Expanded. Marcel Dekker Inc. New York.
Santoso, K. A. 2018. The Effect of Milk Age on the Titritable Acidity of Raw Milk.
International Journal of Science and Research. 9(7): 1041-1049.
Saputra, K. E. 2013. Isolasi, Seleksi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat
Penghasil Senyawa Antibakteri pada Telur Asin. Thesis. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Sia, R. 2014. Kualitas Es Krim Probiotik dengan Level Penambahan Susu yang
Difermentasi Lactobacillus casei pada Lama Penyimpanan yang Berbeda.
Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanudin. Makasar
Siswanti, S. W. 2002. Karakteristik Fisik, Kimia dan Mikrobiologis Acidhophilus
Milkplus: Susu Fermentasi dengan Lactobacilus acidophilus dan
Kombinasinya dengan Lactobacilus bulgaricus atau Streptococcus
thermophilus. Skripsi. Fakultas Peternakan. Insitut Pertanian Bogor: Bogor.
Soeparno, R.A. Rihastuti, Indratiningsih, S. Triatmojo. 2011. Dasar Teknologi
Hasil Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.
Song, A. A., S. H. Lim and R. A. Rahim. 2017. A Review on Lactococcus lactis :
from Food to Factory. Microb Cell Fact. (2017) : 16:55.
Steel, C. J. dan J. H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistik. PT Gramedia.
Jakarta.
Sukma, A., H. Toh, T. T. T. Nguyen, N. Fitria, I. Mimura, R Kaneko, K. Arakawa
and H. Morita. 2017. Microbiota Community Structure in Traditional
Fermented Milk Dadiah in Indonesia: Insights from High-Throughput 16S
rRNA Gene Sequencing. Milk Science International. (71) 2018 P. 1-3.
Sukma, A. 2018. Dadiah: Sumber Bakteriosin Sebagai Pengawet Organic
Alternative Berbasis Kearifan Lokal. Lustrum XI Fakultas Peternakan
Universitas Andalas 2018. Padang.
Surono, I. S. 2004. Probiotik Susu Fermentasi dan Kesehatan. YAPMMI. Jakarta.
Suryono. 2003. Dadih: Produk Olahan Susu Fermentasi Tradisional yang
Berpotensi sebagai Pangan Probiotik. Pengantar Falsafah Sains. Program
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Susanti, D. 2005. Pembuatan Es Yoghurt Kedelai dengan Penambahan Probiotik
Lactobacillus acidophilus dan atau Bifidobacterium bifidum. Skripsi.
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor
35
Susilorini, T. E., dan M. E. Sawitri. 2007. Produk Olahan Susu. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Syed, Q. A., S. Anwar, R. Shukat and T. Zahoor. 2018. Effect of Different
Ingredient on Texture of Ice Cream. Journal of Nutritional Health & Food
Engineering. 8(6) : 422-435.
Syukur, S., L. S. Sari, E. Purwati, Urnemi and Jamsari. 2011. Screening and Invitro
Antimicrobial, Protease Activities from Lactic Acid Bacteria Associated with
Green Cacao Fermentation in West Sumatra, Indonesia. Proseding Seminar
Internasional HKI. Pekanbaru.
Tamime, A. Y., M. Saarela, A. K. Sondergaard, V. V. Mistry and N. P. Shah. 2005.
Production and Maintenance of Viability of Probiotic Microrganisms in Dairy
Products. Blackwell Publishing Ltd. Oxford.
Usman, N. A., K. Suradi dan J. Gumilar. 2018. Pengaruh Konsentrasi Bakteri Asam
Laktat Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus casei Terhadap Mutu
Mikrobiologi Dan Kimia Mayones Probiotik. Jurnal Ilmu Ternak. 18(2): 79-
85
Usmiati, S. dan Risfaheri. 2012. Pengembangan Dadih Sebagai Pangan Fungsional
Probiotik Asli Sumatera Barat. Jurnal Litbang Pertanian. 32(1): 20-29.
Widodo. 2003. Bioteknologi Industri Susu. Lacticia Press. Yogyakarta.
Wirawati, C. U., Sudarwanto., D. W. Lukman dan I. Wientarsih. 2017.
Karakteristik dan Pengembangan Dadih dari Susu Sapi sebagai Alternatif
Dadih Susu Kerbau. Wartazoa. 27(2): 95-103.
Zakaria, Y. 2003. Pengaruh Total Solid dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas
Yoghurt. Agripet. J. 4 (1) : 1-5.
Zakaria, Y. 2009. Pengaruh Jenis Susu dan Persentase Starter yang Berbeda
terhadap Kualitas Kefir. Agripet. J. 9 (1) : 26—30.
36
LAMPIRAN
Hasil Perlakuan
Ulangan
A B C D
1 6,3 6,3 6,2 6,1
2 6,4 6,3 6,2 6
3 6,3 6,2 6,1 6,1
4 6,3 6,2 6,1 6
Total 25,3 25 24,6 24,2
Rataan 6,33 6,25 6,15 6,05
ANOVA
Sum of
Df Mean Square F Sig.
Squares
Between
.172 3 .057 18.333 .000
Groups
Within Groups .038 12 .003
Total .209 15
37
Uji lanjut DMRT
Subset
PERLAKUAN N
1 2 3
4.00 4 6.0500
3.00 4 6.1500
2.00 4 6.2500
1.00 4 6.3250
Sig. 1.000 1.000 .054
Superskrip
Aa Ba Cb Dc
38
Lampiran 2. Analisis statistik Total Asam Tertitrasi es krim probiotik
Hasil Perlakuan
Ulangan
A B C D
1 0,43 0,62 0,64 0,66
2 0,36 0,5 0,51 0,55
3 0,39 0,48 0,56 0,65
4 0,41 0,53 0,58 0,63
Total 1,59 2,13 2,29 2,49
Rataan 0,4 0,53 0,57 0,62
ANOVA
Sum of
Df Mean Square F Sig.
Squares
Total .142 15
39
Uji lajut DMRT
Subset
PERLAKUAN N
1 2 3
1.00 4 .3975
2.00 4 .5325
3.00 4 .5725
4.00 4 .6225
Superskrip
Ac Bb Cb Da
40
Lampiran 3. Analisis statistik Total Bakteri Asam Laktat es krim probiotik
Hasil Perlakuan
Ulangan
A B C D
1 108 136 232 690
2 101 132 228 680
3 111 127 212 660
4 77 121 211 650
Total 397 516 883 2680
Rataan 99,25 129 220,75 670
ANOVA
Sum of Df Mean Square F Sig.
Squares
Between
844327.500 3 281442.500 1542.503 .000
Groups
Within Groups 2189.500 12 182.458
Total 846517.000 15
41
Uji lanjut DMRT
Subset
PERLAKUAN N
1 2 3 4
1.00 4 99.2500
2.00 4 129.0000
3.00 4 220.7500
4.00 4 670.0000
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
Superskrip
Ad Bc Cb Da
42
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian
Bahan Penelitian
43
Pembuatan Es Krim
Uji Konsentrasi pH
Persiapan Pengukuran pH
44
Uji Total Asam Tertitrasi
Pengenceran Titrasi
45
Total BAL perlakuan B (5%) Total BAL perlakuan C (10%)
46
RIWAYAT
MTsN Koto Nan Ampek pada 2012 dan menyelesaikan pendidikan di SMA N 2
Payakumbuh pada 2015. Pada tahun 2016 penulis diterima di Fakultas Peternakan
organisasi di dalam kampus dan luar kampus seperti BEM KM Unand, Co- Founder
Rumah Ramah Politik, Founder sekaligus Direktur Utama ke-1 UKMF Academia
penelitian dibawah bimbingan Bapak Ade Sukma, S.Pt., MP., Ph.D. dan Dr. Sri
Lactococcus lactis D4. Pada Pembuatan Es Krim Probiotik Terhadap pH, Total
ANDRIFA KURNIAWAN
47