Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PROGRAM STUDI S-1 BIOLOGI

KADAR AIR DAN KADAR GULA PADA MADU YANG DIHASILKAN


OLEH LEBAH TRIGONA SP DI ROYAL HONEY SAKAH

Oleh
NI WAYAN SUSILAWATI
NIM 2003010149

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
DENPASAR
2022

i
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
PROGRAM STUDI S-1 BIOLOGI

KADAR AIR DAN KADAR GULA PADA MADU YANG DIHASILKAN


OLEH LEBAH TRIGONA SP DI ROYAL HONEY SAKAH

Oleh:

NI WAYAN SUSILAWATI

NIM 2003010149

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
DENPASAR
2022

ii
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : Kadar air dan kadar gula pada madu yang dihasilkan oleh
lebah Trigona sp di Royal Honey Sakah
NAMA : NI WAYAN SUSILAWATI
NIM : 2003010149
PRODI : Biologi
INSTANSI PKL : Royal Honey Sakah

Telah Disetujui dan Diseminarkan


Untuk memperoleh Nilai Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Di Program Studi Biologi, Fakultas Teknologi Informasi dan Sains
Universitas Hindu Indonesia
Pada Tanggal……

Pembimbing Program Studi Dewan Penguji PKL

----------------------------- ----------------------------------------

Mengetahui,
Koordinator Program Studi Biologi
Fakultas Teknologi Informasi dan Sains
Universitas Hindu Indonesia

--------------------------------

iii
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nyalah Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan
judul “Kadar Air dan Kadar Gula Pada Madu yang Dihasilkan Oleh Lebah
Trigona sp. di Royal Honey Sakah” ini dapat diselesaikan.
Banyak bantuan dari berbagai pihak yang diperoleh dalam proses
penyelesaian usulan penelitian ini, maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Dr. I Wayan Wahyudi, S.Si.,M.Si selaku Koordinator Program Studi Biologi
yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, masukan, dan petunjuk
selama melaksanakan studi, praktek kerjakan lapangan dan penyusunan
laporan ini
2. Bapak dan Ibu Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan, masukan, dan petunjuk selama melaksanakan studi dan
penyusunan laporan Praktekum Kerja Lapangan ini
3. Bapak dan Ibu Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan,
pengetahuan dan bimbingan dalam menyelesaikan penyusunan laporan
Praktekum Kerja Lapangan ini

4. Seluruh teman sejawat atas segala dorongan semangat yang telah diberikan
5. Keluarga yang sudah membantu dalam menyusun laporan Praktek ini.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang sudah membantu
pelaksanaan dan penyelesaian Laporan Praktikum Kerja Lapangan ini. Akhir
kata penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam penyusunan
paper ini. Semoga paper ini bermanfaat bagi kita semua.
Om Shanti, Shanti,Shanti,Om .

Denpasar, Mei 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR.............................................................................................i
SAMPUL DALAM........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................iii
KATA PENGANTAR....................................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................v
DAFTAR TABEL........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................vii
ABSTRAK.....................................................................................................viii
ABSTRACT...................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................2
1.3 Tujuan Kegiatan............................................................................2
1.4 Manfaat Kegiatan..........................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3
2.1 Madu ............................................................................................3
2.2 Tinjauan Umum Alat Refraktometer............................................4
BAB III METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN ...............................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................8
4.1 Gambaran Umum lokasi PKL.....................................................8
4.2 Hasil Pengujian Sampel .............................................................8
4.3 Pembahasan ................................................................................8
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................10
5.1 Kesimpulan.................................................................................10
5.2 Saran...........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................11
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi Madu Berdasarkan SNI................................................3


Tabel 2. Kriteria Mutu Madu Berdasarkan SNI ...........................................4
Tabel 3. Bahan Pengujian Sampel Madu .....................................................6
Tabel 4. Hasil Pengamatan Uji Kadar Air, Kadar Gula dan Kekentalan
Madu ..............................................................................................8

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Dokumentasi PKL............................................................................................

vii
ABSTRAK

Kadar Air dan Kadar Gula Pada Madu Yang Dihasilkan Oleh Lebah
Trigona sp. Di Royal Honey Sakah

Madu adalah cairan manis alami yang berasal dari nektar tumbuhan (floral
nektar) yang diproduksi oleh lebah madu atau bagian lain dari tanaman (ekstra
floral nektar) atau ekskresi serangga. Masyarakat Indonesia menggunakan madu
sebagai campuran pada jamu tradisional untuk meningkatkan khasiat
penyembuhan penyakit seperti infeksi pada saluran cerna dan pernafasan, serta
meningkatkan kebugaran tubuh. Madu palsu mempunyai komposisi dan manfaat
yang berbeda dengan madu asli sehingga konsumen akan dirugikan. Salah satu
cara uji keaslian madu yaitu dengan alat Refraktometer. Prinsip kerja dari
refraktometer adalah memanfaatkan refraksi cahaya. Pelaksaan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) ini memiliki tujuan menguji kadar air dan kadar gula pada
sampel madu yang dihasilkan oleh lebah Trigona sp. di Royal Honey Sakah,
Sukawati memakai alat Refraktometer. Metode yang digunakan pada PKL ini
adalah observasi dan study literature. Tahapan melaksanakan praktek pengujian
kadar air dan kadar gula pada madu adalah menyiapkan Alat Refraktometer dan
Sampel madu. Hasil pengujian diperoleh Madu dengan kadar air terendah adalah
Madu Apis dorsata (23,5%) disusul Madu Lokal Tenganan Apis sp. (24,7) dan
kadar air tertinggi adalah madu Hutan Liar Tertragonula biroi(>27%). Kadar gula
pada sampel madu dari terendah ke tertinggi adalah Madu Hutan Liar
Tetragonula biroi yaitu (67,83%), disusul Madu Lokal Tenganan Apis sp dan Apis
dorsata dengan kadar madu yang sama (74,67%). Selanjutnya untuk kekentalan
madu, Madu Hutan Liar Tetragonula biroi memiliki kekentalan rendah yaitu
kurang dari tiga puluh delapan derajat (<38 o), Madu Apis dorsata kadar
kekentalan (39,17o) dan Madu Lokal Tenganan Apis sp. memiliki kadar
kekentalan tertinggi yaitu (39,83o).

Kata Kunci: Madu, Kadar Air, Kadar Gula, Refraktormeter, Trigona sp.

vii
i
ABSTRACT
Water Content and Sugar Content in Honey Produced by Trigona sp. At Royal Honey
Sakah

Honey is a naturally sweet liquid derived from plant nectar (floral nectar) produced by
honey bees or other parts of plants (extra floral nectar) or insect excretions. Indonesian
people use honey as a mixture in traditional herbal medicine to increase the healing
properties of diseases such as infections of the gastrointestinal and respiratory tracts, as
well as improve body fitness. Fake honey has a different composition and benefits from real
honey so that consumers will be harmed. One way to test the authenticity of honey is with a
refractometer. The working principle of a refractometer is to utilize the refraction of light.
This Field Work Practice (PKL) has the objective of testing the water content and sugar
content of honey samples produced by Trigona sp. at Royal Honey Sakah, Sukawati uses a
refractometer. The method used in this street vendor is observation and literature study.
The stages of carrying out the practice of testing the water content and sugar content in
honey are preparing a refractometer and honey sample. The test results obtained honey
with the lowest water content is Apis dorsata honey (23.5%) followed by Tenganan Apis sp.
(24.7) and the highest water content was Tertragonula biroi Wild Forest honey (>27%).
The sugar content in the honey samples from lowest to highest was Wild Forest Honey,
namely Tetragonula biroi (67.83%), followed by Tenganan Apis sp and Apis dorsata local
honey with the same honey content (74.67%). Furthermore, for honey viscosity, Wild
Forest Honey Tetragonula Birdi has a low viscosity of less than thirty-eight degrees
(<38o), Apis Dorsata Honey has a viscosity level (39.17o) and Tenganan Apis sp. has the
highest viscosity content (39.83o).

Keywords: Honey, Moisture Content, Sugar Content, Refractormeter, Trigona sp.

ix
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Madu adalah cairan manis alami yang berasal dari nektar tumbuhan (floral
nektar) yang diproduksi oleh lebah madu atau bagian lain dari tanaman (ekstra
floral nektar) atau ekskresi serangga (BSN, 2004). Madu sangat baik dikonsumsi
manusia karena mengandung gizi yang sangat esensial diantaranya mineral
seperti natrium, kalsium, magnesium, alumunium, besi, fosfor dan kalium.
Vitamin yang terdapat dalam madu berupa thiamin (B), riboflavin (B2), asam
askorbat (C), piridoksin (B6), niasin, asam pantotenat, biotin, asamfolat dan
vitamin K.Selain itu madu juga memiliki zat antibiotik dan antibakteri (Suranto,
2004).
Masyarakat Indonesia menggunakan madu sebagai campuran pada jamu
tradisional untuk meningkatkan khasiat penyembuhan penyakit seperti infeksi
pada saluran cerna dan pernafasan, serta meningkatkan kebugaran tubuh. Madu
juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan kecepatan pertumbuhan jaringan
baru (Wineri, 2014). Seiring dengan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi
madu serta harga madu yang relatif mahal maka semakin berkembang pula cara-
cara pemalsuan madu oleh pihak tertentu untuk mendapatkan keuntungan
berlipat (Susanto, 2007). Berbagai cara pemalsuan madu dapat dilakukan dengan
mencampurkan madu dengan larutan sukrosa, sirup glukosa/fruktosa,
memberikan asupan tawon dengan larutan sukrosa bahkan ada yang memalsukan
madu secara penuh artinya madu palsu dibuat 100% dari larutan gula yang
ditambahkan asam sitrat dan beberapa bahan tambahan lain.
Madu palsu mempunyai komposisi dan manfaat yang berbeda dengan madu
asli sehingga konsumen akan dirugikan. Berdasarkan penampilan fisik , madu
asli dan madu palsu sangat sulit dibedakan (Suranto, 2004). Berbagai cara
sederhana sering digunakan oleh masyarakat untuk menguji mutu atau keaslian
madu antara lain dengan: (1) madu dimasukan sendok kemudian dipanaskan di
atas lilin yang menyala, madu akan berubah warna , berbuih dan jika didinginkan
kembali tekstur madu menjadi lembut dan ketika ditarik dengan lidi tidak akan
menjadi benang untuk madu asli, sedangkan madu palsu menghasilkan benang
yang keras; (2)meneteskan madu pada kertas koran, bila madu tidak merembes
2
lebar dan menembus koran dikatakan asli sebaliknya bila melebar dan menembus
kertas koran dikatakan palsu; (3) menuangkan madu ke dalam air hangat, bila
madu tersebut tidak larut atau air tetap jernih sebelum diaduk maka madu
tersebut asli dan bila air cepat keruh sebelum diaduk berarti madu tersebut
dicampur atau palsu (Yuliarti, 2015). Akan tetapi hal tersebut perlu pembuktian
secara ilmiah.
Salah satu cara uji keaslian madu yang dilakukan pada penelitian ini yaitu
dengan menggunakan alat Refraktometer dengan menguji kadar air, kadar gula
dan kekentalan madu. Refraktometer digunakan untuk mengukur kadar/
konsentrasi bahan terlarut termasuk gula, garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari
refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya.
Dalam penelitian ini, sampel madu yang diuji adalah dari jenis lebah Trigona sp.
yang dibudidayakan di Royal Honey Sakah. Lebah T. biroi merupakan salah satu
spesies dari stingless bees yang berperan penting dalam penyerbukan tanaman di
daerah tropik (Willms et al., 1996). Sample uji akan diperbandingkan dengan 2
sample madu lainnya yang beredar di masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana cara pengujian kadar air dan kadar gula untuk
menentukan keaslian madu memakai alat Refraktometer ?

1.3 Tujuan Kegiatan


Mengetahui cara pengujian kadar air dan kadar gula untuk
menentukan keaslian madu memakai alat Refraktometer

1.4 Manfaat Kegiatan


1. Penulis mengetahui cara pengujian kadar air dan kadar gula untuk
menentukan keaslian madu memakai alat Refraktometer
2. Penulis mengenal lingkungan kerja yang lebih luas.
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Madu
Madu adalah cairan alami yang umumnya mempunyai rasa manis yang
dihasilkan oleh lebah madu dari sari bungan tanaman (flora nektar) atau bagian
lain dari tanaman (ekstra floral nektar) atau ekspresi serangga (Gebremariam,
2014. Madu mengandung sejumlah senyawa dan sifat antioksidan yang telah
banyak diketahui. Madu mengandung banyak mineral seperti natrium, kalsium,
magnesium, alumunium, besi, fosfor, dan kalium. Vitamin–vitamin yang
terdapat dalam madu adalah thiamin (B1), riboflavin (B2), asam askorbat (C),
piridoksin (B6), niasin, asam pantotenat, biotin, asam folat, dan vitamin K.
Sedangkan enzim yang penting dalam madu adalah enzim diastase, invertase,
glukosa oksidase, peroksidase, dan lipase. Selain itu unsur kandungan lain
madu adalah memiliki zat antibiotik atau antibakteri (Adji, S, 2004).
Faktor penentu kualitas madu antara lain (Putri, 2013):
1. Glukosa
2. Kadar air
3. Keasaman
4. Padatan tak larut
5. Warna, aroma dan rasa
Berikut ini komposisi kimia madu per 100 gram. Di Indonesia, untuk kualitas
madu sudah ditentukan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor
01-3545- 1994 seperti yang tercantum pada Tabel 2. Dimana standar tersebut
merupakan kriteria dari mutu madu yang telah ditetapkan oleh Badan
Standarisasi Nasional (BSN) dan merupakan hasil revisi dari SNI tentang syarat
mutu madu tahun 1992.
Tabel 1. Komposisi Madu berdasarkan SNI, 2004
Komposisi Jumlah
Kalori 328 kkal
Kadar Air 17,2 g
Protein 0,5 g
Karbohidrat 82,4 g
Abu 0,2 g
Tembaga 4,4 – 9,2 mg
Fosfor 1,9 – 6,3 mg
Besi 0,06 – 1,5 mg
Mangan 0,02 0 0,4 mg
Magnesium 1,2 – 3,5 mg
4
Thiamin 0,1 mg
Riboflavin 0,02 mg
Niasin 0,2 g
Lemak 0,1 g
Ph 3,9
Asam 43,1 mg

Tabel 2. Kriteria Mutu Madu berdasarkan SNI, 2004


No. Jenis Uji Satuan Persyaratan
1 Aktivitas enzim diatase DN Min.3
2 Hidroksimetril-furfural mg/kg Maks.40
3 Air % Maks.22
4 Gula reduksi %b/b Min.60
5 Sukrosa %b/b Maks 10
6 Keasaman ml Maks. 40
NaOH
1 N/kg
7 Padatan yang tak larut dalam %b/b Maks. 0,5
8 air
9 Abu %b/b Maks 0,5
Cemaran logam
Timbal (Pb) mg/kg Maks. 1,0
10 Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 5,0
Cemaran Arsen mg/kg Maks. 5,0

2.2. Tinjauan Umum Alat Refraktometer


Pengertian Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kadar/ konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein, dsb.Prinsip
kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi
cahaya. Refraktometer Abbe adalah refraktometer untuk mengukur indeks bias
cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan indeks bias dari 1,300 sampai
1,700 dan persentase padatan 0 sampai 95%, alat untuk menentukan indeks bias
minyak, lemak, gelas optis, larutan gula, dan sebagainnya, indeks bias antara
1,300 dan 1,700 dapat dibaca langsung dengan ketelitian sampai 0,001 dan
dapat diperkirakan sampai 0,0002 dari gelas skala di dalam. (Mulyono,1997).
Refraktometer brix adalah refraktometer yang digunakan untuk mengukur
konsentrasi padatan terlarut dari gula, garam, protein dan lebih spesifiknya
untuk makanan dan cairan ideal untuk control kualitas. Hand refraktometer brix
digunakan untuk gula 0-32%. (Anonim, 2015).
Produk Refractometer Brix 58-90% Honey Sugar Water Pengukur Gula Tinggi
Refraktometer ini adalah instrumen optik presisi portabel. Ini adalah alat yang nyaman
untuk memeriksa kualitas madu dan cairan terkait gula tinggi lainnya. Memberi tahu
Anda waktu yang ideal untuk panen madu atau produksi sirup maple (Dinomarket,
2022).
5

Cara pengoperasian alat refraktometer:


1. Day light palte dibuka dengan menggunakan ibu jari.
2. Day light plate dan prisma dibersihkan dengan aquades. Kemudian
dilakukan penyekaan secara satu arah dan bebas.
3. Apabila refraktometer sudah lebih dari 3 bulan tidak digunakan, bleaching
(pemutihan 10%) digunakan untuk membersihkan plak-plak yang
terbentuk.
4. Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan aquades. Aquades diteteskan
pada prisma dan jangan sampai ada gelembung. Apabila terdapat
gelembung, maka akan mempengaruhi nilai indeks bias sehingga
pengukuran tidak tepat.
5. Mata melihat hasil pengukuran dari eye pieces sehingga ada garis
perbatasan antara biru dan putih yang menunjukan hasil pengukuran.
6. Setelah digunakan, prisma dan day light plate dibersihkan dengan aquadest
kemudian diseka secara satu ara dan bebas.
7. Refraktometer disimpan kembali didalam box atau wadah.(Anonim, 2015).
Kadar gula menggunakan alat refraktometer madu. Nilai dalam skala satuan
prosentasi brix. %Brix adalah unit pengukuran konsentrasi gula dari larutan
dalam cairan. Satuan larutan dalam derajat brix (=1% Brix) dan memiliki indeks
bias sebagai larutan 1 gram sukrosa dalam 100 gram larutan air sukrosa. Derajat
brix, juga dikenal sebagai °Brix, Brix, % Brix, yaitu unit pengukuran
konsentrasi gula dari cairan. Suatu larutan memiliki satu derajat Brix (= 1%
Brix) jika memiliki indeks bias yang sama sebagai larutan 1 g sukrosa dalam
100 g larutan air sukrosa (Krüss, 2020).
6

BAB III

METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1. Tempat dan Waktu


Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di Royal Honey Sakah pada hari Minggu, 22 Mei 2022.

3.2. Alat dan Bahan


Alat :
1.Refraktometer
2.Pipet tetes
3. Tissue
4.Alat tulis
5.Kamera

Bahan :

Tabel 3. Bahan Pengujian Sampel Madu

1. Madu Apis dorsata

2. Madu Hutan Liar


( Tetragonula biroi )

3. Madu Lokal Tenganan


( Apis sp )
7

3.3. Prosedur Kerja


Metode yang digunakan pada PKL ini adalah observasi / pengamatan di lapangan pengujian
sampel madu. Tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Pastikan hand refraktometer dalam keadaan bersih terutama di bagian prisma
2. Lakukan kalibrasi terlebih dahulu dengan beberapa tetes larutan aqua dest atau NaCl
pada bagian prisma.
3. Setelah itu, keluarkan larutan tersebut dan bersihkan kembali bagian prisma
menggunakan tissue.
4. Tetesi lagi sampel madu yang akan di uji sebanyak 2-3 tetes.
5. Pindah ke tempat yang bercahaya, otomatis skala dapat terlihat dan dibaca.
8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi PKL

Royal Honey Sakah berlokasi di Banjar Sakah, Desa Batuan Kaler, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar. Memiliki 4 cabang resmi, yakni Royal Honey Sakah,
Royal Honey Bongkasa, Royal Honey Taro, dan Royal Honey Sibetan serta membentuk
sekitar 70 petani muda seluruh Bali. Penjualan madu menggunakan sistem reseller yang
jumlahnya ratusan orang di Bali.

4.2 Hasil Pengujian Sampel


Selama melakukan kegiatan PKL di Royal Honey Sakah, penulis melakukan
pengamatan dan pengujian keaslian madu penggunakan alat Refraktometer. Obyek
yang diuji adalah kadar air (%) kadar Gula (%) dan kekentelan madu. Berikut adalah
hasil pengujian yang ditampilkan berupa tabel.
Tabel 4.Hasil Pengamatan Uji Kadar Air, Kadar Gula dan Kekentalan Madu
Sampel Madu Lokal Madu Hutan Liar Apis dorsata
Tenganan Apis sp. Tetragonula biroi
Kadar air (%) 1. 24 1. >27 1. 23,5
2. 24 2. >27 2. 24
3. 24,5 3. >27 3. 23
Total : 24,7% Total : >27% Total : 23,5%
Kadar Gula (%) 1. 75 1. 67 1. 75
2. 74,5 2. 68 2. 74
3. 74,5 3. 68,5 3. 75
Total : 74,67% Total : 67,83% Total : 74,67%
Kekentalan 1. 39,5 1. <38 1. 39
2. 40 2. <38 2. 39,5
3. 40 3. <38 3. 39
o
Total : 39,83 Total : <38o Total 39,17o

4.3 Pembahasan
Berdasarkan tabel di atas dijelaskan bahwa sampel yang digunakan ada 3 jenis
yaitu : Madu Lokal Tenganan Apis sp., Madu Hutan Liar Tetragonula biroi dan Apis
dorsata. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat Refraktometer dengan subyek
pengujian terhadap kadar air, kadar gula dan kekentalan madu. Madu dengan kadar air
terendah adalah Madu Apis dorsata (23,5%) disusul Madu Lokal Tenganan Apis sp.
(24,7) dan kadar air tertinggi adalah madu Hutan Liar Tertragonula biroi(>27%).
Kadar gula pada sampel madu dari terendah ke tertinggi adalah Madu Hutan Liar
Tetragonula biroi yaitu (67,83%), disusul Madu Lokal Tenganan Apis sp dan Apis dorsata
dengan kadar gula yang sama (74,67%). Selanjutnya untuk kekentalan madu, Madu Hutan Liar
Tetragonula biroi memiliki kekentalan rendah yaitu kurang dari tiga puluh delapan derajat
9
o o
(<38 ), Madu Apis dorsata kadar kekentalan (39,17 ) dan Madu Lokal Tenganan Apis sp.
memiliki kadar kekentalan tertinggi yaitu (39,83o).

BAB V
10
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Prosedur tahapan pemeriksaan kadar air dan kadar gula dengan alat Refraktometer :
Pastikan hand refraktometer dalam keadaan bersih terutama di bagian prisma, selanjutnya
lakukan kalibrasi terlebih dahulu dengan beberapa tetes larutan aqua dest atau NaCl pada
bagian prisma. Setelah itu, keluarkan larutan tersebut dan bersihkan kembali bagian
prisma menggunakan tissue. Tetesi lagi sampel madu yang akan di uji sebanyak 2-3 tetes.
Pindah ke tempat yang bercahaya, secara otomatis skala dapat terlihat dan dibaca.
Tiga jenis madu yang diuji yaitu : Madu Lokal Tenganan Apis sp., Madu
Hutan Liar Tetragonula biroi dan Apis dorsata. Madu dengan kadar air terendah
adalah Madu Apis dorsata (23,5%) disusul Madu Lokal Tenganan Apis sp. (24,7)
dan kadar air tertinggi adalah madu Hutan Liar Tertragonula biroi(>27%). Kadar
gula pada sampel madu dari terendah ke tertinggi adalah Madu Hutan Liar Tetragonula
biroi yaitu (67,83%), disusul Madu Lokal Tenganan Apis sp dan Apis dorsata dengan
kadar gula yang sama (74,67%). Selanjutnya untuk kekentalan madu, Madu Hutan Liar
Tetragonula biroi memiliki kekentalan rendah yaitu kurang dari tiga puluh delapan
derajat (<38o), Madu Apis dorsata kadar kekentalan (39,17o) dan Madu Lokal Tenganan
Apis sp. memiliki kadar kekentalan tertinggi yaitu (39,83o).

5.2 Saran
Dalam melakukan pengujian perlu memperhatikan madu yang diuji dalam
jumlah takaran yang sama dan madu dalam kondisi yang disimpan dalam
kondisi yang sama – sama tidak terpapar matahari untuk mempertahankan
kualitas madu yang diujikan.

DAFTAR PUSTAKA
11

BSN, 2004.Standar Nasional Indonesia MaduSNI 01-3545-2004.

Gebremariam, T., Brhane, G. 2014, Determination Of Quality And Adulteration Effects Of


Honey From Adigrat And Its Surrounding Areas. International Journal Of
Technology Enhancements And Emerging Engineering Research, 2, 2347-4289

Krüss, 2020. Refractometers: Professional Solutions For Every Field of Application.


https://www.kruess.com/en/produktkategorie/refractometers/. diakses pada tanggal 4
Agustus 2020

Parmitasari, P., & Hidayanto. E., 2013. Analisis Korelasi Indeks Bias Dengan Konsentrasi Sukrosa
Beberapa Jenis Madu Menggunakan Portable Bris Meter. Youngster Physics Journal.
https://media.neliti.com/ diakses 23 Juli 2020

Suranto, A. 2004, Khasiat dan Manfaat Madu Herbal, Agromedia Pustaka, Tangerang.
Susanto, A. 2007.Terapi Madu. Penebar Swadaya. Jakarta. 26-33

Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 01-3545-2004 tahun 2004 tentang Madu

Willms, W., V.L. Imperatriz-Fonseca, W. Engels. 1996. Resource partitioning between highly
eusocial bees and possible impact of the introduced Africanized honey bee on native
stingless bees in the Brazilian Atlantic Rainforest, Stud. Neotrop. Fauna Environ. 31:137-
151.

Wineri, E., 2014, Perbandingan Daya Hambat Madu Alami dengan Madu Kemasan secara
In Vitro terhadap Streptococcus beta hemoliticus Group A sebagai Penyebab
Faringitis. Jurnal Kesehatan Andalas. 3

Yuliarti, N. 2015.Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan. Rapha Publishing.


Yogyakarta.

https://www.dinomarket.com/TD/24084423/Refractometer-Brix-58-90-Honey-Alat-Ukur-
Kadar-Air-Madu/ [diakses pada 24 Mei 2022]
LAMPIRAN DOKUMENTASI PELAKSANAAN PKL

11
12
32
34

Anda mungkin juga menyukai