Oleh:
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan / Kelautan
di Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Oleh:
Oleh:
Mengetahui: Menyetujui,
Sekretaris Jurusan MSP Dosen Pembimbing
hasil kegiatan, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri baik untuk
bagian dari laporan PKL ini. Jika terdapat karya/ pendapat/ informasi dari
orang lain, maka saya telah mencantumkan sumber yang jelas dalam
daftar pustaka.
buat dalam keadaan sadar tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.
i
UCAPAN TERIMA KASIH
bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan ini penulis
1. Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta
2. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Andri Febrijanto dan Ibu Ummul
kepada penulis,
3. Ibu Dr. Ir.Anies Chamidah, MP Selaku dosen pembimbing PKL yang telah
ii
RINGKASAN
Usaha rolade ikan lemuru, layang dan kombinasi ini apabila terealisasi
akan menguntungkan dan layak untuk dijalankan karena nilai R/C Ratio > 1 yaitu
pada produk rolade lemuru sebesar 1,67, rolade layang sebesar 2,27 dan rolade
kombinasi sebesar 2,08.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan
Lapang ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam selalu kita curahkan
informasi yang bermanfaat bagi para pembaca Pembuatan rolade ikan lemuru
PKL ini berisi tentang kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama
melakukan paktek kerja lapang membuat rolade ikan lemuru dan ikan layang di
daerah Banyuwangi. Topik bahasan yang diambil adalah pembuatan rolade serta
pemanfaatan ikan lemuru dan ikan layang supaya memiliki variasi produk olahan
dan tentunya memiliki nilai tambah serta nilai jual yang tinggi.
Demikian laporan PKL ini saya buat, semoga dapat bermanfaat. Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
BAB III. METODE DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA................................ 24
6.1 Sanitasi dan Hygiene Bahan Baku dan Bahan Tambahan ................. 45
6.2 Sanitasi dan Hygiene Peralatan ......................................................... 45
6.3 Sanitasi dan Hygiene Air .................................................................... 46
6.4 Sanitasi dan Hygine Pekerja .............................................................. 46
6.5 Sanitasi dan Hygine Lingkungan ........................................................ 47
6.6 Sanitasi dan Hygine Produk Akhir ...................................................... 48
vi
7.1 Uji Hedonik pada Rolade Ikan ............................................................ 49
LAMPIRAN ........................................................................................................ 63
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1. Ikan Lemuru .................................................................................... 16
Gambar 2. Ikan Layang ..................................................................................... 18
Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Rolade ..................................................... 23
Gambar 4. Lokasi Praktek Kerja Magang .......................................................... 28
Gambar 5.Ikan Lemuru dan Ikan Layang .......................................................... 33
Gambar 6. Diagram Alir Pembuatan Rolade Ikan .............................................. 37
Gambar 7. Menghaluskan dengan Blender ....................................................... 39
Gambar 8. Penimbangan .................................................................................. 40
Gambar 9. Persiapan Bumbu ............................................................................ 40
Gambar 10. Pembuatan Adonan ....................................................................... 41
Gambar 11. Pembuatan Kulit Rolade ................................................................ 42
Gambar 12. Penggulungan rolade..................................................................... 42
Gambar 13. Pengukusan Rolade ...................................................................... 43
Gambar 14. Penimbangan 5 ............................................................................. 44
Gambar 15. Penggorengan Rolade ................................................................... 44
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1. Flow Chart Rolade Ikan................................................................. 63
Lampiran 2. Hasil Pengujian Organoleptik ........................................................ 64
Lampiran 3. Kuisioner Uji Hedonik .................................................................... 66
Lampiran 4. Dokumentasi Pengujian Organoleptik ........................................... 81
Lampiran 5. Hasil Analisa Usaha ...................................................................... 82
Lampiran 6. Perhitungan Analisa Usaha ........................................................... 85
x
BAB I. PENDAHULUAN
pelagis yang mempunyai nilai ekonomis penting. Ikan lemuru yang tertangkap di
perairan Selat Bali dan secara ekonomis nernilai tinggi (Yudhantari et al., 2019)
Selain ikan lemuru, salah satu ikan yang tergolong ikan pelagis adalah
Ikan layang yang terdiri dari ikan layang abu – abu yang bersifat neritic oseanic
dan layang biru yang bersifat oseanic. Kedua jenis ikan layang tersebut pada
Ikan lemuru dan ikan layang termasuk memiliki harga yang terjangkau
dibandingkan dengan harga ikan lainnya, apalagi disaat panen raya maka ikan
lemuru dan layang dijual dengan harga yang sangat murah, serta pemanfaatan
dari ikan tersebut masih tergolong kurang dikarenakan hasil tangkapan ikan
lemuru dan layang hanya dijadikan sebagai bahan makanan dalam bentuk ikan
segar ataupun bahan makanan olahan seperti tepung ikan, ikan asin, pindang,
dan ikan kaleng dan belum ada yang mengolah menjadi produk olahan lain
(Kartini et al., 2017). Ikan ikan ini harus dilakukan pengelolaan sehingga tidak
terbuang sia sia, dikarenakan kelemahan dari ikan lemuru dan layang ini yaitu
(Purwaningsih, 2015). Oleh sebab itu memanfaatkan ikan lemuru dan ikan layang
menjadi produk olahan yang baru adalah langkah yang baik untuk menaikkan
11
harga jual serta memberikan added value terhadap produk tersebut (Laila et al.,
2020). Dikarenakan ikan lemuru dan layang mempunyai manfaat bagi kesehatan
yang cukup baik karena mengandung Omega-3 yang cukup tinggi (Mahrus dan
Lalu, 2019). Untuk memenuhi hal tersebut dibuatlah produk rolade ikan, karena
rolade. Rolade dipilih dengan tujuan untuk lebih mengenalkan rolade itu sendiri
ikan lemuru dan ikan layang juga bisa diolah menjadi produk olahan yang
pangan hewani yang terbuat dari campuran daging yang dicincang dan
dicampurkan dengan pati atau tepung dengan atau tanpa tambahan bahan dan
bumbu lain yang dibentuk bulat. Tepung yang biasa digunakan sebagai filler
dalam pembuatan rolade adalah tepung yang berasal dari umbi – umbian seperti
tepung tapioka. Selain itu filler dapat berasal dari tepung tanaman yang
mengandung pati tinggi, salah satunya adalah tepung aren (Ambarwati et al.,
2012)
1.2 Tujuan
Rolade Ikan Lemuru (Sardinella lemuru) dan Ikan Layang (Decapterus sp.)
12
2. Untuk memanfaatkan serta mempelajari cara mengolah ikan lemuru
1.3 Kegunaan
13
6. Untuk memperkenalkan instansi pendidikan Jurusan Teknologi Hasil
2020 yang akan dilaksanakan di Perum Sutri Blok A13 Sobo, Banyuwangi.
Mengenai jam Prakktik Kerja Magang akan disesuaikan dengan kondisi di hari
tersebut.
14
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Lemuru (Sardinella lemuru) merupakan salah satu jenis ikan pelagis
ekonomis penting dari famili Clupeidae yang banyak tertangkap di perairan Selat
perikanan yang paling banyak ditangkap oleh nelayan di perairan Selat Bali dan
secara ekonomis bernilai tinggi (Ridha et al., 2013). Produksi ikan lemuru juga
Klasifikasi pada ikan lemuru meurut Ilhamdi dan Adi (2016) yaitu sebagai
berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Aptinocterrygii
Ordo : Clupeformes
Famili : Clupeidae
Genus : Sardinella
15
Pada badan ikan lemuru berwarna biru kehijauan pada bagian atas
demikian juga pada ujung moncongnya (Ilhamdi dan Adi, 2016). Ciri lain dari ikan
lemuru adalah Tubuh berbentuk silinder memanjang, perut bulat, sirip “pelvic”
“sempenit” lemuru berukuran panjang <11 cm, “protolan” untuk lemuru berukuran
antara 11-15 cm, “lemuru” untuk ikan lemuru berukuran antara 15-18 cm, dan
lemuru “kucing” untuk lemuru berukuran panjang >18 cm, ukuran ikan lemuru ini
sifatnya peruaya, sifat peruaya ini berkaitan dengan upaya mencari makan yang
dilakukan, ikan lemuru termasuk pemakan plankton baik itu zooplankton maupun
phytoplankton (Himelda et al., 2011). Ikan lemuru yang lebih dominan memakan
fitoplankton akan memiliki kandungan asam lemak omega-3 lebih tinggi daripada
16
2.2 Komposisi Kimia Daging Ikan Lemuru
karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin a, vitamin b, vitamin c dan air.
Komposisi kimia ikan lemuru menurut Sitohang, (2019), adalah sebagai berikut:
pelagis kecil penting di Indonesia, ikan layang tergolong pangan yang cepat
rusak (perishable food) dan tidak disukai oleh masyarakat karena memiliki
kompoisisi daging yang sedikit dan memiliki rasa yang kurang enak (Nugroho,
2017). Selain itu, hasil tangkapan yang melimpah membuat ikan ini banyak yang
dibiarkan membusuk tanpa ada pengolahan lanjutan, oleh karena itu perlu
adanya suatu metode diversifikasi olahan agar ikan layang bisa dinikmati semua
17
2.3.1 Ciri-ciri Ikan Layang
Klasifikasi pada ikan layang menurut Sumiratin dan Sarty (2018), sebagai
berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Percomorphi
Divisi : Perciformes
Familia : Carangidae
Genus : Decapterus
Pada tubuh bagian atas ikan layang berwarna biru kehijauan dan bagian
bawah berwarna perak. Ikan layang memiliki sirip kecil (Finlet) di belakang sirip
punggung dan sirip anal dan terdapat sisik berlingin yang tebal (lateral scute)
pada bagian garis sisi (lateral line). Sirip punggung pertama berjari-jari keras 9,
sirip punggung kedua berjari-jari keras 1 dan 30-32 lemah. Sirip anal berjari-jari
keras 2 (lepas) dan 1 bergabung dengan 22-27 jari sirip lemah. Dapat mencapai
panjang 30 cm, umumnya 20-25 cm. (Sumiratin dan Sarty, 2018). Contoh ikan
18
2.4 Komposisi Kimia Daging Ikan Layang
Komposisi kimia pada daging ikan layang yaitu meliputi kadar air, lemak,
protein, serat kasar yang sudah ditentukan dari uji proksimat. Komposisi kimia
dengan lapisan telur dadar dan digulung (Wibowo, 2014) didukung oleh Putri et
al., (2019) yang menyatakan bahwa rolade terbuat dari campuran daging cincang
dan dicampur pati atau tepung dengan atau tanpa penambahan bahan lain dan
bumbu lain dan dibentuk roll. Produk rolade dapat dilakukan usaha diversifikasi
dengan mengganti bahan baku utama daging sapi atau ayam dengan daging
ikan. Ikan lemuru dipilih karena memiliki kandungan omega 3 yang cukup tinggi
(Andhikawati et al., 2020). Selain ikan lemuru, ikan layang juga dipilih menjadi
Bahan bahan yang digunakan dalam pembuatan rolade untuk bahan kulit
yaitu 2 sendok makan tepung terigu, 5 butir telur, 4 sendok makan air, garam dan
19
lada kemudian untuk adonan yaitu daging ½ kg, 4 batang daun bawang, 200
gram wortel, 200 gram buncis, 200 gram bawang bombai, 2 sendok makan saus
tiram, 2 sendok teh wijen, 4 sendok makan repung tapioka, 200 gram putih telur,
Tepung tapioka merupakan pati yang diekstrak dengan air dari umbi
bahan pengikat dalam industry pangan (Septianti et al., 2016). Tepung tapioka
kandungan amilopektin yang tinggi yaitu 83% dan amilosa 17% (Mustafa, 2015).
Fungsi tepung tapioka pada pembuatan rolade yaitu sebagai filler (Ambarwati et
al., 2012).
pangan utama yang digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai jenis
makanan seperti roti, kue, dan pasta. Tepung terigu terbuat dari hasil
penggilingan biji gandum yang merupakan tanaman biji-bijian yang biasa tumbuh
sebesar 28% dan amilopektin sebesar 72%. Pada pembuatan rolade, tepung
telur yang digunakan sebagai kulit rolade (Pradipta dan Putri, 2014).
20
2.6.3 Telur
ternak unggas yang memiliki sumber protein hewani serta memiliki rasa yang
lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Sedangkan menurut Indrawan et al.,
(2012) telur merupakan bahan pangan sempurna karena mengandung zat gizi
yang dibutuhkan untuk makhluk hidup seperti protein, lemak, vitamin dan mineral
dalam jumlah cukup. Kegunaan telur pada pembuatan rolade yaitu sebagai
bahan untuk pembuatan kulit rolade dan pembantu emulsifier dalam isian rolade
pertanian yang memiliki fungsi sebagai penyedap masakan dan juga sebagai
senyawa sejenis minyak atsiri yang berfungsi sebagai antiradang dan antibakteri
yang kuat. Bawang putih merupakan umbi berwarna putih terdiri dari 8-20 siung
bawang putih berperan sebagai bahan penambah cita rasa, dan pengawet alami
2.6.5 Garam
Garam merupakan salah satu bahan kimia yang sering dimanfaatkan oleh
mengeluarkan uap air dalam makanan (Maulana et al., 2019). Berikut merupakan
21
Tabel 3. Formulasi Rolade Ikan
No Bahan Komposisi
1. Daging ikan 300 gr
2. Garam 12 gr
3. Tepung Tapioka 120 gr
4. Tepung Terigu 30 gr
5. Wortel 12 gr
6. Bawang Putih 18 gr
7. Lada bubuk 3 gr
8. Putih Telur Ayam 1 butir
9. Telur Ayam (untuk kulit) 4 butir
10. Tepung Terigu (untuk kulit) 30 gr
11. Air (untuk kulit) 4 sdm
Sumber: Norhayani et al., 2017
2018) tahap pertama membuat dadar telur yang digunakan sebagai kulit luar
rolade kemudian tahap kedua yaitu membuat isian rolade yang dapat dilihat pada
22
Daging Ikan Lemuru dan layang
Cuci bersih
Campur daging yang telah halus dengan bawang putih, wortel, garam, lada
Rolade
23
BAB III. METODE DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
aktual, dan akurat melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya
berkaitan dengan tingkat kesukaan dari suatu produk dengan hasil survei kepada
panelis. Tujuan dari metode deskriptif ini adalah agar dapat mengetahui fakta-
fakta yang ada pada produk dari hasil proses produksi. Dalam metode ini, peneliti
yang akan digunakan untuk membuat produk rolade ikan lemuru dan ikan layang.
Pada metode ini, peneliti perlu menganalisis data dari hasil pengumpulan
data dari panelis. Analisa data menurut Haryati et al., (2015) merupakan tahap
mengambil dari hasil survey yang berhubungan dengan tema penelitian. Data-
data ini dibutuhkan untuk mencari informasi dan menyusunnya menjadi satu
Data primer menurut Oktaviani dan Rita (2019) adalah data yang
24
kuisioner, wawancara dengan konsumen/pengunjung, wawancara dengan pihak
Data primer yang diambil dari Praktik Kerja Magang ini adalah
Kemudian diambil juga bukti dari beberapa jurnal tentang produk terkait yang
3.2.1.1 Observasi
Informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah tempat, panelis, kegiatan,
objek, peristiwa, waktu, dan juga perasaan. Di dalam teknik observasi yang lazim
digunakan dalam proses pembuatan pempek udang dan kerupuk limbah udang,
penanganan awal bahan baku, cara melakukan proses pengolahan, dan juga
3.2.1.2 Wawancara
peneliti dengan yang diteliti (Edi, 2016). Dalam Praktik Kerja Magang (PKM),
dengan panelis mengenai rolade ikan lemuru dan ikan layang. Percakapan
tersebut dapat mengenai tekstur, kekenyalan, rasa, dan lain-lain pada produk
25
yang telah disediakan. Selain dengan dilakukannya percakapan, panelis akan
diberikan kuisioner untuk menilai hasil dari mencicipi rolade ikan lemuru dan ikan
layang. Uji yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan uji
hedonik dengan penilaian skala 1-5 terhadap parameter kekenyalan, rasa, warna
3.2.1.3 Dokumentasi
lain, metode ini tidak begitu sulit. Dengan metode dokumentasi yang diamati
bukan benda hidup, akan tetapi benda mati. Metode dokumentasi adalah metode
yang digunakan untuk memperoleh data yang berupa bahan tulis (Akhmad,
dilakukan adalah dengan mengambil gambar dari hasil proses produksi rolade
ikan lemuru dan ikan layang, kondisi peralatan, serta sanitasi dan hygiene.
langsung yaitu melalui media perantara. Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini seperti mengambil dan mengolah data yang sudah ada. Data yang
organisasi. Selain itu data sekunder dapat diperoleh dari internet yang
berhubungan dengan penelitian (Andika dan Susanti, 2018). Data sekunder yang
dilakukan pada Praktik Kerja Magang (PKM) untuk penelitian produksi rolade
ikan lemuru dan ikan layang diperoleh dari literatur-literatur yang ada di internet.
26
3.2.2.1 Studi Kepustakaan
literatur/jurnal di internet mengenai penelitian rolade ikan lemuru dan ikan layang.
Uji organoleptik yang digunakan adalah uji kesukaan atau biasa disebut
uji hedonik. Panelis diberi formulir isian untuk memberikan penilaian terhadap
sampel yang disajikan. Sampel yang diujikan secara acak dengan cara
kesukaannya pada kedua sampel yang berbeda, di mana sampel rolade ikan
lemuru dan ikan layang meliputi nilai hedonik kekenyalan, warna, rasa, dan
aroma. Skala hedoniknya yaitu (1) sangat tidak suka; (2) tidak suka; (3) netral;
(4) suka; (5) sangat suka. Penilaian dilakukan oleh 30 orang panelis yang tidak
terlatih.
27
BAB IV. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANG
Lokasi pembuatan rolade ikan lemuru dan rolade ikan layang berada di
Bahan baku ikan lemuru dan ikan layang di peroleh dari pasar terdekat yang
tempat produksi. Adapun peta lokasi pembuatan rolade dapat dilihat pada
Gambar 4.
baik hal ini dikarenakan masih kuatnya sifat gotong royong dan masyarakat
masih berada pada tingkat ekonomi yang cukup stabil. Masyarakat sekitar
28
dominan membiayai hidupnya dengan membuka toko makanan, sembako dan
rolade ikan lemuru dan ikan layang. Fasilitas ini sangat mempengaruhi kualitas
a. Pisau
berukuran kecil. Pisau kecil ini berfungsi untuk mengupas serta memotong
b. Talenan
berukuran sedang dan terbuat dari kayu. Talenan ini berfungsi sebagai alas
c. Blender
untuk menghaluskan bahan utama yang digunakan yaitu daging ikan. Blender ini
dapat memudahkan proses pembuatan adonan secara halus. Alat ini berjumlah 1
29
d. Cobek dan ulekan
bawang putih, lada, dan garam. Alat ini terbuat dari batu dan berjumlah 1 buah.
e. Baskom
serta mengaduk bahan utama yaitu daging ikan dengan tepung dan bumbu-
bumbu yang sudah dihaluskan. Baskom ini terbuat dari bahan stainless steel dan
berjumlah 1 buah.
f. Sendok
yang digunakan sebagai kulit rolade. Sendok ini terbuat dari bahan stainless
g. Piring
telur serta untuk wadah telur dadar yang sudah matang. Piring ini terbuat dari
h. Panci pengukus
mengukus daging ikan hingga produk setengah matang sebelum dihaluskan dan
untuk mengukus rolade yang sudah dibungkus plastik dan dibentuk menjadi roll.
Ukuran panci yang digunakan adalah berukuran besar agar dapat menampung
30
jumlah produk yang cukup banyak sehingga dapat menyingkat waktu. Panci
i. Wajan
dadar yang digunakan sebagai kulit rolade dan untuk menggoreng potongan
j. Sutil
Sutil atau spatula pada proses pembuatan produk ini berfungsi untuk
membolak - balikkan telur dadar yang sedang digoreng di atas wajan untuk
menghindari dari kegosongan. Alat ini berjumlah 1 buah dengan bahan stainless
steel.
k. Kompor gas
Kompor gas yang digunakan pada proses pembuatan produk ini berfungsi
sebagai sumber api pada proses pengukusan dan penggorengan. Kompor gas
berjumlah 1 buah.
l. Timbangan digital
Timbangan digital pada Praktik Kerja Magang (PKM) ini berfungsi untuk
agar memudahkan penentuan takaran adonan yang pas. Alat berjumlah 1 buah
m. Freezer
Freezer pada Praktik Kerja Magang (PKM) ini berfungsi agar produk
31
Alat ini dapat mempertahankan kesegaran bahan baku dan produk agar tidak
32
BAB V. PROSES PRODUKSI
Bahan baku untuk membuat rolade ikan berasal dari ikan lemuru dan ikan
layang. Ikan lemuru dan ikan layang didapatkan dari hasil tangkapan nelayan
digunakan dalam pembuatan rolade yaitu kesegaran ikan, di mana memiliki bau
yang khas dari ikan itu sendiri, daging yang masih kenyal, dan memiliki bentuk
yang utuh. Ikan lemuru dan ikan layang yang digunakan dalam proses produksi
ini masing - masing adalah sebanyak 450 gram. Ikan lemuru dan ikan layang
2. Tepung Tapioka
Tepung tapioka yang digunakan adalah merk Cap Pak Tani Gunung dengan
berat 500 gram. Tepung ini diproduksi oleh PT Budi Starch & Sweetener Tbk
Sungai Budi Group Lampung Indonesia. Penentuan mutu dari tepung ini dilihat
dari tanggal kadaluarsa dan juga kering atau tidaknya tepung. Tepung tapioka
yang digunakan pada proses pembuatan rolade adalah 120 gram. Tepung
tapioka menurut Lekahena (2016), merupakan granula pati yang berasal dari
33
umbi ketela pohon yang mengandung banyak karbohidrat. Kandungan gizi pada
tepung tapioka per 100 gram sampel adalah 362 kal, protein 0,59%, lemak
3. Tepung Terigu
untuk membuat rolade ikan. Tepung terigu yang digunakan adalah tepung terigu
Segitga Biru dengan berat 500 g. Untuk memproduksi rolade ikan dibutuhkan
tepung terigu sebanyak 30 gram. Kandungan di dalam 100 gram tepung terigu
yaitu energi 365 kkal, protein 8,9 gram, lemak 1,3 gram, karbohidrat 77,3 gram,
kalsium 16 miligram, fosfor 106 miligram, dan zat besi 1,2 miligram (Verawati dan
Yanto, 2019). Penentuan mutu dari tepung ini dilihat dari tanggal kadaluarsa dan
4. Telur
Bahan baku selanjutnya terdapat telur yang merupakan bahan baku untuk
membuat kulit rolade. untuk membuat kulit rolade dibutuhkan telur sebanyak 4
butir. Telur menurut Mangalisu dan Armayanti, (2020) mengandung protein dan
air yang cukup tinggi, telur mengandung 52% bahan padat yang terdiri dari 31%
protein, 64% lipid (41,9% trigliserida; 18,8% fosfolipid; dan 3,3% kolesterol), 2%
1. Garam
tambahan ini didapat dari Roxy Supermarket Banyuwangi yang bermerk Dolpin.
Penentuan mutu garam ini dilihat dari expired date, bentuk, dan kebebasan dari
34
adalah garam tidak menggumpal dan berwarna putih. Garam menurut Assadad
dan Utomo, (2011) berfungsi sebagai pengawet, penambah cita rasa, maupun
2. Lada
Lada menurut Saleh (2017), memiliki kegunaan sebagai bumbu masakan yang
dapat memberi rasa atau menambah selera makan. Lada yang digunakan adalah
lada bubuk yang bermerk Ladaku yang didapatkan dari Roxy Supermarket
Penentuan mutu lada dilihat dari expired date, bentuk, dan kebebasan dari
benda asing. Karakteristik lada yang dibutuhkan adalah tidak menggumpal dan
3. Bawang Putih
Srihari et al., (2017) berfungsi untuk memberikan cita rasa gurih pada masakan.
Bawang putih didapatkan dari Pasar Banyuwangi. Penentuan mutu bawang putih
adalah baunya yang tajam dan bentuknya yang tidak rusak. Karakteristik bawang
putih yang digunakan adalah berwarna putih dan ukurannya yang sedang.
4. Wortel
2010) selain itu digunakan untuk mempercantik tampilan isian rolade ketika
35
5. Air
Bahan ini berfungsi untuk memudahkan pencampuran antara telur dan tepung
terigu pada saat pembuatan kulit rolade. air yang dibutuhkan sebanyak 4 sendok
makan. Karakteristik air yang digunakan adalah kejernihan dari air itu sendiri,
Pada proses pembuatan rolade ikan lemuru dan ikan layang bahan-
bahan yang digunakan antara lain daging ikan lemuru, ikan layang, tepung
tapioka, tepung terigu, bawang putih, garam, lada, telur, wortel, air, dan putih
Formulasi pembuatan rolade ikan lemuru dan ikan layang dapat dilihat pada tabel
berikut.
No Bahan Komposisi
12. Daging ikan 300 gr
13. Garam 12 gr
14. Tepung Tapioka 120 gr
15. Tepung Terigu 30 gr
16. Wortel 12 gr
17. Bawang Putih 18 gr
18. Lada bubuk 3 gr
19. Putih Telur Ayam 1 butir
20. Telur Ayam (untuk kulit) 4 butir
21. Tepung Terigu (untuk kulit) 30 gr
22. Air (untuk kulit) 4 sdm
36
Proses pembuatan rolade ikan lemuru, layang dan kombinasi dapat dilihat
Penimbangan 1
Pencucian
Pengukusan
Penimbangan 2
Penimbangan 3 Tepung
Bawang tapioka,
putih, garam, tepung
Adonan terigu,wortel,
lada
dihaluskan putih telur
Pengukusan
Tuang diatas pan
penggorengan tipis-
Penimbangan 5 tipis sehingga nantinya
diperoleh beberapa
Potong dengan tebal ±2 cm, selanjutnya bisa lembar kulit rolade,
disajikan langsung atau bisa juga digoreng tunggu hingga matang
37
5.3.1.1 Pemisahan Kepala, Sisik, dan Isi Perut
Ikan lemuru dan ikan layang dipisahkan kepala, sisik, duri dan isi
perutnya. Untuk pembuatan rolade ikan dibutuhkan daging ikannya. Proses ini
dilakukan menggunakan pisau dengan cara difillet. Kepala, sisik, tulang, duri dan
5.3.1.2 Penimbangan 1
berat 1 kilogram, akan tetapi untuk pembuatan rolade ikan lemuru dan layang
dibutuhkan berat 300 gram daging ikan sedangkan untuk pembuatan rolade
campuran daging ikan lemuru dan layang dibutuhkan berat ikan lemuru 150 gram
dan ikan layang 150 gram. Daging ikan yang telah ditimbang dimasukkan ke
5.3.1.3 Pencucian
Di tahap ini, daging ikan lemuru dan layang dicuci terlebih dahulu
sebelum diolah. Ikan dicuci dengan air mengalir di wastafel. Tujuan dari
pencucian ini adalah agar daging ikan terbebas dari benda asing yang menempel
menghasilkan rolade ikan dengan kualitas yang baik. Setelah daging ikan bersih,
5.3.1.4 Pengukusan
Ikan yang telah dicuci selanjutnya dikukus. Tujuan dari pengukusan ini
yaitu agar ikan yang diolah dalam keadaan matang, dikarenakan selama proses
pengolahan tidak diberi es batu jadi untuk menghindari kerusakan produk maka
38
ikan dikukus terlebih dahulu. Setelah dikukus selanjutnya ikan dihaluskan dengan
blender.
5.3.1.5 Penimbangan 2
penghalusan.
Tahap berikutnya setelah ikan dikukus adalah ikan siap diolah dengan
Menghaluskan ikan lemuru dan layang dapat dilihat pada gambar berikut.
5.3.1.7 Penimbangan 3
39
timbangan digital dengan ketelitian 10-1. Ikan yang sudah ditimbang dimasukkan
Gambar 8. Penimbangan
bahan yang terdiri dari bawang putih 18 gram, garam 12 gram, dan lada 3 gram.
Bahan tersebut dihaluskan dengan cobek dan ulekan. Fungsi dari dihaluskan
40
5.3.1.9 Pembuatan Adonan
adonan ini dilakukan pencampuran daging ikan dengan bumbu yang telah dibuat.
Pencampuran ini dilakukan pada baskom. Setelah ikan dan bumbu dimasukkan,
berikut.
5.3.1.10 Penimbangan 3
baskom.
Pada tahap ini, bahan yang digunakan untuk membuat kulit rolade yaitu 4
butir telur ayam, tepung terigu 30 gram, air 4 sendok makan, garam dan lada
tuang adonan telur secara merata diatas panci penggorengan, setelah matang
41
angkat dadar telur dan letakkan diatas piring. Pembuatan kulit rolade dapat
atas kulit rolade. pada tahap ini disiapkan dadar telur kemudian ambil adonan
rolade secukupnya lalu dipadatkan supaya hasilnya sempurna, setelah itu gulung
kulit rolade. Pada saat penggulungan kulit rolade dilakukan secara manual
42
5.3.1.13 Pengukusan
Sebelumnya disiapkan terlebih dahulu panci pengukus yang telah diisi air
secukupnya dan diberi alas plastik supaya nanti rolade tidak lengket pada
permukaan saringan saat diangkat, kemudian ditunggu hingga air di dalam panci
pengukus mendidih ditandai dengan keluarnya uap panas dari dalam panci
tidak merusak rolade itu sendiri. Pengukusan ini membutuhkan waktu sekitar 45
menit agar rolade matang. Pada saat adonan matang, terjadi perubahan warna
rolade dari yang isian rolade berwarna putih menjadi warna coklat gelap.
5.3.1.14 Penimbangan 5
Rolade yang sudah ditimbang kemudian dipotong dengan ketebalan 1-2 cm.
43
Gambar 14. Penimbangan 5
5.3.1.15 Penggorengan
Cara penyajian rolade menurut Reswita et al., (2018) rolade bisa disajikan
dengan hanya dikukus atau bisa juga digoreng sampai berwarna kuning
goreng rolade. Rolade digoreng dengan metode pan frying supaya lebih praktis,
dan minyak yang digunakan lebih sedikit sehingga waktu pemanasan minyak
44
BAB VI. SANITASI DAN HYGIENE
faktor resiko terjadinya kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari
bahan makanan, orang, tempat dan peralatan yang digunakan. Hal tersebut
bertujuan agar makanan aman untuk dikonsumsi. Prinsip utama penerapan yaitu
dari pasar. Ikan yang di jual di pasar hasil tangkapan pada malam hari. Ikan ini di
jual di jajahkan di atas nampan dan di dalam ember yang di beri es balok. Bahan
baku yang telah di beli dilanjutkan pada tahap pembersihan dengan air dan
berupa tepung tapioka, tepung terigu, telur, air, garam, lada, wortel dan bawang
putih setelah dibeli diletakkan di tempat yang bersih. Bahan baku yang di beli
Faktor peralatan seperti alat makan merupakan salah satu faktor yang
memegang peran penting dalam penularan penyakit, sebab alat makan yang
dan Laily (2017), terdiri dari bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 bak
45
Air yang digunakan untuk mencuci peralatan, apabila sudah terlihat kotor
harus segera diganti dengan air yang baru. Kondisi sanitasi dan hygiene
peralatan tergolong cukup bersih. Hal ini karena peralatan yang di pakai telah di
cuci bersih dengan air mengalir dan sabun pencuci. Peralatan di letakkan di
tempat tertutup dan pada saat akan digunakan di cuci kembali kemudian
kehidupan manusia. Air bersih digunakan untuk minum, mandi dan mencuci. Air
bersih yang baik adalah yang memenuhi persyaratan yang dikeluarkan yaitu
tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak tercemar bakteri, pestisida dan
harus diperhatikan jarak antara sumur dengan lubang galian untuk air limbah dan
Daerah Air Minum (PDAM). Air yang digunakan tidak berbau dan jernih. Air yang
rumah yang jaraknya sekitar 2 m, dan kondisi selokan ditutup dengan semen
balok, antara selokan dan tempat pembuatan di batasi dengan dinding setinggi 2
meter.
mengenakan pakaian yang bersih dan sebaiknya tidak mengenakan benda yang
mudah putus atau hilang. Selain itu, pekerja harus selalu menggunakan penutup
46
ketombe ke alat pengolahan makanan ataupun ke adonan makanan. Pekerja
harus memelihara kebersihan kuku tangan dan kaki, dengan cara dipotong
proses cuci tangan kembali. Pada proses produksi pekerja tidak menggunakan
atribut seperti sarung tangan, masker, celemek, dan penutup kepala sehingga
dapat mencemari bahan pangan yang akan diolah menjadi produk industri.
dijaga agar tidak terjadi kontaminasi silang serta kebersihan selalu terjaga.
Upaya sanitasi dasar menurut Sidhi et al. (2016) meliputi sarana pembuangan
47
6.6 Sanitasi dan Hygine Produk Akhir
tindakan saniter yang ditujukan pada semua tingkatan, sejak makanan mulai
dibeli, disimpan, diolah dan disajikan untuk melindungi agar konsumen tidak
dirugikan kesehatannya.
saringan untuk mengurangi minyak hasil dari penggorengan. Setelah itu, rolade
di masukkan kedalam wadah tertutup yang kedap udara sehingga tidak ada
udara dari luar yang masuk ke dalam wadah yang dapat mempengaruhi kualitas
rolade itu sendiri. Wadah yang digunakan telah dibersihkan dengan sabun dan
air bersih. Wadah yang telah diisi rolade di letakkan di ruangan tertutup sehingga
48
BAB VII. ANALISIS DAYA TERIMA PRODUK
dilakukan kepada 30 orang panelis tidak terlatih. Skor kesukaan dimulai dari nilai
(1) sangat tidak suka; (2) tidak suka; (3) netral; (4) suka; (5) suka sekali. Berikut
Dari hasil uji hedonik pada rolade ikan oleh 30 orang panelis terhadap
kesukaan tekstur, rasa, kenampakan, dan aroma rolade disajikan pada tabulasi
menggunakan campuran daging ikan lemuru dan ikan layang, kode B merupakan
rolade ikan layang, kode C nerupakan rolade ikan lemuru, dan kode D
merupakan rolade yang biasa dijual dipasaran. Penilaian ini dilakukan dengan
cara memberikan nilai dari 1-5, di mana nilai 1 merupakan sangat tidak suka,
nilai 2 tidak suka, nilai 3 adalah netral, nilai 4 adalah suka, dan nilai 5 adalah
komputer Microsoft Excel 2010 dan IBM SPSS Statistics versi 23. Data yang
didapat diolah dengan melakukan uji normalitas Kolmogrov-Smirnov dan uji non-
parametrik Kruskal Wallis. Berikut merupakan tabel rerata nilai rangking tiap
parameter hasil uji hedonik (kesukaan) pada rolade ikan lemuru, ikan layang dan
rolade kombinasi.
49
Tabel 5. Hasil Uji Hedonik Rolade Ikan
Parameter Organoleptik
Jenis Rolade
Tekstur Rasa Kenampakan Aroma
Rolade Kombinasi
71.65a 71.55a 63.60a 64.52a
Rolade Layang
67.80a 68.85a 68.40a 77.53a
Rolade Lemuru
35.92b 41.00b 39.00b 34.17b
Rolade Sapi
66.63a 60.60a 71.00a 65.78a
Keterangan :
Huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata
pada data (p<0,05)
Tabel diatas menunjukkan hasil uji hedonik rolade ikan kombinasi, layang,
lemuru dan sapi atas penilaian panelis dengan beberapa parameter yang
dipasaran, rolade sapi diperoleh dengan membeli langsung di Abba Frozen Food
Banyuwangi. Menurut panelis pada rolade ikan lemuru terdapat bagian yang
proses pembuatan dari rolade ikan maka panelis beranggapan bahwa ada
adonan yang belum matang, akan tetapi pada kenyataannya rolade ikan sudah
melalui proses pengukusan terlebih dahulu sebelum digoreng. Hal ini disebabkan
tergoreng sempurna, tetapi secara keseluruhan teksur dari rolade ikan sudah
cukup baik dikarenakan pada saat digigit tekstur rolade ini kenyal dan tidak
keras. Dapat diartikan bahwa tekstur dari rolade lemuru, layang, kombinasi dan
sapi tidak ada perbedaan yang signifikan diantara keempatnya. Pada parameter
rasa, menurut panelis rolade ikan lemuru memiliki rasa ikan yang terlalu pekat
dan sangat terasa sekali rasa ikan lemuru pada rolade ikan lemuru tersebut,
50
walaupun sudah melalui proses pencampuran dengan bahan lain tetapi rasa ikan
lemuru masih mendominasi pada rolade ikan lemuru sehingga rata rata panelis
tidak menyukai rolade lemuru dan lebih menyukai rolade kombinasi yang sudah
dicampur dengan ikan layang sehingga rasa ikan lemuru tidak begitu
mendominasi. Untuk rasa dari rolade layang, kombinasi dan sapi rata rata
panelis menyukai dikarenakan pada rolade ikan layang rasa dari ikan layang
tersebut tidak mendominasi dan pada rolade kombinasi dikarenakan ikan lemuru
yang digunakan lebih sedikit dan ditambah lagi dengan ikan layang maka rasa
dari ikan lemuru tidak dominan dan justru menghasilkan rasa yang enak dan
disuka oleh panelis. Dapat diartikan bahwa antara rolade lemuru, dan ketiga
rolade layang, sapid an kombinasi tidak ada perbedaan yang signifikan pada
parameter rasa. Pada paraeter kenampakan, menurut panelis warna dari rolade
ikan lemuru, layang dan kombinasi kurang menarik karena agak sedikit gelap,
dan lebih menyukai rolade sapi dikarenakan rolade sapi memiliki warna yang
lebih cerah dan lebih menarik. Pada parameter aroma, menurut panelis aroma
rolade ikan lemuru terlalu amis sehingga rata rata panelis lebih menyukai rolade
layang yang aromanya tidak begitu amis. Dapat diartikan bahwa antara rolade
lemuru dengan ketiga rolade lainnya ada perbedaan aroma yang signifikan
sedangkan pada rolade layang, kombinasi dan sapi tidak ada perbedaan aroma
yang signifikan. Uji normalitas, tes statistik dan mean rank seluruh parameter
Pengujian hedonik rolade ikan lemuru, layang, sapi dan kombinasi dapat
parameter yaitu ada beda nyata. Dapat dilihat pada beberapa nilai, rolade
51
memiliki tekstur dan rasa yang lebih disukai, sedangan rolade layang memiliki
aroma yang lebih disukai disbanding dengan rolade yang lain. Hal tersebut dapat
yang lebih unggul apabila dilihat dari kesukaan panelis dibandingkan dengan
rolade lain.
52
BAB VIII. ANALISA USAHA
8.1 Modal
Modal kerja adalah seluruh aktiva lancar atau aktiva jangka pendek yang
2013). Modal kerja perusahaan itu digunakan untuk membayar gaji pegawai
Pada usaha pembuatan rolade ikan ini biaya permodalan dibagi menjadi
2 aspek yaitu biaya investasi dan total penyusutan. Modal pada usaha
pembuatan rolade ikan yaitu sebesar Rp. 690.900 dengan total nilai penyusutan
mencapai Rp. 380.282. Nilai modal ini meliputi penyediaan alat-alat berupa
bahan baku menjadi barang jadi (Khoirunnisa dan Siti, 2019). Biaya produksi
yang dikeluarkan suatu perusahaan pada saat proses produksi dan merupakan
meningkatnya biaya produksi, maka semakin kecil laba bersih yang diraih atau
Biaya produksi pada pembuatan rolade ikan lemuru meliputi biaya tetap
(fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Biaya tetap (fixed cost) yang
53
digunakan sebesar Rp 5.180.000 dan biaya variabel (variabel cost) sebesar Rp
12,660,336. Rincian biaya tetap dan biaya variabel dapat dilihat pada Lampiran
5. Sedangkan biaya produksi pada pembuatan rolade ikan layang meliputi biaya
tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Biaya tetap (fixed cost) yang
sebesar Rp.12,941,136. Rincian biaya tetap dan biaya variabel dapat dilihat pada
meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Biaya tetap
variabel (variabel cost) sebesar Rp.12.800.736. Rincian biaya tetap dan biaya
8.3 Keuntungan
nilainya positif maka diperoleh keuntungan (laba) (Ukhty, 2018). Agar diperoleh
12 bungkus rolade ikan dengan harga perbungkus untuk rolade lemuru Rp8.000,
tergolong lebih murah dibanding harga rolade di pasaran. Hasil penerimaan yang
54
keuntungan yang di dapatkan sebesar Rp12.112.000. Sedangkan jumlah
(Asnidar dan Asrida, 2017). Analisis imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C
Ratio) Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh
dari kegiatan usaha selama periode tertentu (satu musim) cukup menguntungkan
(Ismail, 2020). Cara pengambilan keputusan jika R/C ratio > 1, maka dikatakan
menguntungkan. Jika R/C ratio < 1, maka tidak menguntungkan, dan jika R/C
ratio = 1 maka tidak untung dan tidak rugi (Setiawan et al., 2017).
sedangkan pada rolade layang memperoleh R/C ratio sebesar 2,27 dan rolade
kombinasi memperoleh R/C ratio sebesar 2,08. Jadi, usaha ini dapat dikatakan
Break even point (titik impas) adalah suatu keadaan dimana sebuah
55
2013). Tujuan titik impas adalah untuk mencari tingkat aktivitas dimana
pendapatan dari hasil penjualan sama dengan jumlah semua biaya variabel dan
biaya tetap. (Rudzali dan Selvy, 2015). Berdasarkan perhitungan BEP pada
pembuatan rolade lemuru di peroleh BEP unit sebanyak 4.618 bungkus dan
BEP sales sebesar Rp8.972.610. Hal ini dapat diartikan bahwa pada produksi
untuk memperoleh titik impas (kondisi usaha tidak mengalami kerugiaan atau
sebanyak 2.985 bungkus dan BEP sales sebesar Rp16.484.882. Hal ini dapat
2.985 bungkus rolade layang untuk memperoleh titik impas (Kondisi usaha tidak
diperoleh BEP unit sebanyak 6.581 bungkus dan BEP sales sebesar
Rp7.871.144. Hal ini dapat diartikan bahwa pada produksi pembuatan rolade
keuntungan).
56
BAB IX. PENUTUP
9.1 Kesimpulan
Lemuru (Sardinella Lemuru) dan Ikan Layang (Decapterus Sp.) Sebagai Produk
Olahan yang Memiliki Added Value dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
lemuru, layang dan kombinasi terdiri dari bahan baku utama dan
Hasil dari uji daya terima produk menggunakan uji hedonik oleh 30
57
berdasarkan parameter kenampakan, aroma, tekstur dan rasa.
Namun jika dilihat dari nilai rerata ranking tiap parameter, rolade
yang lainnya karena memiliki nilai rerata rangking yang lebih tinggi.
nilai R/C Ratio > 1 yaitu pada produk rolade lemuru sebesar 1,67,
9.2 Saran
Saran yang diberikan untuk Praktik Kerja Magang ini adalah diperlukan
58
DAFTAR PUSTAKA
59
Ilhamdi, H., & Surahman, A. (2016). Pengamatan Kondisi Biologi Ikan Lemuru
(Sardinela Lemuru) yang Tertangkap di Teluk Prigi Jawa Timur. Buletin
Teknik Litkayasa Sumber Daya dan Penangkapan, 12(1), 55-58.
Indrawan, I. G., Sukada, I. M., & Suada, I. K. (2012). Kualitas Telur dan
Pengetahuan Masyarakat Tentang Penanganan Telur di Tingkat Rumah
Tangga. Indonesia Medicus Veterinus, 1(5), 607-620.
Iqbal, A., Rochima, E., & Rostini, I. (2016). Penambahan Telur Ikan Nilem
terhadap Tingkat Kesukaan Produk Olahan Stick. Jurnal Perikanan
Kelautan, 7(2).
Ismail, Y. (2020). Analisis Kelayakan Usaha Tambak Udang Vannamei di Desa
Patuhu Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato. Perbal: Jurnal
Pertanian Berkelanjutan, 8(2), 67-76.
Jannah, M. (2018). Analisis Pengaruh Biaya Produksi dan Tingkat Penjualan
Terhadap Laba Kotor. Banque Syar'i: Jurnal llmiah Perbankan Syariah,
4(1), 87-112.
Kartini, N., Mennofatria, B. O. E. R., & Affandi, R. (2017). Pola Rekrutmen,
Mortalitas, dan Laju Eksploitasi Ikan Lemuru (Amblygaster sirm, Walbaum
1792) di Perairan Selat Sunda. Biospecies, 10(1).
Khoirunnisa, N. & Achiria, S. (2019). Model Perhitungan Biaya Produksi Islami
Menggunakan Metode Variable Costing (Studi Kasus Usaha Susu Shi
Jeckex Cabang Jogja). Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia, 9(1), 9-19.
Kholis, A. S. (2019). Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum
Basilicum L. ) dan Lama Perendaman Terhadap Mutu Kimia, Umur
Simpan, dan Organoleptik Ikan Bage Lemuru (Sardinella
Lemuru) (Doctoral Dissertation, Universitas Teknologi Sumbawa).
Lekahena, V. N. J. (2016). Pengaruh Penambahan Konsentrasi Tepung Tapioka
Terhadap Komposisi Gizi dan Evaluasi Sensori Nugget Daging Merah
Ikan Madidihang. Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan, 9(1), 1-8.
Mangalisu, A., & Armayanti, A. K. (2020). Pemanfaatan Daun Mangrove
(Rhizophora mucronata) sebagai Pengawet Alami Telur Ayam
Ras. Agrominansia, 5(1), 28-35.
Marisdayana, R., Harahap, P. S., & Yosefin, H. (2017). Teknik Pencucian Alat
Makan, Personal Hygiene Terhadap Kontaminasi Bakteri pada Alat
Makan. Jurnal Endurance, 2(3), 376-382.
Moulia, M. N. (2018). Antimikroba Ekstrak Bawang Putih. Jurnal Pangan, 27(1),
55-66.
Mustafa, A. (2015). Analisis Proses Pembuatan Pati Ubi Kayu (Tapioka) Berbasis
Neraca Massa. agrointek, 9(2), 118-124.
Ningrum, S. O. (2018). Analisis Kualitas Badan Air dan Kualitas Air Sumur di
Sekitar Pabrik Gula Rejo Agung Baru Kota Madiun. Jurnal Kesehatan
Lingkungan, 10(1), 1-12.
Nurohim, N., Nurwantoro, N., & Sunarti, D. (2013). Pengaruh Metode Marinasi
dengan Bawang Putih pada Daging Itik Terhadap pH, Daya Ikat Air, dan
Total Coliform. Animal Agriculture Journal, 2(1), 77-85.
Oktapia, N., Manullang R. R., & Hariyani, H. (2017). Analisis Pengaruh Biaya
Produksi dan Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih pada PT Mayora
Indah Tbk di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Studi Kasus pada PT Bursa
Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi Bisnis & Keuangan, 11(2), 37-45.
Oktaviani, R. W., & Suryana, R. N. (2019). Analisis Kepuasan Pengunjung dan
Pengembangan Fasilitas Wisata Agro (Studi kasus di Kebun Wisata
Pasirmukti, Bogor).
60
Ponomban, C. P. (2013). Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan
Laba pada PT. Tropica Cocoprima. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 1(4), 1250-1261.
Pradini, S., Rahardjo, M. F., & Kaswadji, R. (2017). Kebiasaan Makanan Ikan
Lemuru (Sardinella Lemuru) Di Perairan Muncar, Banyuwangi [Food
Habits Of Threadfm Bream, Sardinella Lemuru In Muncar,
Banyuwangi]. Jurnal Iktiologi Indonesia, 1(1), 41-45.
Pradipta, I. B. Y. V., & Putri, W. D. R. (2014). Pengaruh Proporsi Tepung Terigu
dan Tepung Kacang Hijau serta Subtitusi dengan Tepung Bekatul dalam
Biskuit [In Press Juli 2015]. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 3(3).
Putri, A., & Larasati, T. (2019). Rolade Torn (Tempe With Sweet Corn) as
Healthy Food Innovation to Overcome Low Nutrients in Indonesia.
Restuti, A. N., Rosiana, N. M., & Febriyatna, A. (2016). Rolade Ikan Tongkol
sebagai Alternatif Kudapan Bagi Remaja Putri Anemia. Prosiding.
Rudzali, A. & Damayanti, S. (2015). Analisis dan Perhitungan Break Even Point
(BEP) Sales Mix Paving Blok di PT Borneo Abadi Samarinda. Jurnal
Akuntansi, Keuangan, dan Perbankan, 1(4), 266-265.
Ruswandani, F., & Putri, A. (2017). Pengaruh Penambahan Jagung Manis (Zea
Mays Saccharata) Terhadap Sifat Fisik dan Akseptabilitas pada Rolade
Tempe. Risenologi, 2(1), 56-66.
Saleh, L. (2017). Efisiensi Pemasaran Komoditas Lada di Kabupaten Konawe
Ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam. Li Falah: Jurnal Studi Ekonomi
dan Bisnis Islam, 2(1), 46-66.
Santoso, C. E. (2013). Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Piutang
Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas Pada PT. Pegadaian (PERSERO).
Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi,
1(4), 1581-1590.
Septiani, P. C., Wulandari, & Wulandari A. (2020). Gambaran Higiene Sanitasi
Makanan dan Penerapan Prinsip Hazard Analysis Critical Control Point
(HACCP) di Unit Instalasi Gizi Rumah Sakit X Tahun 2018. Jurnal
Nasional Kesehatan Lingkungan Global, 1(1), 55-64.
Septianti, E., Syamsuri, R., & Dewayani, W. (2016). Pengaruh Komposisi Tepung
Tapioka Terhadap Kualitas Rengginang dari Ampas Tahu Beberapa
Varietas Kedelai. In Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi
Pertanian. Banjarbaru, 20.
Setiawan, D., Manumono, D. & Trismiaty. (2017). Kelayakan Agribisnis Gula
Semut di Kelompok Tani Ngudi Rejo, Desa Kebonrejo, Kec. Candimulyo,
Kab. Magelang. Jurnal Masepi, 2(1).
Sidhi, A. N., Raharjo, M. & Dewanti, N. A. Y. (2016). Hubungan Kualitas Sanitasi
Lingkungan dan Bakteriologis Air Bersih Terhadap Kejadian Diare pada
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 4(3), 665-676.
Sitohang W. (2019). Pengaruh Kombinasi Tepung Biji Durian Terhadap Mutu
Fisik dan Mutu Kimia (Kalsium, Protein) Bakso Ikan Tamban (Lemuru).
Srihari, E., Lingganingrum, F. S., Damaiyanti, D., & Fanggih, N. (2017). Ekstrak
Bawang Putih Bubuk Dengan Menggunakan Proses Spray Drying. Jurnal
Teknik Kimia, 9(2), 62-68.
Subagio, K. M. P, Dzulkirom, M. & Hidayat, R. R. (2017). Analisis Pengelolaan
Modal Kerja dalam Upaya Meningkatkan Likuiditas dan Profitabilitas
(Studi pada PT. Gudang Garam Tbk Periode 2014-2016). Jurnal
Administrasi Bisnis, 51(1), 15-24.
Subandoro, R. H., Basito, B., & Atmaka, W. (2013). Pemanfaatan Tepung Millet
Kuning dan Tepung Ubi Jalar Kuning Sebagai Subtitusi Tepung Terigu
61
dalam Pembuatan Cookies Terhadap Karakteristik Organoleptik dan
Fisikokimia. Jurnal teknosains pangan, 2(4).
Sumiratin, E., & Syarbiah, S. (2018). Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Ikan
Asap Di Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe. Jurnal Mitra
Manajemen, 2(6), 654-664.
Sutarjo, G. A. (2017). Analisis Kadar Protein dan Kadar Lemak Pakan Ikan
Gabus dalam Bentuk Cake dengan Konsentrasi Ikan Layang (Decapterus
Sp.) Yang Berbeda. Research Report.
Tanjung, H. S., & Nababan, S. A. (2018). Pengaruh Penggunaan Metode
Pembelajaran Bermain Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Materi
Pokok Pecahan di Kelas III SD Negeri 200407 Hutapadang. Bina Gogik:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 3(1).
Ukhty, N. (2018). Analisis Keuntungan Pada Industri Rumah Tangga Pengolah
Ikan Di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat. Jurnal Bisnis dan
Kajian Strategi Manajemen, 1(2), 128-137.
Verawati, B., & Yanto, N. (2019). Substitusi Tepung Terigu dengan Tepung Biji
Durian pada Biskuit sebagai Makanan Tambahan Balita Underweight
(Substitution of Wheat Flour with Durian Seed Flour in Biscuits as a Food
Supplement of Under Five Children with Underweight). Media Gizi
Indonesia, 14(1), 106-114.
Wahyuningtias, D., Putranto, T. S., & Kusdiana, R. N. (2014). Uji Kesukaan Hasil
Jadi Kue Brownies Menggunakan Tepung Terigu dan Tepung Gandum
Utuh. Binus Business Review, 5(1), 57-65.
Wibowo, A. A. W. (2014). Karakteristik Rolade Berbasis Ikan Lele (Clarias
batrachus) yang Disubstitusi Bubur Kacang Panjang (Vigna unguiculata
subsp. Sesquipedalis) ditinjau dari Sifat Fisik, Kimia, dan
Sensori (Doctoral dissertation, Prodi Teknologi Pangan Unika
Soegijapranata).
Yudhantari, C. I., Hendrawan, I. G., & Ria Puspitha, N. L. P.(2019). Kandungan
Mikroplastik pada Saluran Pencernaan Ikan Lemuru Protolan (Sardinella
Lemuru) Hasil Tangkapan di Selat Bali. Journal of Marine Research and
Technology, 2(2), 48.
Yulianto, A. & Nurcholis. (2015). Penerapan Standard Hygienes dan Sanitasi
dalam Meningkatkan Kualitas Makanan di Food & Beverage
Departement@ Hom Platinum Hotel Yogyakarta. Jurnal Khasanah,
6(2),31-39.
Yuliatmoko, W., & Satyatama, D. I. (2012). Pemanfaatan Umbi Talas Sebagai
Bahan Subtitusi Tepung Terigu dalam Pembuatan Cookies yang
Disuplementasi Dengan Kacang Hijau. Jurnal Matematika Sains dan
Teknologi, 13(2), 94-106.
Yunita. (2016). Studi Penerapan Cara Produksi Makanan yang Baik pada
Jajanan Bakso yang dikonsumsi Murid di SDN Kompleks Mangkura Kota
Makassar. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia. 9(3), 153-161.
Zamaruddin, N. (2018). Monitoring dan Evaluasi Kualitas Air pada Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Area Aceh Besar Bulan April dan Juli. Journal
of Aceh Physics Society, 7(1), 39-42.
62
LAMPIRAN
63
Lampiran 2. Hasil Pengujian Organoleptik
a. Parameter Tekstur
Ranks
Jenis Rolade N Mean Rank
Tekstur Rolade Kombinasi 30 71.65
Rolade Layang 30 67.80
Rolade Lemuru 30 35.92
Rolade Sapi 30 66.63
Total 120
Test Statisticsa,b
Tekstur
Chi-Square 22.127
df 3
Asymp. Sig. .000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Jenis
Rolade
b. Parameter Rasa
Ranks
Jenis Rolade N Mean Rank
Rasa Rolade Kombinasi 30 71.55
Rolade Layang 30 68.85
Rolade Lemuru 30 41.00
Rolade Sapi 30 60.60
Total 120
Test Statisticsa,b
Rasa
Chi-Square 15.461
df 3
Asymp. Sig. .001
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Jenis
Rolade
64
c. Parameter Kenampakan
Ranks
Jenis Rolade N Mean Rank
Kenampakan Rolade Kombinasi 30 63.60
Rolade Layang 30 68.40
Rolade Lemuru 30 39.00
Rolade Sapi 30 71.00
Total 120
Test Statisticsa,b
Kenampakan
Chi-Square 17.414
df 3
Asymp. Sig. .001
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Jenis
Rolade
d. Parameter Aroma
Ranks
Jenis Rolade N Mean Rank
Aroma Rolade Kombinasi 30 64.52
Rolade Layang 30 77.53
Rolade Lemuru 30 34.17
Rolade Sapi 30 65.78
Total 120
Test Statisticsa,b
Aroma
Chi-Square 28.102
df 3
Asymp. Sig. .000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Jenis
Rolade
65
Lampiran 3. Kuisioner Uji Hedonik
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
Lampiran 4. Dokumentasi Pengujian Organoleptik
81
Lampiran 5. Hasil Analisa Usaha
Total
Harga/Unit Biaya Penyusutan/Th
No Jenis Unit Masa Pakai
(Rp) Investasi (Rp)
(Rp)
1 Pisau 2 3 10,000 20,000 6,666
2 Talenan 2 3 8,000 16,000 5,333
3 Spatula 1 2 3,000 3,000 1,500
4 Sendok 1 5 2,500 2,500 500
5 Piring 1 1 7,000 7,000 7,000
6 Baskom 1 1 6,500 6,500 6,500
7 Mangkuk kecil 3 3 4,000 16,000 5,333
Cobek dan
8 1 1 30,000 30,000 30,000
ulekan
Timbangan
9 1 5 50,000 50,000 10,000
digital
Panci
10 1 2 25,000 25,000 12,500
Pengukus
11 Kompor gas 1 4 250,000 250,000 62,500
Pan
12 1 2 64,900 64,900 32,450
penggorengan
13 Blender 1 1 200,000 200,000 200,000
Total 690,900 380,282
Harga/Unit
No Jenis Investasi Jumlah (kg) Biaya (Rp)/hari
(Rp/Satuan)
1 Ikan Lemuru 0.3 13000 3900
2 Tepung Terigu 0.06 10300 618
3 Tepung Tapioka 0.12 8000 960
4 Bawang Putih 0.18 20000 3600
5 Telur 0.25 22000 5500
6 Garam 1 bks 2000 2000
7 Lada 1 bks 2000 2000
8 Wortel 1 buah 2000 2000
9 Gas LPG 1 buah 20000 20000
Biaya Total 1x Produksi (Per hari) 40,578
Biaya Total 6x Produksi (Per Minggu) 243,468
Biaya Total 26x Produksi (Bulan) 1,055,028
Biaya Total 312x Produksi (Per Tahun) 12,660,336
82
c. Biaya Variabel Rolade Ikan Layang
Harga/Unit
No Jenis Investasi Jumlah (kg) Biaya (Rp)/hari
(Rp/Satuan)
1 Ikan Layang 0.3 16000 4800
2 Tepung Terigu 0.06 10300 618
3 Tepung Tapioka 0.12 8000 960
4 Bawang Putih 0.18 20000 3600
5 Telur 0.25 22000 5500
6 Garam 1 bks 2000 2000
7 Lada 1 bks 2000 2000
8 Wortel 1 buah 2000 2000
9 Gas LPG 1 buah 20000 20000
Biaya Total 1x Produksi (Per hari) 41,478
Biaya Total 6x Produksi (Per Minggu) 248,868
Biaya Total 26x Produksi (Bulan) 1,078,428
Biaya Total 312x Produksi (Per Tahun) 12,941,136
Harga/Unit
No Jenis Investasi Jumlah (kg) Biaya (Rp)/hari
(Rp/Satuan)
1 Ikan Lemuru 0.15 13000 1950
2 Ikan Layang 0.15 16000 2400
3 Tepung Terigu 0.06 10300 618
4 Tepung Tapioka 0.12 8000 960
5 Bawang Putih 0.18 20000 3600
6 Telur 0.25 22000 5500
7 Garam 1 bks 2000 2000
8 Lada 1 bks 2000 2000
9 Wortel 1 buah 2000 2000
10 Gas LPG 1 buah 20000 20000
Biaya Total 1x Produksi (Per hari) 41,028
Biaya Total 6x Produksi (Per Minggu) 246,168
Biaya Total 26x Produksi (Bulan) 1,066,728
Biaya Total 312x Produksi (Per Tahun) 12,800,736
83
e. Biaya Tetap
1. Penyusutan - 380.000
84
Lampiran 6. Perhitungan Analisa Usaha
= Rp. 96.000
= Rp. 576.000
= Rp. 2.496.000
= Rp. 29.952.000
= Rp. 17.840.336
3. Keuntungan
= Rp. 12.112.000
85
4. R/C Ratio
= Rp.12.660.336 / 3.744
= Rp. 3.381,5
BEP Unit = FC
P–C
= 5.180.000
8.000 – 3.381,5
= 4.618,5
= 4.618 bungkus
BEP Sales = FC
1 – VC / TR
= 5.180.000
1 – (12.660.336 / 29.952.000)
= 5.180.000
0,5773125
= Rp. 8.972.610
= 29,95 %
86
B. Rolade Ikan Layang
= Rp. 132.000
= Rp. 792.000
= Rp. 34.320.000
= Rp. 41.184.000
= Rp. 18.121.136
3. Keuntungan
= Rp. 23.062.864
4. R/C Ratio
87
= Rp. 41.184.000 / Rp. 18.121.136
= Rp. 3.456,5
BEP Unit = FC
P–C
= 5.180.000
11.000 – 3.456,5
= 2.985,5
= 2.985 bungkus
BEP Sales = FC
1 – VC / TR
= 5.180.000
1 – (12,941,136 / 41.184.000)
= 5.180.000
0,0003142273
= Rp. 16.484.882
= 44 %
88
C. Rolade Ikan Kombinasi
rolade ikan layang dengan harga jual per bungkus Rp 10.000,00, maka :
= Rp. 120.000
= Rp. 720.000
= Rp. 3.120.000
= Rp. 37.440.000
= Rp. 17.980.736
3. Keuntungan
= Rp. 19.459.264
4. R/C Ratio
89
= 2,08 (layak dan menguntungkan)
= Rp. 3.419
BEP Unit = FC
P–C
= 5.180.000
10.000 – 3.419
= 6.581
= 6.581 bungkus
BEP Sales = FC
1 – VC / TR
= 5.180.000
1 – (12,800,736 / 37.440.000)
= 5.180.000
0,6581
= Rp. 7.871.144
= 21 %
90