Anda di halaman 1dari 54

STUDI OPERASIONAL PENANGANAN HASIL TANGKAP DI

PANGKALAN PENDARATAN IKAN AMAGARAPATI LARANTUKA

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) I


PROGRAM STUDI TEKNIK PENANGKAPAN IKAN

Oleh:
ERIK UMBU WUDI
NIT. 20.1.06.015

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KUPANG
2022
STUDI OPERASIONAL PENANGANAN HASIL TANGKAP DI
PANGKALAN PENDARATAN IKAN AMAGARAPATI LARANTUKA

Laporan ini dibuat sebagai pertanggung jawaban atas


Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL) I
Pada Program Studi Teknik Penangkapan Ikan
Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang

Oleh:

ERIK UMBU WUDI


NIT. 20.1.06.015

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KUPANG
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Studi Operasional Penanganan Hasil Tangkap di Pangkalan Pendaratan


Ikan Amagarapati Larantuka

Nama : Erik Umbu Wudi

NIT : 20.1.06.015

Laporan ini dibuat sebagai pertanggung jawaban atas


pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL) I
Pada Program Studi Teknik Penangkapan Ikan
Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang

Menyetujui

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr,Aris Widagdo,A.Pi.M.Si Rasdam,S.Pi.M.Si


NIP. 197702052000031004 NIP. 1989011120188011001

Mengetahui
Ketua Program Studi
Teknik Penangkapan Ikan

Rasdam, S.Pi, M.Si


NIP. 19890111 201801 1 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul
“Studi Operasional Penanganan Hasil Tangkap Di Pangkalan Pendaratan Ikan
Amaragapati Larantuka.” Dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapang ini,
Penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Aris Widagdo, A.Pi, M.Si selaku Direktur Politeknik Kelautan dan
Perikanan Kupang dan selaku Pembimbing Utama yang telah memprogramkan
Praktik Kerja Lapangan

2. Bapak Rasdam, S.Pi., M.Si selaku Pembimbing Pendamping atas kesediaan


waktu memberikan telah mendalam, koreksi dan revisi terhadap sejumlah data
dan informasi.

3. Ayah, Ibu, Keluarga, serta teman-teman dan seluruh civitas akademika Politeknik
Kelautan dan Perikanan Kupang atas dukungan serta doanya.

Penulis menyadari bahwa Laporan Praktik Kerja Lapang ini masih berada
jauh dari kata sempurna sehingga Penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya
guna menyempurnakan Laporan ini. Semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, khususnya di bidang Kelautan dan Perikanan.

Larantuka, Juni 2022

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... i

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................1

1.2 Tujuan..................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Pelabuhan Perikanan.............................................................3

2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan...............................................4

2.3 Aktifitas Pelabuan Perikanan..............................................................5

2.4 Fasilitas Pelabuan Perikanan...............................................................6

2.5 Pelayanan Pelabuan Perikanan............................................................7

BAB III METODE PRAKTEK

3.1 Waktu dan Tempat...............................................................................8

3.2 Alat dan Bahan.................................................................................9

3.3 Prosedur Kerja.....................................................................................10

3.4 Analisa Data.........................................................................................11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pangkalan Pendaratan ikan PPI Amagarapati...................................12

4.2 Fasilitas PPI Amagarapati...................................................................13

4.2.1 Fasilitas Pokok ..........................................................................14

4.2.2 Fasilitas Fungsional ..................................................................15


4.2.3 Fasilitas Penunjang ...............................................................16

4.3 Mengetahui SOP Yang Ada Di PPI Amagarapati ..............................17

4.3.1 Struktur Organisasi....................................................................18

4.3.2 SOP PPI Amagarapati...............................................................19

4.4 Mengetahui Tugas dan Fungsi Kesyabandaran ...............................20

4.4.1 Tugas PPI Amagarapati.........................................................21

4.4.2 Fungsi PPI Amagarsapati.......................................................22

4.5 Mengetahui Tata Cara Penanganan dan Penjualan Ikan Di PPI .......23

4.5.1 Penanganan Hasil Tangkap ......................................................24

4.5.2 Produksi Hasil Tangkap ...........................................................25

4.6 pedagang ikan di PPI Amagarapati.....................................................26

4.6.1 Pedagang Besar..........................................................................27

4.6.2 Pedagang Pengecer.....................................................................28

4.6.3 Pedagang Keliling......................................................................29

4.7 Jumlah Kapal, Jenis kapal, dan Alat Tangkap Di PPI Amagarapati..30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.........................................................................................31

5.2 Saran...................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata pelabuhan laut digunakan untuk pelabuhan yang menangani kapal-


kapal laut. Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang digunakan untuk berlabuhnya
kapal-kapal penangkap ikan serta menjadi tempat distribusi maupun pasar ikan.
Pelabuhan Perikanan adalah salah satu paduan dari wilayah perairan tertentu yang
tertutup dan terlindung dari gangguan badai dan merupakan tempat yang aman untuk
akomodasi kapal-kapal yang sedang mengisi bahan bakar, perbekalan, perbaikan dan
bongkar muat barang (Simbolon, E.S. 2018).

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah tempat berlabuh atau bertambatnya


perahu/kapal perikanan guna mendaparatkan hasil tangkapannya, memuat perbekalan
kapal serta sebagai basis kegiatan produksi, pengolahan, pemasaran ikan dan
pembinaan masyarakat perikanan (Anonimous).Menurut Direktorat Jenderal
Perikanan Departemen Pertanian 2002, Pelabuhan Perikanan Adalah Pelabuhan yang
secara khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek
produksi, pengolahan maupun aspek pemasaranya. Kabupaten Flores Timur (Flotim)
merupakan salah satu sentra pendaratan ikan pada wilayah Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Kabupaten tersebut memiliki enam unit industry perikanan yang berada di
Kecamatan Larantuka. Jenis ikan pelagis yang didaratkan misalnya, Tuna sirip
kuning, baby tuna, cakalang dan tongkol. Flotim Dalam Angka tahun 2010, mencatat
sebanyak 13.703ton hasil laut didaratkan, dan Kecamatan Larantuka sebagai
penghasil terbesar (BPS Kab. Flores Timur 2010).

Pengelolaan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) yang baik dan optimalisasi


dalam operasionalnya merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan
perikanan tangkap. Keberadaan PPI semestinya dapat menimbulkan dampak
pengganda bagi pertumbuhan ekonomi lainnya, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan dan pembangunan
pelabuhan perikanan dan atau Pelabuhan Pendaratan Ikan dapat memajukan ekonomi
di suatu wilayah dan sekaligus dapat meningkatkan penerimaan negara dan
Pendapatan Asli Daerah (PAD (Direkto) rat Prasarana Perikanan Tangkap dalam
Suherman & Dault, 2009). Oleh karena itu, agar segala pengoperasionalnya dapat
berjalan dengan efisien maka sangat dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
terampil dan profesional.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan proposal ini, yakni :

1. Mengidentifikasi fasilitas – fasilitas yang ada di PPI Amagarapati

2. Mengetahui Standar Operasional Prosedur yang ada di PPI Amaragapati

3. Mengetahui tugas dan fungsi kesyahbandaran

4. Mengetahui tata cara penanganan ikan sampai dengan penjualan di PPI


Amagarapati
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Pelabuan Perikanan

Menurut Lubis (2019), Pelabuhan Perikanan adalah suatu pusat aktivitas


dari sejumlah industry perikanan, merupakan pusat untuk semua kegiatan perikanan,
ditambah pula bahwa pelabuhan perikanan merupakan tempat berlabuh bagi kapal-
kapal yang pergi dan pulang dari operasi penangkapan ikan, tempat memperbaiki
kapal dan melindungi kapal-kapal perikanan dari gelombang laut.Pada dasarnya
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) tidak berbeda dengan Pelabuhan Perikanan
Samudera (PPS) maupun Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN), maupun Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI), hanya bobot kerja, produktivitas, kapasitas fasilitas pokok,
fungsional dan tambahannya saja yang berbeda. Oleh karena itu, PPP termasuk
kedalam klasifikasi pelabuhan perikanan tipe C (Direktorat Jenderal Perikanan
Tangkap, 2002). Keputusan Mentri Kelautan dan Perikanan Nomor
:KEP.10/MEN/2004 tentang pelabuhan perikanan dinyatakan bahwa klasifikasi
pelabuhan perikanan tipe C (pantai) memiliki kriteria yakni fasilitas tambat labuh
untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 10 Gross Tonnage (GT);
panjang dermaga sekurang-kurangnya 100 meter, dengan kedalaman kolam
sekurang-kurangnya minus 2 meter; dapat menampung sekurang-kurangnya 30 buah
kapal atau berjumlah 300 GT kapal perikanan sekaligus; melayani kapal ikanyang
beroperasi di perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial, dan wilayah
ZEEI; serta memiliki lahan sekurang-kurangnya seluas 5 Ha.

2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan


Ditinjau dari fungsinya, pelabuhan perikanan tentunya berbeda dangan jenis
pelabuhan lainnya dimana pelabuhan perikanan dikhususkan untuk aktifitas dibidang
perikanan. Secara umum, pelabuhan perikanan mempunyai fungsi yang dapat
dikelompokkan sebagai berikut (Lubis, 2019)

1. Fungsi Maritim
Pelabuhan mempunyai aktivitas- aktivitas yang bersifat kemaritiman, yaitu
merupakan suatu tempat kontak bagi nelayan atau pemilik kapal, antara laut dan
daratan untuk semua aktifitasnya.

2. Fungsi Komersial
Fungsi ini timbul karena pelabuhan perikanan merupakan suatu tempat awal
untuk mempersiapkan pendistribusian produksi perikanan dengan melakukan
transaksi pelelangan ikan. Proses pendistribusian ini dapat dilakukan dengan carra
ikan yang telah didaratkan dibawa ke gedung pelelangan ikan untuk dicatat jumlah
dan jenisnya. Setelah itu ikan disortir dan diletakkan di keranjang untuk dilakukan
pelelangan ikan dan dicatat transaksinya. Pedagang atau bakul ikan mengambil ikan
yang telah dilelang.

3. Fungsi Jasa
Fungsi ini meliputi seluruh jasa-jasa pelabuhan mulai dari ikan didaratkan
hingga ikan didistribusikan seperti penyediaan alat-alat pengangkut ikan, keranjang,
penyediaan bahan bakar, air bersih, es, jasa menangani mutu ikan, keamanan
pelabuhan serta pemeliharaan kapal dan pelabuhan.
Fungsi pelabuha perikananan ditinjau dari segi aktifitasnya secara khusus
merupakan pusat kegiatan ekonomi perikanan antara lain:
1. Aspek Produksi Dalam hal ini pelabuhan perikanan lebih ditekankan sebagai
pemusatan dan kegiatan produksi antara lain, tempat pemusatan armada
penangkapan untuk pendaratan hasil tangkapan, menyediakan tempat
berlabuh yang aman, menjamin kelancaran membongkar hasil tangkapan serta
menyediakan suplai logistik.

2. Aspek Pengolahan Pelabuhan perikanan sebagai tempat untuk membina


peningkatan mutuserta pengendalian ikan dalam menghindari kerugian dari
pasca tangkap.

3. Aspek pemasaran pelabuhan perikanan sebagai tempat untuk menciptakan


mekanisme pasar yang menguntungkan nelayan. Dengan demikian struktur
pemasaran dari tempat pelelangan ikan ke konsumen berlangsung secara baik
dan teratur.

2.3 Aktifitas Pelabuhan Perikanan

Keberhasilan suatu kegiatan pelabuhan perikanan tergantung pada kelancaran


aktifitasnya, mulai dari pendaratan hasil tangkapan, pelelangan, pengolahan hingga
ke pemasarannya.

Berkaitan dengan kelancaran tersebut maka harusla terdapat efektivitas mulai


dari alir aktivitas, alir ikan sampai alir manusianya (Lubis,2019).

1. Alir Aktifitas (Flow of Activities)


Alir aktifitas merupakan alir kegiatan di PP/PPI mulai pada saat kapal masuk ke
kawasan PP/PPI sampai dengan pemasaran hasil tangkapan ke luar kawasannya yang
terdiri dari:

a. Kegiatan di kolam pelabuhan Kapal antri untuk mendaratkan hasil


tangkapannya.

b. Kegiatan di dermaga Merupakan kegiatan pendaratan ikan, pembongkaran

c. Hasil tangkapan, penyortiran, pengangkutan hasil tangkapan ke TPI, kegiatan


reparasi maupun pengisian perbekalan bagi kapal yangakan melaut.

d. Kegiatan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Merupakan kegiatan yang meliputi


penimbangan pelelangan ikan danpendataan hasil tangkapan serta kegiatan
distribusi yang meliputi pengangkutan hasil tangkapan ke industri, pengolah,
pasar atau masyarakat.

2. Alir Ikan atau Bahan Perbekalan (Flow of Fish)

Alir ikan di PP/PPI dimulai dari pendaratan hasil tangkapan di dermaga. Ikan
dibawah ke PPI kemudian di salurkan ke pedangang besar, pedangan antar provinsi
pedagang lokal, dan pengecer hingga pada akhirnya sampai ke konsumen. Alir bahan
kebutuhan kapal yang akan melaut antara lain bahan-bahan kebutuhan perbekalan
nelayan (perbekalan ransum makanan, bahan pengawet ikan dan perlengkapan kapal
dan alat tangkap).

3. Alir Manusia (flow of human)

Merupakan orang-orang yang terlibat dalam aktifitas kegiatan di PP/PPI yaitu:

a. Nelayan yang melakukan operasi penangkapan ikan, pembongkaran dan


bahan perbekalan dan penyortiran ikan.

b. Buruh yang melakukan pengangkutan ikan dan bahan perbekalan

c. Pengolah yang melakukan transaksi pembelian hasil tangkapan.

d. Pengelola pelabuhan yang melakukan pengorganisasian pelabuhan, dan


pengawasan kegiatan yang berlangsung di pelabuhan.

e. Pedagang yang melakukan transaksi dan penjualan hasil tangkapan.

f. Pengunjung atau konsumen yang berkunjung atau membeli hasiltangkapan.

2.4 Fasilitas Pelabuhan Perikanan

Menurut Lubis (2019) didalam melaksanakan fungsi dan peranannya,


pelabuhan perikanan dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang terdiri dari
fasilitaspokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang.

1. Fasilitas pokok adalah fasilitas dasar yang diperlukan dalam kegiatan di


suatupelabuhan. Fasilitas ini berfungsi untuk menjamin keamanan dan
kelancaran kapal baik waktu berlayar, keluar masuk pelabuhan maupun
sewaktu berlabuh di pelabuhan.

Fasilitas pokok terdiri dari:

1). Alur Pelayaran

2). Kolam Pelabuhan

3). Bangunan penahan gelombang (break water)

4). Turap penahan tanah

5). Jalan dalam komplek

2. Fasilitas fungsional adalah fasilitas yang berfungsi untuk meninggikan nilai


guna dari fasilitas pokok sehingga dapat menunjang aktifitas pelabuhan.

Fasilitas fungsional terdiri dari:

1) Gedung Tempat Pelelangan Ikan (TPI)


Tempat Pelelangan Ikan (TPI) adalah pertemuan antara penjual (nelayan atau
pemilik kapal) dengan pembeli (pedagang atau agen perusahaan) untuk kegiatan
melelang ikan. Letak dan pembagian ruang di gedung pelelangan ikan harus
direncanakan agar aliran produk berjalan dengan cepat. Hal ini dengan pertimbangan
karena produk perikanan merupakan produk yang cepat mengalami penurunan mutu
sehingga apabila aliran produk terganggu maka akkan menyebabkan terjadinya
penurunan mutu. Ruangan yang ada di gedung pelelangan antara lain sebagai berikut
(Lubis, 2019):

1. Ruang sortir yaitu tempat membersihkan, menyortir dan memasukkan ikan ke


dalam keranjang.
2. Ruang pelelangan yaitu tempat menimbang, memperagakan dan melelang
ikan.

3. Ruang pengepakkan yaitu tempat memindahkan ikan ke peti lain dengan


diberi es, garam dan lain-lain selanjutnya untuk dikirim

4. Ruang administrasi pelelangan terdiri dari loket-loket, gudang peralatan


lelang, ruang duduk peserta lelang, toilet dan ruang cuci umum. Luas gedung
pelelangan ikan ditentukan oleh faktor–faktor sebagai berikut(Lubis,2000) :

a. Jumlah produksi yang harus ditampung oleh gedung pelelangan.

b. Jenis ikan yang ditangkapi Cara penempatan ikan untuk diperagakan.

2) Sarana bantu navigasipe layaran

3) Fasilitas komunikasi

4) Tangki BBM dan instalasinya

5) Tangki air tawar dan instalasinya

6) Cold storage

7) Dock atau slipway

Merupakan salah satu fasilitas fungsional yang berfungsi untuk memelihara


atau memperbaiki kapal khususnya bagian lunas kapal.

8) Pabrik es dan gudang es


Es terutama digunakan untuk mempertahankan mutu ikan pada saat operasi
penangkapan dan pengangkutan ke pasar atau ke pabrik. Bangunan pabrik es terdiri
dari ruangan mesin, ruang kompresor, ruang produksi, ruang penyimpanan dan ruang
operator. Sedangkan bangunan gudang es diperlukan apabila produksi kemungkinan
tidak terserap oleh pasar secara keseluruhan, pabrik es jauh dermaga atau
kemungkinan mendatangkan es dari luar.

9) Bengkel
10) Gedung penanganan dan pengolahan

11) Tempat perbaikan dan penjemuran jaring.

3. Fasilitas penunjang adalah fasilitas tambahan lain untuk keperluan aktifitas


dipelabuhan.

Fasilitas penunjang terdiri dari:

a) Kantor administrasi;

b) Warung;

c) Balai pertemuan nelayan;

d) Perumahan karyawan;

e) MCK;

f) Sarana ibadah;

g) Sarana kesehatan;

h) Pemukiman nelayan;

i) Saluran drainase dan fasilitas kebersihan lainnya;

j) Fasilitas pembersihan limbah dan industri perikanan.

2.5 Pelayanan Pelabuhan Perikanan

Terwujudnya suatu pelayanan yang baik di suatu pelabuhan perikanan adalah


hal yang sangat penting karena pelayanan merupakan salah satu kegiatan yang
menentukan keberhasilan dalam pembangunan pelabuhan perikanan.

Menurut Dibbs (1970) dalam Priyaza (2008), fasilitas yang diperlukan dibagi
menjadi 2 bagian yang saling berkaitan dengan penangkapan, antara lain sebagai
berikut:
1 Perlunya pelayanan untuk kapal penangkap dan alat tangkap, fasilitas yang
diperlukan, yaitu:

a. Tempat tambat sebagai fasilitas bongkar muat hasil tangkapan

b. Fasilitas BBM

c. Fasilitas es

d. Fasilitas perbengkelan kapal termasuk slipway

2 Penanganan hasil tangkapan dan semua aspek marketing, diperlukan areal tanah
yang memungkinkan pengembangan, yaitu :

a. Fasilitas pemasaran

b. Pabrik es atau gudang es

c. Cold storage

d. Area Parkir
BAB III
METODE PRAKTIK

3.1 Tempat dan Waktu Praktik


Tempat praktik dilakukan di Pangkalan pendaratan ikan (PPI) Amagarapati
Larantuka bertempat di Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Praktik ini dilakukan selama 2 bulan yaitu dari tanggal 1 Juni– 30 Juli 2022.

Gambar 1. Peta Pangkalan Pendaratan Ikan Amagarapati

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang di gunakan dalam mengumpul dan mengambil data saat
Praktik Kerja Lapang (PKL), yaitu: alat tulis untuk mencatat data, kamera sebagai
dokumentasi dan laptop untuk mengolah dan menganalisa data hasil praktik.

3.3 Prosedur Kerja


Prosedur kerja yang digunakan di PPI Amagarapati adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi fasilitas – fasilitas yang ada di PPI Amagarapati yaitu dengan
mengambil data-data fasilitas pelabuhan dan membandingkannya dengan data
yang ada di PPI amagarapati

2. Mengetahui tugas dan fungsi kesyahbandaran


3. Mengetahui cara penanganan ikan yaitu melihat dan mengambil data serta
mencatat langkah-langkah cara pe, nanganan ikan mulai dari kapal sampai
retribusi hasil tangkapan, dengan cara melakukan wawancara secara langsung

3.4 Analisis Data


a) Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari
sumber pertama. Data primer diambil dengan cara melakukan wawancara kepada
pegawai dan nelayan di PPI Amagarapati
b) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung dari subjek penelitian.
Data sekunder diambil dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Flores Timur.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Amagarapati


Pangkalan Pendaratan Ikan Amagarapati merupakan Pelabuhan Perikanan
Tipe D yang terletak di Kelurahan Amagarapati, Kecamatan Larantuka, Kabupaten
Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia, dengan koordinat:
8˚337’094” Lintang Selatan sampai dengan 122˚992’125” Bujur Timur. Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI) Amagarapati dibangun tahun 2009, dan merupakan Hibah dari
Pemerintah Jepang melalui Japan International Coorperation Agency (JICA),
diserah-terimakan pada tanggal 2 Juni 2009 dan mulai beroperasi tanggal 16 Juli
2009. Batasan wilayah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Amagarapati yaitu:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Amagarapati

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Adonara

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Amagarapati

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Postoh


Gambar 2. Profil Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Amagarapati

Pada awal perkembangannya, PPI Amagarapati merupakan bantuan dari


pemerintah Jepang kepada Pemerintah Republik Indonesia sebagai wujud
persahabatan antara kedua Negara. Seiring berjalannya waktu, PPI Amagarapati
tumbuh dan berkembang menjadi suatu pelabuhan perikanan yang cukup besar dan
sebagai pusat kegiatan perikan di wilayah floser timur. PPI Amagarapati merupakan
satu-satunya pelabuhan perikanan tipe D di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

4.2 Fasilitas PPI Amagarapati


Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:
PER.08/MEN/2012 tentang kepelabuhan perikanan. Fasilitas pelabuhan perikanan
terbagi menjadi tiga (3) jenis, diantaranya Fasilitas Pokok, Fasilitas Fungsional, dan
Fasilitas Penunjang. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Amagarapati memeiliki
fasilitas di antaranya:

4.2.1 Fasilitas Pokok


Fasilitas Pokok yaitu fasilitas yang digunakan oleh PPI Amagarapati untuk
tempat berlabuh dan bertambat serta melakukan segala kegiatan kepelabuhan dari
bongkar muat barang, hasil tangkapan dan pengawasan terhadap kapal-kapal
perikanan. Fasilitas pokok yang terdapat di PPI Amagarapati terdiri atas:

1. Dermaga.

Gambar 3. Dermaga Pelabuhan PPI Amagarapati

 Panjang 60 meter,

 Lebar 7 meter

 Kondisi : baik

Berfungsi sebagai tempat bertambat dan bongkar muat hasil tangkapan kapal
perikanan.

Adapun beberapa fasilitas pada dermaga antara lain :

2. Bollard
Bollard adalah perangkat pelabuhan untuk menambatkan (tambat) kapal di
dermaga atau perangkat untuk mengikatkan tali di kapal agar kapal tidak terbawa arus
atau gelombang. Bollard pada pelabuhan Amagarapati terbuat dari besi beton yang
ditanamkan pada fondasi dermaga sehingga kekuatannya mampu menahan gaya yang
bekerja pada kapal. Bollard digunakan sebagai tambatan kapal yang berlabuh dengan
mengikatkan tali yang dipasang pada haluan, buritan serta badan kapal ke dermaga
supaya mampu menahan gaya dari arus. Bollard yang ada di Pangkalan Pendaratan
Ikan Amagarapati berjumlah 22 bollard.

Gambar 4. Bollard PPI Amagarapati

3. Fender

Fender adalah perangkat dari pelabuhan yang digunakan untuk meredam benturan
yang terjadi pada saat kapal akan merapat ke dermaga, atau meredam benturan yang
terjadi akibat kapal terkena guncangan oleh arus. Bahan fender biasanya terbuat dari
karet yang diletakkan menempel pada dermaga. Fender yang ada di PPI Amagarapati
berjumlah 54 buah.
Gambar 5. Fender di PPI Amagarapati

4. Lampu jalan

Lampu jalan berfungsi sebagai penerangan jalan dan membantu pengelihatan


apabila aktifitas bongkar muat dilakukan pada malam hari. Lampu jalan yang ada di
Pangkalan Pendaratan Ikan Amagrapati berjumlah 4 buah.

Gambar 6. Lampu jalan di PPI Amagarapati

sumber: Praktik Kerja Lapang (PKL) I


5. Penahan gelombang (breakwater)

Penahan gelombang berfungsi sebagai pelindung bagi pelabuhan dari gelombang


dan arus yang bisa mengakibatkan abrasi pada fasilitas yang lainnya. Breakwater
yang terdapat di PPI Amagarapati memiliki panjang 100 M, dengan konstruksi dari
beton dan dibawahnya memiliki celah-celah

Gambar 7. Penahan gelombang di PPI Amagarapati

6. Jalan

Jalan adalah akses penghubung yang digunakan untuk memudahkan kegiatan


perikanan antara pelaku usaha perikanan dan konsumen dalam melakukan proses
pemasaran atau jual beli di PPI amagarapati. Kondisi jalan di PPI Amagarapati masih
sangat layak dan baik
Gambar 8. Jalan di PPI Amagarapati

4.2.2 Fasilitas Fungsional


Fasilitas fungsional adalah fasilitas yang secara langsung dimanfaatkan untuk
kepentingan manajemen pelabuhan perikanan yang dapat diusahakan oleh perorangan
atau badan hokum. Fasilitas fungsional yang terdapat di PPI Amagarapati ialah
sebagai berikut:

1. Gedung Kantor UPTD PPI Amagarapati

UPTD merupakan unit pelaksana teknis daerah yang dipimpin oleh seorang
kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggugjawab Kepala Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Flores Timur. UPTD mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan pangkalan pendaratan ikan Amagarapati.
Gambar 9. Gedung kantor UPTD PPI Amagarapati

2. Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

Bangunan TPI merupakan suatu tempat yang digunakan untuk melelang atau
mendaratkan ikan hasil tangkapan. Namun tempat pelelangan ikan di PPI
Amagarapati sedang tidak berfungsi dan tidak berjalan sejak 2016 karena belum
mempunyai petugas lapangan pelaksana yang tepat dalam menangani TPI tersebut.
Sehingga hingga saat ini tempat pelelangan ikan PPI Amagarapati disewa lapak oleh
perusahaan Primo Indo untuk melakukan aktivitas bongkar muat hasil tangkapan.

Gambar 10. Tempat pelelangan di PPI Amagarapati


3. Tempat Docking
Bangunan docking kapal yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
Amagarapati yaitu bangunan yang digunakan untuk membangun dan merakit kapal-
kapal perikanan serta untuk diperbaiki atau pemeliharaan kapal jika mengalami
kerusakan. Namun hingga saat ini unit docking belum dapat berjalan karena beberapa
kendala seperti kekurangan kepala teknis serta peralatan yang belum memadai.

Gambar 11. Docking di PPI Amagarapati

4. Instalasi Listrik

Instalasi listrik yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Amagarapati


berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari sumber PLN melalui KWh meter yang
kemduian mengalir ke setiap listrik yang ada di PPI Amagarapati. Instalasi listrik PPI
Amagarapati yaitu dengan besaran arus KVA 2.300 digunakan untuk pemakaian
lampu di malam hari pada gedung kantor PPI, lampu jalan pelabuhan, kegiatan
docking kapal, SPDN dan kegiatan pabrik es.

5. Pabrik Es
Pabrik es adalah tempat produksi es bagi keperluan masyarakat nelayan untuk
kegiatan perbekalan melaut atau kegiatan penanganan hasil tangkapan dalam bentuk
produk akhir es balok. Pabrik es yang terdapat di PPI Amagarapati memiliki dua
mesin utama namun yang masih bekerja satu mesin saja dan satu lainnya rusak total.
Hal ini dikarenakan faktor usia mesin dari tahun 2009 hingga saat ini belum pernah
digantikan, sehingga nelayan atau pelaku usaha perikanan yang ada di kawasan PPI
Amagarapati banyak menggunakan es yang diambil dari pabrik-pabrik es lainnya
dengan jarak dari lokasi PPI kurang lebih 2-4 km.

Gambar 12. Pabrik es di PPI Amagarapati

6. SPDN ( Solar Pack Dealer Nelayan)

SPDN adalah stasiun pengisian bahan bakar yang digunakan untuk mempermudah
nelayan dalam membeli bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. SPDN yang ada di
PPI Amagarapati menurut hasil wawancara, masih dioperasikan hanya saja dikontrak
oleh pihak KUD dan pihak ketiga dalam permodalan stock bahan bakar dengan
kapasitas menampung 5.000 liter/ tanki untuk tiga tanki yang ada di PPI
Amagarapati. Hal ini masih menjadi satu kendala bagi pihak yang mengurus BBM
karena 15.000 liter/hari saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nelayan
setempat. Sehingga apabila stock yang ada di PPI Amagarapati habis maka para
pelaku usaha perikanan akan mengambilnya stock BBM yang ada di tempat lain

Gambar 13. SPDN di PPI Amagarapati

7. Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL)

Saluran air limbah di PPI Amagarapati berbentuk selokan besar tertutup dan
berada di samping gedung SPDN yang berfungsi untuk menyaring dan meminimalisir
limbah-limbah dari kegiatan yang ada di PPI Amagarapati sebelum di buang.

4.2.3 Fasilitas Penunjang


Fasilitas Penunjang adalah fasilitas yang secara tidak langsung dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan dan memberikan kemudahan bagi
masyarakat umum. Berikut fasilitas penunjang yang ada di PPI Amagarapati antara
lain :

1. Pos Jaga

Pos jaga berfungsi sebagai suatu wadah bagi petugas jaga untuk
mengkondisikan keamanan di wilayah PPI Amagarapati. Pos jaga yang
terdapat di PPI Amagarapati terletak pada pintu masuk bagian timur dari PPI,
di area pos jaga sering digunakan sebagai penarikan tarif parkir yang aktif di
hari-hari libur kerja (sabtu/minggu). Kondisi pos jaga yang terdapat di PPI
Amagarapati cukup baik, bersih dan terawatt.

Gambar 14. Pos jaga di PPI Amagarapati

2. Toilet

Toilet yang terdapat di PPI Amagarapati berjumlah 6 toilet. 4 toilet berada di


dekat TPI dan 2 berada di samping kantor UPTD yang menjadi satu dengan
bangunan kantor. Hanya saja toilet umum hingga saat ini tidak berfungsi dan
tidak terpakai karena rusak total.
Gambar 15. Toilet di PPI Amagarapati

3. Lahan Parkir

Lahan parkir adalah wilayah yang digunakan oleh beberapa pihak untuk
memberhentikan atau memarkirkan kendaraan demi kepentingan yang ada di PPI
Amagarapati. Lahan parkir yang ada di PPI Amagarapati tepat depan kantor
UPTD dan tempat pelelangan ikan.

Gambar 16. Lahan Parkir di PPI Amagarapati


4.3 Struktur Organisasi

Disetiap instansi harus memiliki sebuah sturktur organisasi,begitu pula di PPI


Amagarapati sebagai salah sala satu unit pelaksana tugas daerah (UPTD) yang berada
dibawah dinas kelautan dan perikanan kabupaten flores timur.struktur organisasi
merupakan sebuah sistem pembagian,pengelompokan tugas dan tanggung jawab
secara hierarkitiap unit kerja dan mempunyai peran penting dalam memudahkan
pengkoordinasian tiap-tiap unit kerja dalam sebuah lembaga formal. Berikut gambar
struktur organisasi UPT-PPI Amagarapati.

Gambar 3.struktur organisasi

4.3.1 SOP PPI Amagarapati

Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan sebuah panduan, acuan


dan petunjuk dalam melaksanakan suatu kegiatan oprasional agar berjalan dengan
baik,dan sesuai dengan yang diharapkan.di pangkalan pendaratan ikan (PPI)
Amagarapati, penerapan standar operasional prosedur (SOP) di bagi kedalam tiap-
tiap unit kerja, antara lain:
1.Standar Operasional Prosedur (SOP) Unut Tata Usaha

Standar Operasional Prosedur (SOP) unit tata usaha di pangkalan


pendaratan ikan (PPI) Amagarapati yaitu melaksanakan tugas pengelolaan surat
menyurat, kearsipan data,administrasi kepegawaian, administrasi keuangan,dan
membuat laporan mengenai standar operasional prosedur (SOP) dari setiap unit kerja,
membuat absen/daftar hadir pegawai, membuat laporan realisasi program kerja,
hambatan yang dihadapi, pungutan retribusi, produksi dan penjualan es, pungutan dan
sewa lapak serta biaya pengeluaran.semua data tersebut direkap dan diproses oleh
bagian tata usaha khusus, semua hasil reapan tersebut dilaporkan kepada kepala
UPTD PPI, untuk dikirim ke Dinas Perikanan Flores Timur.

Gambar 4.SOP Unit Tata Usaha

2.Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelabuhan


Standar Operasional Prosedur unit pelabuhan di pangkalan pendaratan
ikan (PPI) Amagarapati yaitu di mulai ketika kapal ikan masukdi dermaga untuk
melakukan pembongkaran hasil tangkapan,lalu pihak yang berwenang diatas
kapal/nahkoda kapal memberikan laporan kepada petugas pelabuhan untuk menambat
labuhkan kapalnya dan melakukan bongkar ikan hasil tangkapan.petugas mencatat
jurnal kedatangan kapal,rencana keberangkata, dan mengisi formulir tambat labuh
dan meregister kapal sesuai jenis dan ukuranya.
Gambar5. SOP Unit Pelabuhan
1. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelelangan
Standar oprasional prosedur (SOP) Unit pelelangan ikan di pangkalan
pendaratan ikan (PPI) Amagarapati hingga saat ini belum dapat berjalan
dikarenakan oleh beberapa faktor seperti: belom memiliki kapal unit yang
menangani fasilitas tersebut.sehingga hasil tangkapan ikan langsung dilelang
di dermaga saat kapal melakukan bongkar muat.
Gambar 6.SOP Unit Pelelangan

2. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pabrik Es


Standar Opersional Prosedur unit pabrik es yang ada di pangkalan pendaratan
ikan (PPI) Amagarapati di mulai dari suplay arus listrik oleh mesin generator
kantor untuk menghidupkan seluruh mesin pengolah es dan
kompresor.lamanya pembuatan es membutuhkan waktu sekitar 10-12 jam
sebelum disimpan di ice storage dengan jenis es yang di hasilkan yaitu es
balok.pabrik es di pangkalan pendaratan ikan (PPI) Amagarapati dikatakan
belum berjalan secara maksimal karena dari dua mesin yang ada salah satunya
sudah mengalami kerusakan total dan mesin lainya hingga saat ini belum
memiliki zat ammonia,selain itu juga kualitas es balok yang dihasilkan di
pangkalan pendaratan ikan (PPI) Amagarapati, masih kalah dalam segi
ketahanannya dibandingkan dengan es balok yang dihasilkan oleh perusahaan
di luar PPI Amagarapati.sehingga bayak masyarakat perikanan/nelayan yang
membeli es balok dan es curah dari lur wilayah PPI Amagarapati.
Gambar 7.SOP Unit Pabrik Es

5.Standar Operasional Prosedur (SOP) Perbengkelan dan docking


Standar operasional prosedur (SOP) unit perbengkelan yang ada di
pangkalan pendaratan ikan (PPI) Amagarapati yaitu untuk penguna atau
ordered yang ingin melakukan docking kapal terlebih dahulu mengajukan
permohonan kepada kepala ppi untuk memberikan izin docking/teknisi
pemeriksaan kapal.proses docking dimulai setelah pembicaraan harga antara
petugas docking dan pemilik kapal telah mencapai kesepakatan harga sesuai
kerusakan yang terjadi pada kapal.kemudian proses docking pun dapat berjalan
sampai dengan kapal keluar dan petugas admnistrasi membuat rekapan
laporan.namun pada kenyataanya kegiatan unit perbengkelan dan docking di
PPI Amagarapati, hingga saat ini belom berjalan sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) dikarenakan ada beberapa peralatan yang belom
memadai salah satunya alat penderek kapal untuk melakukang docking.
Gambar 8. SOP Unit Docking
6.Standar Operasional Prosedur (SOP) K5
Keamanan,Kebersihan, Keindahan, Ketertiban, Dan Keselamatan kerja
dijalankan dalam 3 fungsi yaitu:
a.pengawasan: petugas melakukan pengawasan kepada tiap orang dan
kendaraan yang masuk ke PPI Amagarapati, petugas juga melakukan
penagihan retribusi parkir, melaksanakan apel pagi dan siang, dan
menjalankan tata tertib kantor.
b.penataan: petugas melakukan penataan terhadap lingkungan hidup,
pemeliharaan taman dan melaksanakan kerja bakti mingguan
c.pemeliharaan: petugas melakukan pemeliharaan terhadap pembuangan
dan drainase yang mempengaruhi sanitasi dan kesehatan
semua kegiatan yang dijalankan wajib dilaporkan kepada staf unit tata usaha
kemudian lapporan kegiatan tersebut, disampaikan kepada kepala PPI
Amagarapati agar kedepannya dapat melakukan evalusi.
Gambar 9. SOP Unit K5
7.Standar Operasional Prosedur (SOP) Bongkar Muat
Standar Operasioanl P roseudur kegiatan bongkar muat ikan hasil
tangkapan di pangkalan pendarataan ikan (PPI) Amagarapati , yaitu
petugas pelabuhan melakukan pendataan terhadap kapal serta seluruh
dokumen kapal saat nahkoda dan awak kapal sedang beristirahat, waktu
yang di butuhkan untuk pengisiaan formulir kurang lebih 10 menit.hal
ini bertujuan untuk menentukan lokasih kapal melakukan bongkar ikan
hasil tangkapan. Setelah di tentukan lokasi bongkar muat, kegiatan
bongkar hasil tangkapan mulai di lakukan dibawah pengawasan petugas
inspeksi pembongkaran ikan dengan mencatat waktu bongkar ikan,
jumlah hasil tangkapan, jenis dan dan ukuran ikan.setelah
pembongkaran selesai kapal dapat dipindah labuhkan .berdasarkan
hasil wawancara langsung kepada petugas pelabuhan bahwa kegiatan
bongkar muat hasil tangkapan di pangkalan pendaratan ikan (PPI)
Amagarapati tidak dikenakan biaya retriusi karena belom ada peraturan
Daerah yang mengatur tengtang kegiatan tersebut.
Gambar 10.SOP Bongkar Muat

8.Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengepackan dan Penggankutan ikan


Standar operasional prosedur kegiatan pengepackan dan pengangkutan
ikan hasil tangkapan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) di
pangkalan pendaratan ikan (PPI) Amagarapati, yaitu ikan yang sudah
dibongkar kemudian disortir, dicuci bersih dan ditimbang, kemudian di
masukkan dalam cool box yang berisi es curah. Ikan hasil tangkapan
yang sudah ditangani dalam cool box diangkut ke mobil pic up untuk
diantar ke daerah tujuan seperti kabupaten sikka dan mangagarai barat.
Gambar 11.Pengepackan dan Pengangkutan Ikan

4.4 Tugas dan Fungsi PPI Amagarapati.

4.4.1 Tugas PPI Amagarapati


Tugas pokok pangkalan pendaratan ikan (PPI) Amagarapati didasari pada
peraturan Mentri Kelautan dan Perikanan Nomor : PER.20/PERMEN-KP/2014
menyatakan bahwa, PPI Amagarapati mempunyai kedudukan sebagai Unit
Pelaksanaan Teknis (UPT) di bidang pelabuhan perikanan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktorat Jendral Perikanan Tangkap (DJPT) Kementrian
Kelautan dan Perikanan (KKP). Namun kondisi PPI Amagarapati saat ini telah
diserahkan secara permanent dari pemerintah pusat kepada pemerintah kabupaten
flores timur. Tugas pokok PPI Amagarapati yaitu memfasilitasi produksi dan
pemasaran hasil perikanan di wilayahnya, dan kelancaran kegiatan kapal perikanan,
serta pelayanan kesyabandaran di pelabuhan perikanan.

4.4.2 Fungsi PPI Amagarapati


Fungsi PPI Amagarapati berdasarkan UU RI, NO 45 Tahun 2009 adalah
sebagai berikut :
1. Tempat tambat labuh kapal perikanan
2. Tempat pendaratan ikan
3. Tempat pemasaran dan distribusi
4. Tempat pelaksaan mutu dan hasil perikanan
5. Tempat pengumpulan data perikanan
6. Tempat pelaksanaan penyuluhan serta perkembangan masyarakat nelayan
7. Tempat untuk memperlancar kegiatan operasional kapal perikanan
8. Tempat penerbitan SKPI (Surat Keterangan Pendaratan Ikan) dan SHTI
(Sertifikat Hasil Tangkap Ikan)
4.5 Mengetahui Tata Cara Penanganan Ikan di PPI
4.5.1 Penaganan Ikan Hasil Tangkapan / Fish Handling

Ikan merupakan komoditi yang muda busuk (Perisable food). sesuda diangkat
dari kapal ikan harus segera ditagani secara tepat untuk mempertahankan mutu ikan
agar tetap segar. Penaganan Hasil Tangkapan di PPI Amagarapati yaitu hasil
tangkapan yang di bongkar dari kapal ikan langsung mendapatkan pelayanan yanag
memudakan terlaksananya pekerjaan dalam serangkaian proses seperti penyotiran
ikan berdasarkan jenisnya, lalu ikan dicuci bersih dengan air, setelah ikan dicuci
dengan bersih hasil tangkapan tersebut di timbang lagi untuk di jual kepada para
pedagang sekitar PPI Amagarapati. Biaya hasil tangkapan yang dibeli oleh para
pedagang itu akan dikirim sebagian ke pasar local dan lainya akan dikirim ke daerah
lain sesuai perintaan konsumen.jenis ikan hasil tangkapan yang paling dominan di
PPI Amagarapati antara lain adalah : Cakalang, Tongkol, Tembang dan Layang.
Hasil pengamatan penulis dalam melakukan pengamatan, ikan yang suda di sortir,
pencucian bersih lalu di timbang kemudian langsung di beli pedagang di sekitar PPI
Amagarapati.
Gambar 18. Pengangkatan ikan dari kapal ke pelabuhan

Gambar 19. Penanganan ikan

4.5.2 Produksi Hasil Tangkapan

Produksi hasil tangkapan bongkar muatan di Pangkalan Pendaratan Ikan


Amagarapati sangat beragam, dimana hasil tangkapan tersebut merupakan jenis ikan-
ikan pelagis. Namun hasil tangkapan ikan di bulan Juni – Juli 2022 sangat menurun
karena cuaca yang tidak bersahabat sehingga jumblah kapal untuk melakukan
operasional sangat minim.

Tabel 3.Produksi hasil Tangkapan Bulan Juni 2022


Fishin Jumlah
Jenis
g (Kg)
N0 Tanggal Nama Kapal GT Tangkap ABK
Groun
an
d
1 Juni KMN.FLOTIM Laut
1 22 Cakalang 1000 12
2022 05 Flores
2 Juni KMN.FLOTIM Laut
2 22 Cakalang 1500 12
2022 10 Flores
3 Juni KMN.FLOTIM Laut
3 22 Cakalang 5000 12
2022 25 Flores
4 Juni KMN.FLOTIM Laut
4 22 Cakalang 1700 12
2022 12B Flores
5 juni KMN.FLOTIM Laut
5 22 Cakalang 1080 12
2022 28 Flores
6 juni KMN.FLOTIM Laut
6 22 Cakalang 1500 12
2022 07 Flores
7 juni KMN.INKAMI Laut
7 30 Cakalang 2200 12
2022 NA 911 Flores
8 juni KMN.FLOTIM Laut
8 22 Cakalang 1000 12
2022 09 Flores
9 juni KMN.INKAMI Laut
9 30 Cakalang 2200 12
2022 NA 911 Flores
10 juni KMN.FLOTIM Laut
10 22 Cakalang 812 12
2022 05 Flores
11 juni KMN.FLOTIM Laut
11 22 Cakalang 512 12
2022 09 Flores
12 juni KMN.TUJUAN Laut
12 30 Cakalang 500 12
2022 BARU Flores
13 13 juni KMN.INKAMI 30 Laut Cakalang 1500 12
2022 NA 442 Flores
14 juni KMN.FLOTIM Laut
14 22 Cakalang 830 12
2022 16 Flores
15 juni KMN.INKAMI Laut
15 30 Cakalang 1200 12
2022 NA 703 Flores
16 juni KMN.YULIEN Laut
16 30 Cakalang 900 12
2022 01 Flores
17 juni KMN.FLOTIM Laut
17 22 Cakalang 815 12
2022 30 Flores
18 juni KMN.FLOTIM Laut
18 22 Cakalang 1000 12
2022 04 Flores
19 juni KMN.CINTA Laut
19 30 Cakalang 1070 12
2022 BAHARI Flores
20 juni KMN.FLOTIM Laut
20 22 Cakalang 1025 12
2022 30 Flores
21 juni KMN.FLOTIM Laut
21 22 Cakalang 1912 12
2022 23 Flores
22 juni KMN.FLOTIM Laut
22 22 Cakalang 712 12
2022 30 Flores

23 juni KMN.FLOTIM Laut


23 22 Cakalang 815 12
2022 06 Flores

24 juni KMN.INKAMI Laut


24 30 Cakalang 2100 12
2022 NA 444 Flores
25 juni KMN.FLOTIM Laut
25 22 Cakalang 1000 12
2022 25 Flores
26 juni KMN.YULIEN Laut
26 26 Cakalang 400 12
2022 01 Flores
27 juni KMN.FLOTIM Laut
27 22 Cakalang 1600 12
2022 12B Flores
28 juni KMN.YULIEN Laut
28 26 Cakalang 1000 12
2022 01 Flores
28 juni KMN.FLOTIM Laut
29 22 Cakalang 1000 12
2022 12A Flores
29 juni KMN.FLOTIM Laut
30 22 Cakalang 1000 12
2022 12B Flores
30 juni KMN.INKAMI Laut
31 30 Cakalang 1000 12
2022 NA 911 Flores
Total Hasil Tangkapan Kapal Pole and Line Bulan juni 39.883 372
2022 adalah:

Tabel 4.Produksi Hasil Tangkapan Bulan juli 2022

Fishing Hasil
N G Jumla AB
Tanggal Nama Kapal Groun Tangkapa
o T h (Kg) K
d n
5 juni Laut
1 PUTRI SAPARI 5 Layang 1000 4
2022 Flores
6 juni Laut
2 UJO ASO 5 Layang 1000 2
2022 Flores
7 juni Laut
3 MALAS TAU 5 Tembang 500 3
2022 Flores
8 juni Laut
4 NADIA 5 Tembang 1000 3
2022 Flores
9 juni Laut
5 BELAWAK 5 Layang 2000 2
2022 Flores
10 juni Laut
6 IBRAM A 5 Layang 1000 3
2022 Flores
Total Hasil Muatan Kapal Penampung Pada Bulan Juni 2022 650 kg 132
adalah:

4.6.Pedagang Ikan di PPI Amagarapati


4.6.1Pedagang Besar
Pedagang besar/penampung adalah pelaku usaha yang bertindak sebagai
penampung ikan hasil tangkapan dari para nelayan atau armada kapal. Para pedagang
besar yang sering memebeli ikan di PPI Amagarapati adalah PT Primo Indo dan PT
KCBS.Pada saat proses pelaksanaan bongkar muat di PPI Amagarapati para
pedagang besar untuk selanjutnya membeli jenis ikan sesuai permintaan.kemudian
ikan hasil tangkapan akan ditimbang dan selanjutnya akan ditangani langsung di
pelabuan dengan melalui pengesan menggunakan cool box lalu ikan tersebut akan
dimuat pada mobil pick up pribadi untuk di antar atau di jual kepada konsumennya.
Harga jual ikan hasil tangkapan yang di tawarkan oleh pedagang besar di PPI
Amagarapati bermacam-macam, anatara Rp. 10.000/kg – Rp. 25.000/kg.harga
sewaktu waktu dapat berubah dipengarui oleh kondisi cuaca.
Gambar 20. Pemindahan ikan dari kapal ke pedagang besar

Gambar 21. Penanganan ikan untuk di pasarkan


Gambar 22. Pengiriman ikan ke perusahan

4.6.2 Pedagang Pengecer


Pedagang pengencer adalah pelaku usaha perikananyang melakukan proses jual
beli dari pedagang besar atau langsung dari nelayan/armada kapal ikan yang ada di
PPI Amagarapati untuk dijual kembali di sekitar wilaya PPI atau di wilaya lain.
Harga ikan yang dijual bermacam-macam muali dari Rp. 25.000/kg – Rp 35.000/kg.
Ikan-ikan yang awalnya di beli pedagang besar sebelumnya di srtir kembali oleh
pedagang kecil untuk menjamin kualitas yang akan dijual di pasaran agar tetap dalam
kondisi baik.

Gambar 23. Pemasaran ikan di sekitar PPI Amagarapati

4.6.3 Pedagang Keliling


Pedagang keliling adalah pelaku usaha yang menjual dengan cara menggunakan
kendaraan bermotor untuk mencari lokasi lokasi dimana konsumen berada.
Berdasarkan hasil wawancara ikan yang di jual merupakan ikan yang di beli dari
pedagang besar atau pedagang pengecer yang ada di PPI Amagarapati. Bila pedagang
keliling ingin membeli ke pedagang besar maka biasanya para pedagang kelilin akan
patungan untuk membeli ikan di pedagang besar. Hal ini karena harus membeli dalam
jumblah yang banyak jika membeli ikan langsung dari pedagang besar, selain itu hal
ini lebih menguntungkan karena harga yang dijual oleh pedagang besar lebih mura
dibandingkan pedagang pengencer.

Gambar 23. Pebelian ikan oleh pedagang keliling di PPI Amagarapati

4.7 Jumlah Kapal, Jenis Kapal Dan Alat Tangkap Di PPI Amagarapati

Berdasarkan data yang diperoleh, kapal yang ada di PPI Amagarapati, adalah
sebaigai berikut:
Tabel 1. Jumlah kapal

No Kapal Motor Motor Tempel

GT Jumlah Jumlah

1 <5 432 Unit 672 Unit


2 5-10 432 Unit
3 10-20 118 Unit

4 20-30 18 Unit

Alat tangkap pada PPI Amagarapati adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Alat tangkap di PPI Amagarapati

No Jenis alat tangkap Jumlah

1 Purseine 236 Unit

2 Pole and line 48 Unit

3 Rumpon 326
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) I, sangat banyak


ilmu dan pengelaman sang penulis dapatkan. Dari isi laporan yang telah penulis susun
diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1.Fasilitas PPI Amagarapati terdiri dari:

-Fasilitas Pokok yang terdapat di PPI Amagarapati terdiri atas:


Dermaga,Bollard,Fander,Lampu jalan,Penahan gelombang,Jalan.

-Fasilitas Fungsional yang terdapat di PPI Amagarapati sebagai


berikut: Gedung kantor UPTD PPI Amagarapati,Tempat
pelelangan ikan (TPI),Tempat docking,Instalasi listrik,Pabrik
es,SPDN (Solar pack dealer nelayan),Instalasi pembuangan air
limbah.

-Fasilitas penunjang yang ada di PPI Amagarapati antara lain: pos


jaga,toilet,lahan parkir.

2.SOP PPI Amagarapati antara lain:SOP unit tata usaha,SOP unit


pelabuhan,SOP unit pelelangan,SOP unit pabrik ea,SOP unit
perbengkelan dan docking,SOP K5,SOP bongkar muat,SOP
pengepackan dan pengangkutan ikan.

3.Tugas dan fungsi PPI Amagarapati: Tugas pokok yaitu mempasilitasi


produksi dan pemasaran hasil perikanan di wilayahnya,dan
kelancaran kegiatan kapal perikanan, serta pelayanan kesyabandaran
di pelabuhan perikanan,fungsi PPI Amagarapati sebagai berikut:
tempat tambat labuh kapal perikanan, tempat pendaratan ikan,tempat
pemasaran dan distribusi,tempat pelaksanaan mutu dan hasil
perikanan,tempat pengumpulan data perikanan,tempat pelaksanaan
peyuluhan serta perkembangan masyarakat nelayan,tempat untuk
melancarkan kegiatan operasional kapal perikanan,tempat penerbitan
SKPI(surat keterangan pendaratan ikan) dan SHTI(Sertifikat hasil
tangkap ikan)

4.penanganan hasil tangkap di PPI Amagarapati yaitu hasil tangkapan


yang dibongkar dari kapal ikan langsung mendapatkan pelayanan
yang memudahkan terlaksananya pekerjaan dalam serangkaian
proses seperti penyortiran ikan berdasarkan jenisnya,lalu ikan di cuci
bersih dengan air,setelah ikan dicuci dengan bersih hasil tangkapan
tersebu di timbang lagi untuk dijual kepada para pendangang sekitar
PPI Amagarapati.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil praktik yang di jalankan, maka penulis menyarankan


beberapa hal yaitu:

1. Sebaiknya beberapa kendala yang menghambat pemanfatan fasilitas


seperti kerusakan pada mesin di pabrik es dan ketiadaan alat penderek
di tempat docking, segara di atasi agar bisa difungsikan sebagaimana
mestinya.

2. Sebaiknya tempat pelelangan difungsikan kembali dan dimanfaatkan


sebagaimana mestinya untuk menunjang pemasaran ikan hasil
tangkapan.

3. Sebaiknya penanganan ikan di PPI amagarapati dilakukan dengan


lebih baik lagi dan jumblah ikan dalam box jangan terlalu menumpuk
hal ini juga bisa merusak mutu ikan
4. Sebaiknya Pemerintah Kabupaten Foles Timur, menambahkan
kegiatan bongkar ikan hasil tangkapan kedalam tagihan retribusi yang
wajib di bayarkan, agar meningkatkan Anggaran Pendapatan Daerah
(APD).
5. Sebaiknya pemerintah kabupatenflores timur melakukan revisi
terhadap PERDA nomor 18 tahun 2011 Tentang retribusi jasa usaha,
menggubah besarnya retribusi tambat labuh yang sebelunya
Rp.5.000/jam/kapal menjadi Rp.10.000/jam/kapal atau
Rp.1.000/jam/GT
DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Flores Timur. 2010. Flores Timur dalam
Angka 2010. Larantuka: Badan Pusat Statistik Kabupaten Flores Timur
Departemen Kelautan Dan Perikanan Direktorat Jendral Perikanan Tangkap.2002.
Pedoman Pengelolaan Pelabuhan Perikanan. Jakarta: Direktorat Perikanan
Tangkap Departemen Kelautan Dan Perikanan Dengan Japan Internasional
Coorperation Agency (JICA).
Dibbs, JL (1970). Review Proyek Pengembangan Perikanan Karibia UNDP / FAO,
Tahap 1, 1965- 1969.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10 Tahun 2004 Tentang
Kepelabuhan Perikanan.
Lubis, E. (2019). Pelabuhan perikanan. PT Penerbit IPB Press,2019.
Simbolon, E. S. (2018). “Analisis Efisiensi Pemasaran Ikan Melalui Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) , dan Tangkahan , di Kecamatan Medan dan Belawan”.
Suherman, Agus dan Adhyaksa Dault. 2009. Analisis Dampak Sosial Ekonomi
Keberadaan Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Lamongan Jawa
Timur. Universitas Diponegoro, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai