IUU FISHING
(ILLEGAL, UNREPORTED DAN UNREGULATED )
Oleh:
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum yang berjudul “Iuu Fishing (Illegal, Unreported Dan Unregulated )” pada
praktikum mata kuliah Kapita Selekta Perikanan Tangkap, sesuai batas waktu yang
sudah ditentukan.
Laporan ini telah penulis susun dengan semaksimal mungkin tak terlepas dari
berbagai bantuan yang diberikan oleh banyak pihak, terutama oleh asisten
praktikum.Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada asisten praktikum
yang telah banyak membantu dan memberi arahan, sehingga laporan ini dapat
teselesaikan sebaik mungkin.
Terlepas dari itu semua, penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum
sempurna dan banyak kekurangan serta kesalahan dalam penulisan.Oleh karena itu,
penulis meminta maaf dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar
laporan ini bisa diselesaikan lebih baik lagi.Penulis juga berharap laporan ini dapat
berguna serta dapat menambah wawasan serta bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
4. 1 Hail Pengamatan................................................................................................6
4.2 Pembahasan.........................................................................................................7
BAB V PENUTUP......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Alat dan Bahan..........................................................................................................5
Tabel 2. Hasil Pengamatan...........................................................................................6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki laut seluas 3,25 juta km3 dan 2,55 juta km3 Zona Ekonomi
Eksklusif (ZEE). Indonesia merupakan negara dengan luas perairan lebih besar
daripada daratan, maka dari itu Indonesia disebut negara maritim. Indonesia juga
memiliki sektor perikanan yang sedang berkembang.
Laut Indonesia sering mengalami IUU fishing, hal ini di sebebabkan karena
laut Indonesia itu luas. IUU fishing ini adalah istilah luas dari berbagai macam dan
dimensi kegiatan penangkapan ikan secara ilegal dalam area laut lepas dan dalam
wilayah yudiksi nasional seperti aspek penangkapan dan pemanfaatan ikan. IUU
fishing ini terjadi diberbagai di daerah diperairan laut indonesia termasuk daerah
perairan laut Aceh. Pratikukm ini membahas tentang tugas dari PSDKP dan juga
mebahas tentang IUU fishing yang terjadi di Indonesia terkhususnyaperairan laut
Aceh .
Kasus illegal fishing sampai sekarang belum terselesaikan sepenuhnya karena
belum maksimalnya upaya yang dilakukan oleh Indonesia dalam menangani masalah
illegal fishing di ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) Indonesia. Pengawasan di seluruh
perairan Indonesia yang dilakukan oleh pihak PDKP masih kekurangan dalam hal
kapal pengawas dan juga jumlah hari operasi, serta terbatasnya jumlah hari operasi
itu maka peran pemerintah daerah dan seluruh masyarakat terutama nelayan dalam
pemberantasan illegal fishing menjadi penting.
1
1.3 Manfaat Praktikum
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
dan sebagian kapal ikan asing yang melanggar ditangkap untuk proses hukum
(Kusumaatmadja, 2004).
Maraknya kegiatan Illegal Unreported and Unregulated (IUU) Fishing yang
terjadi di laut Indonesia semakin menghawatirkan. Berdasarkan data yang dilansir
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia kerugian negara akibat
illegal fishing mencapai 300 trilyun rupiah pertahun, yaitu dengan memperhitungkan
tingkat kerugiannya yang mencapai 25% dari total potensi perikanan Indonesia9
Kerugian tersebut berdampak merugikan negara dan mengancam kelestarian sumber
daya kelautan dan perikanan (Marlina dan Faisal Riza, 2013)
4
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan tempat dilaksakan praktikum ini pada hari Selasa, tanggal 8 Oktober
2019, pukul 12:00 WIB sampai selesai, di Ditjen Pengawasan Sumberdaya Kelautan
dan Perikanan, Lampulo, Banda Aceh.
5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hail Pengamatan
No Pertanyaan Jawaban
.
1. Apa dampak positif dan negatif - Dampak positif nya yaitu nelayan
setelah adanya di buat kebijakan Indonesia dapat melakukan
IUU fishing? penangkapan ikan leluasa dan lebih
mudah seperti dahulu.
- Dampak negatif nya yaitu orang asing
tidak leluasa melakukan illegal
fishing.
2 Sarana dan prasarana apa saja yang Kapal pengawas / kapal patroli, pesawat
digunakan dalam proses pengawasan teknologi AIC, pengunaan satelit-satelit
agar tidak terjadinya IUU fishing? yang ada, kerja sama dengan organisasi
di prancis untuk mengembangkan satelit
dan pengutatan SDM pengawas
3 Sejauh ini tugas dan fungsi PSDKP PSDKP sudah berusaha melakukan
yaitu melakukan pengawasan di pencegahan, sudah melakukan banyak
bidang kelautan dan perikanan. penangkapan dan melakukan proses
Apakah peran dan fungsi PSDKP sesuai dengan hukum dan semua itu tidak
sudah berjalan dengan baik? berjalan dengan sempurna. Banyak
terjadi kasus seperti pengeboman, racun,
dan alat tangkap yang di larang.Dan
sejauh ini yang dilakukan PSDKP itu
positif.
4 Sanksi apa yang di berikan para Hukum yang di berikan kepada yang
pembudidaya yang melakukan melanggar aturan yang sudah di buat itu
kecurangan di bidang perikanan /
sama dengan pelanggar IUU fishing,
pembudidayaan ?
6
tetapi sejauh ini para pembudidaya yang
melanggar belum ada dinaikan kasus nya
ke proses hukum. Sejauh ini pihak dari
PSDKP masih melakukan pembimbingan
terhadap para pembudidaya.
4.2 Pembahasan
Ilegal fishing merupakan masalah klasik yang sering dihadapi oleh negara yang
memiliki banyak pantai karena masalah tersebut sudah ada sejak dulu. Namun
hingga sekarang masalah illegal fishing masih belum dapat diberantas. Hal itu
dikarenakan untuk mengawasi wilayah laut yang banyak secara bersamaan itu
merupakan hal yang sulit. Negara yang sudah memiliki teknologi yang maju
dibidang pertahanan dan keamanan sekalipun pasti juga pernah terkena kejahatan
illegal fishing. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak pantai
mengingat status Indonesia sebagai negara kepulauan. Hal ini tentu saja
mengakibatkan Indonesia juga terkena masalah illegal fishing.
Permasalahan Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) fishing di wilayah
perairan Indonesia dapat disebabkan oleh dua hal, pertama, ketidakjelasan peraturan
perundang-undangan yang telah ada.Hal ini dikarenakan banyaknya kebijakan saling
silang, pada akhirnya berujung pada ambiguitas institusi negara mana yang
berwenang dalam mengurus permasalahan illegal fishing.Kondisi semacam ini pun,
rawan akan konflik kepentingan antar institusi negara dalam ranahnya masing-
masing, ketidakjelasan tersebut juga menciptakan celah bagi para oknum
mempermainkan kebijakan yang telah ada.
Hal kedua lebih kepada keadaan pendukung berupa sarana dan prasarana dalam
melakukan aktivitas pengawasan dan penegakan hukum di laut, dikarenakan kondisi
yang ada saat ini masih sangat lemah, baik dari sisi teknologi maupun sumberdaya
manusianya.Mengenai kebijakan yang telah diambil oleh menteri kelautan dan
perikanan bahwa illegal fishing harus segera diberantaskan itu sangat positif untuk
nelayan yang dimaksud positif untu nelayan yaitu nelayan tidak perlu jauh-jauh
untuk menangkap ikan.
7
Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP)
Lampulo merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kelautan
dan Perikanan di bidang pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pengawasan
Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.
Perairan Aceh berbatasan dengan Selat Malaka dan Samudera Hindia serta
memiliki gugusan pulau besar dan kecil sebanyak sekitar 180 pulau menjadikan
wilayah Perairan Aceh sebagai salah satu wilayah yang memiliki potensi besar
disektor kelautan dan perikanan. Hal ini sangat memungkinkan terjadinya praktik
penangkapan ikan secara tidak sah (Illegal fishing) dan mengancam kelestarian
sumberdaya hayati lautdi Perairan Aceh. Pengawasan dan pencegahan Illegal fishing
di Perairan Aceh dilakukan oleh Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
(PSDKP) Lampulo, yang memilki peran salah satunya adalah mengawasi dan
mencegah terjadinya Illegal fishing.
Pangkalan PSDKP Lampulo mempunyai tugas utama yakni melaksanakan
pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan berdasarkan peraturan
perundangundangan yang berlaku, termasuk di dalamnya untuk memperkuat
pengawasan kegiatan penangkapan ikan secara tidak sah (Illegal fishing) yang
dilakukan oleh Kapal Ikan Indonesia (KII) maupun yang dilakukan oleh Kapal Ikan
Asing (KIA) di WPP-NRI 571 dan WPP-NKRI 572.
8
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Semoga praktikum selanjutnya berjalan dengan lancer dan lebih baik lagi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Adwani. 2016. “Local Government Rolein the Solving of Catching Fish Illegally in
Aceh Region”. Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 16, No. 1.
Marlina dan Faisal Riza. 2013. Aspek Hukum Peran Masyarakat dalam Mencegah
Tindak Pidana Perikanan, Jakarta: PT. SOFMEDIA
Wajni, 1996. Produksi Ikan Dari Hasil Penangkapan Di Laut. Badan Riset Kelautan
dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2001 Jakarta.
10