Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

rahmat dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Ucapan terima

kasih penulis sampaikan kepada asisten yang telah membimbing penulis serta

pihak-pihak yang ikut andil dalam melakukan praktikum.

Laporan ini dibuat oleh penulis untuk melengkapi tugas praktikum yang

sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan untuk bisa mengikuti praktikum

pada minggu selanjutnya.

Laporan Parasit dan penyakit ikan yang berjudul PENGAMATAN

PERGERAKAN SIRIP-SIRIP IKAN DAN MEKANISME IKAN MENGAMBIL

MAKANAN SERTA LAJU PENGHANCURAN MAKANAN DI DALAM

LAMBUNG .

Penulis semaksimal mungkin untuk menyempurnakan penulisan laporan

ini. Namun tidak tertutup kemungkinan ada kesalahan dan kekurangan pada

penulisan laporan ini. Untuk itu, penulis dengan senang hati menerima segala

kritikan maupun saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan pada

waktu berikutnya.

Pekanbaru, 28 Maret 2017

William Cohen DS
ii

DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. v

I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1.Latar Belakang .................................................................................. 1


1.2.Tujuan dan Manfaat ........................................................................... 2

II.TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4

III. BAHAN DAN METODE ................................................................... 8

3.1. Waktu dan Tempat ........................................................................... 8


3.2. Bahan dan Alat ................................................................................. 8
3.3. Metodologi Praktikum ...................................................................... 8

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 10

4.1.Hasil................................................................................................... 10
4.2.Pembahasan ....................................................................................... 12

V.KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 15

5.1.Kesimpulan ........................................................................................ 15
5.2.Saran .................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 16

LAMPIRAN ............................................................................................... 17
iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Lele Dumbo (Clarias gariepinus) ........................................... 10


iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Pengamatan pergerakan sirip-sirip ikan sebelum diberi makan.. 11


Tabel 2. Pengamatan pergerakan sirip-sirip ikan sesudah diberi makan .. 11
Tabel 3. Laju penghancuran makanan di dalam lambung ikan ................. 11
v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Alat yang di gunakan ............................................................ 18


1

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanisme, dan

cara kerja dari organ, jaringan, dan sel-sel organisme. Fisiologi juga merupakan

ilmu yang mempelajari faktor-faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh

proses kehidupan. Jenis kehidupan yang dimaksudkan disini yaitu, mulai dari

makhluk hidup sederhana seperti virus yang bersel satu sampai manusia yang

mempunyai susunan sel yang lebih rumit, danmempunyai sifat-sifat fungsional

tersendiri. Sedangkan fisiologi ikan adalah ilmu yang mempelajari fungsi kegiatan

kehidupan zat hidup (organ, jaringan, atau sel) dan fenomena fisika dan kimia

yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan ikan (Windarti, at.,al.,2012).

Organ yang penting dalam gerakan ikan adalah sirip.Sirip yang terdapat

pada tubuh ikan terdiri dari 2 macam sirip berpasangan yaitu sirip dada (pectoral

fin) dan sirip perut (ventral fin), dan 3 macam sirip tidak berpasangan yaitu sirip

ekor (caudal fin), sirip punggung (dorsal fin), dan sirip anus (anal fin). Sirip ekor,

sirip anal dan sirip punggung digunakan untuk gerak maju, keseimbangan,

berbelok dan untuk menjaga kestabilan posisi tubuh. Sedangkan sirip dada dan

sirip perut digunakan untuk gerakan naik dan turun serta pada saat ikan

berhenti. Dimana sirip ini berperan sebagai alat penggerak ketika ikan berada

dalam perairan dan masing masing sirip punya peranan tersendiri dan dalam

melakukan aktivitasnya kesemua macam sirip itu saling berinteraksi.

Kemampuan sirip-sirip tersebut membuat pergerakan mempengaruhi

kecepatan pergerakan tubuh ikan tersebut. Kemampuan sirip-sirip ini bergerak


2

karena adanya urat daging bergaris yang terdapat pada sendi-sendi pangkal

sirip.Berpindahnya ikan dari satu tempat ke tempat yang lain dapat berlangsung

secara pasif. Beberapa jenis ikan melakukan gerakan secara pasif dengan cara

menumpang kepada organisme atau benda lain. Berenang merupakan gerakan

aktif dari ikan. Dengan cara ini ikan bergerak untuk mencarai makan.

P a d a h e w a n a i r p e n c e r n a a n p r o t e i n membutuhkan enzim

protease sebagai katalisator. Enzim protease yang pertama pada udang, misalnya

adalah tripsin dan kemotripsin. Pada vertebrata pencernaan protein

menbutuhkan pepsin misalnya pada perut ikan karnivora, tripsin yang

terdapat dalam usus dan pancreaskimotripsin dan erepsin

yang terdapat usus. Enzim yang berperan penting untuk mencerna protein

adalah protease. Protease disekresikan dalam bentuk inaktif (zimogen),

yang dapat segera diaktifkan. Penyimpanan protease dalam bentuk

inaktif sangat penting untuk menhindari terjadinya self

digestion (mencerna sel / jaringannya sendiri).

Alat pencernaan dari ikan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar

pencernaan. Alat pencernaan pada ikan mas terdiri atas l a m b u n g .

S a l u r a n p e n c e r n a a n p a d a i k a n t e r d i r i a t a s s e g m e n mulut,

rongga mulut, faring, esofagus, lambung, pilorus, usus,rektum dan

anus, (Fujaya, 2004).

1.2.Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mampu

mengamati aktivitas pergerakan ikan secara benar dari masing-masing siripnya,

serta diharapkan kepada praktikan untuk mengetahui dan mempelajari cara


3

pengambilan makanan, dan mekanisme penghancuran makanan pada jenis ikan uji

yakni pada ikan Lele Dumbo( Clarias gariepinus).

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat

pengalaman dan praktikan bisa membandingkan antara teori yang telah

didapatkan pada saat perkuliahan dan keadaan sebenarnya pada saat diadakannya

praktikum di laboratorium
4

II.TINJAUAN PUSTAKA

Hewan air adalah makhluk hidup yang habitatnya di perairan dan tidak

dapat memanfaatkan secara langsung zat zat anorganik (organisme heterotrof)

tetapi mereka dapat mendapatkan makanannya dari mikroba, tumbuhan atau

hewan lainnya. Pada umumnya hewan air melakukan pergerakan untuk mencari

makananan, (Yuwono, 2001).

Cara ikan mengambil makanan dari alam lingkungan sangat bervariasi

yaitu tergantung pada ukuran, umur ikan, spesies ikan dan sipat ikannya. Dalam

upaya mendapatkan dan memakan makanannya sangat dipengaruhi oleh posisi

keberadaan mangsa yang akan dimakan, aktivitas gerak dari mangsa, bentuk

makanan, ukuran makanan dan warna dari makanan yang akan dimakan (Ridwan

dkk, 2006).

Sirip pada ikan berperan sangat penting dalam penentuan arah dan gerak

ikan. Sirip pada ikanb terdiri dari sirip punggung (Dorsal ), sirip perut (Ventral),

sirip anus (Anal), sirip dada (Pectoral), dan sirip ekor (Caudal), kelima sirip

tersebut ada yang bersifat ganda seperti pada sirip dada dan sirip perut, sedangkan

yang lainnya bersifat tunggal. Tidak semua spesies ikan dipermukaan bumi ini

memiliki secara utuh kelima sirip tersebut secara sempurna melainkan ada yang

tidak lengkap (Tim Iktiologi, 2010).

Menurut Alifuddin (2001) ukuran lambung biasanya berkaitan dengan

jenis dan ukuran makanan yang dimakan, ikan yang secara rutin memangsa

makanan yang besar mempunyai lambung yang besar dan sebaliknya bagi ikan
5

yang memangsa makanan yang kecil, ukuran lambungnya kecil atau tidak

mempunyai lambung.

Ikan tidak pernah mengunyah dan menghancurkan makanan secara fisik di

dalam rongga mulut karena tidak memiliki gigi geraham seperti pada mamalia.

Maka dari itu proses penghancuran makanan berlangsung di dalam lambung pada

ikan karnivora, pada lambung palsu yaitu ikan Cyprinidae dan pada intestinum

pada ikan herbivora. Oleh karena itu kecepatan dan kemampuan lambung,

lambung palsu serta intestinnum ikan menghancurkan makanan tergantung pada

jenis makanan yang dimakan, jenis enzim yang terdapat dalam saluran

pencernaan, bentuk serta ukuran saluran pencernaan yang dimiliki oleh setiap

spesies ikan (Pulungan dkk, 2007).

Pa d a h e w a n a i r p e n c e r n a a n p r o t e i n membutuhkan enzim

protease sebagai katalisator. Enzim protease yang pertama pada udang, misalnya

adalah tripsin dan kemotripsin. Pada vertebrata pencernaan protein

menbutuhkan pepsin misalnya pada perut ikan karnivora, tripsin yang

terdapat dalam usus dan pancreas kimotripsin dan erepsin

yang terdapat usus. Enzim yang berperan penting untuk mencerna protein

adalah protease. Protease disekresikan dalam bentuk inaktif (zimogen),

yang dapat segera diaktifkan. Penyimpanan protease dalam bentuk

inaktif sangat penting untuk menhindari terjadinya self

digestion (mencerna sel /jaringann ya sendiri). Apabila disimpan dalam

bentuk aktif, protease dapatmencerna sel lambung, yang juga banyak

mengandung protein, (Isnaini, 2006).


6

Didalam rongga mulut, protein makanan belum mengalami proses

pencernaan. Barud i d a l a m l a m b u n g t e r d a p a t e n z i m p e p s i n e d a n

HCl ya n g bekerjasama memecah p r o t e i n makanan menjadi

metaboliteintermediate tingkat polypeptide, yaitu peptone, albumosa dan

proteosa, (Sediaoetama, 2004).

Ikan seperti pada hewan lain, melakukan gerakan dengan dukungan alat

gerak. Pada ikan, alat gerak yang utama dalam melakukan manuver di dalam

air adalah sirip. Sirip ikan juga dapat digunakan sebagai sumber data untuk

identifikasi karena setiap sirip suatu spesies ikan memiliki jumlah yang

berbeda dan hal ini disebabkan oleh evolusi.

Sirip pada ikan terdiri dari beberapa bagian yang dinamakan sesuai dengan

letak sirip tersebut berada pada tubuh ikan, yaitu :pinna

dorsalis (dorsal fin), pinna pectoralis (pectoral fin), pinna ventralis (ventral

fin), pinna analis (anal fin), fungsi sirip ini adalah membantu dalam

stabilitas berenang ikan, pinna caudalis (caudal fin), adipose fin Adalah sirip

yang keberadaannya tidak pada semua jenis ikan. Letak sirip ini adalah pada

dorsal tubuh, sedikit di depan pinna caudalis,

Secara umum kebiasaan makan dan cara makan ikan terdiri atas aspek

tempat makan atau lokasi makan, waktu makan ikan, cara makan ikan, dan jenis

makanan kegemaran ikan. Kedua kebiasaan itu tidak sama antara jenis ikan yang

satu dan jenis ikan yang lainnya, ikan mas merupakan ikan lapisan tengah perairan

yakni ikan yang mencari makanan yang mengapung di tengah perairan. Ikan jenis

ini hanya sewaktu-waktu muncul ke permukaan air atau berenang di dasar

perairan,
7

Cara ikan mengambil atau mendapatkan makanan dari alam dan

lingkungan disekitar sangat bervariasi, tergantung pada ukuran/umur ikan, spesies

ikan dan sifat ikannya. Beberapa jenis ikan mengambil makanan dengan cara

memburu mangsa, menunggu mangsa, menyumpit mangsa serta memikat

mangsa. Selain itu adapula ikan yang mencari makanan dengan cara menghisap

dan menyaring makanan atau disebut filter feeder, (Penuntun Praktikum Fiswan,

2012,Faperika,Ur,Hal.17).

Menurut Youlyz (2010), rata-rata pengosongan lambung merupakan salah

satu determinasi utama pada pencernaan makanan dan berpengatuhan pada aspek

ini sangat berguna untuk mendeterminasi frekuensi makanan optimal yang

dipelajari dalam pengosongan lambung adalah spesies predatpor, suhu, ukuran

makanan, kualitas makanan dan dampak rata -rata pengosongan

lambung-lambung terhadap sejarah kehidupan ikan.

Menurut Saluanet Hannan (2004), s e b u a h komponen

penting dari dan estimasi laju konsumsi random harian adalah tingkat

evaluasi lambung-lambung menilai tindakan evaluasi kecepatan yang bermuara makanan

dari lambung. Ini ditentukan dengan melihat hubungan antara berat sisa mangsa

diperut dan waktu setelahm a k a n .


8

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 22 Maret 2017, pada

pukul 14.00-16.30 wib, bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas

Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru.

3.2. Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah berupa benih

ikan,yaitu ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dengan ukuran 5-7cm sebanyak

10 ekor, pakan ikan berupa pellet dan tubifex hidup, serta alat-alat yang

digunakan adalah gunting bedah, tangguk, toples besar, serbet, alat tulis, nampan,

jas lab, penuntun praktikum, dan buku gambar.

3.3. Metodologi Praktikum

Metode yang digunakan pada praktikum tersebut yaitu metode

pengamatan langsung terhadap objek praktikum yang telah disediakan sehingga

sanggup didapatkan data yang nyata dan seakurat mungkin melalui praktikum

tersebut.

3.4. Prosedur Praktikum

- Pengamatan Pergerakan Sirip-Sirip Ikan

1. Siapkan ember 2 buah untuk setiap kelompok

2. Isi air 10 liter setiap ember

3. Masukkan ikan sampel pada masing-masing ember

4. Diamkan selama 10 menit


9

5. Amati pergerakan sirip pada saat : ikan maju, ikan mundur, diam, bergerak

ke atas, turun ke bawah dan berbelok serta bagaimana kombinasi kerja dari kelima

sirip.

6. Setelah 15 menit masukkan tubifex dan pellet.

7. Amati kembali pergerakan sirip pada saat ikan:

Mengambil makanan yang di atas

Mengambil makanan yang di dasar

Mengambil makanan yang bergerak ke atas dan ke bawah.

- Mekanisme Ikan Mengambil Makanan Dan Laju Menghancurkan Makanan

Di Dalam Lambung

1. Pada ember yang telah berisi 5 ekor ikan sample

2. Masukkan makanan ikan: tubifex, pellet

3. Diamkan selama 5 menit

4. Amati cara ikan memakan, menyaring, menghisap, memburu dll

5. Hitung bukaan mulut pada ikan selama 1 menit

6. Amati jenis makanan yang di makan

7. Berapa banyak jumlah makanan yang di makan

8. Makanan hancur atau belum dan seperti apa kondisi makanan tersebut

9. Setelah 5 menit, ambil kembali 1 ekor ikan sample lalu bedah kemudian

setelah 10 menit, ambil kembali ikan kemudian di bedah dan terkhir 15 menit

ambil ikan lalu di bedah.


10

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil

Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatlah hasil sebagai berikut

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum rupa darah secara

makroskopis dan mikroskopis sebelum dan sesudah haemmolisis ini dapat

diketahui hasilnya adalah sebagai berikut:

Klasifikasi ilmiah :

Kingdom:Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Actinopterygii

Ordo: Siluriformes

Famili: Clariidae

Genus: Clarias

Spesies: Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

Gambar 1. Lele Dumbo (Clarias gariepinus)


11

Tabel 1. Pengamatan pergerakan sirip-sirip ikan sebelum diberi makan

Arah
Pergerakan
Ikan Maju Mundur Diam Atas Bawah kiri kanan Belok
Dorsal
Pectoral
Anal
Caudal
Ventral
Diam

Tabel 2. Pengamatan pergerakan sirip-sirip ikan sesudah diberi makan

Arah
Pergerakan
Ikan Maju Mundur Diam Atas Bawah kiri kanan Belok
Dorsal
Pectoral
Anal
Caudal
Ventral
Diam

Tabel 3. Laju penghancuran makanan di dalam lambung ikan

Waktu Ukuran Utuh Hancur Hancur


TL/SL
5 Menit
Pelet 6cm/5cm
Tubifex 4,5cm/4cm
10 menit
Pelet 6,5cm/5,5cm
Tubifex 6cm/5cm
12

15 Menit
Pelet 8,5cm/7,2cm
Tubifex 6,7cm/6cm

4.2.Pembahasan

Sirip ikan terdiri dari 2 macam yakni, 2 macam sirip yang

berpasangan yaitu sirip dada (pectoral fin) dan sirip perut (ventral fin) kemudian 3

macam sirip yang tidak berpasangan yaitu sirip ekor (caudal fin), sirip anus (anal

fin), dan sirip punggung (dorsal fin) (Windarti, et all. 2012).

Soeseno (2006) mengatakan bahwa sirip ikan mempunyai fungsi sebagai

kemudi dan pendorong utama dalam air. Berdasarkan data yang diperoleh

berdasarkan dari pengamatan selama praktikum dapat diketahui dari tabel 1,

bahwasanya ikan melakukan gerakan keatas dengan menggunakan sirip dada

(pectoral fin) dan sirip anus (anal Fin) sedangkan untuk melakukan gerakan ke

bawah ikan menggunakan sirip dada (pectoral fin), gerakan ke depan

menggunakan sirip dada (pectoral fin), gerakan ke belakang menggunakan sirip

dada (pectoral fin) dan sirip anus (anal fin), gerakan ke samping menggunakan

sirip dada (pectoral fin), sirip perut (ventral fin) dan sirip anus (anal fin).

Sedangkan jika ikan dalam posisi diam, sirip yang digunakan yaitu sirip dad

(pectoral fin).

Dari hasil pengamatan pertama yang telah didapatkan dari praktikum

tersebut diatas dapat dikatakan bahwa pada pengamatan pergerakan sirip ikan

dapat dinyatakan ikan yang sehat atau tidak terganggu organ pergerakannya akan

memperlihatkan keaktifan gerakannya, ia akan aktif bergerak dengan bantuan dari


13

semua sirip yang dimilikinya, tetapi apabila kesehatan ikan atau organnya berupa

sirip ini terganggu ini akan mempengaruhi pergerakan dari ikan-ikan tersebut.

Ikan tidak pernah mengunyah ataupun menghancurkan makanan secara

fisik di dalam rongga mulut, karena ikan tidak memiliki gigi geraham seperti pada

mamalia. Oleh karena itu proses penghancuran makanan berlangsung di dalam

lambung. Pada ikan Cyprinidae makanan dihancurkan dalam lambung palsu, dan

pada ikan herbivora makanan dihancurkan di intestinum (Windarti, et all. 2012).

Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum laju menghancurkan

makanan di dalam lambung ini, tidak semua jenis makanan yang dimasukkan

dalam aquarium dimakan oleh ikan. Dari jenis makanan yang dimakan itu setelah

waktu 15 menit pertama habis, kemudian ikan dibedah dan dilihat saluran

pencernaan, dari hasil pengamatan untuk 15 menit pertama tersebut, kondisi

lambung ikan masih kosong, kemudian setelah 15 menit kedua lambung ikan

berisi makanan dan 15 menit ketiga makanan yang terdapat dalam lambung ikan

sudah mulai hancur.

Didalam rongga mulut, protein makanan belum mengalami proses


pencernaan. Barud i d a l a m l a m b u n g t e r d a p a t e n z i m p e p s i n e d a n
H C l ya n g b e k e r j a s a m a m e m e c a h p r o t e i n makanan menjadi metabolite
intermediate tingkat polypeptide, yaitu peptone, albumosa dan proteosa.
(Sediaoetama, 2004).
Alat pencernaan dari ikan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Alat pencernaan pada ikan mas terdiri atas l a m b u n g .
S a l u r a n p e n c e r n a a n p a d a i k a n t e r d i r i a t a s s e g m e n mulut,
rongga mulut, faring, esofagus, lambung, pilorus, usus,rektum dan
anus, (Fujaya, 2004).
Cara ikan mengambil makanan dari alam lingkungan sangat bervariasi
yaitu tergantung pada ukuran, umur ikan, spesies ikan dan sipat ikannya. Dalam
14

upaya mendapatkan dan memakan makanannya sangat dipengaruhi oleh posisi


keberadaan mangsa yang akan dimakan, aktivitas gerak dari mangsa, bentuk
makanan, ukuran makanan dan warna dari makanan yang akan dimakan (Ridwan
dkk, 2006).
Menurut Alifuddin (2001) ukuran lambung biasanya berkaitan
dengan jenis dan ukuran makanan yang dimakan, ikan yang secara rutin
memangsa makanan yang besar mempunyai lambung yang besar dan sebaliknya
bagi ikan yang memangsa makanan yang kecil, ukuran lambungnya kecil atau
tidak mempunyai lambung.
15

V.KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa

pada ikan alat geraknya berupa sirip, dimana sirip pada ikan terdapat lima jenis

yakni anal,caudal,pectoral,dorsal,dan ventral. Apabila dari kelima sirip ini ada

yang terganggu maka system pergerakan ikan tersebut akan terganggu.

Kemudian mekanisme lajunya penghancuran makanan pada ikan ini

dipengaruhi oleh beberapa sebab yakni jenis makanan yang dimakan, kemudian

enzim-enzim yang ada pada lambung ikan tersebut, dan tergantung juga pada jenis

ikannya, dan tak kalah pentingnya juga waktu turut mempengaruhi lajunya

penghancuran makanan pada lambung.

5.2.Saran

Dari pengalaman yang sudah dialami oleh praktikan maka praktikan

menyarankan agar untuk kedepannya untuk tidak menggunakan objek praktikum

yaitu berupa ikan jangan yang memiliki ukuran yang masih kecil. Karena akan

mempengaruhi kerja dan memperlambat pekerjaan, karena organ yang diamati

masih terlalu kecil.


16

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, 2004. Ikhtiologi, Suatu Panduan Kerja Laboratorium. Depdikbud,


IPB, Bogor.
Fujaya, 2008. Fisiologi Ikan. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Khairuman, 2002. Budidaya ikan Mas Secara Intensif. PT. Agromedia


Pustaka, Jakarta
Rahardjo, S. 2005. Oseanografi Perikanan I. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. 141 hal.
Windarti, dkk. 2012 . Buku ajar fisiologi hewan air. Fakultas perikana dan
ilmu kelautan Universitas Riau. Hal( Tidak di terbitkan).

https://id.wikipedia.org/wiki/Lele

http://www.softilmu.com/2015/06/sistem-pencernaan-ikan.html
17

LAMPIRAN
18

Lampiran 1. Alat yang di gunakan

Tangguk Ember

Nampan
Tisu gulung

Penggaris

Anda mungkin juga menyukai