Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Perencanaan dan Optimasi Industri Perikanan Tangkap

SURVEI KETERSEDIAAN AIR DI PELABUHAN


PERIKANAN SAMUDERA KUTA RAJA
Oleh:

Kelompok II
AUFA MUSFIDAH
1611103010025

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
DESEMBER, 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, berkat rahmat dan
hidayahnya serta shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW yang telah membawa
manusia keluar dari alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan sehingga laporan yang berjudul “Survei Ketersediaan Air Di Pelabuhan
Perikanan Samudera Kura Raja ” dapat selesai tepat pada waktunya.
Terimakasih kepada asisten praktikum mata kuliah Perencanaan dan Optimasi
Industri Perikanan serta teman-teman yang turut memberikan konstribusi besar
dalam penyelesaian laporan praktikum ini. Semua kegiatan praktikum ini
dilaksanakan dibawah pengawasan asisten yang ahli dibidangnya, serta dilakukan
dengan metode yang efisien dan tepat.
Laporan ini di buat semaksimal mungkin, tetapi masih terdapat kekurangan
didalam tulisan maupun cara penulisan. Oleh sebab itu, praktikan mengharapkan
saran dari asisten agar penulisan laporan kedepannya lebih baik dan benar.

Banda Aceh, 20 Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Praktikum..................................................................................... 2
1.4 Manfaat Praktikum................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3
BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................... 5
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................... 5
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 5
3.3 Cara Kerja ................................................................................................ 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 6
4.1 Hasil Pengamatan..................................................................................... 6
4.2 Pembahasan.............................................................................................. 6
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 8
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 9
5.2 Saran ........................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9
LAMPIRAN ......................................................................................................... 10

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Alat dan Bahan .............................................................................................. 5
2. Hasil Pengamatan ......................................................................................... 6

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Dokumentasi................................................................................................. 10

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelautan dan perikanan adalah salah suatu bidang yang dapat meningkatkan
kemajuan suatu Negara baik meningkatkan kesejahteraan maupun keamanan suatu
Negara. Potensi sumberdaya perikanan tangkap, budidaya dan pengolohan sangatlah
besar sehingga lahiran lah konsep blue economy. Blue economy ialah suatu konsep
dimana pemerintah mengoptimalkan sumberdaya laut termasuk bidang perikanan
yang berkelanjutan. Mengoptimalkan sumberdaya ini memerlukan berbagai sarana,
salah satu ialah sarana pelabuhan. Sarana ini dapat mempermudahkan dalam hal
kegiatan penangkapan ikan. Sehingga proses kegiatan perikanan dapat berjalan
lancar.
Pelabuhan perikanan sangat menentukan pengembangan usaha perikanan
tangkap, karena kapal-kapal perikanna memerlukan tempat yang aman, lancer untuk
melakukan kegiatan aktivitas bongkar muat kapal, oleh karena itu diperlukan fasilitas
pelabuhan yang memadai. Fasilitas pelabuhan juga mempengaruhi keberhasilan
kegiatan penangkapan. Fasilitas pelabuhan terdiri atas fasilitas pokok, fasilitas
fungsional dan fasilitas penunjang. Fasilitass pokok misalnya kolam labuh, dermaga
dan lain-lain, fasilitas fungsional misalnya TPI, galangan, instalasi air dan lain-lain,
fasilitas penunjung misalnya MCK, mushala, balai pertemuan dan lain-lain. Ketiga
fasilitas tersebut saling terkait satu sama lain. Tak jarang fasilitas pelabuhan tidak
memadai misalnya fasilitas instalasi air bersih. Intasalasi memerlukan perhatian
khusus terutama di pelabuhan Kuta Raja Lampulo. Air bersih memiliki peran penting
dalam mendukung kelancaran aktivitas di pelabuhan perikanan. bahka instalasi air
bersih ini merupakan fasilitas yang mutla ada di pelabuhan perikanan.
Ketersedian dan kecukupan air bersih di pelabuhan perikanan dipengaruhi oleh
beberapa faktor pengololaan (penyedian dan pendistribusian) serta pemanfaatan pada
berbagai aktivitas di pelabuhan perikanan. seperti untuk membersihkan hasil
tangkapan, membersihkan kapal, alat tangkap, dan lain-lain. Air besih sendiri dapat
digolongkan menjadi dua yaitu air bersih untuk diminum dan air bersih yang
digunakan untuk sehari-hari. Oleh sebab itu, dilakukan praktikum mengenai
kebutuhan air yang terdapat di palabuhan perikanan samudera Kuta Raja, Lampulo.

1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah :
1. Apa peranan air dalam kebutuhan perikanan di PPS Kuta Raja?
2. Bagaimana system penyediaan air di PPS Kuta Raja?

1.3 Tujuan Praktikum


Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Mengetahui peranan air dalam kebutuhan Perikanan di pelabuhan PPS Kuta;
2. Mengetahui sistem penyediaan air di PPS Kuta Raja ;

1.4 Manfaat Praktikum


Manfaat dilaksanakannya praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui
apa saja peranan air dalam kebutuhan perikanan di PPS Kuta Raja dan mengetahui
sistem penyedian air di PPS Kuta Raja.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pelabuhan perikanan adalah tempat yang atas daratan dan perairan disekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan system
bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar,
berlabuh dan atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
pelayaran dan kegiatan penunjung periknan. Pelabuhan perikan diklasifikasikan
menjadi empat katagori utama yaitu : pelabuhan perikanan samudera (PPS),
pelabuhan perikanan nusantara (PPN), pelabuhan perikanan pantai (PPP), dan
pangkalan pendaratan ikan (PPI). (PER.16/ MEN/2006).
Pelabuhan perikanan adalah suatu wilayah perpaduan antara wilayah daratan
dan lautan yang dipergunakan sebagai pangkalan kegiatan penangkapan ikan dan
dilengkapi dengan berbagai fasilitas sejak ikan didaratkan sampai ikan
didistribusikan. Seperti kegiatan bongkar muat, penangan hasil tangkapan dan lai-
lain. Pelabuhan perikanan adalah pusat pengembangan ekonomi perikanan ditinjau
dari aspek produksi, pengolahan dan pemasaran, baik berskala lokal, nasional
maupun internasional. (Magdalena, 2007)
Fungsi dan peranan dari pelabuhan perikanan merupakan pengembangan dari
tujuan awal pembangunan pelabuhan perikanan dimana tujuan tersebut dibuat atau di
rancang agar pembangunan pelabuhan memiliki arah yang jelas dalam menjalankan
fungsi dan peranannya. Fungsi perikana dilihat dari segi aktivitasnya sebagai tempat
pembokaran dan pendaratan ikan, pelabuhan sebagai tempat pengolahan, pelabuhan
sebagai tempat pemasaran, dan pelabuhan juga sebagai tempat pembina terhadap
masyarakat nelayan., (Gigentikan, 2010)
Sumberdaya air memiliki pengertian yang utuh tentang air, mencakup wujud
tempat, jumlah, kualitas dan perilaku air di muka bumi. Berdasarkan siklus hidrologi
diketahui awal sumber air tawar adalah hujan. Air hujan mengalir sesuai dengan
daerah jatuhnya sebagian akan berubah menjadi uap air yang kembali membentuk
awan, sebagian mengalir sebagai iar sungai dan dan sebagian tertahan sebagai air
danau serta sebagian lagi mengalir air tanah. Baik air tanah maupun air permukaan
sebagian besar selanjutnya akan bermuara ke laut dan bercampur dengan air laut
sehingga menjadi air asin. Air daratan menguap akan bergabung dengan air yang

3
berasal dari laut yang selanjutnya menjadi awan dan akan jatuh lagi menjadi air
hujan. (Arsyad,200)
Pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) bertujuan menghasilkan air yang
memenuhi standar kualitas air bersih dengan harga yang sesuai bagi konsumen.
Instalasi Pengolahan Air (IPA) mengambil air baku dari sumber-sumber air seperti
sungai atau danau, dan melewatkannya melalui proses-proses atau perlakuan tertentu.
Proses pengolahan air permukaan menjadi air bersih atau air minum secara umum
dapat diterangkan sebagai berikut (1) Pengambilan air baku (Water Intake): tahap
pengambilan air permukaan yang akan diproduksi di instalasi (2) Proses
pembubuhan bahan koagulan (coagulation). Koagulan adalah zat kimia yang
ditambahkan ke dalam air baku yang akan diolah di dalam tangki (coagulation tank).
Koagulan ini mempunyai sifat dapat mengikat kotoran yang berupa koloidal yang
terdapat dalam air baku. Koagulan yang biasa dipakai adalah larutan Aluminium
sulphate (Alum). (3) Proses pengendapan (sedimentation), berfungsi untuk
membuang partikel-partikel seperti lanau, pasir dan bahan flokulasi yang terapung
melalui pengendapan. Flokulasi adalah pembentukan gumpalan-gumpalan halus
melalui pencampuran. (4) Proses filtrasi (filtration), tahap penyaringan bahan-bahan
flokulasi sisa yang masih halus. (5) Netralisasi, tahap pembubuhan larutan kapur
yang bertujuan mengatur derajat keasaman air. (Beni, 2003)

4
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 17 Desember 2018, pada
pukul 08.30-10.00 WIB yang bertempat di Pelabuhan Perikanan Samudera Kuta
Raja, Lampulo, Banda Aceh.

Gambar 1. Peta Lokasi Pelabuhan Perikanan Samudera Kuta Raja

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
Tabel 1. Alat dan Bahan
No. Nama Alat Jumlah Keterangan
1. Alat tulis 1 unit Untuk mencatat data hasil praktikum
2. Kamera 1 unit Dokumentasi praktikum
3. Recorder 1 unit Untuk merekam hasil wawancara
dengan narasumber

3.3 Cara Kerja


Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah:
1. Dikunjungi PPS Kuta Raja;
2. Dilakukan wawancara terhadap narasumber (Nelayan), mengenai segala yang
berkaitan dengan instalasi air bersih di PPS Kuta Raja;
3. Didengarkan arahan dan ilmu yang diberikan oleh narasumber;
4. Dicatat dan direkam hasil wawancara yang sudah dilakukan.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil wawancara tentang
sumber air dan kebutuhan air bersih di PPS Kuta Raja sebagai berikut:
No. Sumber Air DI PPS Kuta Raja Keterangan
1. Air Bersih (PDAM) - Digunakan untuk kegiatan melaut
seperti: memasak, mencuci pakaian dan
peralatan, mandi, makan, minum dan
lain-lain.
- Pembekalan air bersih dalam
melakukan satu kali trip 50 ton atau
5000 L.
2. Air Laut (kolam Labuh) - Digunakan untuk pencucian palka,
pencucian alat tangkap, pembersihan
kapal serta pencucial hasil tangkapan
yang telah didaratkan.

3. Sumur Bor - Di gunakan untuk aktivitas pelabuhan


tidak digunakan untuk kegiatan
aktivitas melaut atau pembekalan
melaut.

4.2 Pembahasan
Air bersih merupakan suatu yang sangat penting dalam kehidupan kita. Air
bersih ialah suatu hal yang harus dipenuhi oleh suatu pelabuhan perikanan. hal ini
dikarenakan kegiata-kegiatan yang dilakukan dipelabuhan sebagian besar
memerlukan air bersih, misalnya kebutuhan untuk air minum, mandi, mencuci,
kebutuhan bahan baku pabrik es, kebutuhan pengolahan dan kebutuhan lainnya.
Berdasarkan hasil praktikum tentang kebutuhan air di PPS Kuta Raja didapatkan
bahwa Sumber air yang terdapat di Pelabuhan Perikanan Samudera Kuta Raja
berasal dari PDAM, Sumur bor dan Air laut (air di kolam labuh). Dari ketiga sumber
air ini dapat kita prediksikan bahwa ketersedian air yang terdapat di PPS Kuta Raja
masih sangat sedikit. Hal ini dapat dilihat bahwasanya nelayan memdapatkan air dari
PDAM serta menggunakan air laut (kolam labuh).

6
Para nelayan yang akan melaut biasanya membawa air bersih untuk pembekalan
di kapal. Air bersih tersebut tidak di dapatkan secara Cuma-Cuma atau telah tersedia
di PPS lampulo namun para nelayan ini mendapatkan air bersih dari PDAM yang
telah di beli oleh pihak yang memiliki kapal. Air bersih ini digunakan untuk
memenuhi kegiatan melaut seperti kegiatan memacak, mencuci pakain dan peralatan
dan lain-lain. Pembekalan air bersih disediakan dalam satu trip melaut, biasanya
dalam jangka waktu 10 hari atau lebih. Dalam satu trip melaut nelayan membutuhkan
sebanyak 5 ton air bersih atau 5000 Liter. Namun tidak jarang para nelayan
kehabisan air bersih. Untuk mengatasi permasalah tidak tercukupi air ini bianya
nelayan akan memminta kepada kapal lain yang berada di sekitarnya.
Air laut (air kolam labuh) juga dimanfaatkan oleh nelayan untuk pembersihan
hasil tangkapan. Perbersihan hasil tangkapan ini dilakukan setalah melakukan
aktivitas melaut atau ikan telah selesai didaratkan. Penderatan hasil tangkapan
merupakan aktivitas pembongkaran hasil tangkapan dalam palkan yang kemudian
akan dididtribusikan ke konsumen. Cara penanganan hasil tangkapan yang telah
didaratkan juga akan mempengaruhi mutu ikan. Maka ikan harus dicuci
menggunakan air bersih. Namun yang kita lihat di PPS Kuta Raja, pencucian atau
pembersihan hasil tangkapan menggunakan air laut (air kolam labuh) yang sudah
tercemar dengan sampah, minyak, dan air pembuangan lainya. Sehingga ikan yang
ter dapat di PPS Kuta Raja memiliki tingkat ketahanan yang rendah (mudah
mengalami pembusukan). Air laut juga di manfaatkan untuk membersihkan palka
dan alat tangkap serta juga dilakukan pembersihan kapal. Hal ini berpangaruh
terhadap ketahan kapal dan juga alat tangkap. Ketahanan alat tangkap dan kapal akan
menurun. Pelabuhan Perikanan Samudera Kuta Raja juga terdapat sumur bor yang
bertujuan untuk di manfaatkan oleh nelayan dalam melakukan kegiatan perikanan.
namun kebanyakan para nelayan tersebut tidak memamfaatkan air sumur bor, hal ini
dikarenakan air sumbur bor termasuk dalam payau.

7
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah:
1. Peranan air bersih di PPS Kuta Raja digunakan untuk pembekalan air melaut,
sementara untuk mencuci hasil tangkapan, palka, alat tangkap menggunakan air
laut.
2. Sistem penyediaan air PPS Kuta Raja bersal dari sumur bor tetapi sumur in
kurang digunakan oleh nelayan. Para nelayan banyak menggukan air PDAM dan
air laut.
3. Ketersediaan air bersih di PPS Kuta Raja belum cukup untuk memenuhi
kegiatan perikanan.

5.2 Saran
Diharapkan semoga praktikum selanjutnya berjalan lebih lancar dan lebih baik
lagi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah air, Bogor IPB Press.


Beni. 2003. Studi Kualitas Air Baku, Air Limbah dan Badan Air Penerima Limbah di
Instalasi Pengolahan Air Pejompongan 1 dan 2 Jakarta selama Periode 2002
– 2004.[Skripsi]. Bogor: FPIK IPB
Gigentika Soraya. 2010. Kinerja Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan
Lombok, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Bogor:
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
Magdalena, K L. 2007. Tingkat Kepuasan Nelayan terhadap Pelayanan Penyediaan
Kebutuhan Melaut di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman
Jakarta. Skripsi (tidak dipublikasikan). Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor. 16 Tahun 2006 tentang
Pelabuhan Perikanan.

9
LAMPIRAN

Gambar 2. Foto Dokumentasi

10

Anda mungkin juga menyukai