1. Latar Belakang
Firdaus et al. (2017) meneliti tentang analisis penangkapan ikan berbasis code
of conduct for responsible fisheries (CCRF) di Tempat pelelangan ikan (TPI) Tawang
Kendal. Dalam penelitian ini menjelaskan pengelolaan sumber daya ikan sangat erat
katannya dengan pengelolaan operasi penangkapan ikan yang dilakukan. Alat tangkap
gill net, trammel net dan trap merupakan alat yang sangat ramah lingkungan. Alat
tangkap boat seine dan purse seine merupakan alat ramah lingkungan sedangkan mini
trawl merupakan alat tangkap tidak ramah lingkungan.
Hidayah et al. (2020) meneliti tentang analisa keberlanjutan pengelolaan
sumber daya perikanan di perairan selat Madura Jawa Timu. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa dimensi ekologi, ekonomi dan teknologi, pengelolaan perikanan di
Selat Madura berada pada status kurang berkelanjutan. Sementara untuk dimensi
sosial dan kelembagaan berada pada status cukup berkelanjutan.
Erwina et al. (2015) meneliti tentang status keberlanjutan sumber daya
perikanan di perairan Bengkulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status
keberlanjutan pengelolaan sumber daya perikanan termasuk dalam kategori yang
kurang berkelanjutan.
Julia Eka Astarini et.al (2011) tentang Pengembangan Perikanan Tangkap
Berbasis CCRF di Ternate menyatakan bahwa unit penangkapan di Ternate masih
dalam batas memenuhi CCRF, akan tetapi perlu pengelolaan lebih lanjut untuk
keberlanjutan baik usaha maupun sumberdaya perikanan tangkapnya. Unit
penangkapan yang memiliki nilai skor tertinggi dalam hal memenuhi kriteria CCRF
berturut-turut adalah : handline (pancing ulur), pole and line (huhate), purse seine
(pajeko), bagan, crab net, muroami, bubu, gillnet hanyut, dan terakhir adalah gillnet
tetap. Komposisi unit penangkapan yang terpilih untuk pengembangan perikanan
tangkap di lokasi penelitian adalah : handline perlu ditambah sebanyak 721 unit
sehingga menjadi 751 unit, pole and line perlu dikurangi sebanyak 2 unit sehingga
menjadi 33 unit, adapun purse seine perlu ditambah sebanyak 68 unit sehingga
menjadi 85 unit.
Chaliluddin et.al (2019) tentang Identifikasi Alat Penangkapan Ikan Ramah
Lingkungan Berbasis CCRF di Kabupaten Pidie, Aceh menyatakan bahwa analisis
keramahan lingkungan alat penangkapan ikan berdasarkan pembobotan skor dengan
metode Analysis Hierarcy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat
penangkapan ikan yang termasuk kategori sangat ramah lingkungan, yaitu; pancing
ulur, pancing rawai, jaring insang, dan pukat cincin. Sedangkan alat penangkapan ikan
kategori tidak ramah lingkungan, yaitu; Jaring insang modifikasi dan pukat pantai.
BAB III
KESIMPULAN
Erwina, Y., Kurnia, R dan Yonvitner. 2015. Status Keberlaanjutan Sumber Daya
Perikanan di Perairan Bengkulu. Jurnal Sosek. 1(1).
Firdaus, I., Fitri, A.D.P., Sardiyatmo dan Kurohman, F. 2017. Analisis Alat Penangkap
Ikan Brbasis Code Of Cinduct For Responsible Fisheries (CCRF) di Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) Tawang Kendal. Saintek Perikanan. 13 (1): 65-74.
Hidayah, Z., Nuzula N.I dan Wiyanto, D.B. 2020. Analisa Keberlanjutan Pengelolaan
Sumber Daya Perikanan di Perairan Selat Madura Jawa Timur. Jurnal
Perikanan. 22 (2): 101-111.
Julia Eka Astarini et.al. 2011. Pengembangan Perikanan Tangkap Berbasis Code Of
Conduct For Responsible Fisheries (Ccrf) Di Ternate, Provinsi Maluku Utara.
BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume XIX No. 1 Edisi April 2011 Hal 127-
137