BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
.
3
BAB II
METODE PRAKTIK
C. Metode praktek
1. Observasi
2. Wawancara
3. Studi Literatur
BAB III
A. Hasil
Pukat cincin atau lazim disebut dengan “purse seine” adalah alat
penangkap ikan yang terbuat dari lembaran jaring berbentuk segi empat pada
bagian atas dipasang pelampung dan bagian bawah dipasang pemberat dan tali
kerut (purse line) yang berguna untuk menyatukan bagian bawah jaring sehingga
ikan tidak dapat meloloskan dari bawah (vertikal) dan samping (horizontal),
biasanya besar mata jaring disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan
ditangkap. Ukuran benang dan mata jaring tiap-tiap bagian biasanya tidak sama.
Disebut dengan pukat cincin sebab pada jaring bagian bawah dipasangi cincin
(ring) yang berguna untuk memasang tali kerut (purse line) atau biasa juga
disebut juga tali kolor (Mallawa, 2012). Adapun bagian-bagian dari alat tangkap
purse seine yaitu:
6
Jaring purse seine (pukat cincin) terbuat dari benang nylon atau bahan
lainnya. Ukuran mata jaring (mesh size) biasanya sama tetapi kadang kala
berbeda. Hal ini disesuaikan dengan ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
Pada setiap bagian jaring purse seine yang menggunakan ukuran jaring yang
berbeda, biasanya pada bagian sayap merupakan menggunakan ukuran mata
jaring yang paling besar dan makin kearah kantong semakin mengecil.
Penggunaan benang pada umumnya kebalikan dari mata jaring, yaitu dari sayap
ke arah kantong semakin besar, maksudnya agar jaring pada kantong lebih kuat.
Sebab pada bagian kantong merupakan tempat terkumpulnya ikan, sedangkan
pada bagian sayap, perut dan bahu ukuran benangnya relatif lebih kecil daripada
ukuran benang pada kantong, hal ini disebabkan pada bagian-bagian tersebut
hanya merupakan bagian penggiring ikan agar ikan berkumpul di kantong.
(a) Pelampung
Badan jaring terbuat dari bahan multifilament, dengan mesh size mata
jaring 1 inci. Badan jaring pada purse seine tidaklah berfungsi sebagai penjerat
melaikan berfungsi sebagai dinding agar ikan tidak dapat melarikan diri kearah
horizontal.
7
(c) Cincin
Tali ris pada jaring purse seine ada dua yautu tali ris atas dan tali ris
bawah. Tali ris atas berfungsi sebagai tempat mengikat pelampung, sedangkan
tali ris bawah berfungsi sebagai temapat mengikat pemberat dan cincin.
8
Tali kolor pada jaring purse seine berfungsi untuk mengerutkan bagian
bawah jaring agar membentuk kantong. Sehingga ikan akan terkurung dan
tertangkap.
b. Alat Bantu
Untuk pengoperasian alat tangkap purse seine ini alat bantu yang sering
digunakan adalah perahu lampu dan serok. Lampu digunakan pada saat
pengoperasian malam hari, fungsinya sama seperti rumpon yaitu sebagai
pengumpul ikan. Biasanya nelayan menggunakan sumber lampu ini dari oncor
atau obor, petromaks, dan lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas
hanya untuk usaha penangkapan sebagian dari perikanan industri)(Wina, 2005).
Adapun alat bantu yang digunakan oleh nelayan di perairan Bulukumba yaitu
perahu lampu dengan lampu 6 buah, generator dan serok satu buah.
(2) Generator
c. Kapal
3. Dokumentasi
4. Hasil Pengamatan
1. 30.3 39 606
2. 29.5 34 956
3. 29.5 34 1086
4. 30.1 25 1232
5. 30.4 30 1000
6. 29 30 782
7. 29 30 677
Tabel 4. Corellations
Correlations
Tangkapan Suhu Salinitas
Pearson Tangkapan 1.000 .272 -.566
Correlation Suhu .272 1.000 .126
Salinitas -.566 .126 1.000
Sig. (1-tailed) Tangkapan . .277 .093
Suhu .277 . .393
Salinitas .093 .393 .
N Tangkapan 7 7 7
Suhu 7 7 7
Salinitas 7 7 7
Change Statistics
Std. Error R F
R Adjusted of the Square Chan Sig. F Durbin-
Model R Square R Square Estimate Change ge df1 df2 Change Watson
1 .664a .441 .161 207.42876 .441 1.577 2 4 .313 1.046
a. Predictors: (Constant), Salinitas, Suhu
b. Dependent Variable: Tangkapan
Tabel 6. Anova
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 135720.958 2 67860.479 1.577 .313a
Residual 172106.756 4 43026.689
Total 307827.714 6
a. Predictors: (Constant), Salinitas, Suhu
b. Dependent Variable: Tangkapan
Tabel 7. Coeffisient
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2105.262 4282.582 -.492 .649
Suhu 134.818 145.391 .349 .927 .406
Salinitas -31.259 19.297 -.611 -1.620 .181
a. Dependent Variable: Tangkapan
Tangkapan
1500
1000
500 Tangkapan
0
25 30 30 30 34 34 39
Tangkapan
1500
1000
Tangkapan
500
0
29 29 29.5 29.5 30.1 30.3 30.4
C. Pembahasan
a. Suhu
b. Salinitas
Salinitas adalah kadar garam terlarut dalam air. Satuan salinitas adalah
per mil (‰), yaitu jumlah berat total (gr) material padat seperti NaCl yang
terkandung dalam 1000 gram air laut (Wibisono, 2004). Salinitas merupakan
bagian dari sifat fisika kimia suatu perairan, selain suhu, pH, substrat dan lain-
lain. Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan, penguapan, presipitasi
16
dan topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu perairan dapat sama atau
berbeda dengan perairan lainnya, misalnya perairan darat, laut dan payau
(Wibisono, 2004).
Pada praktik lapang dilakukan pengukuran salinitas dengan menggunakan
salinometer yaitu sebanyak satu kali (pada saat Setting dan pada saat Hauling).
Pada pengukuran salinitas di lakukan pada pukul 18:03 WITA dengan hasil 25
ppt.
2. Hasil Pengamatan
a. Descriptive Statistics
Dari tabel Descriptive Statistics didapatkan hasil rata-rata tangkapan
adalah 9.0557E2 ekor, standar deviasi 226.50523 ekor, rata-rata suhu : 29.6857
o
C, st.deviasi 0.58716 oC, rata-rata salinitas 31.7143 ppt, st.deviasi 4.42396 ppt.
Besar hubungan antar variabel tangkapan dengan suhu yg dihitung degan
koefisien korelasi adalah 0.272. Hal ini menunjukkan hubungan yg erat
(mendekati 1) di antara tangkapan dengan suhu. Arah hubungan yg positif
menunjukkan semakin besar biaya suhu akan membuat tangkapan cenderung
meningkat. Demikian pula sebaliknya, tingkat signifikansi koefisien korelasi
menunjukkan 0,000. Oleh karena probabilitas jauh di bawah 0,05 maka korelasi
antara tangkapan dengan suhu sangat nyata.
b. Model Summary
c. Anova
d. Coeffisient
Pada tabel coefficient diatas diketahui nilai ketentuan untuk salinitas dan
suhu konstanta. Kedua nilai tersebut nilainya akan digunakan untuk menentukan
persamaan perhitungan dari regresi linear. Nilai untuk suhu sebesar 134,818
sedangkan salinitas sebesar -31,259 dan konstanta sebesar -2105,262
Pada regresi linear ini dapat diketahui hubungan dari variabel bebas
seperti suhu dan salinitas, secara bersamaan mempengaruhi hasil tangkapan.
Jadi disini dilakukan regresi dari semua variabel bebas terhadap variabel terikat
tanpa harus mengetahui pengaruh dari masing–masing parameter tersebut.
Hal ini di dukung dengan besarnya nilai R2 yang di peroleh. Pada tabel
menunjukkan nilai R2 = 0,664 dimana ketika nilai R2 semakin mendekati angka 1,
maka suhu dan salinitas semakin berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Jadi
dapat disimpulkan bahwa suhu dan salinitas mempengaruhi hasil tangkapan.
Berdasarkan parameter oseanografi dalam praktek lapang ini, didapatkan
hasil bahwa suhu berpengaruh erat dengan hasil tangkapan, hasil tangkapan
yang sering didapat berkisar pada suhu 29–30 °C sedangkan untuk salinitas juga
berpengaruh erat dengan hasil tangkapan hanya berkisar antara 30–34 ppt.
19
BAB IV
KESIMPULAN
Pukat cincin atau lazim disebut dengan “purse seine” adalah alat
penangkap ikan yang terbuat dari lembaran jaring berbentuk segi empat pada
bagian atas dipasang pelampung dan bagian bawah dipasang pemberat dan tali
kerut (purse line) yang berguna untuk menyatukan bagian bawah jaring sehingga
ikan tidak dapat meloloskan dari bawah (vertikal) dan samping (horizontal),
biasanya besar mata jaring disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan
ditangkap. Kapal merupakan perahu yang berukuran L = 11 m, B = 4,25 m, D =
1,3 m.
Adapun hasil yang di peroleh dari praktek lapang hubungan antara
parameter oseanografi (suhu dan salinitas) di perairan Bulukumba Sulawesi
Selatan diperoleh selama praktikum yaitu hasil persebaran rata–rata sebagai
berikut suhu pada rentang 29-30,4 °C termasuk suhu yang rendah sehingga hasil
tangkapan akan meningkat, salinitas 25-39 ppt termasuk dalam kisaran salinitas
yang tinggi sehingga hasil tangkapan akan akan meningkat.
Regresi linear menggunakan SPSS (Statistical Pakcage for the Social
Science). Menggunakan data hasil tangkap di perairan Bulukumba Sulawesi
Selatan mendapatkan hasil bahwa suhu dan salinitas berpengaruh nyata
terhadap hasil tangkapan dimana nilai F Change (F Change) sebesar 1.577 dan
Signifikan F Change (F Tabel) sebesar 0,313 F Change > Signifikan F Change
yang mana menunjukkan bahwa Parameter bebas berpengaruh terhadap hasil
tangkapan dan nilai R square sebesar 0,441.
20
DAFTAR PUSTAKA
Barata, A., D. Novianto dan A. Bahtiar. 2011. Sebaran Ikan Tuna Berdasarkan
Suhu dan Kedalaman di Samudera Hindia. Ilmu Kelautan September
2011 Vol 16 (3) 165 – 170 ISSN 0853 - 7291.
Kuswoyo, A., dan H. Ilhamdi. 2013. Komposisi Hasil Tangkapan dan Aspek
Penangkapan Purse Seine Bitung yang Berbasis Ponton di Laut Maluku
dan Sulawesi. BTL Vol. No. 2 Desember 2013 : 57 – 60. Balai
Penenelitian Perikanan Laut Muara Baru Jakarta.
Sudirman, Jalali. 2013. Sejarah Usaha Perikanan Purse Seine [Jurnal]. Institut
Pertanian Bogor. Fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan.