NUNITA
Oleh :
NUNITA
O 271 21 019
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat harmat dan
terselesaikan. Laporan praktikum ini di susun guna memenuhi salah satu syarat
1.Orang tua tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan baik
Organisme Akuakultur.
Akuakultur.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu penulis mohon maaf apabila di dalam laporan ini masih terdapat
yang bersifat konstruktif dari semua pihak demi memperbaiki penyusun laporan
selanjutnya.
Nunita
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui :
Mengetahui :
Halaman
HALAMAN SAMPUL...................................................................................
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
UCAPAN TERIMA KASIH........................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................
1.2 Tujuan Paraktikum...............................................................................
1.3 Kegunaan Praktikum...........................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Ikan Nila Merah (Oreochromis sp) .......................................
2.2 Hama Pada Budidaya ikan Di Tambak................................................
2.2.1 Pengertian Hama.........................................................................
2.2.2 Jenis-jenis hama pada Budidaya ikan DI tambak........................
2.2.3 Dampak pada budidaya ikan di tambak......................................
2.2.4 Kontrol terhadap hama pada budidaya Ikan di tambak..............
2.3 Biologi Keong Mas (Pomacea canaliculata))....................................
2.4 Biologi Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)...................................
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan strategis dengan
sumber daya alam yang begitu kaya akan keanekaragaman hayatinya, baik di
darat maupun di perairan tawar dan laut. Indonesia terdiri dari lima pulau besar
akan keanekaragaman hayati yang tersebar mulai dari dasar laut sampai daerah
Perikanan merupakan salah satu sumber yang berpotensi besar dalam perekonomian
Indonesia. Dimana Indonesia dengan banyaknya pulau yang tersebar, menjadikan daerah
ini 70% merupakan perairan. Sektor perikanan ini menjadi sebuah kekayaan terpendam
lingkungan yang sama persis dengan habitat asli biota akuatik yang
Ikan air tawar merupakan jenis ikan yang menjalani sebagian atau seluruh
siklus hidupnya di habitat air tawar. Habitat air tawar yang banyak didiami oleh
ikan-ikan air tawar yaitu sungai, danau, lebak, lebung dan rawa-rawa atau habitat
lainnya yang digolongkan perairan taawar dengan kadar garam dibawah 0,5ppt.
Ikan air tawar beradaptasi secara fisiologis terhadap perbedaan tekanan osmosis
Salah satu jenis ikan nila yang cukup berkembang di Indonesia yakni ikan nila
merah nilasa Oreochromis sp.. Ikan nila merah nilasa merupakan ikan hibrida
hasil persilangan yang terdiri dari 16 kombinasi yang digabung menjadi populasi
sintetik, Ikan nila merah Oreochromis sp., merupakan genus ikan yang dapat
hidup dalam kondisi lingkungan yang memiliki toleransi tinggi terhadap kualitas
Hama ini berasal dari aliran air masuk, baik udara maupun darat. Hama dapat
berupa predator dan perusak sarana. Hama dan penyakit merupakan salah satu
kendala dalam usaha budidya. Hama dan penyakit dapat mempengaruhi hasil
produksi usaha budidaya, sehingga jika serangan hama dan penyakit banyak
menyerang benih atau ikan pada saat proses pembesaran akan mempengaruhi
pemahaman mahasiswa tentang efek yang ditimbulkan oleh hama pada budidaya
Klasifikasi ikan Nila merah (Oreochromis sp) adalah sebagai berikut : Kingdom:
kelompok Tilapia. Secara umum, bentuk tubuh ikan nila panjang dan ramping,
dengan sisik berukuran besar. Matanya besar, mononjol dan bagian tepinya
berwarna putih. Gurat sisi (Linea literalis) terputus di bagian tengah badan
kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih ke bawah daripada letak garis yang
memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik pada gurat sisi jumlahnya 34 buah.
Sirip punggung, sirip perut, dan sirip dubur mempunyai jari-jari lemah namun
keras dan tajam seperti duri. Sirip punggungnya berwarna hitam dan sirip dadanya
Seperti ikan air tawar pada umumnya ikan nila hidup di tempat tempat
yang airnya tidak begitu dalam dengan arus yang tidak deras (Djarijah,
1995 ;Shipton dkk. 2008), dan dengan campur tangan manusia ikan nila telah
ikan yang dapat hidup dalam kondisi lingkungan yang memiliki toleransi tinggi
adaptasi bagus diberbagai jenis air.Nila dapat hidup di air tawar, air payau dan
Ikan nila terkenal sebagai ikan yang sangat tahan terhadap perubahan
lingkungan hidup. Ikan nila dapat hidup di lingkungan air tawar, air payau, dan air
asin di laut. Kadar garam air di sukai antara 0-35 per mil, ikan nila air tawar dapat
dipindahkan ke air asin dengan proses adaptasi yang bertahap. Pemindahan ikan
nila yang secara mendadak ke dalam air yang kadar garamnya sangat berbeda
dapat mengakibatkan stres dan kematian pada ikan. Ikan nila yang masih kecil
lebih tahan terhadap perubahan lingkungan dibandingkan dengan ikan yang sudah
2.1.4 Pakan Dan Kebiasan Makan Ikan Nila Merah (Oreochromis sp)
Pakan ikan nila di habitat asli berupa plankton, perifiton, dan tumbuh-
tumbuhan lunak, seperti Hydrilla dan ganggang. Ikan nila tergolong ke dalam
Pada masa pemeliharaan, ikan nila dapat diberi pakan buatan (pelet) yang
tinggi, minimal 25% pellet yang diberikan dapat berupa tepungmaupun butiran.
merupakan salah satu sumber energi dan pada umumnya berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Fungsi karbohidrat itu sendiri adalah memenuhi kebutuhan energi dan
Menurut Kordi (2009), Kebutuhan karbohidrat untuk setiap ikan berbeda. Kadar
karbohidrat yang optimum pada ikan yang bersifat omnivor adalah 20 – 40%,
Ikan nila pada umumnya dapat memijah sepanjang tahun. Siklus daur hidup
ikan nila yaitu dimulai dari stadium telur, larva, benih, dewasa, kemudian menjadi
indukan. Ikan nila merah bisa memijah sepanjang tahun di daerah tropis (Sumarni,
2018 dalam Andri dkk, 2021). Pemijahan alami diawali dengan induk jantan
mendiami sarang yang telah dibuat oleh induk jantan sampai induk jantan
ikan nila merah nilasa berlangsung sangat cepat. dalam waktu 50 sampai 60 detik
ikan betina mampu menghasilkan 20-40 butir telur yang telah dibuahi. Pemijahan
ikan nila merah nilasa terjadi beberapa tahap dengan pasangan yang sama atau
berbeda. Selanjutnya, telur akan dierami di dalam mulut induk betina. Induk
betina bersifat mouth breeder (mengerami telur di dalam mulut). Induk betina
yang sedang mengerami telur akan terlihat membesar pada bagian mulutnya
sampai dengan 6 bulan. Dalam setahun ikan nila dapat berpijah antara 6-7 kali.
Proses berpijah terjadi ketika bobot dari indukan betina mencapat berat 150 gram.
Proses tersebut berlangsng cepat, yaitu sekitar 50-60 detik. Tiap proses berpijah
menghasilkan 20-40 telur yang dibuahi. Telur akan menetas setelah 4-5 hari.
Setelah menetas, larva akan diasuh dalam mulut induk betina selama kurang lebih
11 hari. Ketika larva sudah memiliki uuran 8 mm maka dapat disebut dengan
pengganggu tanaman yang kasat mata seperti keong, kutu, dan ulat. Sementara
penyakit merupakan pengganggu tanaman yang tidak kasat mata seperti jamur,
Hama yang menyerang ikan biasanya datang dari luar melalui aliran air,
udaraatau darat. hama yang berasal dari dalam biasanya akibat persiapan kolam
yangkurang sempurna. hama ikan banyak sekali jenisnya antara lain larva
trisipan. hama menyerang ikan hanya pada saat ikan masih kecil atau bila populasi
ikan terlalu padat. Sedangkan bila ikan mulai gesit gerakannya umumnya hama
sulit memangsanya. hama yang menyerang ikan budidaya biasanya berupa ular,
belut, ikan liar pemangsa. Sedangkan hama yangmenyerang larva dan benih ikan
biasanya notonecta atau bebeasan, larva cybister atauucrit. ikan-ikan kecil yang
ikan kecil-kecil itu menjadi pesaing bagi ikan dalam hal mencarimakan dan
dengan cara mencari, menangkap, dan mematikan hama yang ada, namun
untuk tambak yang sukar dikeringkan maka alternatif lain adalah dengan cara
yaitu dengan bantuan racun nabati dan pestisida yang dianjurkan (Dahlia dkk
2021).
Bentuk cangkang keong mas hampir mirip dengan siput sawah yang
hingga coklat transparan serta lebih tipis. Dagingnya lembut berwarna krem
lebih 10 cm dengan diameter cangkang 4-5 cm. Bertelur di tempat yang kering
10-13 cm dari permukaan air, kelompok telur memanjang dengan warna merah
jambu seperti buah murbai karena itu disebut siput murbai, panjang kelompok
telur 3 cm lebih, lebarnya 1-3 cm, dalam kelompok besarnya 4,5-7,7 mg ukuranya
Menurut Halimah dan Ismail (1989), ciri-ciri keong mas secara garis besar
adalah sebagai berikut: cangkangnya berbentuk bulat mencapai tinggi lebih dari
operculum yang bentuknya bulat berwarna coklat kehitaman pada baian luarnya
dan coklat kekuningan pada bagian dalamnya. Pada bagian kepala terdapat dua
buah tentakel sepasang terletak dekat dengan mata lebih panjang dari pada dekat
mulut. Kaki lebar berbentuk segitiga dan mengecil pada bagian belakangnya,
mereka dapat hidup pada perairan yang deras dengan komponen utama tumbuhan
berbagai tipe habitat perairan darat. terutama untuk jenis Pomacea canaliculata
dapat dijumpai di sungai, sawah, danau dan rawa. Sementara itu untuk 3 jenis
yang lain, sejauh ini hanya dikoleksi dari danau. (Martin dkk,2001 dalam
Isnaningsih dkk, 2011) keong mas, P canaliculata memiliki toleransi yang paling
tinggi terhadap variasi habitat. Umumnya keong jenis ini menyukai hidup di
perairan dangkal dan bersubstrat lumpur Kesukaan keong rawa terhadap perairan
bersubstrat lumpur karena keong rawa sangat senang membenamkan diri ke dalam
pulau besar dan beberapa pulau kecil. Sekitar tahun 1984, keong ini
Keong Mas sangat menyukai tanaman air berupa kayapu, kangkung air
muda, genjer, keladi dan batang padi muda. Kesukaan keong rawa terhadap
tanaman tersebut karena struktur batang tanaman lebih lunak dan lembut.
Tanaman air berupa teratai, eceng gondok, puteri malu kurang begitu disukai
keong rawa, diduga karena struktur batang tanaman tersebut lebih keras dan
Keong rawa melakukan kegiatan makan dengan cara grazing (merumput dengan
cara merenggut) yang dimulai bekerjasamanya sensor yang terdapat pada masing-
masing sisi mulut berbentuk lidah berparut dan adanya rahang. Selanjutnya
tanaman yang dimakan ditempatkan ke dalam mulut lalu dikunyah dengan cara
Dalam satu kali siklus hidupnya memerlukan waktu antara 2-2,5 bulan.
Keong mas dapat mencapai umur kurang lebih 3 tahun. Telur keong mas
sehingga disebut juga keong murbei. Keong mas selama hidupnya mampu
kurang lebih 500 butir, dengan persentase penetasan lebih dari 85% (Putra, 2016).
(fertilitas) yang tinggi. Keong mas bertelur pada malam hari. Telurnya di letakan
pada tanaman padi, pada pematang sawah, ranting atau lainnya. keong mas
setelah sekitar 7-14 hari telur tersebut menetas. Keong mas muda ini langsung
60 hari, keong mas sudah siap untuk kawin lagi (Taopik dkk, 2019)
Keong mas dapat bertahan hidup lama di dalam tanah sampai 6 bulan dan
Superdivision : Embryophyta
Eceng gondok merupakan tanaman air yang hidup bebas di permukaan air,
dapat berkembang dengan cepat dan dapat tumbuh sepanjang tahun. Eceng
diameter 1-2,5 cm dan memiliki panjang batang mencapai 30 cm. Eceng gondok
memiliki daun bergaris tengah mencapai 1,5 cm dengan bentuk lentur agak bulat,
berwarna hijau terang dan berkilau jika berada dibawah sinar matahari. Kelopak
dari bunganya berwarna ungu muda. Setiap bunga memiliki kepala putik yang
dapat menghasilkan 500 bakal biji setiap tangkai (Sumarjono, 2009 dalam
Firnanda, 2021).
aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air, dan sungai. Tumbuhan ini
dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi yang ekstrem, yaitu dari ketinggian
air, arus air, perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur, dan racun-racun
dalam air. Pertumbuhan eceng gondok yang cepat disebabkan oleh adanya air
yang mengandung nutrien tinggi, terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat, dan
potasium. Di kawasan perairan danau, eceng gondok tumbuh pada bibir pantai
pendangkalan sungai, dikarenakan sifat tanaman ini yang mampu menyerap air
tempatnya tumbuh, dan sifat daya serap tanaman tersebut. Enceng gondok
mempunyai sifat- sifat yang baik antara lain dapat menyerap logam-logam berat,
laju pertumbuhan sangat cepat berkisar antara 400–700 ton biomasa per ha per
hari sehingga eceng gondok dikenal sebagai tanaman pengganggu (Tellez, dkk.,
2008). Pertumbuhan yang cepat pada eceng gondok ini dapat menutupi
industri dan domestik, konsentrasi dari Cu, Cd, Ni, Pb, dan Zn dari akar eceng
2.5.1 Suhu
penyebaran organisme baik dilautan maupun di perairan air tawar dibatasi oleh
suhu perairan terebut (Ghufran dkk ,2005 dalam Nofiyana 2017 ) Suhu sangat
berpengaruh pada proses-proses yang terjadi dalam air. Suhu air buangan
kebanyakan lebih tinggi dari pada suhu badan air. Hal ini erat hubungannya
perairan dan interaksi antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air
lainnya. Kenaikan suhu air akan menimbulkan beberapa akibat sebagai berikut ,
ikan dan hewan lainnya terganggu , Jika batas suhu yang mematikan terlampaui,
ikan dan hewan air lainnya akan mati (Sulistiyo, 1976 dalam Nofiyana 2017 ).
2.5.2 pH (Potential Hydrogen)
Derajat keasaman adalah ukuran untuk menentukan sifat asam dan basa
fisika, kimia, maupun biologiN dari organisme yang hidup didalamnya. Nilai pH
hidrogen) air, Nilai pH menunjukkan tinggi rendahnya ion hidrogen dalam air,
dimana pH yang kurang dari 6,5 atau diatas 9, akan menyebabkan senyawa kimia
yang ada dalam tubuh manusia bisa berubah menjadi racun yang sangat yang
keasamana atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Dapat didefinisikan
sebagai kologaritma aktivitas ion hydrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktifitas
Oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi
penyerapan makanan oleh mahkluk hidup dalam air untuk mengetahui kualitas air
rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobik yang
2016).
2.5.4 Salinitas
Salinitas merupakan tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air.
( Muliawan 2016) Salinitas adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
Salinitas merupakan bagian dari sifat fisik dan kimia suatu perairan, selain
suhu, pH, dan lain-lain. Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air.
yang dimaksudkan adalah berbagai ion yang terlarut dalam air termasuk garam
dapur (NaCI). Pada umumnya salinitas disebabkan oleh 7 ion utama yaitu natrium
(Na), klorida (CI), kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), sulfat (SO4) dan
Merah (Oreochromis sp) dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 08 Maret 2023
pada pukul 15:00 sampai dengan selesai di Laboratorium Kualitas Air dan
Tabel. 3-1 Alat yang digunakan dalam praktikum penyakit organisme akuakultur
No Alat Fungsi
1. Hp Mengambil Gambar
2. Alat Tulis Menulis
3. Buku Catatan Tempat Menulis
4. Baskom Sebagai Wadah
5. Seser Tangkap Udang
6. Timbangan Analitik Menimbang Pakan dan bobot udang
7. Thermometer Hg Mengukur suhu
8. DO meter Mengukur Oksigen Terlarut atau DO
9. Aerasi Memberikan Oksigen
10. Refraktor Mengukur Salinitas
berlangsung ialah:
Keesokan harinya, bilas wadah tersebut dengan air bersih hingga larutan
klorin hilang.
20 liter.
(pagi pukul 06.00 dan sore hari pukul 16.00) setiap hari selama seminggu.
untuk tiap-tiap unit percobaan. Catat jumlah udang yang mati setiap
pengamatan dilakukan.
10. Memberikan pakan sebesar 10% dari berat biomassa organisme uji
11. Pada akhir percobaan mengukur kualitas air (suhu, pH & oksigen terlarut)
W = Wt -Wo
Keterangan :
4.1 Hasil
4.1.1 Dampak Hama Terhadap Tingkah Laku Dan Kondisi Ikan Uji
DAFTAR PUSTAKA
Chang, R. 2003. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilod Erlangga
Dharmawati, S., Widaningsih, N., & Firahmi, N. (2016). Biologi keong rawa
(Pomacea glauca dan Pomacea canaliculata) di perairan rawa Kalimatan
Selatan. Media Sains, 9(1), 105-109.
Faqih, N. (2014). Analisis kehilangan air waduk akibat gulma enceng gondok
(Eichhornia Crassipes). Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat UNSIQ, 1(3), 149-155.