Oleh :
Adinda Ainun Mardiah
1710714220002
Puji syukur Praktikan panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada Praktikan sehingga Praktikan
dapat menyelesaikan praktikum dan menulis laporan ini dengan baik. Dan
Praktikan ucapkan terima kasih kepada Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah
Ekotoksikologi serta kepada asisten praktikum yang telah memberi arahan saat
praktikum berlangsung.
Praktikan menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
laporan ini, untuk itu praktikan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi terciptanya laporan yang baik dan benar di
kemudian hari. Semoga laporan Praktikum Ekotoksikologi Perairan ini dapat
memberi manfaat bagi pembaca. Praktikan mengucapkan terima kasih atas segala
arahan sehingga laporan ini dapat tersusun dengan baik.
Praktikan
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL........................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN................................................................................ 1
a. Latar Belakang................................................................................ 1
b. Tujuan dan Kegunaan..................................................................... 3
c. Waktu dan Tempat.......................................................................... 3
d. Alat dan Bahan................................................................................ 3
II. PENGAMATAN ORGAN LUAR....................................................... 4
a. Jenis Ikan yang Digunakan dalam Praktikum Berdasarkan
Nama Lokal, Nama Ilmiah dan Nama Perdagangan....................... 4
b. Kondisi Kesehatan Ikan Berdasarkan Ciri-ciri
Ikan yang Sehat dan Sakit............................................................... 5
c. Bentuk Mata Ikan............................................................................ 7
d. Bentuk Bagian Kepala, Hidung, Mulut, Rahang Atas dan Bawah. 7
e. Bentuk Bagian Tubuh Ikan............................................................. 7
f. Bentuk Sirip Punggung, Sirip Dada, Sirip Perut, Sirip Dubur
Dan Sirip Ekor................................................................................ 8
g. Kondisi Organ Luar yang Mengarah pada Kesehatan Organ
Lainnya........................................................................................... 8
III. PENGAMATAN PERILAKU IKAN................................................... 9
a. Hasil................................................................................................ 9
b. Pembahasan..................................................................................... 10
IV. PENUTUP............................................................................................. 14
a. Kesimpulan..................................................................................... 14
b. Saran............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
1.1................................................................................................................. Alat
yang Digunakan..................................................................................... 3
1.2................................................................................................................. Bahan
yang Digunakan..................................................................................... 3
3.1. Pengukuran Ikan Lele (Clarias batrachus)........................................... 9
3.2. Pengamatan Perilaku Ikan Setelah Diberikan Racun............................ 9
iii
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
1
2
(toples kaca)
5
6
terjangkit intestinal bakteri. Ukuran mata yang terlalu besar pada ikan
yang berukuran kecil menandakan ikan tersebut terhambat
pertumbuhannya atau biasa disebut bantet/ kontet. Selain itu mata yang
hitam dapat diakibatkan oleh penyakit internal dan terlalu lama terkena
kontaminasi obat-obatan dalam jangka lama.
6) Bentuk tubuh ikan yang ideal, tidak kurus yang nampak dari ketebalan
dahi/ jidat. ikan yang tidak cacat fisik, biasanya terlihat dari depan/ muka
dimana sisi kiri dan kanan terlihat sama. Mulut ataupun bagian tubuh
lainnya tidak ada yang lebih ke kiri/ ke kanan.
7) Cara bernafas yang berirama teratur, dimana kedua insang membuka dan
menutup bersamaan, tanpa ada yang lebih besar membukaya ataupun
bernafas hanya dengan satu insang. Biasanya ikan yang bernafas dengan
satu insang terjangkit Gill Fluke Dactylogyrus atau kutu insang. Tutup
insang rata menutupi insang, tidak pendek dan tidak menganga terbuka.
Juga harus diperhatikan nafas yang snagat cepat, yang dapat disebabkan
oleh kekurangan oksigen namun dalam jangka panjang akan merusak
fungsi insang.
Ikan Sakit Secara Eksternal
1) Warna Tubuh Menjadi gelap, nafsu makan berkurang, nafas tersengal-
sengal, sering berada pada permukaan air. Gejala ini biasanya timbul
akibat ikan kekurangan oksigen.
2) Ikan lebih sering menyendiri di sudut kolam, geraknya kurang lincah,
sebelum muncul tanda merah tau bitik putih pada kulitnya ikan
menggesek-gesekkan badannya ke dinding kolam. Itu di akibatkan adanya
kutu atau jamur pada tubuh ikan serta nafsu makan berkurang. Seandainya
ada ikan dengan ciri-ciri tersebut sebaiknya ikan di pisahkan dengan yang
lainnya (karantina) sambil di beri pengobatan dan berikan juga heater.
3) Ciri ikan yang sakit, biasanya dia menyendiri dan melipat ekor. Tapi
bukan berarti itu saja, ikan yang sakit juga bisa dilihat dari penampilan
fisik tubuh mereka. Misalnya ikan yang sakit ulcer/ borok, masih berenang
-renang dengan aktif dan makannya juga banyak.
4) Badan ikan berjamur, jambul rusak/ bolong.
8
putih jika Ikan Lele (Clarias batrachus) sedang dalam kondisi stress dan akan
menjadi pucat jika terkena sinar matahari langsung. Ikan Lele (Clarias batrachus)
memiliki kepala yang panjang, hampir mencapai seperempat dari panjang
tubuhnya. Tanda yang khas dari Ikan Lele (Clarias batrachus) adalah tumbuhnya
empat pasang sungut seperti kumis di dekat mulutnya. Sungut ini berfungsi
sebagai alat penciuman serta alat peraba saat mencari makanan. Memiliki 3 buah
sirip tunggal, yaitu sirip punggung yang berfungsi sebagai alat berenang, sirip
dubur dan sirip ekor berfungsi sebagai alat bantu untuk mempercepat dan
memperlambat gerakan. Selain itu, Ikan Lele (Clarias batrachus) juga
mempunyai dua sirip berpasangan yaitu, sirip dada dan sirip perut. Sirip dada
mempunyai jari-jari yang keras dan runcing yang biasa disebut patil. Alat ini
berfungsi sebagai senjata sekaligus alat bantu gerak ke kanan dan ke kiri.
Walaupun berfungsi sebagai senjata, patil ini tidak memiliki racun (Bachtiar,
2006).
f. Bentuk Sirip Punggung, Sirip Dada, Sirip Perut, Sirip Dubur dan Sirip
Ekor
Bentuk sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip dubur dan sirip ekor
ikan sebelum diberikan racun berwarna lebih cerah dan lebih mencolok,
sedangkan setelah diberikan racun warna sirip berangsur-angsur mulai memudar
dan memucat.
a. Hasil
Bahan
Insektisida Sidamethrin dengan konsentrasi 50 g/l
Dengan Perlakuan 10 tetes pipet ,1 pipet terukur 0,5
Insektisida Sidamethrin yang diberikan 0,5 ml x 10 tetes = 5 ml
Air bersih 2500 ml
Ikan Lele (Clarias batracus)
10
11
b. Pembahasan
jumlah 7 dimasukkan ke dalam toples kaca yang sebelumnya berisi air sebanyak
2.500 ml atau 2,5 liter, dan insektisida simethrin berkonsentrasi 50 g/l, sebanyak
10 tetes dengan ukuran 0,5 ml per tetesnya, sehingga racun insektisida
sidamethrin yang diberikan sebesar 5 ml untuk 2.500 ml air.
Berdasarkan pengamatan diketahui perilaku ikan percobaan terdapat
banyak perbedaan pada saat sebelum diberikan toksin dan saat sesudah diberikan
toksin baik dari kondisi fisik maupun tingkah lakunya. Sebelum diberikan toksin,
ikan cenderung berenang lincah dan agresif, mata ikan berwarna hitam cerah
tidak menonjol dan ikan sedikit berlendir. Kondisi fisik menunjukkan ciri-ciri
ikan sehat. setelah diberi toksin insektisida simethrin 50g/liter sebanyak 10 tetes,
terlihat banyak perubahan pada kondisi ikan. Gerakan ikan cenderung lemah, ikan
kehilangan keseimbangan, ikan lebih sering berenang ke permukaan dan tidak
berenang secara agresif, setelah dalam hitungan menit ke-15 banyak ikan yang
berjatuhan ke dasar dalam posisi telentang, dengan mulut dan operculum terbuka,
mata menonjol, lendir yang berlebih pada permukaan kulit, insang berwarna
coklat tua. Menurut Singh (2013), hal ini terjadi untuk melindungi insang agar
intensitas terpapar zat racun menurun. Nafas ikan terengah-engah, terjadi ram jet
ventilation yaitu gerak cepat dan tidak beraturan. Ikan yang mati dalam kondisi
mulut dan operkulum terbuka, sirip dada dan sirip perut kaku melengkung kearah
anterior, sirip punggung kaku mengembang, warna tubuh pucat dan berlendir.
Sampai pada menit ke-17 ikan di katakan mati dengan jumlah 6, dan 1 ikan yang
dapat bertahan, namun pada menit ke-28 seluruh ikan di nyatakan mati.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses cepatnya
kematian pada ikan yaitu : Pertama, tempat / wadah untuk percobaan yang
dimensinya tidak terlalu besar. Kedua, banyak nya jumlah ikan yang di
gabung dalam suatu tempat yang sama. Ketiga, ukuran ikan yang menjadi
objek pengamatan. Keempat, semakin besarnya dosis yang di berikan.
Kelima, jenis racun yang mana dalam praktikum menggunakan
SIDAMETHRIN 50 EC adalah insektisida racun kontak dan lambung
berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan (emulsifiable concentrate/EC)
berwarna kuning untuk mengendalikan hama penting pada pertanaman
jagung, kakao, kapas, kedelai, kubis, sawi teh dan tembakau. Keenam,
13
A. Kesimpulan
B. Saran
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Sitio, M. H. F., Jubaedah, D., & Syaifudin, M. (2017). Kelangsungan Hidup dan
Pertumbuhan Benih Ikan Lele (Clarias sp.) Pada Salinitas Media yang
Berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 5(1), 83-96.
Sulastry, Feni. 2009. Uji Toksisitas Akut yang Diukur dengan Penentuan LD 50
Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica (L) Urban) Terhadap Mencit
BALB/C. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro. Semarang.
Supriyono, E., & Nirmala, K. (2008). Studi Mengenai Toksisitas Surfaktan
Deterjen, Alkyl Sulfate (As), Terhadap Post Larva Udang Windu
Penaeus monodon Fabr.
LAMPIRAN
Gambar 7. Kondisi pada menit ke-17 Gambar 8. Kondisi pada menit ke-26