Anda di halaman 1dari 26

TEKNIK KULTUR PAKAN ALAMI Spirulina sp.

Oleh:
Irfan Zidni, S.Pi., MP

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan


Universitas Padjadjaran
2017
Tujuan

Tujuan pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan


dan keterampilan dalam bidang perikanan budidaya serta
mengetahui pertumbuhan terutama dalam teknik kultur
pakan alami Spirulina sp.
Pakan Alami

Pakan alami adalah makanan hidup bagi larva dan benih


ikan atau udang yang mencakup fitoplankton,
zooplankton dan benthos.

Fungsi utama pakan alami yaitu untuk kelangsungan


atau mempertahankan hidup dan kelebihannya akan
dimanfaatkan untuk pertumbuhan benih atau larva
ikan.
Spirulina sp.
Spirulina adalah mikroalga berwarna hijau kebiruan
yang hidupnya tersebar luas dalam semua ekosistem,
mencakup ekosistem daratan dan ekosistem perairan
baik itu air tawar, air payau, maupun air laut. Klasifikasi
Spirulina menurut Bold & Wyne (1978) dalam
Pamungkas (2005) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Protista
Divisi : Cyanophyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Nostocales
Famili : Oscilatoriceae
Genus : Spirulina
Spesies : Spirulina sp.
Morfologi

 Ketika diamati dibawah mikroskop terlihat sebagai


filamen berbentuk spiral beraturan yang merupakan
rantai berwarna hijau kebiruan.
 Filamen ini merupakan kolonel sel dan dapat bergerak
sepanjang sumbunya.
 Filamen mikroalga ini merupakan rangkaian sel yang
disebut trichome (ukuran sekitat 20-30 milimikron dan
lebar 6-8 milimikron).
Habitat

 Spirulina termasuk organisme yang mudah beradaptasi pada lingkungan


tertentu.
 Dapat hidup diperairan tawar, payau, dan laut.
 Sediaan unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dapat dari
bahan kimiai maupun dari hasil pembusukan kotoran hewan atau limbah
pada pemuatan biogas.
 Spirulina cocok pada kondisi sinar matahari yang cukup, variasi suhu
yang tidak terlalu besar, dan curah hujan cukup.

 Adapun perairan ideal untuk jenis plankton ini adalah :


a. Kandungan garam : 20-70 g/L
b. pH : 7-11,3
c. Suhu : 32-35 oC
d. Salinitas : 28-30 ppt
Reproduksi

 Perkembanganya secara aseksual (membelah diri).


 Pembelahan sel dimulai dengan terbentuknya membrane
transversal didalam sel hampir mencapai 8 menit kemudian sel
putus yang disebut nekridia.
 Nekridia akan mengalami lisis dan membentuk sel-sel baru yang
bentuknya bikonkaf.
 Lalu bagian ini membentuk koloni-koloni sel yang disebut
hormogonia.
 Sel yang terdapat pada hormogonia kemudian akan bertambah
jumlahnya.
 Sitplasmanya bergranula dan warna sel menjadi biru-biru cerah.
 Proses ini menyebabkan ukuran trichome bertambah panjang dan
berbentuk heliks.
Pertumbuhan

 Laju pertumbuhan Spirulina dalam kondisi


laboratorium 0,3 milimikron/hari.
 Laju pertumbuhan Spirulina dalam kondisi lapangan
adalah 0,1-0,2 mililmikron/hari.
 Diperlukan tambahan mineral dalam budidaya seperti
karbon (C), nitrogen (N), kalium (K), fosfor (P),
magnesium (Mg), dan kalsium (Ca)
TEKNIK KULTUR PAKAN ALAMI
Spirulina sp.

Proses Kultur Pakan Alami Spirulina sp.


dilaksanakan dengan
1. Kultur Skala Laboraturium
2. Kultur Skala Semi Massal
KULTUR Spirulina sp. SKALA LABORATURIUM
1. Alat dan Bahan
Pada Proses kultur Spirulina sp. skala laboraturium
menggunakan alat dan bahan sebagai berikut
a. Alat b. Bahan
- Wadah (toples) - Inokulan Spirulina sp.
- Selang aerasi - Chlorin
- Batu aerasi - Na-Thio
- Labu Ukur - Alkohol 70 %
- Tissu - Pupuk Walne (Cair)
- Erlenmeyer - Vitamin B12 (Cair)
- Lampu sebagai pencahayaan - Air Suling
2. Prosedur Kultur
a. Sterilisasi Alat

Pemberian Na-thio
Wadah yang di isi air Pemberian Chlorin

Wadah dan Peralatan yang Air + Chlorin + Na-thio


sudah di sterilisasi sterilisasi dengan alkohol
b. Persiapan Inokulan

Inokulan yang disiapkan


sebagai bibit untuk kultur
Spirulina sp. adalah
inokulan yang berasal dari
Kultur Alami Isolasi. Stok
Inokulan diletakan di
dalam pendingin dengan
Inokulan Spirulina
kondisi steril untuk
Air Laut
menghindari kontaminan.

Inokulan Spirulina
Air Tawar
Cara Kerja Kultur Spirulina Air Tawar

Air Suling yang telah direbus Wadah Kultur Pupuk Walne

Aerasi dan Pencahayaan Inokulan Spirulina Air Tawar Vitamin B12


Cara Kerja Kultur Spirulina Air Laut

Air Suling yang telah direbus Garam Wadah Kultur Pupuk Walne

Aerasi dan Pencahayaan Inokulan Spirulina Air Laut Vitamin B12


Spirulina sp. (laut) Spirulina sp. (tawar)

Spirulina Air Laut Mengandung mineral lebih tinggi


dibandingkan media air tawar atau payau dan
memiliki kandungan Natrium yang tinggi
sehingga berbau amis.
Spirulina Air Tawar Kandungan Natrium dalam Spirulina air tawar
lebih rendah dan tidak berbau amis karena
memiliki kandungan mineral yang rendah
KULTUR Spirulina sp. SKALA SEMI MASSAL
1. Alat dan Bahan
Pada Proses kultur Spirulina sp. skala semi massal
menggunakan alat dan bahan sebagai berikut

a. Alat b. Bahan
• Bak Fiber ukuran • Inokulan
• Chlorin
20cmx60cmx120cm • Na-Theo
• Pipa • Air ± 80 liter
• Pupuk
• Selang aerasi - KCl 0,2 g/liter
• Batu aerasi - NPK 0,1 g/liter
- Urea 0,1 g/liter
• Tabung ukur - ZA 0,8 g/liter
- Kapur 0,01 g/liter
Kultur Spirulina sp. Skala Semi Massal

Bak Fiber disterilisasi dengan Chlorin


Bersihkan Bak Fiber Air Sumur disaring dengan Filter
dan Na-Thio
Bag

Pemberian Aerasi Kuat Memasukan Inokulan Spirulina Pemberian Pupuk


sp.
Pertumbuhan dan Kepadatan
Populasi Spirulina sp.
Pengamatan dan perhitungan pertumbuhan dan kepadatan
populasi dilakukan selama 7 hari dibawah mikroskop
menggunakan sedgwick-rafter pembesaran 40 dan data populasi
Spirulina sp. dianalisis secara deskriptif.

Alat yang digunakan untuk pengamatan Sampel yang diamati


Spirulina sp. (Mikroskop dan Sedgwick-rafter)
Hasil Pengamatan

Spirulina air tawar Spirulina air laut


DATA KUALITAS AIR Spirulina sp.
Spirulina Air Laut Spirulina Air Tawar
Hari pH Suhu Salinitas Hari pH Suhu
ke- ke-
1 7 25 34 1 7 26
2 7 25 34 2 7 25
3 7 25 36 3 7 25
4 7 26 40 4 7 26
5 7 25 35 5 7 25
6 6 26 36 6 7 26
7 6 26 37 7 7 26
Grafik Fase Pertumbuhan Spirulina sp. (Winasis, 2012)

a. Fase awal/lag : fase pertama dimana sel-sel Spirulina sp. masih


beradaptasi dengan media kultur
b. Fase eksponensial : Pertumbuhan populasi Spirulina sp. mengalami
percepatan
c. Fase perlambatan : Kecepatan pertumbuhan menurun namun masih
tetap membelah
d. Fase Stasioner : kematian sel sebanding dengan pembelahan sel
sehingga kepadatan sel relatif tetap
e. Fase Kematian dimana jumlah sel mengalami penurunan.
RUMUS PENENTUAN KEPADATAN Spirulina sp.

X = total banyaknya spirulina di dalam kotak Sedgewick


Rafter
50 = Banyaknya jumlah Kotak yang dihitung
Satuan = unit/mL
Kepadatan Spirulina sp.
Pertumbuhan Spirulina air laut dalam 7 hari
4000
Satuan unit/mL

3000 2654
2254
1814 1846
2000
1136 1182
930
1000

0
1 2 3 4 5 6 7
Hari ke-

Spirulina sp. (laut)

Kepadatan tertinggi pada kultur skala laboraturium didapatkan pada hari


ke 7 sebanyak 2654 unit/mL
Kepadatan terendah sebanyak 930 unit/mL pada awal pemeliharaan hari
ke 1 setelah pengkulturan.
Pertumbuhan Spirulina air tawar dalam 7 Hari
3000
2500 2220
Satuan unit/mL
1908 1990
2000
1438
1500
1000
346 408 346
500
0
1 2 3 4 5 6 7
hari ke-

Spirulina sp. (tawar)

Kepadatan tertinggi pada kultur skala laboraturium didapatkan pada


hari ke 7 sebanyak 2220 sel/mL
Kepadatan terendah sebanyak 346 sel/mL pada awal pemeliharaan
hari ke 1 setelah pengkulturan.
Kesimpulan
1. Kepadatan Populasi harian tertinggi pada kultur skala
laboraturium Spirulina sp air tawar dan Spirulina sp. air laut
terletak pada hari ke 7.
2. Terjadi peningkatan kepadatan yang tinggi pada hari ke 3
menuju hari ke 4 dalam fase eksponensial dengan rata - rata
pertumbuhan mencapai ±1500 sel/mL untuk Spirulina air
tawar dan ±600 sel/mL untuk Spirulina air Laut
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai