Oleh
RANGGA
2021811030
Laporan ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah
Dinamika Populasi.
Asisten Dosen
Mengetahui,
Dosen Pengampu Dinamika Populasi
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan pertolongan-Nya, sehingga Laporan Praktikum Mata Kuliah
Dinamika Populasi ini yang berjudul “Analisis Potensi Lestari (Maximum
Sustainable Yieald) Ikan Pelagis Besar di Perairan Kabupaten Bangka Selatan”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Namun berkat dan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa
melalui bantuan berbagai pihak, laporan ini dapat terselesaikan. Penulis
menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Orang tua penulis yang telah mendoakan, membimbing, mengayomi, dan
memberi semangat dalam menulis laporan ini.
2. Bapak Sudirman Adibrata, S.Pi. M.Si sebagai Plt Program Studi Manajemen
Sumberdaya Perairan.
3. Bapak Kurniawan, S.Pi. M.Si, Bapak Arthur M. Farhaby, S.Si, M.Si, dan Ibu
Siti Aisyah, S.Pi, M.S selaku dosen pengampu mata kuliah dinamika populasi.
4. Cecep Wahyudin, Wisnu Ariyanto, dan Dersi Herka Mayu, S.Pi selaku
asisten dosen praktikum mata kuliah dinamika populasi yang telah
memberikan pengarahan mengenai praktikum ini.
5. Rekan-rekan kerja kelompok praktikum yang telah membantu dalam proses
praktikum dan penyelesaian laporan.
6. Seluruh teman-teman mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya
Perairan terkhususnya angkatan 2018.
Rangga
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................viii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3. Tujuan Praktikum ...................................................................... 2
1.4. Manfaat Praktikum .................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 4
2.1. Gambaran Umum Kabupaten Bangka Selatan.......................... 4
2.2. Potensi Sumberdaya Perikanan ................................................ 4
2.3. Pengkajian Stok Ikan ................................................................ 5
2.4. Metode Penangkapan ................................................................ 5
2.5. Hasil Maksimum Lestari (MSY)............................................... 6
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 8
3.1. Waktu dan Tempat .................................................................... 8
3.2. Alat dan Bahan .......................................................................... 8
3.3. Cara Kerja ................................................................................. 8
3.4. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 10
3.5. Analisis Data ........................................................................... 10
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 13
4.1. Hasil ........................................................................................ 13
4.1.1. fishing power index (FPI) dan Trip Standar .................... 13
4.1.2. Perkembangan Produksi Ikan Pelagis Besar ................... 13
4.1.3. Perkembangan Trip Standart ........................................... 14
4.1.4. Perkembangan CPUE Standart ....................................... 15
iv
4.1.5 Perkembangan Hubungan CPUE dan Trip Standart.. ..... 15
4.1.6. Perkembangan Tangkapan Lestari (MSY) ...................... 16
4.1.7. Hasil Tangkapan Nelayan ............................................... 16
4.2. Pembahasan ............................................................................. 17
4.2.1. fishing power index (FPI) dan Trip Standar .................... 17
4.2.2. Perkembangan Produksi Ikan Pelagis Besar ................... 18
4.2.3. Perkembangan Trip Standart ........................................... 19
4.2.4. Perkembangan CPUE Standart ....................................... 19
4.2.5 Perkembangan Hubungan CPUE dan Trip Standart.. ..... 20
4.2.6. Perkembangan Tangkapan Lestari (MSY) ...................... 21
4.2.7. Hasil Tangkapan Nelayan ............................................... 22
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 24
5.1. Simpulan ................................................................................. 24
5.2. Saran ........................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 26
LAMPIRAN ................................................................................................. 28
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
1
I. PENDAHULUAN
Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus
hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Komponen yang menyusun
subsistem komunitas ikan meliputi organisme secara individual, populasi, dan
komunitas biologi. Masing- masing pada suatu tingkat organisasi yang berbeda,
dapat diperlakukan sebagai sistem organismik. Meskipun sumberdaya ikan dapat
pulih atau diperbaharui (renewable, replenishable), tetapi juga bersifat dapat rusak
(depletable/exhaustible). Faktor yang mengatur stok sumberdaya ikan adalah
recruitment, pertumbuhan, mortalitas alami dan penangkapan oleh usaha
perikanan (Widodo dan Suadi, 2012).
Menurut Nikijuluw (2010), sumberdaya ikan terdiri dari beberapa jenis
atau kelompok jenis, yaitu: ikan pelagis (ikan yang hidup di kolom perairan
dengan mobilitas tinggi), ikan demersal (ikan yang hidup di dasar perairan dengan
mobilitas rendah dan tinggi), dan ikan sedentari (ikan yang dasar perairan dengan
mobilitas sangat rendah dan lambat).
5
3. Dapat diterapkan pada multi spesies sebagai total biomassa dari suatu wilayah
pengelolaan tertentu.
Tangkapan lestari dapat dicapai jika hasil produksi tangkapan dalam
periode tertentu tidak menyebabkan penurunan produksi pada periode tangkapan
berikutnya karena tersedia cadangan yang dapat memulihkan stok. Hendrik
(2011) menjelaskan bahwa pengendalian MSY dilakukan dengan mengatur
kematian ikan akibat penagkapan melalui pengaturan jumlah upaya penangkapan
dan efesiensi alat penangkapan. Kapasitas penangkapan tidak hanya disebabkan
oleh bertambahnya jumlah upaya tetapi perubahan efisiensi alat tangkap dapat
meningkatkan hasil tangkapan walaupun dalam jumlah alat yang sama. Menurut
Nikijuluw (2005) potensi MSY tidak selalu sama setiap tahun karena ukuran stok
dapat bervariasi setiap bulan akibat pengaruh intensitas penangkapan atau variasi
lingkungan. Pada tahun tertentu potensinya mungkin lebih tinggi, tetapi periode
berikutnya mungkin lebih rendah akibat tingginya intensitas penangkapan di
tahun sebelumnya.
Konsep MSY dapat diterapkan dalam penangkapan spesies tunggal maupun
multispesies sebagai total biomassa dari suatu daerah pengelolaan dengan
anggapan bahwa pengaruh faktor- faktor lingkungan seperti predator, penyakit,
kompetisi, polusi, dan sebagainya dianggap tidak berpengaruh. Konsep ini banyak
dikritik keberhasilannya dalam memaksimumkan hasil penangkapan secara
berkelanjutan dalam jangka panjang. Namun sampai sekarang masih tetap
digunakan dalam berbagai kebijakan untuk menentukan jumlah tangkapan yang
aman sebagai batas acuan biologi untuk mencapai tujuan pengelolaan perikanan
berkelanjutan. Walaupun sudah banyak formulasi- formulasi produksi ditemukan
dalam pengelolaan perikanan, namum belum ada suatu formulasi yang berhasil
mempertahankan kelestarian sumberdaya perikanan jangka panjang (Tangke,
2010).
8
Berikut ini merupakan alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini
yaitu sebagai berikut dapat dilihat pada (Tabel 1).
Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan
No Alat dan Bahan Kegunaan
1. Laptop Untuk memasukkan nilai data
2. Microsoft Excel Untuk menganalisis data
3. Data Perikanan Laut Bahan data yang akan diolah
2012-2016
3.3. Tahapan Perhitungan Pengolahan Data MSY
F total =
7. Perkembangan produksi disajikan dalam bentuk tabel dan gambar atau grafik.
Grafik 1. Perkembangan Produksi Ikan Pelagis Besar di Kabupaten Bangka
Selatan
8. Perkembangan trip disajikan dalam bentuk tabel dan gambar atau grafik.
Grafik 2. Perkembangan Trip Penangkapan Ikan Pelagis Besar di Kabupaten
Bangka Selatan.
9. Perkembangan CPUE disajikan dalam bentuk tabel dan gambar atau grafik.
10
MSY = -
Fotimum = -
16. Regresi linier antara Ln CPUE (y) dengan effort (x) dihitung.
3.4. Metode Pengumpulan Data
CPUE =
CPUE =
Keterangan :
CPUE : Jumlah hasil tangkapan per
satuan upaya penangkapan ke i
Catch : Hasil tangkapan ke i
Effort : Upaya penangkapan ke i
3.5.1.2. Standarisasi Alat Tangkap
Standarisasi menyeragamkan kemampuan alat tangkap sumberdaya ikan.
Setiap jenis alat tangkap memiliki kemampuan menangkap (fishing power) yang
berbeda maka total upaya penangkapan dengan berbagai jenis upaya penangkapan
merupakan hasil dari penjumlahan dari fishing effort masing – masing jenis yang
sudah distandarisasi dengan cara memasukkan nilai fishing power index. Dengan
mengemukakan rumus yang digunakan untuk menstandarisasi upaya penangkapan
adalah sebagai berikut :
FPI =
Keterangan :
FPI : Fishing Power Index
CPUEi : CPUE alat tangkap yang akan distandarisasi (ton per unit/trip)
CPUEs : CPUE alat tangkap standard (ton per unit/trip)
3.5.1.3. Upaya Standarisasi
Upaya standarisasi dengan mengemukakan rumus yang digunakan untuk
menstandarisasi upaya penangkapan adalah sebagai berikut :
fs = FPI X fi
12
Keterangan :
fs : Upaya penangkapan hasil standarisasi ( unit / trip)
FPI : Fishing Power Index
Fi : Upaya penangkapan yang akan distandarisasi ( unit / trip)
3.5.1.4. Analisis Potensi Maksimum Lestari
Tahap menganalisis hasil tangkapan ikan pelagis menggunakan model
Surplus produksi dimulai dengan mengelompokkan data produksi ikan sesuai
dengan kelompoknya, setelah didapatkan hasil pengelompokan ikan pelagis
tersebut maka akan dilakukan perhitungan nilai CPUE masing- masing tahun
dengan penetapan standarisasi alat tangkap melalui perhitungan nilai FPI. Upaya
penangkapan dianalisis dengan menghitung nilai Effort Maximum Sustainable
Yield dan Maximum Sustainable Yield dengan menggunakan metode schaefer
dengan rumus sebagai berikut :
MSY= FOpt = -
Keterangan :
a : Nilai Intersept
b : Nilai Slope
13
4.1. Hasil
1707,3
1500 1476,72
1286,4
1000 966
500
0
2012 2013 2014 2015 2016
Tahun
150000 149721
100000
50000 56807
28867
0
2012 2013 2014 2015 2016
Tahun
Gambar 2. Pekembangan Trip standar Sumberdaya Ikan Pelagis Besar (2012-2016)
Sumber : Data Olahan Praktikum, 2020
15
CPUE
0,040
0,035 0,033
0,030
Nilai CPUE
0,025 0,026
0,020
0,015 0,014
0,010 0,011
0,005 0,005
0,000
2012 2013 2014 2015 2016
Tahun
0,035 0,033
0,030
0,025 0,026
0,020
0,015 0,014
0,010 0,011
0,005 0,005
0,000
0 50000 100000 150000 200000 250000 300000
Trip Standar
Gambar 4. Hubungan antara CPUE dan Trip Standar Ikan Pelagis Besar
Sumber : Data Olahan Praktikum, 2020
16
Nilai MSY
3000
2500 2610,293767
2575,5
2000
Produksi
1707,3
1500 1476,72
1286,4
1000 966
500
0 0
-500 0 50000 100000 150000 200000 250000 300000
Effort
Gambar 5. Perkembangan Tangkapan Lestari (MSY) Ikan Pelagis Besar
Sumber : Data Olahan Praktikum, 2020
4.1.7. Hasil Tangkapan Nelayan di Kabupaten Bangka Tengah
4.1.7.1 Hasil Tangkapan Nelayan di Desa Kurau Kabupaten Bangka Tengah
Berdasarkan Hasil Tangkapan Nelayan Desa Kurau didapat kan hasil
yang disajikan pada (Tabel 9) sebagai berikut :
NO. Hasil Nama Nama Ilmiah Alat Keterangan
Tangkap Nasional Tangkap
1 Tenggiri Tenggiri Scomberomorus Pancing HTU
Melayu commerson Ulur
Tabel 9. Ikan Hasil Tangkapan Nelayan di Desa Kurau
Sumber : Data Primer Praktikum, 2020
4.1.7.2 Hasil Tangkapan Nelayan di Sungai Berok Kabupaten Bangka Tengah
Berdasarkan Hasil Tangkapan Nelayan Desa Kurau didapatkan hasil yang
disajikan pada (Tabel 10) sebagai berikut :
NO. Hasil Nama Nama Ilmiah Alat Keterangan
Tangkap Nasional Tangkap
1 Tenggiri Tenggiri Scomberomorus Jaring HTU
Melayu commerson hanyut
2 Tongkol Tongkol Euthynnus affinis Jaring HTU
Como hanyut
Tabel 10. Ikan Hasil Tangkapan Nelayan di Sungai Berok
Sumber : Data Primer Praktikum, 2020
17
4.2. Pembahasan
dimana hal-hal yang mempengaruhi stok sumberdaya di alam terdiri dari berbagai
faktor diantaranya faktor lingkungan, cuaca, musim dan kearifan lokal
masyarakat.
4.2.3.Perkembangan Trip Ikan pelagis besar di perairan kabupaten Bangka Selatan
Alat tangkap merupakan komponen utama dalam pengembangan kegiatan
perikanan tangkap di suatu wilayah. Potensi sumberdaya ikan dengan kualitas
sumberdaya manusia yang baik tidak akan menjadi keberhasilan kegiatan
perikanan tangkap, bila alat tangkap dan kondisi alat tangkap yang digunakan
nelayan mempengaruhi jumlah produksi, jenis ikan yang ditangkap, kualitas hasil
tangkapan, dan jangkauan oprasi penangkapan ikan (Noija, 2014). Dalam kaitan
ini, maka kondisi alat tangkap ini harus diperhatikan dalm setiap upaya
pengembangan kegiatan perikana tangkap termasuk di Kabupaten Bangka Selatan.
Berdasarkan (Gambar 2). Menunjukan perkembangan trip ikan dari tahun
2012 – 2016 yang mana mengalami fluktasi yang tidak stabil. Pada tahun 2012
mengalami penurunan jumlah trip penangkapan kemudian terjadi kenaikan jumlah
trip penangkapan pada tahun 2013, lalu terjadi penurunan lagi pada tahun 2015,
pada tahun 2016 terjadi kenaikan lagi sebesar 56807 trip/tahun. Hal tersebut
dipengaruhi produktivitas penangkapan yakni ukuran kemampuan produksi dari
suatu jenis alat tangkap. Produktivitas penangkapan dinyatakan dalam
perbandingan antara produksi dengan upaya penangkapan. Tellusa (2016)
menyatakan peningkatan upaya penangkapan disebabkan karena kondisi harga
ikan pada saat itu tinggi dan juga karena cuaca yang mendukung, jadi para
nelayan setempat banyak yang melakukan operasi penangkapan. Selain itu, juga
didukung dengan keadaan perairan yang subur yang diakibatkan oleh proses
upwelling sehingga di perairan tersebut banyak makanan bagi ikan. Dengan hal
ini peningkatan jumlah upaya penangkapan bukan satu-satunya faktor penyebab
penurunan hasil tangkapan, tetapi mungkin dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti perubahan lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap kelimpahan ikan
(Ali, 2005).
4.2.4.Perkembangan CPUE Standar pada Sumberdaya Ikan Pelagis Besar Tahun
2012-2016
Perhitungan CPUE harus dilakukan standarisasi alat tangkap terlebih dulu
karena berdasarkan data produksi terjadi lebih dari satu alat tangkap yang bisa
20
variabel lain yang tidak dibahas di dalam model. Nilai keeratan (koefisien
korelasi/ R²) hubungan antara CPUE dan effort adalah 0,93 yang berasal dari
√0,9326. Hal tersebut menandakan bahwa CPUE dan effort memiliki nilai
keeratan yang sedang antara CPUE dan effort, karena koefisien korelasinya
terletak berkisar antara 0,5 < KK ≤ 0,7 (). Sesuai dengan pernyataan Novita,
(2011) bahwa nilai CPUE dan effort memiliki nilai keeratan yang tinggi atau kuat
antara CPUE dan effort, karena koefisien korelasinya terletak berkisar antara 0,7<
KK ≤ 1,0.
Suatu tren CPUE yang menurun merupakan gambaran bahwa tingkat
eksploitasi sumberdaya ikan tidak bisa menghasilkan hasil tangkapan walaupun
upaya penangkapan ditingkatkan (Cahyani dkk, 2013),. Sobari (2008) juga
menyebutkan bahwa semakin tinggi effort maka nilai CPUE menunjukan gejala
penurunan.
4.2.6. Perkembangan Batas Tangkapan Lestari (MSY)
MSY adalah sebuah acuan dalam pengelolaan perikanan yang masih
memungkinkan untuk di eksploitasi tanpa mengurangi populasi. Hal ini bertujuan
agar stok sumberdaya perikanan masih dalam tingkat yang aman. Menurut
Widodo dan Suadi (2006), Maximum Sustainable Yield (MSY) adalah hasil
tangkapan terbesar yang dapat dihasilkan dari tahun ke tahun oleh suatu
perikanan. Konsep MSY didasarkan atas suatu model yang sangat sederhana dari
suatu populasi ikan yang dianggap sebagai unit tunggal.
Berdasarkan data produksi ikan pelagis besar di Kabupaten Bangka
Selatan dalam kurun waktu 2012-2016 dapat dihitung produksi lestari perikanan
dengan metode surplus produksi dari Schaefer sehingga dapat diketahui nilai
potensi lestari serta upaya optimum ikan pelagis besar di Kabupaten Bangka
Selatan sehingga dapat ditentukan kapan terjadinya overfishing dengan
membandingan upaya dan hasil yangkapan setiap tahunnya.
Hasil analisis potensi sumber daya ikan pelagis besar di Kabupaten
Bangka Selatan menggunakan metode surplus produksi dengan analisis model
Schaefer. Kurva pada (Gambar 5). memperlihatkan nilai MSY berada pada titik
2610,293767 Ton/tahun. Artinya pada rentang waktu 2012 – 2016 produksi
penangkapan sumberdaya ikan pelagis besar di Kabupaten Bangka Selatan telah
mengalami fluktuasi. Hal ini terlihat dari nilai produksi sumberdaya ikan berturut
22
– turut 2012-2016 sebesar 1286,4 ton, 1707,3 ton, 2575,5 ton, 966 ton, dan
1476,72 ton berada dibawah nilai MSY. Produksi sumberdaya tahun 2012 – 2016
mengalami fluktuasi, namun penangkapan sumberdaya ikan ikan pelagis besar di
Kabupaten Bangka Selatan belum melebihi batas lestarinya atau belum mencapai
overfishing (penangkapan berlebihan) sehingga masih bisa untuk dioptimalkan.
Hal ini berdasarkan pendapat Hulaifi (2011) menyatakan bahwa overfishing akan
terjadi manakala tingkat upaya penangkapan dalam suatu perikanan tertentu
melampaui tingkat yang diperlukan untuk menghasilkan MSY. Sedangkan upaya
penangkapan yang optimum (F opt ) 132280 Trip/tahun. Hal ini menujukkan pada
tahun 2012, 2013, 2014, 2015, dan 2016 masih bisa dimanfaatkan secara optimal
karena belum mencapai batasnya.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian sumberdaya perikanan di
Perairan Kabupaten Bangka Selatan perlu dikelola dengan baik untuk menjaga
kelestarian sumberdaya perikanan berkelanjutan di daerah tersebut. Menurut
Saputro et al (2014) jika jumlah alat tangkap serta armada penangkapan ikan
khususnya ikan demersal di perairan akan mengalami kenaikan sehingga memicu
terjadinya overfishing di daerah tersebut, karena kenaikan jumlah alat tangkap
tersebut berbanding lurus dengan naiknya jumlah trip penangkapan, sehingga
produksi ikan pelagis besar semakin kecil dengan upaya yang semakin meningkat.
4.2.7. Hasil Tangkapan Nelayan di Kabupaten Bangka Tengah
Berdasarkan data hasil tangkapan nelayan pada Desa Kurau dan Sungai
Berok Kabupaten Bangka dapat dihitung hasil tangkapan utama nelayan pada
daerah tersebut dengan bantuan hasil analisis produksi pertahun dan hasil trip
pertahun sehingga dapat ditentukan komoditas ikan yang ditangkap setiap
tahunnya.
Hasil analisis tangkapan nelayan pada Desa Kurau dan Sungai Berok pada
(Tabel 9 dan Tabel 10). Memperlihatkan bahwa komoditas hasil tangkapan ikan
pelagis besar pada desa kurau adalah ikan tenggiri dengan menggunakan alat
tanggap pancing ulur dan pada sungai berok didapatkan komoditas ikan yang
didapatkan adalah ikan tenggiri dan ikan tongkol dengan menggunakan a lat
tangkap jaring hanyut. Dengan demikian komoditas ikan unggulan yang
didaratkan pada desa kurau dan sungai berok adalah ikan tenggiri dan ikan
tongkol. Ridwan (2018) menyatakan bahwa suatu jenis komoditas yang paling
23
diminati oleh masyarakat di suatu wilayah, bernilai jualan tinggi, dan mampu
memberikan pemasukan ekonomi di bandingkan ikan lainnya. Kemudian,
komoditas perikanan yang unggul juga memiliki kriteria jumlah produksi yang
banyak dan tersedia sepanjang tahun dari seluruh komoditas perikanan di suatu
pelabuhan perikanan (Sirait, 2013).
Dari hasil analisis tangkapan nelayan di Desa Kurau dan Sungai Berok pada
Tahun 2020 ditemukan bahwa dari 50 armada kapal didapatkan hasil produksi
perikanan yang didaratkan 2486 ton/tahun dengan trip 3550 trip/tahun pada
nelayan desa kurau sedangkan pada sungai berok didapatkan hasil produksi 3093
ton/tahun dan 5820 trip/tahun. Hal ini dipengaruhi dimana hal- hal yang
mempengaruhi stok sumberdaya di alam terdiri dari berbagai faktor diantaranya
faktor lingkungan, cuaca, musim dan kearifan lokal masyarakat Rahman (2013).
Meningkatnya jumlah trip dari penangkapan dapat meningkatkan hasil dari
tangkpan namun hal ini harus didukung dengan kondisi dari oseanografis atau
fishing ground yang tepat sehingga dapat menghasilkan tangkpan yang menurun
(Mayu,2018).
24
5.1. Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Ali, TH. 2005. Suatu Analisa tentang Potensi Perairan di Selat Sunda. Lembaga
Penelitian Perikanan Laut Jakarta : PT Gramedia.
Ardidja, S. 2007. Metode Penangkapan Ikan. Jakarta : STP Press.
Atikah, N. 2013. Analisis Potensi Lestari Perikanan Tangkap di Kawasan
Pangandaran. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjajaran.
Jurnal Akuatika. Vol. 4(2), hal : 23-28.
Cahyani, R, T., Sustrisno, A Dan Bambang Y. 2013. Potensi Lestari Sumberdaya
Ikan Demersal (Analisis Hasil Tangkapan Cantrang Yang Didaratkan Di Tpi
Wedung Demak).Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam
Dan Lingkungan. Diseminarkan Pada 27 Agustus 2013 Di Ruang Seminar Prof
Ir Soemarman Lt 6 Gedung A Pascasarjana. Universitas Diponegoro.
Semarang. ISBN 978-602-17001-12.
Fauzi A. 2005. Kebijakan Perikanan dan Kelautan, Isyu, Sintesis dan
Gagasan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Fauzi A, (2010). Ekonomi Perikanan. Teori, Kebijakan dan Pengelolaan. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Fauzi A, Anna S, (2005). Permodelan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan
untuk Analisis Kebijakan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Hadian. 2005. Efisiensi jaring insang permukaan terhadap hasil tangkapan ikan
layang (Decapterus macarelus) di Teluk Kayeli. Jurnal Amanisal PSP FPIK
Unpatti-Ambon. 2(2) : 32-39.
Hendrik, M. 2011. Potensi Sumberdaya Perikanan dan Tingkat Eksploitasi Kajian
terhadap Danau Bawah Zamrud Kabupaten Siak Provinsi Riau. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol. 15(2), hal :
121-131.
Hulaifi, F. 2011. Pendugaan Potensi Sumberdaya Perikanan Laut dan
Penangkapan Ikan Kasus di TPI Sendang Biru Kabuapten Malang sebagai
Dasar Pengembangan Sektor Perikanan di Selatan Jawa Timur. Fakultas
Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah. Jurnal Kelautan. Vol. 8(2),
hal 56-68.
Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2010. Peraturan Meteri Kelautan dan
Perikanan No. 06 Tahun 2010 Tentang Alat Penangkapan Ikan Di
Nabunome, Welhelmus. 2007. Model Analisis Bioekonomi dan Pengelolaaan
Sumberdaya Ikan Demersal (Studi Empiris di Kota Tegal), Jawa Tengah. Diss.
Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
Nikijuluw. 2005. Pemodelan Sumberdaya Peikanan dan Kelautan . Jakarta . PT
Gramedia Pustaka Utama. 353 hal.
27
LAMPIRAN
Lampiran 2. Jumlah Trip Per Alat Tangkap Ikan Pelagis Besar Di Kabupaten
Bangka Selatan
Pukat Cincin Pancing Ulur Jaring Ingsang Hanyut Jumlah
6210 3504 173604 183318
3780 8063 92604 104447
1200 209901 163482 374583
1530 195864 117219 314613
10800 104866 203329 318995
Jaring Ingsang
Tahun Pukat Cincin Pancing Ulur Hanyut Jumlah
2012 368,9 561,7 13.464,6 14395,2
2013 316,7 660,3 11.567,1 12544,1
2014 120 8.361,6 9.968,8 18450,4
2015 422 4.997 2.543 7962
2016 3.110 6.420 6.621 16151
29
Lampiran 4. CPUE per unit Tangkap Ikan Pelagis Besar Di KabupatenBangka Selatan
tahun alat tangkap produksi Trip CPUE FPI Trip standart
Pukat cincin 368,9 6210 0,059 1 6210
2012 pancing ulur 561,7 3504 0,160 2,699 9456
Jaring insang hanyut 13.464,60 173604 0,078 1,306 226661
Jumlah 242326
Pukat cincin 316,7 3780 0,084 1 3780
2013 pancing ulur 660,3 8063 0,082 0,977 7881
Jaring insang hanyut 11.567,1 92604 0,125 1,491 138060
Jumlah 149721
Pukat cincin 120 1200 0,100 1 1200
2014 pancing ulur 8.361,6 209901 0,040 0,398 83616
Jaring insang hanyut 9.968,8 163482 0,061 0,610 99688
Jumlah 184504
Pukat cincin 422 1530 0,276 1 1530
2015 pancing ulur 4.997 195864 0,026 0,092 18117
Jaring insang hanyut 2.543 117219 0,022 0,079 9220
Jumlah 28867
Pukat cincin 3.110 10800 0,288 1 10800
2016 pancing ulur 6.420 104866 0,061 0,213 22295
Jaring insang hanyut 6.621 203329 0,033 0,113 22993
Jumlah 56087
30