Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KERJA MAGANG

IDENTIFIKASI PARASIT PADA INSANG IKAN NILA (Oreochromis


niloticus) yang DIUJIKAN di BALAI KIPM JAKARTA II

Oleh:

Nandha Eka Putri Lestari


B0A017040

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PROGRAM STUDI D-III BIOLOGI-PENGELOLAAN SUMBERDAYA
PERIKANAN
PURWOKERTO

2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG

Judul Magang : Identifikasi Parasit pada Insang Ikan Nila


(Oreochromis niloticus) yang Diujikan di Balai
KIPM Jakarta II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Alamat Tempat Magang : Jalan Swasembada Timur XII No 64, Tanjung Priok,
Jakarta Utara, DKI Jakarta 14320.

Identitas Peserta Magang : Nama : NANDHA EKA PUTRI LESTARI


NIM : B0A017040

Diajukan sebagai salah satu syarat guna melaksanakan ujian Magang Pada Program
Studi D-III Biologi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

Disetujui dan disahkan


pada tanggal 19 Agustus 2019

Dosen Pembimbing Magang, Pembimbing Lapangan,

Drs. Sugiharto, M.Si. Kartika Anggraeny, S.AP


NIP.19600303 198703 1004 NIP. 19711127 199203 2 003

Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Koordinator Bidang Studi
Akademik Fakultas Biologi D-III Biologi-PSDP
Unsoed

Dr. Hendro Pramono, MS. Drs. Sugiharto, M.Si.


NIP. 19590722 198601 1001 NIP. 19600303 198703 1004

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Rencana Kerja Magang yang berjudul “Identifikasi Parasit Pada Insang Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) yang Diujikan di Balai KIPM Jakarta II” yang dilaksanakn
selama 3 minggu dapat terselesaikan.
Dengan selesainya penyusunan Laporan Magang ini, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Hendro Pramono, M.S. selaku Wakil Dekan I Fakultas Biologi Unsoed yang
telah memberikan izin pelaksanaan magang.
2. Drs. Sugiharto, M.Si, selaku Koordinator Program Studi D-III Pengelolaan
Sumberdaya Perikanan yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
kegiatan Magang.
3. Drs. Sugiharto, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Magang yang
telah memberikan arahan, masukan, bimbingan serta saran dalam menyelasaikan
Laporan Magang.
4. Nandang Koswara, S.Tp., M.M selaku Kepala Balai Karantina Ikan,
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Jakarta II yang telah
memberikan izin untuk dapat melaksanakan Magang di BKIPM Jakarta II.
5. Kartika Anggraeny, S.AP., selaku Pembimbing Lapangan yang telah
membimbing selama berlangsungnya kegiatan Magang.
6. Rekan-rekan laboratorium yang telah membantu dalam penyelesaian laporan
magang ini.
Penulis menyadari bahwa laporan magang ini masih memiliki banyak sekali
kekurangan di dalamnya, sehingga dalam kesempatan kali ini juga penulis
bermaksud untuk meminta saran dan masukan dari semua pihak demi terciptanya
laporan magang yang lebih baik lagi. Penulis berharap agar laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak untuk menambah pengetahuan.
Purwokerto, Agustus 2019

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. vii
RINGKASAN ........................................................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar belakang Magang ............................................................................. 1
B. Ruang Lingkup Magang ............................................................................ 3
C. Gambaran Umum Instansi......................................................................... 3
D. Tujuan dan Manfaat Magang .................................................................... 5
BAB II. PELAKSANAAN MAGANG ....................................................................... 6
A. Bentuk Kegiatan Magang .......................................................................... 6
B. Prosedur Kerja Magang ............................................................................. 6
C. Hasil dan Pembahasan ............................................................................... 7
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 12
A. Kesimpulan.............................................................................................. 12
B.
Saran...……………………………………………………………...…...112
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 13
LAMPIRAN ............................................................................................................... 15

iv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Parasit yang Menginfeksi Insang Benih Ikan Nila…………...………...….7

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Dactylogyrus sp. yang menginfeksi insang ikan nila…………………..9

Gambar 2.2 Morfologi Gyrodactylus sp…………………………………………….9

Gambar 2.3 Gejala klinis pada ikan nila yang terinfeksi parasit…………………....11

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Alat dan Bahan ...............................................................................................15
Lampiran 2. Logbook/Catatan Kegiatan Magang ............................................................17
Lampiran 3. Setifikat Magang ............................................................................................21

vii
RINGKASAN

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang banyak
dibudidayakan di Indonesia dan merupakan ikan budidaya yang menjadi salah satu
komoditas ekspor. Ikan nila merupakan salah satu sumber protein hewani yang masih
dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, sehingga kebutuhan akan ikan ini
semakin meningkat. Budidaya ikan nila cukup mudah dipelihara, pertumbuhannya
sangat cepat dan daya adaptasi terhadap lingkungan cukup baik. Insang merupakan
alat pernapasan yang dimiliki oleh jenis ikan (pisces), berperan penting dalam
pertukaran oksigen dan karbondioksida (penyerapan oksigen dan pelepasan
karbondioksida). Dactylogyrus sp. merupakan cacing pipih (fluke) yang termasuk
dalam parasit kelas trematoda monogenea. Cacing ini banyak menginfeksi insang
ikan. Gyrodactylus sp memiliki bentuk tubuh kecil, memanjang, transparan, tanpa
titik mata dan pada bagian anteriornya terdapat dua tonjolan. Pada bagian
posteriornya terdapat sepasang jangkar yang dihubungkan oleh sebuah plat. Penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis parasit yang terdapat pada insang ikan nila
(Oreochromis niloticus) serta mengetahui metode kerja pemeriksaan parasit di Balai KIPM
Jakarta II. Metode pengamatan yang digunakan dalam kegiatan magang ini yaitu
metode survey dan metode praktik kerja secara langsung yang dilakukan didalam
laboratorium dan diamati dibawah mikroskop. Hasil yang diperoleh dari kegiatan
magang ini dapat ditarik kesimpulan bahwa petani ikan daerah Alamanda Regency Tambun
Utara paling banyak terinfeksi parasit yaitu Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp. pada
insangnya dengan total ikan yang terinfeksi 6 ekor ikan nila.

Kata kunci : Ikan Nila, Dactylogyrus sp., Gyrodactylus sp.

viii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang Magang

Ikan nila merupakan ikan yang banyak diminati masyarakat sebagai sumber
protein hewani karena nilai kolesterol yang rendah dengan kandungan gizi 17,7%
protein dan 1,3% lemak. Permintaan pasar internasional untuk ikan nila mencapai
200.000 ton/tahun (Kamil et al., 2017). Ikan nila merupakan salah satu sumber
protein hewani yang masih dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat,
sehingga kebutuhan akan ikan ini semakin meningkat. Dengan demikian, maka
semakin meningkat pula permintaan konsumen yang ada di pasaran. Salah satu
hal yang menyulitkan untuk dapat optimal dalam memenuhi permintaan
konsumen akan ikan nila dan ikan air tawar lainnya adalah penyakit dan parasit
yang menyerang ikan yang dibudidayakan (Rico et al., 2012).
Pola budidaya nila perlu dikembangkan lebih intensif karena laju konversi
lahan tambak terjadi sepanjang waktu. Berkembangnya industri dan kota
baru dikhawatirkan akan berdampak pada penurunan produksi dan produktifitas
nila. Di sisi lain kebutuhan nila terus meningkat seiring dengan peningkatan
jumlah penduduk dan makin tingginya kesadaran masyarakat untuk
mengkonsumsi sumber protein yang menyehatkan dan berlemak rendah. Untuk
melindungi kawasan tambak diperlukan upaya yang sinergis antara pengambil
kebijakan, pembudidaya dan pengusaha agar budidaya nila lebih luas. Budidaya
ikan nila cukup mudah dipelihara, pertumbuhannya sangat cepat dan daya
adaptasi terhadap lingkungan cukup baik. Budidaya ikan nila, tidak luput dari
permasalahannya yang dihadapi, seperti penanggulangan penyakit pada ikan yang
disebabkan parasit, bakteri, virus dan jamur (Manurung dan Fatmawati, 2016).
Insang merupakan alat pernapasan yang dimiliki oleh jenis ikan (pisces),
berperan penting dalam pertukaran oksigen dan karbondioksida (penyerapan
oksigen dan pelepasan karbondioksida). Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi
oleh tulang-tulang penutup insang yaitu operkulum, suboperkulum, preoperkulum,
dan interoperkulum. Insang berhubungan dengan perairan melalui celah insang
yaitu pada waktu tulang insang membuka dan menutup. Insang pada ikan
bertulang rawan tidak terdapat tutup insang hanya ada celah insang. Insang
berbentuk lembar-lembaran tipis berwarna merah tua segar dan selalu lembab.
Insang terdiri atas lembar-lembar insang, setiap lembar insang terdiri atas

1
sepasang filamen dan tiap filamen tersusun atas lamela-lamela sebagai tempat
pertukaran gas. (Aliza, 2014).
Bagian luar dari insang selalu berhubungan dengan air, sedangkan bagian
dalam insang berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah (Aquatic
Pathobiology Center). Insang ikan terdiri atas satu lengkung insang yang
bertulang, sebaris sisir insang dan dua baris filamen insang yang lembut, sisir
insang mencegah benda-benda dari luar yang memasuki insang dan yang dapat
merusak filamen insang, setiap filamen insang mempunyai banyak kapiler darah.
Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi
sebagai alat ekskresi garam-garam, system pencernaan, alat pertukaran ion, dan
osmoregulator. Perubahan kondisi insang juga dapat menandai adanya polutan
dan parasit pada habitat dimana ikan hidup, seperti penebalan lapisan epithelium
insang akibat garam-garam logam berat, detergen, dan zat-zat phenol. Insang yang
terserang parasit ciri-ciri nya yaitu warna nya keputih-putihan atau kebiruan, dan
membuat ikan sulit bernapas (Ersa, 2008).
Dactylogyrus sp. merupakan cacing pipih (fluke) yang termasuk dalam
parasit kelas trematoda monogenea. Cacing ini banyak menginfeksi insang ikan
(Tarmizi et al., 2016). Dactylogyrus sp. memiliki alat penyerang yang disebut
haptor atau ophishaptor. Sistem pencernaan sangat sederhana, mulut pada ujung
anterior, dikelilingi oleh alat penghisap. Panjang parasit ini 0,2-0,5 mm dengan
panjang maksimumnya 2.0 mm dan bagian posterior dilengkapi dengan 7 pasang
kait tepi (marginal hooks) dan terdapat 1 pasang kait tengah pada ophishaptornya
serta di bagian anterior terdapat 2-4 pigment spot atau mata. Siklus hidup
Dactylogyrus sp. adalah secara langsung, telur menetas kemudian menjadi larva
bersilia yang disebut oncomiracidium, yang menyerang hospes atau hanya hidup
bebas di air sebelum menempel pada hospes. Oncomiracidium menyerang hospes
melalui organ posteriornya yang disebut opisthaptor. Dactylogyrus sp. termasuk
ovipar telurnya sangat tahan terhadap senyawa kimia atau desinfektan sehingga
untuk pemberantasan memerlukan tindakan yang bertahap dengan menggunakan
lebih dari satu metode atau agensia pengendali parasit (Irianto, 2005).
Gyrodactylus sp memiliki bentuk tubuh kecil, memanjang, transparan, tanpa
titik mata dan pada bagian anteriornya terdapat dua tonjolan. Pada bagian
posteriornya terdapat sepasang jangkar yang dihubungkan oleh sebuah plat.
Cacing parasitik ini hanya dapat berkembang biak dengan baik di beberapa inang

2
definitif tertentu bahkan tidak dapat hidup di beberapa ikan. Siklus hidupnya
tergantung pada temperature lingkungan. Pertumbuhan populasi Gyrodactylus sp.
biasanya menurun pada suhu 50 C dan meningkat pada suhu 120 C dan
pertumbuhan tercepat pada suhu 180 C. Kerusakan insang ditandai dengan
pendarahan dan perubahan bentuk dari jaringan insang (Manurung dan Fatmawati,
2016).
Serangan parasit dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada ikan dan
menyebabkan kerugian besar, antara lain kematian massal, penurunan berat dan
pengurangan fekunditas. Serangan parasit juga menyebabkan penolakan al.,
2012). Parasit adalah organisme yang memanfaatkan organisme lain yang berbeda
jenis untuk tempat berlindung dan mendapatkan makanan. Menurut Irianto
(2005), serangan parasit merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara faktor
lingkungan, kondisi ikan, dan organisme parasit. Interaksi yang tidak serasi ini
menyebabkan stres pada ikan sehingga mekanisme pertahanan diri yang
dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh organisme parasit.
Parasit yang menyerang ikan terdiri dari ektoparasit yaitu parasit yang
menginfeksi organ luar ikan (kepala, kulit, dan insang), dan endoparasit yaitu
parasit yang menginfeksi organ dalam. Penelitian mengenai ektoparasit yang
terdapat pada ikan botia ini perlu dilakukan mengingat bahwa pentingnya menjaga
kualitas dan kesehatan ikan hias air tawar yang diminati oleh masyarakat ini.
Pengendalian penyakit juga perlu dilakukan secara dini. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi jenis parasit yang terdapat pada insang ikan nila (Oreochromis
niloticus) serta mengetahui metode kerja pemeriksaan parasit di Balai KIPM Jakarta II.

B. Ruang Lingkup Magang

Kegiatan magang ini dilaksanakan di Balai KIPM Jakarta II dengan


berpartisipasi aktif yaitu melakukan dan mengikuti kegiatan yang dilaksanakan
secara langsung di Balai KIPM Jakarta II khususnya di laboratorium.
Pengambilan sampel ikan dilakukan secara sampling pada 3 tempat petani ikan
yang berbeda yaitu Kecamatan Tambun Selatan, Margahayu Bekasi Timur, dan
Alamanda Regency Tambun Utara. Sampel benih ikan nila yang diambil berupa
benih ikan hidup yang diambil dari tiap-tiap lokasi 10 ekor.

C. Gambaran Umum Instansi

3
Pembentukan Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu dan Keamanan
Hasil Perikanan merupakan simplifikasi dari pelaksanaan implementasi peraturan
perundangan, tugas pokok dan fungsi, visi dan misi, birokrasi dan orientasi
pelayanan dari dua institusi yaitu Karantina Ikan dan Laboratorium Pembinaan
dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan. Dilatarbelakangi masih terdapatnya
permasalahan dalam kegiatan ekspor hasil perikanan yang menyangkut aspek
persyaratan negara tujuan ekspor dalam hal mutu, lemahnya pengawasan dan
pengendalian mutu produk perikanan tujuan ekspor yang berdampak masih
terdapatnya penolakan produk perikanan asal Indonesia oleh negara tujuan,
diperlukan langkah dan strategi untuk menciptakan sinergitas dua institusi yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi yang masing-masing berorientasi kepada
keamanan pangan, perlindungan sumberdaya, pelayanan kepada masyarakat dan
merupakan bagian dari sistem perdagangan, menjadi satu organisasi sebagai
bentuk yang dianggap ideal guna mengemban misi dan tugas yang semakin
berkembang.
Balai KIPM Jakarta II, ini beralamat di Jalan Enggano No. 16, Tanjung Priok,
Jakarta Utara, DKI Jakarta 14310. Balai KIPM Jakarta II ini memiliki kantor
laboratorium penguji yang terletak di jalan Swasembada Timur XIII no. 64,
Tanjung Priok, Jakarta Utara. Memiliki beberapa laboratorium yang terdiri dari
laboratorium bakteriologi, laboratorium parasitologi, laboratorium virologi,
laboratorium mikologi, laboratorium penyiapan bahan, laboratorium organoleptik,
dan ruang sterilisasi. Komoditi ikan yang dilalulintaskan dan dilakukan pengujian
adalah ikan hias air tawar dan air laut, dan komoditi ikan beku paling dominan
dilakukan adalah fillet ikan beku, pakan ikan.
Tugas pokok Karantina Ikan adalah melaksanakan pencegahan masuk dan
keluarnya hama dan penyakit ikan karantina. Persyaratan karantina yaitu setiap
media pembawa yang dimasukkan atau dikeluarkan ke atau dari wilayah Republik
Indonesia wajib:
1. Dilengkapi sertifikat kesehatan dari Negara atau area asal yang diterbitkan
oleh pejabat yang berwenang.
2. Melalui tempat-tempat pemasukan atau pengeluaran yang telah ditetapkan.
3. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat pemasukan
atau pengeluaran untuk keperluan tindak karantina.

4
Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
mempunyai fungsi yaitu:
a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program perkarantinaan ikan,
sistem jaminan mutu, pengendalian mutu, dan keamanan hasil perikanan,
serta keamanan hayati ikan;
b. pelaksanaan perkarantinaan ikan, sistem jaminan mutu, pengendalian mutu,
dan keamanan hasil perikanan, serta keamanan hayati ikan;
c. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan perkarantinaan
ikan, sistem jaminan mutu, pengendalian mutu, dan keamanan hasil
perikanan, serta keamanan hayati ikan;
d. pelaksanaan administrasi BKIPM; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
D. Tujuan dan Manfaat Magang

Tujuan kegiatan magang di Balai KIPM Jakarta II ini yaitu:


1. Tujuan Umum:
a. Mendapatkan ketrampilan dalam melakukan pengamatan parasit pada ikan
niladi Balai KIPM Jakarta II.
2. Tujuan Khusus:
a. Mengidentifikasi jenis parasit yang menyerang insang ikan nila
(Oreochromis niloticus).
b. Mengetahui metode pemeriksaan parasit pada ikan nila (Oreochromis
niloticus) di Balai KIPM Jakarta II.
Manfaat kegiatan magang yang dilakukan di Balai KIPM Jakarta II ini yaitu:
1. Bagi mahasiswa :
 Mampu melakukan penelitian kajian mengenai parasit yang terdapat pada
ikan nila (Oreochromis niloticus).
2. Bagi Balai KIPM Jakarta II :
 Membantu pelaksaan kerja kegiatan laboratorium di Balai KIPM Jakarta II
3. Bagi Program Studi D-III Pengelolaan Sumberdaya Perikanan:
 Menjalin kerjasama antar Program Studi D-III Biologi-Pengelolaan
Sumberdaya Perikanan dengan Balai KIPM Jakarta II.

5
BAB II. PELAKSANAAN MAGANG

A. Bentuk Kegiatan Magang

Bentuk kegiatan magang identifikasi parasit pada insang ikan nila


(Oreochromis niloticus) di laboratorium Balai KIPM Jakarta II meliputi kegiatan
pencatatan sampel, pemeriksaan sampel, pengamatan parasit, dan
pengidentifikasian hasil parasit pada ikan yang diujikan. Pelaksanaan magang ini
dilaksanakan dari tanggal 22 Juli 2019 sampai 12 Agustus 2019. Kegiatan
magang dilaksanakan pada pukul 08.00 – 16.00 WIB dari hari Senin-Jumat
dengan dibimbing oleh salah satu staf pegawai laboratorium Balai KIPM Jakarta
II. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang dapat melaksanakan dan
mengetahui kegiatan pemeriksaan parasit sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang digunakan di Balai KIPM Jakarta II. Aktivitas selama
kegiatan magang ini disajikan dalam lampiran 2.
Metode pengamatan yang digunakan dalam kegiatan magang ini yaitu
metode survey dan metode praktik kerja secara langsung yang dilakukan didalam
laboratorium dan diamati dibawah mikroskop. Teknik pengambilan sampel ikan
dilakukan secara sampling pada 3 tempat petani ikan yang berbeda yaitu
Kecamatan Tambun Selatan, Margahayu Bekasi Timur, dan Alamanda Regency
Tambun Utara. Sampel benih ikan nila yang diambil berupa benih ikan hidup
yang diambil dari tiap-tiap lokasi 10 ekor. Pemeriksaan parasit meliputi
pengamatan morfologi, dan pemeriksaan insang ikan. Pengidentifikasian jenis
parasit yang ditemukan dapat menggunakan buku panduan atau literature dari
Balai KIPM Jakarta II.

B. Prosedur Kerja Magang


Prosedur kerja magang yang dilakukan adalah metode praktik secara
langsung serta melakukan pengamatan di laboratorium untuk memperoleh data-
data atau keterangan yang aktual. Metode pemeriksaan sampel insang ikan nila
(Oreochromis niloticus) yang dilakukan yaitu :

6
- Disiapkan alat dan bahan.
- Diberi label atau tanda pada objeck glass kemudian ditetesi dengan akuades.
- Dimatikan ikan dengan cara dimasukan kedalam beaker glass yang sudah
diisi dengan es batu.
- Diukur panjang ikan dengan menggunakan penggaris.
- Digunting operkulumnya kemudian diambil insang dengan menggunakan
pinset, lalu diletakan diatas objeck glass.
- Diamati dibawah mikroskop, dicatat dan didokumentasikan hasil parasit
yang terlihat.
C. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian yang dilakukan terhadap


ikan nila pada masing-masing tempat yaitu petani ikan Kecamatan Tambun
Selatan, Alamanda Regency Tambun Utara, dan Margahayu Bekasi Timur,
dengan pengambilan sampel ikan nila masing-masing tempat 10 ekor.
Didapatkan hasil parasit Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp. yang ditemukan
di bagian insangnya yang tertuang pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Parasit yang Menginfeksi Insang Benih Ikan Nila
(Oreochromis nilotocus) pada masing- masing Tempat Kecamatan
Tambun Selatan, Alamanda Regency Tambun Utara, dan
Margahayu Bekasi Timur.
Jumlah ikan Jumlah
Lokasi Pengambilan Sampel Jenis Parasit
terserang Parasit
Kecamatan Tambun Selatan 2 Dactylogyrus sp. 5

Margahayu Bekasi Timur 5 Dactylogyrus sp. 7


Alamanda Regency Tambun 6 Dactylogyrus sp. 5
Utara
Gyrodactylus sp. 3

Berdasarkan tabel 2.1 diatas dapat dilihat bahwa hanya beberapa ikan yang
terserang parasit dari 10 ekor ikan nila yang diambil secara acak dari 3 tempat
yang berbeda. Petani ikan daerah Alamanda Regency Tambun Utara yang paling
banyak terinfeksi parasit yaitu Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp. dengan total
parasit 6 individu, dibandingkan dengan petani ikan daerah Kecamatan Tambun
Selatan dan Margahayu Bekasi Timur, hal ini dikarenakan kolam ikan yang
digunakan memiliki kualitas air yang keruh dan lingkungan yang kurang
7
terkontrol. Menurut Kumalasari (2016), keberadaan parasit dapat menyebabkan
efek mematikan pada polusi ikan. Perkembangan ektoparasit dalam perairan
dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu pada suatu perairan. Jika
kualitas air nya tidak bagus akan menjadi media bagi ektoparsit untuk
berkembang biak serta akan menginfeksi ikan. Stres yang berlangsung lama akan
semakin menurunkan efektifitas sistem imun.
Dactylogyrus sp merupakan ektoparasit yang mendiami insang ikan.
Dactylogyrus sp berbentuk pipih, pada bagian anterior terdapat pharynx, pada
bagian posterior terdapat disk (lempengan) yang berisi beberapa jangkar, dua pada
bagian tengah dan 14 pada bagian sisi. Bentuk dan ukuran jangkar tengah yang
berfungsi sebagai alat pengcengkram beserta plat penghubungnya merupakan
organ penting dalam identifikasi spesies.
Kingdom : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Class : Trematoda
Ordo : Dactylogyridae
Family : Dactylogyridae
Genus : Dactylogyrus
Species : Dactylogyrus sp. (Kabata, 1985)
Menurut Yuliarti (2011), Dactylogyrus sp. merupakan salah satu parasit yang
sebagian besar menyerang bagian luar tubuh ikan (ektoparasit) yaitu kulit dan
insang. Hasil pengamatan pada insang ikan nila yang ditemukan parasit
Dactylogyrus sp tersaji dalam Gambar 2.1.

8
Gambar 2.1 Dactylogyrus sp. yang menginfeksi insang ikan nila (pembesaran
10x10) (Sumber: dokumentasi pribadi, 2019)
Gyrodactylus sp memiliki bentuk tubuh kecil, memanjang, transparan, tanpa
titik mata dan pada bagian anteriornya terdapat dua tonjolan. Pada bagian
posteriornya terdapat sepasang jangkar yang dihubungkan oleh sebuah plat.
Gyrodactylus ditemukan pada bagian kulit atau permukaan tubuh ikan dan juga
sirip. Klasifikasi dari Gyrodactylus sp. adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Class : Trematoda
Ordo : Gyrodactylidea
Family : Gyrodactylidae
Genus : Gyrodactylus
Species : Gyrodactylus sp. (Kabata, 1985)
Menurut Manurung dan Fatmawati (2016), Gyrodactylus sp pada stadia
dewasa di dalam uterusnya terdapat embrio yang ditunjukkan dengan adanya
jangkar pada bagian depan dan belakang. William dan Ernest (1994),
Gyrodactylus sp ditemukan menginfeksi insang dan kulit ikan di Afrika juga pada
kulit dan sirip ikan nila di Puerto Rico. Morfologi parasit Gyrodactylus sp tersaji
dalam Gambar 2.2.

1
2

Gambar 2.2 Morfologi Gyrodactylus sp. (pembesaran 10x10) (Sumber:


dokumentasi pribadi, 2019)
Keterangan : 1. Eye spot, 2. Cephalic lobe, 3. Haptor.

Ikan nila (Oreochromis niloticus) dikenal sebagai ikan konsumsi air tawar
oleh masyarakat. Jenis ikan ini dengan cepat berhasil menyebar ke
seluruh pelosok tanah air dan menjadi ikan konsumsi yang cukup populer karena
mudah dibudidayakan dan dipelihara oleh masyarakat secara tradisional untuk

9
konsumsi keluarga. Ikan ini merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar
yang memperoleh perhatian cukup besar dari pemerintah dan pemerhati masalah
perikanan dunia, terutama berkaitan dengan usaha peningkatan gizi masyarakat di
negara-negara yang sedang berkembang. Klasifikasi ikan nila (Oreochromis
niloticus) sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Osteichtyes
Ordo : Percomorphi
Family : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Species : Oreochromis niloticus (Saanin, 1984).
Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus), yaitu ikan nila memiliki bentuk
tubuh yang panjang dan pipih atau biasa disebut dengan sebutan comprossed.
Belahan mulutnya terdapat pada bagian depan kepalanya atau lebih tepatnya
berada pada bagian ujung hidungnya. Gigi kerongkongannya terdapat pada ujung
mulut bagian dalamnya. Seluruh bagian tubuhnya diselimuti oleh sisik stenoid.
Memiliki ukuran tubuh dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2:1.
Tubuh ada yang berwarna kemerahan, kehitaman, atau keabuan, dengan beberapa
pita hitam belang yang makin mengabur pada ikan dewasa (Khairuman dan Amir,
2008).
Ikan yang terserang penyakit bisa di karenakan kualitas air yang tidak bagus
dan tidak terjaga dan pemberian pakan yang telat atau berlebihan. Selama
penelitian ikan nila dari 3 tempat yang berbeda memberikan perbedaan yang
sangat signifikan yaitu lokasi budidaya, cara pemberian pakan, dan cara
pemeliharaan yang dilakukan. Perbedaan kontruksi kolam (kolam sawah, kolam
terpal, dan kolam beton, besar kemungkinan akan berpengaruh terhadap kualitas
lingkungan perairan di tempat pemeliharaan, mengingat pada saat terjadi
wabah penyakit ini sedang terjadi penurunan debit air akibat adanya perbaikan
irigasi pada saluran utama atau primer, debit air yang berkurang ini tentu akan
berpengaruh terhadap kualitas air pada kolam budidaya, kontruksi kolam akan
turut pula dalam mempengaruhi penurunan kualitas air tersebut. Hal ini yang
dapat menimbulkan muncul nya penyakit terutama parasit pada ikan yang
dibudidayakan. Irianto (2003), menyatakan bahwa penyakit akibat infeksi parasit

10
menjadi ancaman utama keberhasilan akuakultur, pemeliharaan ikan dalam
jumlah besar dan padat tebar tinggi pada area yang terbatas, menyebabkan kondisi
lingkungan tersebut sangat mendukung perkembangan dan penyebaran penyakit
infeksi.
Gejala klinis yang nampak pada ikan nila yaitu produksi lendir berlebih pada
insang maupun pada permukaan tubuh, warna tubuh pucat, cara bernapas megap-
megap, dan warna insang merah pucat atau kecoklatan. Menurut Wirawan et al.
(2018), menyatakan bahwa insang ikan nila yang menunjukkan gejala terserang
penyakit, pada organ insangnya juga mengalami gangguan yaitu berupa
perubahan warna tapis insang yang berwarna merah pucat atau pink tidak seperti
ikan sehat yang warnanya merah hati atau merah darah, dan apabila sudah kronis
warna insangnya berwarna coklat. Tapis insang justru menggumpal menjadi satu,
sedangkan untuk insang yang sehat antara satu lembar dengan lembar yang
lainnya terpisah dengan baik. Gejala klinis pada ikan nila yang terinfeksi parasit
dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Gejala klinis pada ikan nila yang terinfeksi parasit (Sumber:
dokumentasi pribadi, 2019)
Berdasarkan gambar 2.3 diatas dapat dilihat bahwa warna tubuh ikan nila
yang terinfeksi parasit terlihat pucat dan warna tubuhnya tidak mencolok, serta
warna insangnya merah kecoklatan. Kemudian ikan dilakukan pembedahan untuk
diamati organ dalam nya, dan dari hasil pengamatan organ dalam ikan nila yang
terlihat mencolok yaitu rongga perut mengandung cairan berwarna hitam pekat,
lambung dan usus cendrung kosong tidak ada sisa makanan maupun makanan
yang masih segar, hal ini menunjukkan bahwa ikan sudah relatif lama tidak
mengkonsumsi makanan. Menurut Handajani dan Samsundari (2005),
11
menyatakan terjadi pendarahan (haemoragik) pada organ, pembengkakan pada
hati dan empedu, tidak adanya sisa pakan pada lambung dan usus sudah
mengindikasikan ikan terserang penyakit oleh berbagai parasit dan kemungkinan
juga sudah tertular oleh bakteri patogen.

BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan magang yang telah dilakukan dapat disimpulkan


bahwa:
1. Jenis parasit yang menyerang insang ikan nila (Oreochromis niloticus)
paling banyak adalah Dactylogyrus sp dan Gyrodactylus sp, dari ketiga
tempat pengambilan sampel yang berbeda petani ikan daerah Alamanda
Regency paling banyak terinfeksi parasit dengan jumlah benih ikan 6
ekor.
2. Metode pemeriksaan sampel insang ikan nila (Oreochromis niloticus) yang
dilakukan yaitu sesuai dengan prosedur kerja di Balai KIPM Jakarta II
yaitu disiapkan alat dan bahan, diberi label atau tanda pada objeck glass
kemudian ditetesi dengan akuades, dimatikan ikan dengan cara dimasukan
kedalam beaker glass yang sudah diisi dengan es batu, diukur panjang ikan
dengan menggunakan penggaris, digunting operkulumnya kemudian
diambil insang dengan menggunakan pinset, lalu diletakan diatas objeck
glass, diamati dibawah mikroskop, dicatat dan didokumentasikan hasil
parasit yang terlihat.
B. Saran

12
Sarana dan prasarana perlu ditingkatkan sebagai upaya untuk
memperlancar kegiatan laboratorium dan penggunaan setiap alat harus
digunakan sebijak mungkin dan dirawat dengan baik untuk meminimalisir
kemungkinan terjadinya kerusakan alat.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto & Liviawaty. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Yogyakarta:
Kanisius.

Aliza, D. 2014. Gambaran Perilaku dan Insang Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
yang Mengalami Stres Kepadatan. Jurnal Medika Veterinaria, 8(1), PP: 80-83.

Dana, A. 1990. Analysis of The Effect of rearing Temperature on The Prevalence of


Myxosporea in Exsperimentally Infected Common Carp (Cyprinus carpio L).
Asian Fisheries Science. 3, PP: 329-335.
Ersa, I. M. 2008. Gambaran Histopatologi Insang, Usus Dan Otot Pada Ikan Mujair
(Oreochromis mossambicus) Di Daerah Ciampea Bogor. Skripsi. Bogor:
Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Handajani, H., & Samsundari, S. 2005. Parasit dan Penyakit Ikan. Malang: UMM
Press.

Irianto A. 2003. Probiotik Akuakultur. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

_____. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Kabata, Z. 1985. Parasites and Diseases of Fish Cultured in the Tropics. London
Philadelphia: Taylor and Francis Ltd.

Kamil, M. R., Slamet, B. P., & Desrina. 2017. Studi Kasus Infestasi Cichlidogyrus
Pada Ikan Nila dari SATKER BPBIAT dan Luar SATKER BPBIAT JANTI,
Klaten, Jawa Tengah. Journal of Aquaculture Management and Technology,
6(4), PP: 120-129.

Khairuman & Amri K. 2008. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Jakarta:
Agromedia Pustaka.

13
Kumalasari, N. 2016. Pemeriksaan Ektoparasit Pada Ikan Lele Masamo (Clarias sp)
di Balai Pengembangan Teknologi Kelautan dan Perikanan. Yogyakarta:
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga.

Manurung, U. N., & Fatmawati, G. 2016. Identifikasi dan prevalensi ektoparasit pada
ikan Nila (Oreochromis niloticus) di kolam budidaya Kampung Hiung,
Kecamatan Manganitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe. Budidaya Perairan,
4(2), PP: 26-30.

Nofyan, E, Ridho, M.S., & Fitrin, R. 2015. Identifikasi Dan Prevalensi Ektoparasit
Dan Endoparasit Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus Linn) Di Kolam
Budidaya Palembang, Sumatera Selatan. Universitas Tanjungpura Pontianak,
PP: 19 – 28.

Purwanti, R., R. Susanti, N. K. T. Martuti. 2012. Pengaruh ekstrak jahe terhadap


penurunan jumlah ektoparasit protozoa pada benih kerapu macan. Unnes
Journal Life Sci, 1(2), PP: 71-77.

Ratin, D. P., Eka, I. R., & Eko, P. Identifikasi dan Prevalensi Ektoparasit pada Ikan
Betutu (Oxyeleotris marmorata) yang Dilalulintaskan Melalui SKIPM Kelas I
Pontianak. Jurnal Ruaya, 6(1), PP: 53-59.

Reni, A., Endang, S. G. 2017. Identifikasi Ektoparasit pada Insang Ikan Mas Koki
(Carassius auratus). Jurnal Biosains, 3(2), PP: 86-89.

Rico, Y. A., Rosidah, T., & Herawati. 2012. Intensitas dan prevalensi ektoparasit
pada ikan bandeng (Chanos chanos) dalam keramba jaring apung (KJA) di
waduk Cirata Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Jurnal Perikanan dan
Kelautan, 3(4), PP: 231-241.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Jilid I. Bandung: Binatjipta.

Tarmizi., Sofyatuddin, K., & Dwinna, A. 2016. Pengendalian Infestasi Ektoparasit


Dactylogyrus sp. pada Benih Ikan Patin (Pangasius sp.) dengan Penambahan
Garam Dapur. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
1(2), PP: 222-228.

William & Ernest. 1994. Parasites Of Puerto Rican Freshwater Sport Fishes. Puerto
Rico.

Wirawan, K. A., Sang, A. M. P. S., & Wayan, A. 2018. Diagnosa, Analisis dan
Identifikasi Parasit yang Menyerang Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Pada
Kawasan Budidaya Ikan Di Subak “Baru” Tabanan. Gema Agro, 23(1), PP: 63-
78.

Yuliarti, E. 2011. Tingkat Serangan Ektoparasit pada Ikan Patin (Paangasius


djambal) pada Beberapa Pembudidaya Ikan di Kota Makassar. Skripsi.
Makassar: Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanudin.

14
LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat dan Bahan

A. Alat yang digunakan selama pelaksanaan magang

No. Gambar Nama Fungsi


Mengambil atau
Spatula
mengerok lendir.
Menggunting atau
Gunting
memotong sirip ikan.
Mengambil insang dan
Pinset
1. usus.
Menaruh alat-alat dan
Cawan petri
ikan sehabis dibedah

Tempat untuk
Beaker glass
menampung akuades.

15
Sebagai tempat untuk
meletakan objek yang
2. Objeck glass
akan diamati dibawah
mikroskop.

Untuk mencatat data


3. Alat tulis sampel dan kegiatan
magang

Sebagai alat
4. Handphone
dokumentasi

B. Bahan yang digunakan selama pelaksanaan magang

No. Gambar Nama Fungsi

Sebagai ikan yang


1. Benih ikan nila
diujikan

16
Lampiran 2. Logbook/Catatan Kegiatan Magang

LOGBOOK/CATATAN KEGIATAN MAGANG


Di Balai KIPM Jakarta II, Tanjung Priok, Jakarta Utara
Jakarta, 22 Juli s.d 12 Agustus 2019

Tanda
No. Hari/Tanggal Pelaksanaan Kegiatan Tangan
Pembimbing
1. Senin, 22 Juli 2019 - Perkenalan diri dan pengumpulan proposal
kepada kepala Subbag Tata Usaha, dan
penjelasan mengenai tata kerja di Balai
KIPM Jakarta II.
- Pembagian pembimbing lapang dan
perkenalan dengan seluruh staff di
laboratorium Balai KIPM Jakarta II.
- Perbaikan RKM (Rencana Kerja Magang)
setelah direvisi oleh pembimbing lapang dan
mulai membuat logbook atau catatan
kegiatan magang.
- Membeli ikan mas dipasar ikan.

17
2. Selasa, 23 Juli - Mengisi dan merapikan microtips didalam
2019 laboratorium penyiapan bahan.
- Mendengarkan dan melihat penjelasan
pembimbing lapang mengenai cara
identifikasi parasit pada ikan dengan
mengambil organ target lendir, sirip ekor,
insangn, dan usus, serta mengukur panjang
tubuh ikan.
- Menguji coba sampel ikan mas dan diamati
dibawah mikroskop.
3. Rabu, 24 Juli 2019 - Pengecekan dan mengambil sampel ikan di
ruang nekropsi.
- Melakukan pengecekan parasit pada sampel
ikan CKIB dari PT Jupiter Indonesia, PT
Indotama Putra Wahana dengan jenis sampel
ikan ikan hias yaitu Rasbora, Silver dollar,
Botia, Garra ruffa, Angel fish, Leporinus.
- Mematisurikan ikan dengan dimasukan
kedalam beaker glass yang telah berisi es
batu, melakukan pembedahan dengan
mengambil target lendir dengan cara
mengerok menggunakan spatula,
menggunting sirip ekor menggunakan
gunting, menggunting operculum dan
mengambil insang menggunakan pinset,
membuka bagian perut dan mengambil
ususnya menggunakan pinset, diletakan
diatas objeck glass dan ditetesi dengan
akuades, kemudian diamati dibawah
mikroskop.
- Ditemukan parasit pada ikan Rasbora jenis
Dactyloyrus sp.
4. Kamis, 25 Juli - Pengecekan dan mengambil sampel ikan di
2019 ruang nekropsi.
- Pengujian identifikasi parasit pada ikan
Botia. Tidak ditemukan adanya parasit.
- Menulis workbook pemeriksaan parasit.
- Membantu pemeriksaan formalin pada ikan
teri Medan, udang shabu, dan cumi kering di
laboratorium organoleptik.

5. Jumat, 26 Juli - Pengisian workbook pemeriksaan parasit.


2019 - Menulis logbook atau catatan kegiatan
magang.
- Mendengarkan dan memperhatikan
presentasi hasil PKL mahasiswa IPB.

18
6. Senin, 29 Juli 2019 - Pengecekan dan mengambil sampel ikan di
ruang nekropsi.
- Menulis rekaman pemeriksaan alat
laboratorium parasit.
- Pengujian identifikasi parasit pada ikan
cupang (Betta splendens), dan tidak
ditemukan adanya parasit.
7. Selasa, 30 Juli - Pengecekan dan mengambil sampel ikan
2019 diruang nekropsi.
- Menyusun Rencana Kerja Magang dengan
mengganti judul magang.
- Membantu membuat agar di laboratorium
virology dan mendengarkan proses kerja
pemeriksaan virus.
- Menulis dan melengkapi buku rekaman,
buku kontrol suhu, dan kelembapan ruang
parasitology dari bulan Januari-Juli 2019.
8. Rabu, 31 Juli 2019 - Pengecekan dan mengambil sampel ikan di
ruang nekropsi.
- memperbaiki Rencana Kerja Magang.
9. Kamis, 01 Agustus - pengecekan dan mengambil sampel ikan di
2019 ruang nekropsi.
- Melihat cara membuat dan melakukan streak
kuadran pada media bakteri di laboratorium
bakteorology.
10. Jumat, 02 Agustus - Pengecekan dan mengambil sampel ikan di
2019 ruang nekropsi.
- Pengujian identifikasi ikan arwana silver
(Osteoglossum bicirroshum). Ditemukan
parasit Dactylogyrus sp sebanyak 20
individu pada insang nya.

11. Senin, 05 Agustus - Pengecekan dan mengambil sampel ikan


2019 diruang nekropsi.
- Pengujian parasit pada ikan nila
(Oreochromis niloticus) dari petani ikan
Kecamatan Tambun Selatan. Ditemukan
parasit dari 2 ekor ikan nila yang terinfeksi
yaitu Dactylogyrus sp sebanyak 5 individu
pada insang nya.
- Pengujian parasit pada ikan nila
(Oreochromis niloticus) dari petani ikan
Margahayu Bekasi Timur. Ditemukan
parasit dari 5 ekor ikan nila yang terinfeksi
yaitu Dactylogyrus sp sebanyak 7 individu
pada insang nya.

19
12. Selasa, 06 Agustus - Pengecekan dan mengambil sampel ikan
2019 diruang nekropsi.
- Pengujian parasit pada sampel ikan CKIB
dari PT Lucky Indo Aquatic dengan jenis
ikan hias Botia, Senegalus albino, Senegalus,
dan White spot snail. Ditemukan parasit
pada ikan Botia di organ target lendir yaitu
Trichodina sp. sebanyak 3 individu, pada
ikan Senegalus albino di organ target insang
yaitu Dactylogyrus sp sebanyak 1 individu.
- Membantu membuat media Urea, EMBA,
TSIA di laboratorium penyiapan bahan.
13. Rabu, 07 Agustus - Pengujian parasit pada sampel ikan CKIB
2019 dari CV Prima Aquatic Indotropis, PT
Natura Indonesia, dan CV Yong’s Fish
International dengan berbagai jenis ikan hias
yaitu Rainbow fish, Balck tetra, Garra ruffa,
Botia, Black ghost, Blue king, Neon api.
Ditemukan parasit pada ikan Black tetra di
organ target insang yaitu Dactylogyrus sp
sebanyak 4 individu.
- Perbaikan Rencana Kerja Magang dengan
mengganti judul magang yaitu Identifikasi
Parasit pada Insang Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) yang diujikan di Balai KIPM
Jaarta II.
14. Kamis, 08 Agustus - Pengecekan dan mengambil sampel ikan di
2019 ruang nekropsi.
- Menulis logbook atau catatan kegiatan
magang.
- Membeli ikan nila dari petani ikan daerah
Alamanda Regency Tambun Utara.

15. Jumat, 09 Agustus - Pengujian parasit pada ikan nila sesuai judul
2019 magang, dengan pengamatan morfologi ikan,
pemeriksaan insang ikan nila dengan
menggunting operculum dan mengambil
insang menggunakan pinset dan diletakan
diatas objeck glass dan diamati dibawah
mikroskop. Ditemukan parasit dari 6 ekor
ikan nila yang terinfeksi yaitu terdapat 2
parasit Dactylogyrus sp sebanyak 5 individu
dan Gyrodactylus sp sebanyak 3 individu.
- Membantu pembuatan media dan merapikan
media di laboratorium penyiapan bahan.

20
16. Senin, 12 Agustus - Pengecekan dan mengambil sampel ikan di
2019 ruang nekropsi.
- Menyelesaikan keperluan magang di
laboratorium pengujian Balai KIPM Jakarta
II.
- Berpamitan kepada seluruh pegawai dan
pembimbing lapang di Balai KIPM Jakarta
II.

Lampiran 3. Setifikat Magang

21

Anda mungkin juga menyukai