Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum Teknologi Penangkapan Ikan Bertanggung Jawab yang berjudul
“Biodiversitas Hasil Tangkapan Alat Tangkap Jaring Insang”, sesuai batas waktu
yang sudah ditentukan.
Laporan ini telah penulis susun dengan semaksima mungkin dan tak terlepas
dari berbagai bantuan yang diberikan oleh banyak pihak, terutama oleh asisten
praktikum. Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada asisten praktikum
yang telah banyak membantu dan memberi arahan, sehingga laporan ini dapat dibuat
dan terselesaikan sebaik mungkin.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna dan banyak
kekurangan serta kesalahan dalam penulisan. Oleh karena itu, penulis meminta maaf
dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar laporan ini bisa diselesaikan
lebih baik lagi. Penulis juga berharap laporan ini dapat berguna serta dapat
menambah wawasan serta bermanfaat bagi kita semua.

Banda Aceh, 14 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum..................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 2
BAB III METODE PRAKTIKUM.................................................................... 4
3.1 Waktu dan Tempat................................................................................... 4
3.2 Alat dan Bahan......................................................................................... 4
3.3 Cara Kerja................................................................................................. 4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 5
4.1 Hasil Pengamatan..................................................................................... 5
4.2 Pembahasan.............................................................................................. 5
BAB V PENUTUP............................................................................................... 7
5.1 Kesimpulan............................................................................................... 7
5.2 Saran......................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 8

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Alat dan Bahan.............................................................................................. 5

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jaring Insang (Gillnet) adalah suatu jenis alat penangkap ikan dari bahan
jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana mata jaring dari bagian jaring
utama ukurannya sama. Jumlah mata jaring ke arah panjang / horizontal (Mesh
Length / ML) jauh lebih banyak dari pada jumlah mata jaring ke arah vertikal atau ke
arah dalam (Mesh Depth / MD). Pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa
pelampung (floats) dan dibagian bawahnya dilengkapi dengan beberapa pemberat
(sinkers), sehingga dengan adanya dua gaya yang berlawanan memungkinkan jaring
insang dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak.
Metode pengoperasian dari jaring insang pada umumnya dilakukan secara
pasif, tetapi ada juga yang dioperasikan secara semi aktif atau dioperasikan secara
aktif. Untuk jenis jaring yang dioperasikan secara pasif umumnya dilakukan pada
malam hari, baik itu dioperasikan dengan alat bantu cahaya atau tanpa alat bantu
cahaya dengan cara dipasang di perairan/daerah penangkapan yang diperkirakan
akan dilewati oleh ikan atau hewan air lainnya, kemudian dibiarkan beberapa saat
supaya ikan mau memasuki mata jaring.
Untuk jenis jaring insang yang konstruksinya hanya terdiri dari satu lembar,
ikan yang memasuki mata jaring biasanya hanya ikan yang mempunyai ukuran
keliling belakang penutup insang (operculum girth) lebih kecil dari keliling mata
jaring dan keliling tinggi maksimum (maksimum body girth) dari ikan lebih besar
dari keliling mata jaring (meshsize). Cara tertangkapnya ikan pada mata jaring
biasanya terjerat pada bagian belakang penutup insang (operculum) atau terjerat di
antara operculum dan bagian tinggi maksimum (maximum body) ikan.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keanekaragaman jenis ikan yang tertangkap dengan alat
tangkap gillnet;
2. Untuk mengetahui keseragaman jenis ikan yang tertangkap dengan alat
tangkap gillnet; dan
3. Mengetahui jenis ikan yang tertangkap dengan alat tangkap gillnet.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Diversitas ikan adalah salah satu komponen penting pada ekosistem, karena
merupakan faktor kunci, dari ekologi yang berhubungan dengan aturan dan fungsi
ekosistem (Chalar, 2009). Distribusi ikan di sungai hingga muara di daerah tropis
merupakan salah satu kajian yang menarik pagi para ahli ekologi akuatik (Raghavan,
2008).
Jaring insang adalah satu jenis alat tangkap ikan dari bahan jaring yang
bentuknya empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring yang sama besar,
jumlah mata jaring ke arah panjang jauh lebih banyak dari pada jumlah mata jaring
ke arah vertikal, pada bagian atas dilengkapi beberapa pelampung dan di bagian
bawah dilengkapi beberapa pemberat sehingga memungkinkan jarring dapat
dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak (Martasuganda, 2002)
Teknik penangkapan ikan merupakan kegiatan penangkapan ikan yang
dilakukan dengan cara dan teknik tertentu. Alat tangkap yang digunakan dalam
kegiatan penangkapan ikan di Waduk Sermo adalah jaring insang, pancing dan jala
tebar. Potensi produksi tangkapan di Waduk Sermo berkisar antara 52-85 kg/ha/th
dan biladilakukan penebaran secara teratur produksi tangkapan dapat mencapai 15,7
ton/tahun (Kamiso, 1997).
Alat tangkap yang selektif adalah gillnet atau jaring insang. Jaring insang
merupakan alat tangkap yang selektif terhadap ukuran dan jenis ikan dimana ukuran
mata jaring (mesh size) bisa diperkirakan sesuai dengan ukuran ikan yang akan
ditangkap. Pada prinsipnya, cara penangkapan ikan dengan jaring insang ini adalah
menghadang ikan yang sedang beruaya, sehingga ikan akan menabrak jaring dan
terjerat pada mata jaring (gilled) ataupun terpuntal pada tubuh jaring (entangle).
(Kusyanto, 1995)
Variasi (keragaman atau diversitas) organisme yang tertangkap alat tangkap
dapat menunjukkan ketidakefektifan alat tangkap dalam mendapatkan hasil
tangkapan ikan. Diversitas hasil tangkapan berhubungan langsung dengan
ketidakselektifan alat tangkapikan dalam mendapatkan hasil tangkapan. Semakin
tinggi diversitas, semakin tidak selektif alat tangkap yang digunakan dalam
menangkap ikan. Nilai indeks diversitas (keragaman) pada hasil tangkapan dapat

2
digunakan untuk menduga alat tangkap gillnet termasuk alat tangkap yang ramah
lingkungan atau malah sebaliknya (Fahmi, 2016).

3
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 12 Oktober 2019 pada pukul
14.00 – 15.40 WIB. Praktikum ini dilaksanakan di Fakultas Kelautan dan Perikanan
lt. 2, ruang 2A Universitas Syiah Kuala.
3.2 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dala praktikum ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Alat dan bahan
No Alat dan Bahan Jumlah Fungsi
1 Data 1 unit Sebagai bahan analisa
2 Alat tulis 1 unit Untuk mencatat analisa
3 Laptop 1 unit Media analisa

3.3 Cara kerja


Cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Dipersiapkan data yang akan dianalisa;
2. Dianalisa data yang telah dipersiapkan dengan menggunakan aplikasi Excel di
laptop;
3. Dicatat hasil analisa, dan praktikum selesai.

4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
N Nama Jumla
o Ikan h Pi Ln Pi Pi (Ln Pi) Ln S Pi2 Keseragaman
1 Cakalang 10 0,05848 -2,83908 0,166028 5,141664 0,00342 0,507062943
2 Kurisi 12 0,070175 -2,65676 0,186439   0,004925  
3 Kembung 17 0,099415 -2,30845 0,229495   0,009883  
4 Lemuru 9 0,052632 -2,94444 0,15497   0,00277  
5 Tuna 15 0,087719 -2,43361 0,213475   0,007695  
6 Tongkol 20 0,116959 -2,14593 0,250986   0,013679  
7 Dencis 21 0,122807 -2,09714 0,257544   0,015082  
Kerapu
8 Macan 5 0,02924 -3,53223 0,103281   0,000855  
Biji
9 Nangka 15 0,087719 -2,43361 0,213475   0,007695  
10 Selar 9 0,052632 -2,94444 0,15497   0,00277  
11 Layur 7 0,040936 -3,19575 0,13082   0,001676  
12 Lisong 8 0,046784 -3,06222 0,143262   0,002189  
Kakap
13 Merah 11 0,064327 -2,74377 0,1765   0,004138  
14 Pepetek 3 0,017544 -4,04305 0,070931   0,000308  
15 Kerapu 9 0,052632 -2,94444 0,15497   0,00277  
Jumlah 171     2,607147      
4.1.1 Tabel pengolahan data

4.2 Pembahasan
Biodiversitas adalah keseluruhan gen, spesies dan ekosistem di suatu
kawasan. Indonesia sangat kaya akan biodiversitas baik di daratan maupun di
perairannya. Keanekaragaman hayati adalah tingkat variasi bentuk kehidupan dalam,
mengingat ekosistem bioma spesies atau seluruh planet. Keanekaragaman hayati
adalah ukuran dari kesehatan ekosistem.
Keanekaragaman disebut juga indeks diversitas, ialah untuk menyatakan
hubungan kelimpahan spesies dalam komonitas dan kesamaan spesies. Hasil
tangkapan 15 jenis ikan sampel, mencari nilai Pi yaitu jumlah individu jenis ikan
(spesies) dibagi dengan jumlah total jenis ikan, maka didapatkan hasil indeks

5
keanekaragaman (H’) sebesar 2,6. Nilai 1 < X < 3 dengan kriteria keanekaragaman
menunjukkan kondisi keanekaragaman sedang, penyebaran jumlah individu tiap jenis
sedang, kestabilitas komonitas sedang, dan tekanan ekologi sedang.
Indeks keseragaman (E) merupakan suatu angka yang tidak bersatuan, yang
besarnya antara 0-1. Nilai indeks dari keseragaman diperoleh sebesar 0,05. Nilai X <
0,4. Berati nilai keseragaman dalam komoditas rendah, hasil dari sampel ikan yang
diatas tidak ada keseragaman yang merata.
Indeks dominasi (C), indeks dominasi merupakan komonitas yang mendekati
satu yang didominasi oleh jenis atau spesies tertentu dan tidak ada jenis yang
dominan, maka nilai indeks dominasinya menekati nol. Nilai indeks yang di dapat
pada praktikum ialah 0,03 Kisaran nilai indeks dominasi adalah 0 (0,00-0,50) maka
dominasi yang didapat hampir tidak ada spesies/ generasi yang mendominasi.

6
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Berdasarkan kriteria nilai indeks keanekeragaman (H’) hasil keanekaragaman
yang didapat dari praktikum ini adalah 2,61 berada pada nilai 1 < X < 3 sehingga
dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman sedang, penyebaran jumlah individu
tiap jenis sedang, kestabilan komunitas sedang dan tekanan ekologi sedang.
2. Nilai keseragaman yaitu 0,05 berada pada kriteria 0,00 – 0,50 sehingga dapat
disimpulkan kondisi komunitas adalah rendah.
3. Nilai dominasi berkisar 0,03 sehingga dapat disimpulkan dari semua jenis spesies
ikan pelagis yang tertangkap menggunakan alat tangkap giil net tersebut ada salah
satu spesies yang mendominasi populasinya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, 2016, “Komposisi Hasil Tangkapan Jaring Insang (Gill Net) Berdasarkan
Cara Tertangkapnya di Instalasi Pelabuhan Perikanan Puger, Kabupaten
Jember, Jawa Timur”, Tesis, Universitas Brawijaya.

Kamiso, 2016, Teknologi Penangkapan Ikan Tentang Jaring Insang Penangkapan


Ikan. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Kusyanto. 1995. Alat Tangkap Tentang Alat Tangkap Jaring Insang (Gillnet).
Surabaya.

Martasuganda 2002. Penangkapan Alat Tangkap Jaring Insang. Gadjah Mada


University Press. Yogyakarta

Raghavan, R., Prasad, G., Ali,, & Pereira, B. (2008). Fish fauna of Chalakudy River,
parit of Western Ghats biodiversity hotspot, Kerala, India: patterns of
distributif threats and conservation needs. Biodiversity Conservation,
17:3119-3131.

Anda mungkin juga menyukai