Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala


hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Teknologi
Penangkapan Ikan Bertanggung Jawab yang berjudul “Kriteria CCRF Pada Alat
Tangkap Pancing” hingga selesai, meskipun dalam laporan ini penulis mendapatkan
banyak halangan dan waktu yang cukup singkat,tetapi pada akhirnya laporan ini
terselesaikan dalam waktu yang ditentukan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten yang telah memberi materi
dan arahan, sehingga laporan ini dapat dibuat dan terselesaikan. Penulis menyadari
bahwa masih ada kekurangan serta kesalahan mengingat keterbatasan pengetahuan
dalam penulisan. Oleh karena itu, penulis meminta maaf dan mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun agar laporan ini diselesaikan lebih
baik lagi. Penulis juga berharap laporan ini dapat berguna bagi penulis serta dapat
menambah wawasan bagi kita semua.

Banda Aceh, 28 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL................................................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum..................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 2
BAB III METODE PRAKTIKUM.................................................................... 4
3.1 Waktu dan Tempat................................................................................... 4
3.2 Alat dan Bahan......................................................................................... 4
3.3 Cara Kerja................................................................................................. 4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 5
4.1 Hasil Pengamatan..................................................................................... 5
4.2 Pembahasan.............................................................................................. 5
BAB V PENUTUP............................................................................................... 7
5.1 Kesimpulan............................................................................................... 7
5.2 Saran......................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 8
LAMPIRAN......................................................................................................... 9

ii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Alat........................................................................................................... 4
Tabel 2 Bahan........................................................................................................ 4
Tabel 3 Penggolongan kategori keramahan lingkungan....................................... 5

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Tabel Pembobotan kriteria alat tangkap ramah lingkungan.................................. 9

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan atau penangkapan ikan yang
bertanggung jawab adalah suatu alat tangkap yang tidak memberikan dampak negatif
terhadap lingkungan.Yaitu sejauh mana alat tangkap tersebut merusak dasar perairan,
kemungkinan hilangnya alat tangkap, serta kontribusinya terhadap polusi. Faktor lain
adalah dampak terhadap biodiversity dan target resources yaitu komposisi hasil
tangkapan, adanya by catch serta tertangkapnya ikan-ikan muda.
Indonesia saat ini, telah banyak dikembangkan metode penangkapan yang
tidak merusak lingkungan. Selain karena tuntutan dan kecaman dunia internasional
yang akan mempengaruhi ekspor dari negara yang sistem penangkapan ikannya
masih merusak lingkungan, pemerintah juga telah berupaya untuk melaksanakan tata
cara perikanan yang bertanggung jawab. Food Agriculture Organization (FAO),
pada tahun 1995 mengeluarkan suatu tata cara bagi kegiatan penangkapan ikan yang
bertanggung jawab Code of Conduct for Resposible Fisheries (CCRF).
Praktikum ini untuk mengkaji keramahan alat pancing menurut klasifikasi
statistik internasional standar FAO dan sesuai tata cara penangkapan ikan Code of
Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) yaitu terdapat kriteria suatu alat tangkap
dikatakan ramah terhadap lingkungan.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis kriteria CCRF pada alat tangkap pancing
2. Untuk mengetahui apakah alat tangkap pancing itu ramah lingkungan

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Perikanan merupakan salah satu bidang yang diharapkan mampu menjadi


penopang peningkatan kesejahteraan rakyat indonesia. Sektor perikanan dapat
berperan dalam pemulihan dan pertumbuhan perekonomian negara Indonesia karena
potensi sumberdaya hayati perikanan merupakan sumberdaya yang dapat
diperbaharui (Renewable resources) sehingga denganpengelolaan yang bijaksana,
sumberdaya alam tersebut dapat terus kita nikmati setiap saat manfaatnya (Aldy,
2004).
Kegiatan pemancingan ini dilakukan begitu rupa yaitu dengan menjatuhkan
pancing ke atas permukaan air dan bila disambar oleh target, dengan cepat diangkat
melalui atas kepala dan secara otomatis terlempar ke dalam dek kapal. Hal demikian
dilakukan hingga berulang-ulang. Pemancingan dengan cara seperti ini biasa disebut
dengan cara banting. Disamping itu ada yang disebut dengan cara gepe yaitu cara
pemancingan dengan pole and line dimana setelah ikan terkena pancing dan diangkat
dari dalam air kemudian pengambilan dari mata pancing dilakukan dengan cara
menjepit ikan diantara tangan dan badan pemancing (Fiqrin, 2012).
Alat tangkap dan teknik penangkapan ikan yang digunakan nelayan
diindonesian umumnya masih bersifat tradisional. Pendapatan ini ada benarnya tapi
ada beberapa juga ada ketidak benarnya. Jika ditinjau dari segi prinsip teknik
penangkapan yang digunakan nelayan ditanah air akan terlihat bahwa telah banyak
pemanfaatan tingkah laku ikan (behavior) untuk tujuan penangkapan ikan yang telah
digunakan (Ayodhyoa, 2000).
Pancing memiliki komponen-komponen lain seperti gandar atau tangkai
(pole, rode) pemberat (sinker), pelampung (float), kili-kili (swivel) adalah alat
penyambung tali pancing dengan tali pancing berikutnya agar tidak mudah terbelit
bila pancing dimakan ikan. Alat tangkap pancing biasanya menggunakan alat bantu
jenis kapal atau perahu motor dalam pengoperasian penangkapan ikan. Pada
prinsipnya pancing terdiri dari dua komponen utama yaitu tali (line) dan mata
pancing (hook). (Subani, 2003).

2
Perkembangan beberapa fishing methods sangatlah lambat. Sebagai misalnya
dapat dilihat pada prinsip pancing. Dari zaman dahulu prinsipnya tidak berubah-
ubah, yaitu dengan meletakan umpan pada kail, dan mata kail ini dihubungkan
dengan tali ke nelayan, ikan memakan umpan, lalu terkait pada mata kail, dan
nelayan menarik pancing kearah nya. Akan tetapi, tidaklah benar jika kita katakan
tidak ada perkembangan sama sekali. Semakin berkembang peradaban manusia,
maka kebutuhan manusia pun akan bertambah ragamnya (Sudirman, 2004).

3
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Oktober 2019 pada pukul
06.40-09.00 WIB. Praktikum dilaksanakan di bawah jembatan Lamnyong, Banda
Aceh
3.2 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dala praktikum ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Alat
No Alat Jumlah Fungsi
1 Alat tulis 1 unit Untuk mencatat analisa
2 Handphone 1 unit Untuk dokumentasi
3 Pancing 1 unit Untuk diamati

Tabel 2 Bahan
No Bahan Jumlah Fungsi
1 Data kriteria CCRF 1 unit Sebagai bahan analisa

3.3 Cara kerja


Cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Didatangi perairan bawah jembatan Lamnyong
2. Diamati alat tangkap pancing
3. Dicocokan alat tangkap pancing sebagai kriteria CCRF
4. Data yang sudah didapat kemudian dibuat kesimpulan

4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3 Penggolongan kategori keramahan lingkungan
No Kategori Keramahan Lingkungan Nilai Skor (X)
1 Ramah lingkungan X > 28
2 Kurang ramah lingkumgam 19 < X ≤ 27
3 Tidak ramah lingkungan 10 < X ≤ 18
4 Merusak lingkungan X≤9

4.2 Pembahasan
Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) pengaturan armada
perikanan, harus mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya, sesuai dengan
kemampuan reproduksi untuk mempertahankan keberlanjutan dalam pemanfaatan
sumberdaya (FAO, 1995). Hal tersebut sejatinya harus segera dilaksanakan di
lapangan, karena implementasi terhadap Code of Conduct for Responsible Fisheries
harus dilakukan secara bersama-sama antara pemanfaat (stakeholders) sumberdaya
perikanan itu sendiri dan sektor lain yang berkaitan erat dengan pengelolaan
sumberdaya perikanan, sehingga sumberdaya dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan dan lestari.
Tatalaksana ini menjadi asas dan standar internasional mengenai pola
perilaku bagi praktek yang bertanggung jawab, dalam pengusahaan sumberdaya
perikanan dengan maksud untuk menjamin terlaksananya aspek konservasi,
pengelolaan dan pengembangan efektif sumberdaya hayati akuatik berkenaan dengan
pelestarian ekosistem dan keanekaragaman hayati. Tatalaksana ini mengakui arti
penting aspek gizi, ekonomi, sosial, lingkungan dan budaya yang menyangkut
kegiatan perikanan dan terkait dengan semua pihak yang berkepertingan yang peduli
terhadap sektor perikanan. Tatalaksana ini memperhatikan karakteristik biologi
sumberdaya perikanan yang terkait dengan lingkungan/habitatnya serta menjaga
terwujudnya secara adil dan berkelanjutan kepentingan para konsumen maupun
pengguna hasil pengusahaan perikanan lainnya.

5
Praktikum kali ini mendapatkan hasil analisa dari tabel kriteria penilian
tingkat keramahan lingkungan alat tangkap pancing. Alat tangkap harus memiliki 9
kriteria yaitu : mempunyai selektivitas yang tinggi, tidak merusak habitat,
menghasilkan ikan berkualitas tinggi, tidak membahayakan nelayan, produksi tidak
membahayakan konsumen, by-catch rendah, dampak ke biodiversitas, tidak
membahayakan ikan yang dilindungi, dan dapat diterima secara sosial.
Alat tangkap yang dianalisa kriteria penilaian tingkat keramahan lingkungan
alat tangkap adalah alat tangkap pancing. Mendapatkan hasil analisa yaitu:
mempunyai selektivitas yang sedang karena menangkap tiga spesies ikan atau kurang
dengan variasi ukuran yang berbeda jauh dengan skor 2, tidak merusak habitat
karena aman bagi habitat dengan skor 4, menghasilkan ikan berkualitas tinggi karena
ikan yang tertangkap ikan hidup dengan skor 4, tidak membahayakan nelayan karena
aman bagi nelayan dengan skor 4, produksi tidak membahayakan konsumen karena
aman bagi konsumen dengan skor 4, by-catch ada beberapa spesies dan jenis yang
laku dipasar dengan skor 2, dampak ke biodiversitas tinggi karena aman bagi
biodiversity dengan skor 4, tidak terlalu membahayakan ikan yang dilindungi karena
ikan yang dilindungi pernah tertangkap dengan skor 3, dan dapat diterima secara
sosial karena menguntungkan dengan skor 2. Total skor penilaian tingkat keramahan
lingkungan alat tangkap pancing adalah 29, nilai skor X > 28 berarti alat tangkap
pancing ramah lingkungan.

6
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Alat tangkap pancing memiliki banyak kriteria yang sesuai dengan CCRF
2. Alat tangkap pukat pantai tergolong alat tangkap yang ramah lingkungan karena
mendapatkan skor 29 atau nilai X > 28
5.2 Saran
Semoga untuk praktikum selanjutnya menjadi lebih baik lagi dan ilmu yang
didapatkan dalam setiap praktikumnya dapat bermanfaat baik untuk praktikan
maupun asisten.

7
DAFTAR PUSTAKA

Aldy, 2004. Kegiatan memancing untuk menangkap ikan. Erlangga. Jakarta


Ayodhyoa, 2000. Teknik penangkapan ikan bagian teknik penangkapan ikan. Institut
Pertanian. Bogor
Fiqrin, 2012. Penggunaan pancing ulur untuk menangkap ikan pelagis besar. LIPI
Jurnal. Balai Riset Perikanan Laut. Jakarta
Subani, 2003. Alat dan cara penangkapan ikan di indonesia. Lembaga Penelitian
Perikanan Laut. Jakarta
Sudirman, 2004. Teknik penagkapan ikan dan perkembangan metode penangkapan
ikan alat tangkap pancing. Rineka Cipta. Jakarta

8
LAMPIRAN

Tabel Pembobotan kriteria alat tangkap ramah lingkungan

No Kriteria Sub kriteria Skor

1. Mempunyai selektivitas - Menangkap lebih dari tiga spesies ikan 1


yang tinggi dengan variasi ukuran yang berbeda jauh
- Menangkap tiga spesies ikan atau kurang 2
dengan variasi ukuran yang berbeda
jauh.
- Menangkap kurang dari tiga spesies 3
dengan ukuran yang relatif seragam
- Menangkap ikan satu spesies dengan 4
ukuran yang relatif seragam.

2. Tidak merusak habitat - Menyebabkan kerusakan habitat pada 1


wilayah yang luas.
- Menyebabkan kerusakan habitat pada 2
wilayah yang sempit.
- Menyebabkan kerusakan sebahagian 3
habitat pada wilayah yang sempit.
- Aman bagi habitat. 4

3. Menghasilkan ikan - Ikan mati dan busuk. 1


berkualitas tinggi - Ikan mati, segar, cacat fisik. 2
- Ikan mati dan segar. 3
- Ikan hidup. 4

4. Tidak membahayakan - Bisa berakibat kematian pada nelayan. 1


Nelayan - Bisa berakibat cacat permanen pada 2
nelayan.
- Hanya bersifat ganguan kesehatan yang 3
bersifat sementara.
- Aman bagi nelayan. 4

5. Produksi tidak - Berpeluang besar menyebabkan 1


Membahayakan kematian pada konsumen.
konsumen - Berpeluang menyebabkan gangguan 2
kesehatan pada konsumen.
- Relatif aman bagi konsumen. 3
- Aman bagi konsumen. 4

6. By-catch rendah - By-catch ada beberapa spesies dan tidak 1


laku dijual di pasar
- By-catch ada berapa spesies dan ada 2

9
No Kriteria Sub kriteria Skor
jenis yang laku di pasar
- By-catch kurang dari tiga spesies dan 3
laku di pasar.
- By-catch kurang dari tiga spesies dan 4
mempunyai harga yang tinggi.

7. Dampak ke biodiversity - Menyebabkan kematian semua makhluk 1


hidup dan merusak habitat.
- Menyebabkan kematian beberapa spesies 2
dan merusak habitat.
- Menyebabkan kematian beberapa spesies 3
tetapi tidak merusak habitat.
- Aman bagi biodiversity. 4

8. Tidak membahayakan - Ikan yang dilindungi sering tertangkap. 1


ikan yang dilindungi - Ikan yang dilindungi beberapa kali 2
tertangkap.
- Ikan yang dilindungi pernah tertangkap. 3
- Ikan yang dilindungi tidak pernah 4
tertangkap.

9. Dapat diterima secara - Biaya investasi murah. 1


sosial - Menguntungkan. 2
- Tidak bertentangan dengan budaya 3
setempat.
- Tidak bertentangan dengan peraturan 4
yang ada.

10

Anda mungkin juga menyukai