Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RAJU SHAUMI ALJIKA

NIM : 1811103010070
MATA KULIAH : HUKUM LAUT

Studi Kasus:

Mengatasi Illegal Fishing, KKP menangkap 5 Kapal Illegal Fishing Dari Vietnam

Perang terhadap praktek illegal, unreported and unregulated fishing atau IUU Fishing,
memang sudah dikumandangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Komitmen KKP
untuk memerangi pencurian ikan tidak diragukan lagi. Kegiatan operasi pengawasan pun terus
dilakukan serentak, baik di wilayah barat Indonesia maupun di wilayah timur. Terbukti, pekan
lalu armada KKP di bawah komando Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan
dan Perikanan (PSDKP), kembali menangkap 5 kapal pencuri ikan berbendera Vietnam, di
perairan Laut Natuna Kepulauan Riau.

Praktek IUU menyebabkan kerugian yang sangat besar di bidang social dan ekonomi bagi
masyarakat terutama bagi nelayan. Selain illegal fishing, menangkap ikan menggunakan bom
dan racun potassium juga sangat merugikan nelayan dan merusak ekosistem perairan. Kerusakan
ekosistem perairan dapat mengurangi kehidupan ikan dan berkembangnya ikan, yang dapat
merugikan nelayan, juga mengakibatkan nelayan hilang sumber penghidupan. Masuknya kapal-
kapal penagkap ikan asing secara illegal sangat merugikan Indonesia. Bahkan praktek pencurian
ikan bisa mengancam keberlanjutan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan di
Indonesia.

Faktor Penyebab Maraknya Illegal Fishing :

Saat ini Illegal Fishing di Indonesia masih belum bisa 100% diberantas. Karena meskipun
sudah ada Undang – Undang yang mengatur tentang perikanan dan segala tindak pidananya bagi
yang melanggar, para pelaku illegal fishing masih terus melanjukan aksinya.

Salah satu diantaranya adalah kurang jelas dan tegasnya isi dari UU nomor 31 Tahun
2004 yang mengatur tentang Perikanan. Dapat dilihat pada Pasal 8 dan 9 dimana pelanggaran
alat tangkap dan fishing ground hanya dimasukkan dalam kategori pelanggaran dengan denda
hanya Rp 250 juta. Seharusnya pada kasus seperti ini kategori pidana dan sanksi nya lebih berat,
karena alat tangkap yang tidak selektivitas yang dapan merusak ekosistem laut harusnya
diberikan sanksi yang lebih besar karena telah merusak ekosistem laut dengan mengguanakan
alat tangkap yang merusak perairan yang membutuhkan waktu lama dalam memperbaiki
ekosistem perairan. Contoh nya kerusakan pada terumbu karang, padahal terumbu karang
tersebut tumbuh sekitar 5-8 cm per tahun. Dan juga alat tangkapnya disita dan pengawasan pada
fishing ground yang dilindungi tersebut lebih ditingkatkan.

Rambu hukum yang telah ada di Indonesia ternyata tidak menyurutkan langkah para
pelaku illegal fishing untuk berusaha menghindari jeratan hukum. Pemerintah diharapkan segera
menerbitkan perturan yang dapat menjadi pedoman dalam menyelesaikan masalah yang
bersinggungan dengan illegal fishing. Oleh karena itu perlu bagi pemerintah untuk merubah isi
undang – undang perikanan yang telah ada dan mulai menerapkan hukuman yang tegas terhadap
pelaku illegal fishing agar para nelayan Indonesia tidak menderita.

Dampak Perikanan Illegal :

Maraknya kegiatan perikanan ilegal yang terjadi di perairan Indonesia tidak hanya
memiliki dampak terhadap stok ikan nasional, tetapi juga global. Hal ini akan menyebabkan
keterpurukan ekonomi nasional dan meningkatnya permasalahan sosial di masyarakat perikanan
Indonesia.

Dampak dari illegal fishing;

1. Perikanan ilegal di perairan Indonesia akan mengancam kelestarian stok ikan nasional bahkan
dunia.
2. Perikanan ilegal di perairan Indonesia akan mengurangi kontribusi perikanan tangkap di
wilayah ZEEI atau laut lepas kepada ekonomi nasional
3. Perikanan ilegal mendorong ke arah penurunan tenaga kerja pada sektor perikanan nasional,
seperti usaha pengumpulan dan pengolahan ikan. Apabila hal ini tidak secepatnya
diselesaikan maka akan mengurangi peluang generasi muda nelayan untuk mengambil bagian
dalam usaha penangkapan ikan.
4. Perikanan ilegal akan mengurangi peran tempat pendaratan ikan nasional (pelabuhan
perikanan nasional) dan penerimaan uang pandu pelabuhan. Karena kapal penangkapan ikan
ilegal umumnya tidak mendaratkan ikan hasil tangkapannya di pelabuhan perikanan nasional.
Hal ini akan berdampak secara nyata terhadap berkurangnya pendapatan nasional dari sektor
perikanan.
5. Perikanan ilegal akan mengurangi pendapatan dari jasa dan pajak dari operasi yang sah.
Perikanan ilegal akan mengurangi sumberdaya perikanan, yang pada gilirannya akan
mengurangi pendapatan dari perusahaan yang memiliki izin penangkapan yang sah.

Upaya Yang Telah Dilakukan Pemerintah Untuk Mengatasi Illegal Fishing :

1. Pemerintah telah menerapkan teknologi yang menantau dan melakukan pengawasan kapal
berbasis satelit, yang dapat mengetahui kecepatan kapal, jalur lintasan kapal dan posisi kapal
2. Pengawasan perikanan dilaksanakan oleh Pengawas Perikanan yang bertugas untuk
mengawasi tertib pelaksanaan peraturan perundang – undangan di bidang perikanan.
3. Pengawasan langsung di lapangan terhadap kapal – kapal yang melakukan kegiatan
penangkapan ikan dilakukan dengan menggunakan kapal – kapal patroli, baik yang dimiliki
oleh Departemen Kelautan dan Perikanan maupun bekerjasama dengan TNI Angkatan Laut,
Polisi Air, dan TNI Angkatan Udara.

Menurut saya, ketegasan pemerintah dalam mengatasi illegal fishing masih lemah karena
sanksi dan denda yang diberikan dari UU nomor 31 Tahun 2004 pada pasal 8 dan 9 diatas. Masih
nya masuk kapal – kapal asing ke Indonesia yang mencuri ikan dan dapat merugikan ekonomi
masyarakat khusus nya nelayan, tetapi hukuman atau sanksi yang diberikan masih belum berat.

Anda mungkin juga menyukai