Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TEKNIK PENANGKAPAN IKAN

DENGAN ALAT TANGKAP (BUBU)

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1
Selvia Rizki (2011103010008)
Alen Fardini (2011103010091)
Riska Fitriani (2011103010077)
Deby Indah Puspita (20111030100961)
Yesi Liana Anggraini (2011103010021)

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
APRIL, 2021
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................1
1.3 Manfaat........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Potensi sumberdaya ikan di Indonesia cukup besar mengingat luasnya wilayah perairan
yang ada di Indonesia. Jenis-jenis ikan yang ekonomis penting dan memiliki harga jual tinggi
antara lain adalah ikan kakap, kerapu, baronang, ekor kuning, dan lain-lain. Pada umumnya
harga jual komoditas perikanan tersebut akan lebih tinggi jika dipasarkan dalam kondisi
hidup.
Pemanfaatan sumberdaya ikan dilakukan dengan berbagai jenis alat penangkapan ikan.
Salah satu jenis alat penangkapan ikan yang umumnya digunakan adalah bubu (trap). Ikan
hasil tangkapan bubu memiliki beberapa kelebihan, antara lain tertangkap dalam kondisi
hidup (segar) serta tidak mengalami kerusakan fisik karena ruangan bubu yang erakan luas
yang memungkinkan ikan dapat bergerak bebas di dalamnya. Ikan-ikan yang tertangkap
dalam kondisi demikian memiliki harga jual yang erakan tinggi.
Usaha perikanan bubu (trap) telah berkembang dengan baik di seluruh perairan Indonesia,
terutama di wilayah pesisir yang memiliki habitat terumbu karang. Umumnya ikan-ikan yang
menjadi target penangkapan adalah jenis ikan karang yangt memiliki nilai jual tinggi, seperti
ikan kakap, kerapu, baronang, ekor kuning, lobster, gurita, dan lain-lain.
Alat tangkap bubu dapat terbuat dari kayu, eraka, erakan, jaring, ataupun kawat.
Pengoperasiannya dilakukan secara pasif, yaitu menunggu ikan masuk ke dalam bubu dan
terperangkap hingga tidak dapat keluar. Dalam pengoperasiannya, adakalanya nelayan
menyamarkan bubu dengan cara menimbun dengan bongkahan karang, sehingga dapat
menimbulkan kerusakan terumbu karang. Pemasangan bubu yang demikian dapat
menyebabkan terumbu karang terbongkar, patah dan mengalami kematian.
Penggunaan alat bantu penangkapan, seperti umpan (bait), pada bubu dasar atau bubu
karang merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan efektivitas penangkapan dan
sekaligus dapat mencegah masalah kerusakan terumbu karang. Beberapa ahli perikanan
sependapat bahwa umpan merupakan alat bantu perangsang yang mampu memikat sasaran
penangkapan dan sangat berpengaruh untuk meningkatkan efektivitas alat tangkap.Ikan akan
memberikan respon terhadap lingkungan sekelilingnya melalui indera penciuman dan
penglihatan. Tertariknya ikan terhadap umpan disebabkan oleh rangsangan berupa rasa, bau,
bentuk, erakan dan warna. Kebanyakan ikan akan memberikan reaksi jika benda yang dilihat
bergerak, mempunyai bentuk, warna dan bau.
Pengetahuan tentang berbagai jenis makanan yang biasa dimakan ikan sangat berguna
untuk usaha penangkapan ikan, terutama dari jenis-jenis yang ekononis penting. Hal ini
terkait dengan penggunaan jenis makanan sebagai umpan ikan yang menjadi target
penangkapan.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Penulis dapat mendiskripsikan pengertian alat tangkap ikan khususnya bubu.
2. Penulis dapat mengetahui spesifikasi alat tangkap (alat dan kegunaan) bubu.
3. Penulis dapat mengetahui cara pengoperasian alat tangkap bubu tersebut.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu dapat menjadi masukan bagi semua
sebagai pengetahuan dan menamabah wawasan tentang alat tangkap ikan.
BAB II
PEMBAHASAN

Deskripsi Alat Tangkap


Definisi dan Klasifikasi Alat Tangkap
Bubu adalah alat tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan, yang berupa
jebakan, dan bersifat pasif. Bubu sering juga disebut perangkap “ traps “ dan penghadang
“guiding barriers”. Alat ini berbentuk kurungan seperti ruangan tertutup sehingga ikan tidak
dapat keluar. Bubu merupakan alat tangkap pasif, tradisional yang berupa perangkap ikan
tersebut dari bubu, rotan, kawat, besi, jaring, kayu dan plastik yang dijalin sedemikian rupa
sehingga ikan yang masuk tidak dapat keluar. Prinsip dasar dari bubu adalah menjebak
penglihatan ikan sehingga ikan tersebut terperangkap di dalamnya, alat ini sering diberi nama
ftshing pots atau fishing basket.
Bubu adalah perangkap yang mempunyai satu atau dua pintu masuk dan dapat
diangkat ke beberapa daerah penangkapan dengan mudah, dengan atau tanpa perahU.
Teknologi penangkapan menggunakan bubu banyak dilakukan di negaranegara yang
menengah maupun maju. Untuk skala kecil dan menengah banyak dilakukan di perairan
pantai, hampir seluruh negara yang masih belum maju perikanannya, sedangkan untuk negara
dengan sistem perikanan yang maju pengoperasiannya dilakukan dilepas pantai yang
ditujukan untuk menangkap ikan-ikan dasar, kepiting, udang yang kedalamannya 20 m
sampai dengan 700 m. Bubu skala kecil ditujukan untuk menagkap kepiting, udang, keong,
dan ikan dasar di perairan yang tidak begitu dalam.
Bentuk dari bubu bermacam-macam yaitu bubu berbentuk lipat, sangkar (cages),
silinder (cylindrical), gendang, segitiga memanjakan (kubus), atau segi banyak, bulat
setengah lingkaran dan lain-lainnya. Secara garis besar bubu terdiri dari badan (body), mulut
(funnel) atau ijeb dan pintu. Badan bubu berupa rongga, tempat dimana ikan-ikan terkurung.
Mulut bubu (funnel) berbentuk corong, merupakan pintu dimana ikan dapat masuk tapi tidak
dapat keluar dan pintu bubu merupakan bagaian temapat pengambilan hasil tangkapan.

SPESIFIKASI ALAT TANGKAP BUBU


Jenis-Jenis Bubu
Dalam operasionalnya, bubu terdiri dari tiga jenis, yaitu :
1. Bubu Dasar (Ground Fish Pots).
Bubu yang daerah operasionalnya berada di dasar perairan.
2. Bubu Apung (Floating Fish Pots).
Bubu yang dalam operasional penangkapannya diapungkan.
3. Bubu Hanyut (Drifting Fish Pots).
Bubu yang dalam operasional penangkapannya dihanyutkan.
Disamping ketiga bubu yang disebutkan di atas, terdapat beberapa jenis bubu yang lain
seperti:
4. Bubu Jermal.
Termasuk jermal besar yang merupakan perangkap pasang surut (tidal trap)
5. Bubu Ambai.
Disebut juga ambai benar, bubu tiang, termasuk pasang surut ukuran kecil.
6. Bubu Apolo
Hampir sama dengan bubu ambai, bedanya ia mempunyai 2 kantong, khusus
menangkap udang rebon.

Konstruksi Bubu
Bentuk bubu bervariasi. Ada yang seperti sangkar (cages), silinder
(cylindrical),gendang, segitiga memanjang (kubus) atau segi banyak, bulat setengah
lingkaran, dll. Bahan bubu umumnya dari anyaman bambu (bamboo`s splitting or-screen).
Secara umum, bubu terdiri dari bagian-bagian badan (body), mulut (funnel) atau ijeh,
pintu.Badan (body).Berupa rongga, tempat dimana ikan-ikan terkurung.Mulut
(funnel).Berbentuk seperti corong, merupakan pintu dimana ikan dapat masuk tidak dapat
keluar.Pintu.Bagian tempat pengambilan hasil tangkapan.
1. Bubu Dasar (Ground Fish Pots)
Untuk bubu dasar, ukuran bubu dasar bervariasi, menurut besar kecilnya yang dibuat menurut
kebutuhan. Untuk bubu kecil, umumnya berukuran panjang 1m, lebar 50-75 cm, tinggi 25-30
cm. untuk bubu besar dapat mencapai ukuran panjang 3,5 m, lebar 2 m, tinggi 75-100 cm.
2. Bubu Apung (Floating Fish Pots)
Tipe bubu apung berbeda dengan bubu dasar. Bentuk bubu apung ini bisa silindris, bisa juga
menyerupai kurung-kurung atau kantong yang disebut sero gantung. Bubu apung dilengkapi
dengan pelampung dari bambu atau rakit bambu yang penggunaannya ada yang diletakkan
tepat di bagian atasnya.
3. Bubu Hanyut (Drifting Fish Pots)
Bubu hanyut atau “ pakaja “ termasuk bubu ukuran kecil, berbentuk silindris, panjang 0,75 m,
diameter 0,4-0,5 m.
4. Bubu Jermal
Ukuran bubu jermal, panjang 10 m, diameter mulut 6 m, besar mata pada bagian badan 3 cm
dan kantong 2 cm.
5. Bubu Ambai
Bubu ambai termasuk perangkap pasang surut berukuran kecil, panjang keseluruhan antara 7-
7,5 m. bahan jaring terbuat dari nilon (polyfilament). Jaring ambai terdiri dari empat bagian
menurut besar kecilnya mata jaring, yaitu bagian muka, tengah, belakang dan kantung. Mulut
jaring ada yang berbentuk bulat, ada juga yang berbentuk empat persegi berukuran 2,6 x 4,7
m. pada kanan-kiri mulut terdapat gelang, terbuat dari rotan maupun besi yang jumlahnya 2-4
buah. Gelang- gelang tersebut dimasukkan dalam banyaknya jaring ambai dan dipasang
melintang memotong jurusan arus. Satu deretan ambai terdiri dari 10-22 buah yang
merupakan satu unit, bahkan ada yang mencapai 60-100 buah/unit.
6. Bubu Apolo
Bahan jaring dibuat dari benang nilon halus yang terdiri dari bagian-bagian mulut, badan,
kaki dan kantung. Panjang jaring keseluruhan mencapai 11 m. Mulut jaring berbentuk empat
persegi dengan lekukan bagian kiri dan kanan. Panjang badan 3,75 m, kaki 7,25 m dan lebar
0,60 m. pada ujubg kaki terdapat mestak yang selanjutnya diikuti oleh adanya dua kantung
yang panjangnya 1,60 m dan lebar 0,60 m.

Teknik pengoperasian dan cara kerja alat tangkap bubu


Dalam operasiannya, bubu terdiri dari tiga jenis, yaitu :
1. Bubu Dasar (Ground Fish Pots).: Bubu yang daerah operasionalnya berada di dasar
perairan. Pengoperasiannya yaitu dengan cara bubu tersebut diletakkan didasar perairan
karang lalu ditinggal beberapa jam setelah itu bubu diangkat kembali untuk melihat dan
mengambil hasil tangkapannya. Untuk bubu dasar, ukuran bubu dasar bervariasi, menurut
besar kecilnya yang dibuat menurut kebutuhan. Untuk bubu kecil, umumnya berukuran
panjang 1m, lebar 50-75 cm, tinggi 25-30 cm. untuk bubu besar dapat mencapai ukuran
panjang 3,5m, lebar 2 m, tinggi 75-100 cm. Hasil tangkapan dengan bubu dasar umumnya
terdiri dari jenis-jenis ikan, udang kualitas baik, seperti Kwe (Caranx spp), Baronang
(Siganus spp), Kerapu (Epinephelus spp), Kakap ( Lutjanus spp), kakatua (Scarus spp), Ekor
kuning (Caeslo spp), Ikan Kaji (Diagramma spp), Lencam (Lethrinus spp), udang penaeld,
udang barong, kepiting, rajungan, dll.
2. Bubu Apung (Floating Fish Pots): Bubu yang dalam operasional penangkapannya
diapungkan atau dengan cara dilabuhkan melalui tali panjang dan dihubungkan dengan
jangkar. Tipe bubu apung berbeda dengan bubu dasar. Bentuk bubu apung ini bisa silindris,
bisa juga menyerupai kurung-kurung atau kantong yang disebut sero gantung. Bubu apung
dilengkapi dengan pelampung dari bambu atau rakit bambu yang penggunaannya ada yang
diletakkan tepat di bagian atasnya. Hasil tangkapan bubu apung adalah jenis-jenis ikan
pelagik, seperti tembang, japuh, julung-julung, torani, kembung, selar, dll. Pengoperasian
Bubu apung dilengkapi pelampung dari bambu atau rakit bambu, dilabuh melalui tali panjang
dan dihubungkan dengan jangkar. Panjang tali disesuaikan dengan kedalaman air, umumnya
1,5 kali dari kedalaman air.
3. Bubu Hanyut (Drifting Fish Pots) : Bubu yang dalam operasional penangkapannya
dihanyutkan. Bubu hanyut atau “ pakaja “ termasuk bubu ukuran kecil, berbentuk silindris,
panjang 0,75 m, diameter 0,4-0,5 m. Hasil tangkapan bubu hanyut adalah ikan torani, ikan
terbang (flying fish). Pada waktu penangkapan, bubu hanyut diatur dalam kelompok-
kelompok yang kemudian dirangkaikan dengan kelompok-kelompok berikutnya sehingga
jumlahnya banyak, antara 20-30 buah, tergantung besar kecil perahu/kapal yang digunakan
dalam penangkapan.
Operasi penangkapan dilakukan sebagai berikut :
1. Pada sekeliling bubu diikatkan rumput laut.
2. Bubu disusun dalam 3 kelompok yang saling berhubungan melalui tali penonda (drifting
line). Penyusunan kelompok (contohnya ada 20 buah bubu) : 10 buah diikatkan pada ujung
tali penonda terakhir, kemudian kelompok berikutnya terdiri dari 8 buah dan selanjutnya 4
buah, lalu disambung dengan tali penonda yang langsung diikatkan dengan perahu penangkap
dan diulur sampai ± antara 60 -150 m.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kontruksi alat tangkap bubu terdiri dari badan (body), mulut (funnel),atau
ijeb,pintu,tali,penanda dan umpan. Tehnik pengoperasian alat tangkap bubu dimulai dari
setting sampai hauling yang diperlukan beberapa hari untuk mendapatkan hasil
tangkapan.aplikasi bubu terhadap hasil tangkapan ikan yaitu memiliki produktivitas
tangkapan yang cukup tinggi dan merupakan alat tangkap ramah lingkungan yang digunakan
untuk keberlanjutan usaha perikanan.

Anda mungkin juga menyukai