Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

METODE PENANGKAPAN IKAN


BUBU (PORTABLE TRAPS)

DISUSUN OLEH :
NAMA : VERONIKA DEVITA AYU TIRA PUTRI
NIM : 185080407111028
KELAS : AO2 GENAP
PRODI : AGROBISNIS PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat dan
hidayah-Nya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang dimiliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca dan teman –
teman untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Malang, 14 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….
1.1 Latar Belakang……………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………..
1.3 Tujuan………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..
2.1 Pengertian Bubu……………………………………………………
2.2 Klasifikasi Bubu……………………………………………………
2.3 Konstruksi Bubu……………………………………………………
2.4 Cara Pembuatan Bubu………………………………………………
2.5 Operasi Penangkapan dengan Bubu………………………………..
2.6 Hasil Tangkapan……………………………………………………
2.7 Alat Bantu Penangkapan……………………………………………
BAB III PENUTUP…………………………………………………………….
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….
3.2 Saran………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Potensi sumberdaya ikan di Indonesia cukup besar mengingat luasnya wilayah
perairan yang ada di Indonesia. Jenis-jenis ikan yang ekonomis penting dan memiliki
harga jual tinggi antara lain adalah ikan kakap, kerapu, baronang, ekor kuning, dan
lain-lain. Pada umumnya harga jual komoditas perikanan tersebut akan lebih tinggi jika
dipasarkan dalam kondisi hidup.
Pemanfaatan sumberdaya ikan dilakukan dengan berbagai jenis alat
penangkapan ikan. Salah satu jenis alat penangkapan ikan yang umumnya digunakan
adalah bubu (trap). Ikan hasil tangkapan bubu memiliki beberapa kelebihan, antara lain
tertangkap dalam kondisi hidup (segar) serta tidak mengalami kerusakan fisik karena
ruangan bubu yang relatif luas yang memungkinkan ikan dapat bergerak bebas di
dalamnya. Ikan-ikan yang tertangkap dalam kondisi demikian memiliki harga jual yang
relatif tinggi.
Usaha perikanan bubu (trap) telah berkembang dengan baik di seluruh perairan
Indonesia, terutama di wilayah pesisir yang memiliki habitat terumbu karang. Umumnya
ikan-ikan yang menjadi target penangkapan adalah jenis ikan karang yangt memiliki
nilai jual tinggi, seperti ikan kakap, kerapu, baronang, ekor kuning, lobster, gurita, dan
lain-lain.
Penggunaan alat bantu penangkapan, seperti umpan (bait), pada bubu dasar
atau bubu karang merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan efektivitas
penangkapan dan sekaligus dapat mencegah masalah kerusakan terumbu karang.
Beberapa ahli perikanan sependapat bahwa umpan merupakan alat bantu perangsang
yang mampu memikat sasaran penangkapan dan sangat berpengaruh untuk
meningkatkan efektivitas alat tangkap. Menurut Gunarso (1985), ikan akan
memberikan respon terhadap lingkungan sekelilingnya melalui indera penciuman dan
penglihatan. Tertariknya ikan terhadap umpan disebabkan oleh rangsangan berupa
rasa, bau, bentuk, gerakan dan warna. Kebanyakan ikan akan memberikan reaksi jika
benda yang dilihat bergerak, mempunyai bentuk, warna dan bau.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah konstruksi alat tangkap bubu?
2. Bagaimanakah cara pembuatan alat tangkap bubu?
3. Bagaimanakah pengoperasian alat tangkap bubu?
4. Apa sajakah hasil tangkapan dengan menggunakan alat tangkap bubu?
5. Apa saja alat bantu untuk alat tangkap bubu?

1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi alat tangkap bubu,
metode pengoperasiannya termasuk alat bantu penangkapan bubu dan ikan yang
berhasil ditangkap dengan menggunakan alat tangkap bubu.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bubu


Bubu adalah alat tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan, yang
berupa jebakan, dan bersifat pasif. Bubu sering juga disebut perangkap “ traps “ dan
penghadang “guiding barriers”. Alat ini berbentuk kurungan seperti ruangan tertutup
sehingga ikan tidak dapat keluar. Bubu merupakan alat tangkap pasif, tradisional yang
berupa perangkap ikan tersebut dari bubu, rotan, kawat, besi, jaring, kayu dan plastik
yang dijalin sedemikian rupa sehingga ikan yang masuk tidak dapat keluar. Prinsip
dasar dari bubu adalah menjebak penglihatan ikan sehingga ikan tersebut
terperangkap di dalamnya, alat ini sering diberi nama ftshing pots atau fishing
basket.(Brandt, 1984).
Bubu adalah perangkap yang mempunyai satu atau dua pintu masuk dan
dapat diangkat ke beberapa daerah penangkapan dengan mudah, dengan atau tanpa
perahu (Rumajar, 2002). Menurut Martasuganda, (2005)Teknologi penangkapan
menggunakan bubu banyak dilakukan di negaranegara yang menengah maupun
maju. Untuk skala kecil dan menengah banyak dilakukan di perairan pantai, hampir
seluruh negara yang masih belum maju perikanannya, sedangkan untuk negara
dengan sistem perikanan yang maju pengoperasiannya dilakukan dilepas pantai yang
ditujukan untuk menangkap ikan-ikan dasar, kepiting, udang yang kedalamannya 20 m
sampai dengan 700 m. Bubu skala kecil ditujukan untuk menagkap kepiting, udang,
keong, dan ikan dasar di perairan yang tidak begitu dalam.

2.2 Klasifikasi Bubu


Subani dan Barus (1989), menyatakan bahwa Bentuk dari bubu bermacam-
macam yaitu bubu berbentuk lipat, sangkar (cages), silinder (cylindrical), gendang,
segitiga memanjakan (kubus), atau segi banyak, bulat setengah lingkaran dan lain-
lainnya. Secara garis besar bubu terdiri dari badan (body), mulut (funnel) atau ijeb dan
pintu. Badan bubu berupa rongga, tempat dimana ikan-ikan terkurung. Mulut bubu
(funnel) berbentuk corong, merupakan pintu dimana ikan dapat masuk tapi tidak dapat
keluar dan pintu bubu merupakan bagaian temapat pengambilan hasil tangkapan.
Menurut Brandt (1984), mengklasifikasi bubu menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Berdasarkan sifatnya sebagai tempat bersembunyi / berlindung
a. Perangkap menyerupai sisir (brush trap)
b. Perangkap bentuk pipa (eel tubes)
c. Perangkap cumi-cumi berbentuk pots (octoaupuspots)
2. Berdasarkan sifatnya sebagai penghalang
a. Perangkap yang terdapat dinding / bendungan
b. Perangkap dengan pagar-pagar (fences)
c. Perangkap dengan jeruji (grating)
d. Ruangan yang dapat terlihat ketika ikan masuk (watched chambers)
3. Berdasarkan sifatnya sebagai penutup mekanis bila tersentuh
a. Perangkap kotak (box trap)
b. Perangkap dengan lengkungan batang (bend rod trap)
c. Perangkap bertegangan (torsion trap)
4. Berdasarkan dari bahan pembuatnya
a. Perangkap dari bahan alam (genuine tubular traps)
b. Perangkap dari alam (smooth tubular)
c. Perangkap kerangka berduri (throrrea line trap)
5. Berdasarkan ukuran, tiga dimensi dan dilerfgkapi dengan penghalang
a. Perangkap bentuk jambangan bunga (pots)
b. Perangkap bentuk kerucut (conice)
c. Perangkap berangka besi

2.3 Konstruksi Bubu


Bentuk bubu bervariasi. Ada yang seperti sangkar (cages), silinder
(cylindrical), gendang, segitiga memanjang (kubus) atau segi banyak, bulat setengah
lingkaran, dll. Bahan bubu umumnya dari anyaman bambu (bamboo`s splitting or-
screen).
Secara umum, bubu terdiri dari bagian-bagian badan (body), mulut (funnel)
atau ijeh, pintu.
 Badan (body).
Berupa rongga, tempat dimana ikan-ikan terkurung.
 Mulut (funnel).
Berbentuk seperti corong, merupakan pintu dimana ikan dapat masuk tidak
dapat keluar.
 Pintu.
Bagian tempat pengambilan hasil tangkapan.

a. Bubu Dasar
(Ground Fish Pots)
Untuk bubu dasar, ukuran bubu dasar bervariasi, menurut besar kecilnya yang
dibuat menurut kebutuhan. Untuk bubu kecil, umumnya berukuran panjang 1 m,
lebar 50-75 cm, tinggi 25-30 cm. untuk bubu besar dapat mencapai ukuran panjang
3,5 m, lebar 2 m, tinggi 75-100 cm.

b. Bubu Apung (Floating Fish Pots)

Tipe bubu apung berbeda dengan bubu dasar. Bentuk bubu apung ini bisa silindris,
bisa juga menyerupai kurung-kurung atau kantong yang disebut sero gantung.
Bubu apung dilengkapi dengan pelampung dari bambu atau rakit bambu yang
penggunaannya ada yang diletakkan tepat di bagian atasnya.

c. Bubu Hanyut (Drifting Fish Pots)

Bubu hanyut atau “ pakaja “ termasuk bubu ukuran kecil, berbentuk silindris,
panjang 0,75 m, diameter 0,4-0,5 m.

d. Bubu Jermal
Ukuran bubu jermal, panjang 10 m, diameter mulut 6 m, besar mata pada bagian
badan 3 cm dan kantong 2 cm.

e. Bubu Ambai

Bubu ambai termasuk perangkap pasang surut berukuran kecil, panjang


keseluruhan antara 7-7,5 m. bahan jaring terbuat dari nilon (polyfilament). Jaring
ambai terdiri dari empat bagian menurut besar kecilnya mata jaring, yaitu bagian
muka, tengah, belakang dan kantung. Mulut jaring ada yang berbentuk bulat, ada
juga yang berbentuk empat persegi berukuran 2,6 x 4,7 m. pada kanan-kiri mulut
terdapat gelang, terbuat dari rotan maupun besi yang jumlahnya 2-4 buah. Gelang-
gelang tersebut dimasukkan dalam banyaknya jaring ambai dan dipasang
melintang memotong jurusan arus. Satu deretan ambai terdiri dari 10-22 buah yang
merupakan satu unit, bahkan ada yang mencapai 60-100 buah/unit.

f. Bubu Apolo
Bahan jaring dibuat dari benang nilon halus yang terdiri dari bagian-bagian mulut,
badan, kaki dan kantung. Panjang jaring keseluruhan mencapai 11 m. Mulut jaring
berbentuk empat persegi dengan lekukan bagian kiri dan kanan. Panjang badan
3,75 m, kaki 7,25 m dan lebar 0,60 m. pada ujubg kaki terdapat mestak yang
selanjutnya diikuti oleh adanya dua kantung yang panjangnya 1,60 m dan lebar
0,60 m.

2.4 Cara Pembuatan Bubu


Bubu salah satu alat tangkap yang pasif dimana alat tangkap bubu di kategorikan
sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan. Dalam Pembuatan nya Bubu terbuat
dari beberapa bahan antara lain : Bubu Berbahan Kayu, Bubu Berbahan Besi dan
Bubu Berbahan Dari Kawat. Mengenal alat tangkap Bubu karena alat tangkap ini
terdiri dari beberapa bagian antara lain tubuh bubu, mulut bubu, dan badan bubu.
Biasanya Bubu dibuat dаrі kerangka besi galvanis (kawat seng) tahan karat,
kerangka tеrѕеbut disulam dеngаn jaring PE benang D6 disulam sehingga jarak antar
jaring maupun dеngаn kerangka besi rapat dan kuat, Penggunaan Sulaman Benang
PE di ganti dengan lembaran Kawat.
mulut jaring bubu ada 2 terletak disisi kiri dan kanan. Bentuknya mengkerucut kedalam
dan berfungsi ѕеbаgаі jalan masuk rajungan, kepiting totol ataupun kerang (keong)
dan lobster. Rangka bubu dibuat tіdаk permanen dan dараt mudah untuk dibuka dan
ditutup (dilipat), sehingga memudahkan nelayan memasang umpan pada pengait
umpan dan menebarnya kе laut уаng merupakan alat tangkap уаng ramah
lingkungan. Tetapi Untuk Bubu Kawat Rangka di Buat Permanen di karenakan tidak
menggunakan sulaman benang jarring bubu umumnya digunakan untuk menangkap
rajungan, tарі dalam perkembangannya jaring bubu јugа digunakan untuk menangkap
keong, Lobster dan perikanan lainnya tergantung kondisi wilayah, pengoperasian bubu
dеngаn cara:Pengait pintu dibuka disana terdapat besi tempat umpan, pasang ikan
(yang berbau menyengat) tusukkan pada besi umpan sebanyak 2 ѕаmраі 4 ikan
(Proporsional), selanjutnya pintu ditutup, selanjutnya masukkan bubu kе laut. Perlu dі
ingat Jaring bubu аdаlаh satu diantara alat tangkap уаng ramah lingkungan.

2.5 Operasi Penangkapan dengan Bubu


Adapun cara pengoprasian bubu sebagai berikut :
1. Pada sekeliling bubu diikatkan rumput laut.
2. Bubu disusun dalam 3 kelompok yang saling berhubungan melalui tali
penonda (drifting line).
3. Penyusunan kelompok (contohnya ada 20 buah bubu) : 10 buah diikatkan
pada ujung tali penonda terakhir, kelompok berikutnya terdiri dari 8 buah dan
selanjutnya 4 buah lalu disambung dengan tali penonda yang langsung diikat
dengan perahu penangkap dan diulur kira – kira antara 60 – 150 m.

4. Waktu pengoprasian bubu adalah 3 hari 2 malam. Menurut para nelayan


bubu, operasi penangkapan ikan dengan menggunakan bubu idealnya dilakukan
selama 3 hari 2 malam atau maksimal 4 hari 3 malam. Apabila terlalu lama
dioprasikan (lebih dari 4 hari), maka kelungkinan ikan yang tertangkap akan
mengalami kematian atau luka – luka.

2.6 Hasil Tangkapan


1. Bubu Dasar (Ground Fish Pots).
Hasil tangkapan dengan bubu dasar umumnya terdiri dari jenis-jenis ikan,
udang kualitas baik, seperti Kwe (Caranx spp), Baronang (Siganus spp), Kerapu
(Epinephelus spp), Kakap ( Lutjanus spp), kakatua (Scarus spp), Ekor kuning
(Caeslo spp), Ikan Kaji (Diagramma spp), Lencam (Lethrinus spp), udang penaeld,
udang barong, kepiting, rajungan, dll.
2. Bubu Apung (Floating Fish Pots).
Hasil tangkapan bubu apung adalah jenis-jenis ikan pelagik, seperti tembang,
japuh, julung-julung, torani, kembung, selar, dll.
3. Bubu Hanyut (Drifting Fish Pots).
Hasil tangkapan bubu hanyut adalah ikan torani, ikan terbang (flying fish).
4. Bubu Jermal
Hasil tangkapan dari pengoperasian alat tangkap diantaranya yaitu biang-biang
(Setipinna spp), bulu ayam (Engraulis spp), kasihmadu (Kurtus indicus), nomei
(Harpodon spp), gulamah (Scinea spp), puput, matabello (Pellona spp), bawal
putih (Pampus argentus), tenggiri (Sconberomorus spp), mayung (Arius spp),
jenis-jenis udang, golok-golok (Chirosenrus spp), kakap (Lates calcarifer),
senangin (Polynemus spp) selanget (Dorosoma spp), beloso (Sourida spp), pari
(Rays), dan lain-lain.
5. Bubu Ambai
Hasil tangkapan bubu ambai bervariasi menurut besar kecilnya mata jaring
yang digunakan. Namun, pada umumnya hasil tangkapannya adalah jenis-jenis
udang (Subani dan Barus, 1989).
6. Bubu Apolo
Hasil tangkapan bubu apolo sama dengan hasil tangkapan dengan
menggunakan bubu ambai, yakni jenis-jenis udang (Subani dan Barus, 1989).
2.7 Alat Bantu Penangkapan
Dalam operasi penangkapan, terdapat alat bantu penangkapan yang bertujuan
untuk mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak. Alat bantu penangkapan
tersebut antara lain:

a. Umpan
Umpan diletakkan di dalam bubu yang akan dioperasikan. Umpan yang
dibuat disesuaikan dengan jenis ikan ataupun udang yg menjadi tujuan
penangkapan.
b. Rumpon
Pemasangan rumpon berguna dalam pengumpulan ikan.
c. Pelampung
Penggunaan pelampung membantu dalam pemasangan bubu, dengan tujuan
agar memudahkan mengetahui tempat-tempat dimana bubu dipasang.
d. Perahu
Perahu digunakan sebagai alat transportasi dari darat ke laut (daerah tempat
pemasangan bubu).
e. Katrol
Membantu dalam pengangkatan bubu. Biasanya penggunaan katrol pada
pengoperasian bubu jermal.
BAB III
PENUTUP

3.3 Kesimpulan
Bubu adalah alat tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan, yang berupa
jebakan, dan bersifat pasif. Konstruksi alat tangkap bubu terdiri dari badan (body),
mulut (funnel) atau ijeb, pintu, tali, penanda, dan umpan. Aplikasi bubu terhadap hasil
tangkapan ikan yaitu memiliki produktivitas tangkapan yang cukup tinggi dan
merupakan alat tangkap ramah lingkungan yang digunakan untuk keberlanjutan usaha
perikanan.
3.4 Saran
Perlu dikembangkan dan disosialisasikan kembali alat tangkap ramah lingkungan
misalnya bubu. hal ini dikarenakan dengan menggunakan alat tangkap ramah
lingkungan maka suatu usaha perikanan dapat berkelanjutan dan lestari. Selain itu,
dikarenakan sudah terjadi kerusakan lingkungan perairan akibat alat tangkap yang
berbahaya dan merusak lingkungan. Apabila alat tangkap ramah lingkungan dapat
berkembang dan dimodifikasi lebih maju diharapkan menjadi alat tangkap yang efektif
dan efisien dalam kegiatan penangkapan ikan.
DAFTAR PUSTAKA

Von Brandt, A. 1984. Fish Catching Methods of The World. Fishing News Books. Ltd,
London. 190 hal
Subani, W. dan H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut Indonesia. Balai
penelitian Perikanan laut. Departemen Pertanian. Jakarta. 248 hal.
Martasuganda S. 2005. Bubu (Trasps). Bogor. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
http://www.fao.org/docrep/010/ah827o/ah827id04.htm. Diakses pada tanggal 14 Oktober
2018
http://robiblogaddes.blogspot.com/2016/12/makalah-teknik-penangkapan-ikan-bubu.html.
Diakses pada tanggal 14 Oktober 2018
http://makaira-indica.blogspot.com/2011/11/v-bubu.html. Diakses pada tanggal 14 Oktober
2018
https://pasberita.com/bubu-alat-tangkap-ikan-tradisional-asli-indonesia/. Diakses pada
tanggal 14 Oktober 2018
http://perikanan38.blogspot.com/2018/02/cara-membuat-bubu-ikan-dari-kawat.html. Diakses
pada tanggal 14 Oktober 2018
https://damnloveit.blogspot.com/2016/02/alat-tangkap-bubu.html. Diakses pada tanggal 14
Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai