Disusun Oleh:
ESAU WANNMA
NPM : 14455444618040
i
LEMBAR PENGESAHAN
Di Susun Oleh :
ESAU WANMA
NPM. 14455444618040
Dibimbing oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Fatmawati Marasabessy.S.Pi.M,Si
NIDN : 1411028901
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas atas
segala berkat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Proposal Praktik Kerja
Lapangan dapat diselesaikan.
Proposal praktek kerja lapangan dibuat untuk memenuhi program dalam
kartu rencana studi semester VI pada mata kuliah seminar proposal. Judul
proposal praktik kerja lapangan ini adalah Teknik Pengoprasian Alat Tangkap
Rawai Dasar Untuk Penangkapan Ikan Demersal di Perairan Kampung Kunef
Supiori Distrik Selatan Kabupaten Supiori.
Penulisan Proposal ini dapat diselesaikan berkat dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Selfinus Patiassina, S.Pi.,M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Dusye
Rutumalessy, S.Tr.Pi selaku Dosen Pembimbing II. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada:
1. Pdt. J.M. Leunufna, S.Th.,M. M.Pd. selaku Ketua Yayasan Kamasan Biak
2. Bapak Selfinus Patiassina, S.Pi., M.Si. selaku Direktur Akademi Perikanan
Kamasan Biak.
3. Bapak Desener Ongge, S.Pi., M.Si. selaku Wakil Direktur I Bidang
Akademik
4. Bapak Bernhard Katiandagho, S.Pi., M.Si selaku Wakil Direktur II bidang
Administrasi dan Keuangan.
5. Ibu Fatmawati Marasabessy, S.Pi., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pemanfatan Sumberdaya Perairan.
6. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Akademik Akademi Perikanan Kamasan Biak.
7. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa di sepertiga
malam, serta teman-teman terkasih pemilik harapan yang sama pada tahun
ini.
Saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diharapkan dalam rangka
perbaikan proposal ini.
B i a k, 08 April 2021
iv
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
1.3 Manfaat...........................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABE
vii
Tabel 1. Rincian alat dan bahan dalam 1 unit rawai dasar percobaan...................10
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Kabupaten Supiori adalah salah satu kabupaten yang berada pada wilayah
Provinsi Papua dimana secara geografis terletak antara 134o 67’ – 136o 48’ BT
dan 00o 55’ - 01º31’ LS. Dengan luas mencapai hingga 634,24 km 2 atau 0,2
persen dari keseluruhan wilayah Provinsi Papua menjadikan Kabupaten Supiori
sebagai kabupaten terkecil di Provinsi Papua. Secara administratif Kabupaten
Supiori memiliki 5 distrik, dimana Distrik Supiori Timur merupakan distrik yang
terluas yaitu mencapai 196,26 km2 sedangkan Distrik Supiori Selatan adalah
distrik yang terkecil dengan luas hanya mencapai 87,60 km2 atau hanya 13,81
persen dari total luas wilayah Kabupaten Supiori. Di bagian utara Kabupaten
Supiori berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian selatan
berbatasan dengan Selat Yapen. Sebelah barat berbatasan dengan Selat Aruri, dan
sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Biak Numfor (BPS Kabupaten
Supiori, 2020).
Distrik Supiori Selatan berjarak 29,00 km dari ibu kota kabupaten dengan
presentasi luas sebesar 13,81 persen dari total keseluruhan luar wilaya kabupaten.
Distrik Supiori Selatan memiliki 7 (tujuh) desa dengan ibu kota Fanindi, 6 (enam)
desa lainnya yaitu; Didiabolo, Odori, Biniki, Awaki, Warbefondi, dan Maryaidori.
Kampung Kunef terletak di Desa Didiabolo, yang dimana sebagian besar
penduduk bermukim sepanjang garis pantai. Sehingga sebagian besar penduduk
melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan gizi harian ataupun
untuk dijual.
1
sasaran tangkap. Pada perairan laut keberadaan sasaran tangkap dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) kelompok yaitu kelompok ikan permukaan (pelagis) dan
kelompok ikan dasar (demersal). Pengembangan alat penangkapan ikan tidak
hanya berorientasi pada banyaknya hasil tangkapan yang diperoleh dalam sekali
penurunan alat tangkap ikan namun harus memperhatikan azas sustainability,
guna mempertahankan kelestarian lingkungan.
Rawai (longline) merupakan salah satu dari sekian banyak jenis alat
tangkap yang dikategorikan sebagai alat tangkap rama lingkungan. Dalam
pengoperasian diperlukan pengetahuan secara teknis terkait alat tangkap dan
tingkah laku ikan yang menjadi tujuan tangkap serta faktor yang memberi
pengaruh.
1.2 Tujuan
2
3
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan pratek kerja lapangan ini adalah
penulis mampu:
1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan penulis tentang alat tangkap
rawai serta teknik penangkapan ikan demersal dengan alat tangkap rawai
dasar (bottom longline),
2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat setempat dalam pengembangan
alat tangkap rawai dan untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan demersal.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Desain dan konstruksi pancing disesuaikan dengan target ikan tangkapan
yang dikehendaki, sehingga terdapat berbagai bentuk dan ukuran pancing serta
sarana apung maupun alat bantu penangkapan ikan yang digunakan. Jadi rawai
dasar merupakan alat tangkap ikan yang diklasifikasikan ke dalam golongan hook
and line. Dimana rawai dasar terdiri dari pancing, tali, pemberat dan kail.
Keputusan Mentri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia
NOMOR.06/MEN/2010 Tentang Alat Penangkap Ikan Di Republik Indonesia
Menetapkan Alat Penangkapan Ikan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara
Republik Indonesia yang menurut jenisnya terdiri dari 10 ( sepuluh ) kelompok
yaitu:
1. Jaring Lingkar (surriunding nets)
2. Pukat Tarik (seine nets)
3. Pukat Hela (trawls)
4. Penggaruk (dredges)
5. Jaring Angkat (lift nets)
6. Alat yang di jatuhkan (falling gears)
7. Jaring Insang (gillnets and entangling nets)
8. Perangkap (traps)
9. Pancing (hook and lines)
10. Alat penjepit dan melukai (grapling and wounding)
Jenis alat tangkap pancing(hook and lines) adalah alat tangkap yang
paling selektif dan memenuhi kriteria persyaratan sebagai alat tangkap yang
ramah lingkungan (FAO, 1995).
6
dari baja dan dilapisi timah putih atau stainless dengan jenis mata pancing
berbalik kait dengan tujuan memudahkan ikan yang tertangkap setelah memakan
umpan. Sedangkan menurut Ruswanto (2004) pancing Rawai atau pancing Long
Line termasuk pancing ganda yaitu pancing yang terdiri dari lebih dari satu mata
pancing, misalnya satu tali di pasang beberapa mata pancing.
2.3 Umpan
7
tangkap tidak dapat dioperasikan yang dikarenakan berbagai faktor, seperti antara
lain keadaan cuaca, maka kawasan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai daerah
penangkapan ikan demikian pula jika terjadi sebaliknya (Indra, 2015).
Rawai dasar adalah suatu alat tangkap yang berbentuk tali panjang yang
dibentangkan secara horizontal, pada tali panjang (tali utama) diikatkan tali-tali
cabang secara vertikal dan diberi mata kail. Untuk mengetahui adanya alat
tangkap di perairan digunakan tanda dengan bantuan pelampung yang
dihubungkan oleh tali pelampung. Jenis rawai dasar yang telah umum dikenai
berdasarkan jenis ikan tujuan penangkapan adalah rawai kakap dan. rawai cucut
(Indra, 2015).
Ikan kakap memiliki mata merah yang cukup jelas dan bening. Mulutnya
cenderung lebar dengan posisi sedikit menyerong dengan bentuk geligi halus.
Warna punggungnya biru kehijauan atau keabu-abuan dengan sirip gelap. Pada
bagian bawah tubuh sebelum penutup insang terdapat duri kuat dan cuping
bergerigi pada bagian atas penutup insang tersebut. Di sekitar punggungnya
terdapat 7 hingga 9 sirip berjari-jari keras dan 10 hingga 11 sirip berjari-jari
lemah.
Ikan dengan gigi tajam yang berfungsi untuk mengoyak mangsa ini
dikaslifikasikan secara ilmiah sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
8
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Lutjanidae
Subphylum : Vertebrata
Class : Osteichtyes
Sub class : Actinopterigi
Ordo : Percomorphi
Sub ordo : Percoidea
9
Family : Serranidae
Genus : Cromileptes
Species : Cromileptes
altivelis
10
BAB III
METODE PRAKTEK
Praktek kerja lapangan dilaksanakan pada bulan April s/d Mei tahun 2021
berlokasi di Wilayah Perairan Kampung Kunef Distrik Supiori Selatan Kabupaten
Supiori
1. 1 (satu) unit alat tangkap rawai dasar dengan bahan pembentuk sesuai
Tabel 2.
2. Perahu motor tempel
3. Timbangan
4. Kamera
5. Coolbox
6. Mistar dan alat tulis
Tabel 1. Rincian alat dan bahan dalam 1 unit rawai dasar percobaan
NO URAIAN SPESIFIKASI VOLUME SATUAN
PA Monofilamen, 80 –
1 Tasik / senar 2 Roll
100 lbs
2 Tasik / senar PA Monofilamen 40 lbs 1 Roll
3 Hook / Mata pancing Galvanized, size no 8 45 Bh
4 Swivel No 1/0, 90 lbs. kuningan 2 Bh
5 Swivel 40 lbs, kuningan 45 Bh
6 Pelampung Y3 PVC 1 Bh
7 Tali PE Ø 5 mm 1 Roll
8 Tali PE Ø 4 mm 2 meter
9 Pelampung Bola Plastik Ø 22 cm 2 Bh
10 Timah 300 gram 1 Bh
11 Jangkar 1 kg 2 Bh
Bahan yang digunakan adalah daging ikan segar dan sontong sebagai
umpan, serta es batu sebagai pengawet.
11
3.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan,
maka terdapat beberapa metode pengumpulan data yaitu:
a. Wawancara yaitu; Melakukan tanya jawab secara langsung dengan
nelayan
b. Observasi yaitu; Mengamati dan turut serta langsung dalam proses
pengoperasian alat tangkap
c. Studi literature yaitu; Melakukan studi terhadap referensi yang
berhubungan dengan praktek.
Jenis data yang dikumpulkan dalam kegiatan praktek ini meliputi:
a. Data primer yaitu; data yang diperoleh secara langsung pada saat
melakukan kegiatan praktik
b. Data sekunder yaitu; data penunjang yang diperoleh dari lembaga yang
berkaitan dengan praktek.
12
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Supiori. 2020. Kabupaten Supiori dalam Angka
2020. Sorendidori
FAO. 1995. Code of Conduct for Responsible Fisheries. FAO Fisheri Department.
24p
George, J.P. 1993. Longline Fishing. FAO Training Series no. 22. ISBN 92-5-
103078-2. Rome
Indra Cahya, 2015. Pembuatan Dan Pengoprasian Rawai Dasar Dari Bahan
Monofilamen Dengan Pengatur Jarak Umpan Dari Dasar Perairan. BPPP
Ambon
13
Yaser Krisnafi. 2011. Konstruksi dan Pengoperasian Alat Tangkap Rawai Dasar
Dan Jenis Hasil Tangkapan. Pusat Penyuluhan Perikanan Dan Kelautan.
Jakarta
14