Disusun Oleh:
Adlina Aulia Firzanah
26040120140167
Ilmu Kelautan C
2.2.Manta Tow
60
50 Towing 1
40 Towing 2
30
20
10
0
H SC R A OBS OAS
4.2.Pembahasan
Pendataan manta tow dilakukan dengan menghitung presentase terumbu karang.
Presentase yang diamati yitu H (Hard coral), SC (Soft coral), R (Rubble), A (Algae), OBS (Other
Biotic Substrate), dan OAS (Other Abiotic Substrate). Parameter yang mendukung terjaganya
kualitas terumbu karang antara lain SC atau karang lunak, MA atau makroalga, dan OT atau
lainnya, karena tingginya persentase parameter tersebut dapat menentukan bahwa kehidupan biota
di sekitar terumbu karang masih terjaga, dan jika Nilai RB atau Coral Fault, RO atau Rock, SA
atau Sand, maka terumbu karang dapat mulai rusak karena hilangnya habitat biota pada ekosistem
tersebut.
Hasil dari manta tow yang dilakukan dapat dikatakan bahwa pada lokasi pengambilan data
didominasi oleh karang keras (Hard coral) dilanjut dengan patahan karang, karang lunak (Soft
coral) dan karang-karang mati. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
terumbu karang di Pulau Gleyangan Taman Nasional Karimunjawa dapat diklasifikasikan dalam
kondisi baik. Tingginya presentase H (Hard coral) di Pulau Gleyangan menunjukan bahwa
kehidupan terumbu karang masih terjaga ekosistemnya. Pulau Gleyangan juga menjadi daya tarik
bagi wisatawan untuk wisata bawah laut seperti diving dan snorkeling. Kegiatan pendataan kondisi
terumbu karang seperti ini harus rutin dilakukan agar ekosistem terumbu karang tetap terjaga.
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
1. Metode manta tow adalah suatu teknik pengamatan terumbu karang dengan cara pengamat
di belakang perahu kecil bermesin dengan menggunakan tali sebagai penghubung antara
perahu dengan pengamat. Dengan kecepatan perahu yang tetap dan melintas di atas
terumbu karang dengan lama tarikan 2 menit, pengamat akan melihat beberapa obyek yang
terlintas serta nilai persentase penutupan karang hidup (karang keras dan karang lunak) dan
karang mati. Data yang diamati dicatat pada tabel data dengan menggunakan nilai kategori
atau dengan nilai persentase bilangan bulat.
2. Hasil dari manta tow yang dilakukan dapat dikatakan bahwa pada lokasi pengambilan data
didominasi oleh karang keras (Hard coral) dilanjut dengan patahan karang, karang lunak
(Soft coral) dan karang-karang mati. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan
bahwa terumbu karang di Pulau Gleyangan Taman Nasional Karimunjawa dapat
diklasifikasikan dalam kondisi baik.
5.2.Saran
1. Memperhatikan terumbu karang lebih cermat agar hasil presentase terumbu karang lebih
akurat.
2. Memeriksa kembali peralatan selam untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada saat
melakukan pendataan.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, D. S., Purnomo, P. W., & Supriharyono, S. (2018). Potensi kerusakan terumbu karang
pada kegiatan wisata snorkeling di destinasi wisata Taman Nasional Karimunjawa. Jurnal
Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 10(2), 419-429.
Bahri, S., Purnama, D. A., Syawal, S., & Khairi, I. (2020). Evaluasi Tutupan Terumbu Karang
Berbasis Masyarakat Di Wilayah Kawasan Konservasi Perairan Daerah (Kkpd) Kabupaten
Aceh Selatan. Jurnal Laot Ilmu Kelautan, 2(2), 129-136.
Rudi, E dan S. Yusri. 2013. Metode Monitoring Terumbu Karang. Yayasan Terumbu Karang
Indonesia, Jakarta.
Sulisyati, R., Poedjirahajoe, E., WF, L. R., & Fandeli, C. (2014). Karakteristik Terumbu Karang
di Zona Pemanfaatan Wisata Taman Nasional Karimunjawa (Coral Reef Characteristic of
Tourism Zone, Karimunjawa National Park). ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of
Marine Sciences, 19(3), 139-148.